You are on page 1of 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Menurut data Badan Pusat Ststistik Provinsi Papua, bulan Maret 2017

menunjukkan 27,62 persen penduduk Papua masih dibawah garis kemiskinan,

jauh diatas angka kemiskinan nasional yang sebesar 10,64 persen.Angka tersebut

sedikit menurun dibandingkan publikasi BPS bulan September 2016 yang sebesar

28,4 persen.

Kemudian dari tingkat kesenjangan pendapatan yang dilihat dari indeks

Gini menunjukan terjadinya penurunan dilihat dari nilai Gini 0,399 pada rilis

September 2016 menjadi 0,397 pada rilis Maret 2017.Namun secara berturut-

turut nilai Gini Provinsi Papua masih berada di atas rata-rata Nasional.

Selain itu,kesenjangan antara pengeluaran rata-rata penduduk miskin

dengan Garis Kemiskinan (GK) yang ditunjukkan oleh Indeks Kedalaman

Kemiskinan (P1) naik dibandingkan dengan rili ssebelumnya. Kemudian,

ketimpangan kesejahteraan di antara kelompok penduduk miskin (P2) juga

mengalami kenaikan,tercermin dari Indek Keparahan Kemiskinan yang dirilis

oleh BPS pada bulan Maret 2017 naik menjadi 2,82 dari sebelumnya September

2016 sebesar 2.65. Sementara itu, garis kemiskinan Papua mengalami kenaikan

dari periode sebelumnya (September 2016) sebesar Rp440.021,00 menjadi

Rp457.541,00 pada Maret 2017.

Sementara itu,berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Jayapura

mengenai jumlah penduduk miskin berdasarkan total hasil proyeksi pada tahun

1
2016 adalah sebesar 123.780 jiwa, sebanyak 16.760 jiwa digolongkan sebagai

penduduk miskin, atau dengan kata lain ada sebanyak 13.49 persen penduduk

yang tergolong miskin.

Kabupaten Jayapura merupakan salah satu wilayah pemerintahan di

Provinsi Papua dengan jumlah penduduk sebanyak 111,943 jiwa serta kepadatan

penduduk sebesar 6,39 jiwa/km2 yang tersebar pada 19 distrik dalam 139

kampung serta 5 kelurahan. Berdasarkan sumber diatas, yang secara umum

menjelaskan gambaran kemiskinan kabupaten Jayapura sebesar 13.49 persen dari

16.760 jiwa memiliki potensi besar untuk membangun dan mengembangkan

usaha berbasis social di bidang usaha mikro kecil yang perlu disesain secara nyata

untuk menjawab persoalan perbaikan taraf hidup warga sesuai indicator yang

dikeluarkan pemerintah secara nasional.

Fokus pengembangan usaha berbasis social yang dikembangkan terpusat

baik individu, keluarga, kelompok dalam komunitas berdasarkan keret (marga)

maupun komunitas secara umum antar kampung atau antar Distrik bahkan

sampai tingkat Kabupaten.

Sementara bila dilihat dari jaringan social masyarakat serta model

pembangunan wilayah Kabupaten Jayapura saat ini yang lebih diarahkan pada

membangun dan mengembangkan ekonomi warga kampung, maka koperasi

masih merupakan solusi terbaik.

Berbagai program pemberdayaan masyarakat telah diupayakan pemerintah

daerah maupun organisasi kemasyarakatan lainnya untuk meningkatkan

2
kesejahteraan warga kampung. Kegiatan pemberdayaan yang dilakukan bertujuan

untuk meningkatkan pendapatan warga kampung melalui koperasi.

Menurut Hutasuhut (2005), Koperasi merupakan salah satu bentuk badan

usaha yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yang pantas untuk

ditumbuh kembangkan sebagai badan usaha penting dan bukan sebagai

alternative terakhir.

Menurut Undang-Undang Koperasi No.25 tahun 1992 pasal 1“koperasi

adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum

Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat berdasar atas asas kekeluargaan”.

Koperasi sebagai badan usaha senantiasa harus diarahkan dan didorong

untuk ikut berperan secara nyata meningkatkan pendapat dan kesejahteraan

anggotanya agar mampu mengatasi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan

sosial,sehingga lebih mampu berperan sebagai wadah ekonomi warga. Hal ini

mengandung arti bahwa dalam suatu masyarakat dimana para anggotanya

berkeadaan ekonomi lemah ,maka koperasi mempunyai peranan yang penting

untuk mengatasi/menanggulangi kesulitan-kesulitan ekonominya.

Sementara itu, menurut pendapat Kadis Perindakop dan UKM Kabupaten

Jayapura Engel Wally dalam http://tabloidjubi.com diakses tanggal 2 Agustus

2018 dijelaskan bahwa“Sesuai data yang terhimpun di Dinas Perindustrian

Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menegah (Perindakop dan UKM)

Kabupaten Jayapura, 134 unit koperasi dari 218 didaerah tersebut, atau lebih

dari 60 persen, tidak aktif”.

3
Selanjutnya, diperkuat juga dengan pendapat Kepala Bidang Pendaftaran

dan Pemberdayaan Kelembagaan Usaha Koperasi, OktovinaAnto, mengatakan

jumlah koperasi yang tidak aktif karena kurang komunikasi di antara pengurus,

Badan usaha tidak menetap (hanya pinjam tempat dan nama), dan terbentuk

secara tiba-tiba tanpa bantuan pemerintah. “Dari jumlah yang ada kebanyakan

hanya musiman. Ketika ada bantuan pemerintah tentang, tiba- tiba badan

usaha ini berdiri. Pengurusnya tidak tahu dimana, anggotanya juga dimana,

semuanya kabur,”.

Perkembangan koperasi dikabupaten jayapura pada tahun 2015 sampai

2017 belum menunjukan perkembangan seperti tersaji dalam Tabel berikut.

Tabel1.1.
Distribusi Koperasi Menurut Status Aktif dan Tidak Aktif diKabupaten
Jayapura

No Koperasi 2015 2016 2017


1 Aktif 84 144 183
2 Tidak Aktif 134 86 120
3 Jumlah 218 230 330
Sumber: jubi, 2018

Sementara bila dilihat dari jenis koperasi yang terdaftar di Kabupaten

Jayapura berjumlah kurang lebih 10 (sepuluh) jenis badan usaha yang tersebar

dalam 19 (Sembilan belas) distrik sebagaimana tersaji dalam Tabel 1.2.berikut:

4
Tabel 1.2
Jumlah dan Jenis Koperasi di Kabupaten Jayapura
JUMLAHKOPERASI
No DISTRIK
KUD KSU KSP KPN Koperma Puskop Ternak Kopwan Kopkar Lainnya Total
1 Kaureh 3 2 - - - - - - 1 3 9
2 Airu 1 - - - - - - - - 1 2
3 Yapsi 3 - - - - - - - - 1 4
4 Kemtuk 2 1 - 1 - - 1 - - 3 8
5 KemtukGresi 4 1 - - 2 - - - - 1 8
6 GresiSelatan 1 - - - - - - - - - 1
7 Nimboran - 1 - 1 1 - - - - 4 7
8 Namblong 3 4 - - 1 - 1 - - - 9
9 Nimbokrang 1 6 - - - - - - - 5 12
10 UnurumGuay 1 3 - - 2 - - - - - 6
11 Demta 1 - - - 6 - - - 1 - 8
12 Yokari 1 - - - - - - - - 1 2
13 Depapre 4 2 - 1 1 - - 2 - 2 12
14 RaveniRara 3 - - - 1 - - - - - 3
15 SentaniBarat 1 2 - 1 1 - - - - 1 6
16 Waibu - 1 - - - - - 1 - 1 3
17 Sentani 3 20 2 7 - 1 - 1 3 12 48
18 Ebungfau 1 2 - - 1 - - - - - 4
19 SentaniTimur 4 2 1 1 - - - - - 4 12
Jumlah 37 46 3 12 16 1 2 4 5 39 165
Sumber Data: Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah tahun 2016

Terbentuknya koperasi serba usaha Nimboran Kencana di desa besum

diharapkan menjadi salah satu sarana untuk memerangi kemiskinan di Besum dari

keterbelakangan serta untuk meningkatkan kesejahteraan serta memeratakan hasil

pembangunan menuju keadilan ekonomi yang akan bermuara pada perbaikan

kelas social atau golongan dalam struktur ekonomi disebut golongan kaya dan

golongan miskin. Lahirnya koperasi Nimboran Kencana di desa Besum

diharapkan menjadi soko guru atau menjadi tulang tempat peningkatan ekonomi

masyarakat kearah yang lebih baik.

5
Pembentukan Koperasi serba usaha Nimboran Kencana di desa Besum

adalah merupakan suatu badan usaha yang secara umum manajemen tata

kelolanya untuk memenuhi kebutuhan warga di setor pertanian dalam arti luas,

dimana tingkat kemiskinan diKabupaten Jayapura terkonsentrasi pada kampong

local ini terlihat dari kemampuan belanja warga yang masih sangat rendah bila

dibandingkan dengan ukuran nasional.

1.2. Perumusan Masalah

Merujuk pada latar belakang masalah yang diungkapkan sebelumnya di

atas, maka akan penulis sajikan rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana perkembangan koperasi serba usaha Nimboran Kencana di

distrik Namblong Kabupaten Jayapura ?

2. Bagaimana peranan koperasi serba usaha Nimboran Kecana dalam

meningkatkan pendapatan masyarakat di distrik Namblong Kabupaten

Jayapura?

3. Apa kendala-kendala koperasi serba usaha Nimboran Kencana dalam

meningkatkan pendapatan masyarakat di distrik Namblong Kabupaten

Jayapura?

1.3. TujuanPenelitian

Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Menganalisis perkembangan Koperasi Serba Usaha Nimboran Kencana di

distrik Namblong Kabupaten Jayapura.

6
2. Menganalisis peranan koperasi serba usaha nimboran kencana dalam

meningkatkan pendapatan masyarakat di kampong besum di distrik

Namblong Kabupaten Jayapura.

3. Menganalisis kendala-kendala koperasi serba usaha Nimboran Kencana

dalam meningkatkan pendapatan masyarakat didistrik Namblong

Kabupaten Jayapura.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini,penulis jabarkan

kedalam dua bagian besar yang dapat di sajikan sebagai berikut:

1.4.1.Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Sebagai bahan referensi bagi pihak yang akan

memperdalam masalah manajemen tata kelola koperasi

khususnya berkaitan dengan pendapatan anggota koperasi.

2. Sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan mengenai

penerapan prinsip-prinsip tata kelola koperasi yang sesuai

dengan amanat konstitusi.

1.4.2.Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kebijakan bagi

Dinas Perindakop dan UMKM Kabupaten Jayapura

7
mengenai tata kelola manajemen koperasi di sector

pertanian.

2. Sebagai bahan sumbangan pikiran kepada Dinas

Perindakop dan UMKM Kabupaten Jayapura mengenai

kinerja manajemen tata kelola koperasi yang belum berjalan

maksimal.

1.5. Batasan Penelitian

Untuk menghindari melebarnya pembahasan dalam penelitian ini,maka

penulis membatasi batasan penelitian hanya pada analisis peranan koperasi serba

usaha Nimboran Kencana dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di Distrik

Namblong Kabupaten Jayapura.

You might also like