You are on page 1of 12

MATA KULIAH BLOK GIZI TRAUMA ALERGI DAN KLINIS

“ASUHAN GIZI PADA KASUS LUKA BAKAR”

DISUSUN OLEH :
ANGGI JAUHANI
060115A020

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2018

KASUS
Pasien Ny AU seorang perempuan berusia 32 tahun, agama islam, pekerjaan Ny AU
membuka usaha warung dirumahnya. Ny AU datang ke RSUD Ungaran pada tanggal 3 oktober
2018 pukul 00:31. Alamat rumah AU di desa Kembang Kempis Kec.Rempong, Kab. Alay City.
Pasien mengeluh kulit wajah, kedua lengan, dan kaki kiri melepuh karena terkena api sejak delapan
jam sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat kejadian sebelum masuk rumah sakit pasien sedang melayani pembeli di
warungnya. Tiba-tiba kompor minyak tanah dari dalam warung meledak dan menyambar bensin
yang juga dijual di warung tersebut. Pada saat api mulai menyambar warung, pasien berusaha
keluar warung sambil berlari. Namun pasien tetap tersambar api walaupun sangat sebentar. Pasien
kemudian dibawa ke RS dan diberi perawatan luka dengan menggunakan salep, kemudian dirujuk
ke RS K dan diberikan perawatan luka (diberi MEBO & kassa kering) dan obat suntik (Antibiotik,
ATS/TT). Pasien kemudian dirujuk ke RS L atas permintaan keluarga.
Pasien AU memiliki riwayat penyakit dahulu yaitu alergi obat, hipertensi, DM, dan asma
disangkal. Pasien AU dalam keadaan compos mentis pasien AU memiliki BB 55 kg

PENGKAJIAN GIZI
A. Data Antropometri
Tabel :
Domain Data Interpretasi Data
AD 1.1.1 Tinggi badan BB = 168 cm
(berdasarkan
AKG)
AD 1.1.5 IMT 𝐵𝐵 Normal / gizi
IMT =
𝑇𝐵 2 baik
55
=
1,582

55
=
2,49

= 22,08 kg/m2
AD 1.1.2 Berat badan BB = 55 kg
B. Data Biokimia
Tabel :
Domain Data Nilai Interpretasi Identifikasi
Normal Data Masalah
BD 1.10.1 HB 13,3 13,4 – Rendah Anemia
17,1 g/dl
BD 1.10.2 Hematokrit 40% 40-48% Normal
Leukosit 16700 4000- Tinggi Adanya
11000 infeksi
Trombosit 343.00 140.000- Normal
0 400.000
MCV 79 80-100 Rendah Anemia
MCH 27 pg 28-34 Rendah Anemia
MCHC 34 32-36 Normal
Eritrosit 10-11 3,8-5,0 Tinggi Adanya
luka bakar
dan
dehidrasi
APTT 30,8 21 - 45 Normal
BD 1.4.10 PT 10,8 10-15 Normal
Kesimpulan : Berdasarkan data biokimia tersebut, diagnosa medis pasien Z yaitu
1. Mengalami infeksi, ditandai dengan tingginya kadar leukosit darah akibat luka bakar yang
dialaminya.
2. Mengalami anemia ditandai dengan rendahnya kadar Hb, MCV, MCH dan eritrosit
disebabkan karena pasien mengalami luka bakar cukup parah sehingga kehilangan darah
dan pasien mengalami dehidrasi.
C. Data Fisik
Tabel :
Domain Identifikasi masalah
PD Penampilan Pasien AU dalam keadaan compos mentis
1.1.1 keseluruhan
Kesimpulan : kondisi pasien dalam keadaan compos mentis
D. Data Riwayat Pasien
Tabel :
Domain Identifikasi Masalah
CH 1.1.1 Umur pasien Pasien AU berusia 32 tahun
CH 1.1.2 Jenis Kelamin Perempuan
CH – 2.1 Riwayat Medis Pasien AU memiliki riwayat penyakit
dahulu yaitu alergi obat, hipertensi, DM,
dan asma disangkal
CH 2.1.1 Keluhan pasien Pasien mengeluh kulit wajah, kedua
lengan, dan kaki kiri melepuh karena
terkena api sejak delapan jam sebelum
masuk rumah sakit.
CH 3.1.5 Letak geografis Alamat rumah AU di desa Kembang
rumah Kempis Kec.Rempong, Kab. Alay City.
CH 3.1.6 Pekerjaan Membuka usaha warung dirumah
CH 3.1.7 Agama Pasien AU beragama Islam
Kesimpulan : pasien AU seorang perempuan berusia 32 tahun dan beragam islma bekerja
membuka usaha warung dirumahnya. Pasien AU memiliki riwayat penyakit dahulu yaitu
alergi obat, hipertensi, DM dan asma disangkal. Pasien mengeluh kulit wajah, kedua lengan,
dan kaki kiri melepuh karena terkena api sejak delapan jam sebelum masuk rumah sakit.

E. Standar Pembanding
Perhitungan Kebutuhan Energi berdasarkan AKG dengan usia 32 tahun :
Energy : 2725 kkal
Protein : 62 gram
Lemak : 91
KH : 375 gram
Serate : 38
Air : 2500 L
Perhitungan kebutuhan energy berdasarkan rumus Cureri dengan BB 55 Kg dan TB 168 cm:
BMR = 25 kkal x BBA + 40 kkal x % luka bakar
= 25 x 55 + 40 x 11%
= 1375 + 40 x 11%
= 1375 + 4,4
= 1380 kkal
TEE = BMR x FA x FS
= 1380 x 1,1 x 1,3
= 1973 kkal
CS. 2.2.1 Estimasi kebutuhan protein total = (20% x 1973) / 4 = 98,65 gr
CS. 2.1.1 Estimasi kebutuhan lemak total = (15% x 1973) / 9 = 32,83 gr
CS. 2.3.1 Estimasi kebutuhan karbohidrat total = (65% x 1973) / 4 = 320 gr

DIAGNOSA GIZI
A. Domain Biokimia
Domain Problem Etiologi Sign
NC 2.2 Perubahan nilai Disfungsi organ Nilai kadar Hb ,
laboratorium lain yang MCV, MVH
terkait gizi mengarah pada termasuk rendah
perubahan dan kadar
biokimia. eritrosit tinggi.
(NI 5.8.5) Perubahan nilai laboratorium terkait gizi berkaitan dengan Disfungsi organ lain
yang mengarah pada perubahan biokimia ditunjukkan dengan nilai kadar Hb , MCV, MVH
termasuk rendah dan kadar eritrosit tinggi.

INTERVENSI GIZI
A. Perencanaan
1. Tujuan intervensi
- memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan dan meringankan kerja saluran cerna
- memberikan makanan dengan zat gizi adekuat dan tidak merangsang saluran cerna.
- Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
- Menggantikan kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lainnya.
- Memperbaiki ketidakseimbangan cairan elektrolit.
2. Prinsip dan Syarat Diet
- Energy diberikan sesuai kebutuhan berdasarkan perhitungan menggunakan rumus
miflin yaitu sebesar 1973 kkal.
- Protein diberikan sesuai kebutuhan dari total kebutuhan pasien yatu sebanyak 98,65
gram.Utamakan protein hewani dengan kandungan omega 3 dan omega 6 yang tinggu
untuk membantu penyembuhan luka akibat luka bakar.
- Lemak diberikan sesuai sesuai kebutuhan dari total kebutuhan pasien yaitu
sebanyak32,83 gram. Utamakan lemak tidak jenuh dan hindari lemakn jenuh/trans.
- KH diberikan secukupnya yaitu 320 gram dari sisa protein dan lemak
- Vitamin dan mineral diberikan secukupnya.. Utamakan vitamin B, vitamin C, dan
vitamin A, vitamin E dan mineral tinggi seperti kalsium, phosphor zat besi dll untuk
membantu penyembuhan luka, daya tahan tubuh dan meningkatkan kadar sel darah
merah.
- Cairan tinggi. Akibat luka bakar pasien kehilangan cairan dan elektrolit.
- Bentuk makanan diberikan secara bertahap dimulai dari cair kental, saring, cincang dan
lunak.
- Pemberian energi dan protein diberikan secara bertahap sesuai kemampuan pasien.
3. Jenis Diet
Diberikan secara bertahap dimulai dari diet luka bakar 1 hingga ke luka bakar 2
4. Betuk Makanan
Bertahap dimulai dari cair penuh hingga ke lunak

5. Jadwal/rute makan
Jenis diet Waktu Bentuk Metode Keterangan
pemberian makanan pemberian
Diet luka 0-8 jam pertama Cair penuh ½ Drip kecepatan
bakar I kkal 50ml/jam
8-16 jam Cair penuh 1 Drip kecepatan
kkal 50ml/jam
16-24 jam Cair penuh 1 Drip kecepatan Apabila pasien
kkal 75 ml/jam tidak merasa
kembung, tetapi
mual dan
muntah.
Diatas 24 jam Cair penuh 1 Drip kecepatan Apabila pasien
kkal 100 ml/jam tidak ada
keluhan
Cair penuh Apabila pasien
dihentikan mengalami
selama 2 jam keluhan
kembung, mual
dan muntah.
Diet luka 8x sehari Cair maksimal
bakar II 300 mL
3-4x sehari Saring Dapat
dikombinasikan
dengan
Makanan Cair
Penuh untuk
memenuhi
kebutuhan gizi.
Sesuai Lunak
kemampuan
pasien

B. Implementasi
1. Contoh Menu
Formula cair penuh :
Cair kental : cream soup, jus buah
Saring : bubur sumsum, bubur ayam, pudding jeruk maizena,
Lunak : nasi tim ayam dll, semur tahu, semur bola daging, buah potong
2. Edukasi dan Konseling Gizi
a. Topik : diet luka bakar
b. Sasaran : pasien AU dan keluarga
c. Tujuan Konseling :
- Meningkatkan pengetahuan terkait makanan dan zat gizi
- Menjelaskan mengenai diet dan pola makan yang dijalankan sesuai keadaan
pasien
d. Perencanaan tempat dan waktu
tempat : IGD
waktu : 20 menit
e. Metode Konseling : Diskusi
f. Materi Konseling :
- Pengertian, manfaat dan tujuan diberikan diet luka bakar
- Menjelaskan mengenai makanan yang dianjurkan dan dibatasi.
- Pentingnya merubah pola kebiasaan makan dan mengatur pola makan sesuai diet
yang dianjurkan.
- Menjelaskan mengenai tujuan diet, prinsip dan syarat diet.
- Contoh menu diet makanan
g. Media Konseling : Leaflet

MONITORING EVALUASI GIZI


A. Domain Biokimia
Tabel
Indikator Waktu Metode Target
pencapaian
Nilai Selama di RS - Terjadi
laboratorium peningkatan
kadar Hb, MCV,
MCH dan terjadi
penurunan kadar
eritrosit.

PEMBAHASAN
Asuhan gizi ini dilakukan pada pasien AU berusia 32 tahun. Pasien AU ini mengalami luka
bakar di daerah kepala kedua tangan dan kaki kiri. Berdasarkan pengkajian data diatas maka
diagnosa gizi pada kasus ini yaitu perubahan nilai laboratorium terkait gizi berkaitan dengan
Disfungsi organ lain mengarah pada perubahan biokimia ditunjukkan dengan nilai kadar Hb,
MCV, MCH dan eritrosit termasuk ke dalam kategori rendah.
Terapi gizi yang diberikan kepada pasien AU yaitu memberikan makanan sesuai kebutuhan
dan kondisi pasien secara bertahap. Pemberian makanan secara bertahap ini dilakukan karena
kondisi pasien yang mengalami luka bakar parah Selain itu, untuk mencapai dan mempertahankan
status gizi optimal, salah satunya dengan cara memberikan makan yang seimbang sesuai keadaan
penyakit serta daya terima pasien (Almatsier, 2005).
Jenis diet yang diberikan yaitu diet luka bakar 1 dilanjutkan hingga ke diet luka bakar 2
untuk memenuhi dan mengganti zat gizi yang hilang akibat trauma dari luka bakar, dengan bentuk
makanan diberikan secara bertahap dimulai dari cair penuh hingga ke lunak. Makanan diberikan
dengan 2 tahapan yaitu menggunakan drip dan secara oral dengan 4x makan dalam sehari namun
disesuaikan tiap jamnya dan tiap fase pemulihan. Hasil perhitungan kebutuhan pasien berdasarkan
rumus curri dengan mempertimbangkan luas luka bakar yang dialami pasien yaitu energi 1973
kkal, Protein 98 gram, Lemak 32 gram, Karbohidrat 320 gram. Namun awal mula pemberian
diberikan secara bertahap dengan total energy dimulai dari 1000 kkal tujuan makanan diberikan
secara bertahap karena disesuaikan dengan kondisi pasien dan kemampuan pasien dalam
mengasup sejumlah makanan setelah mengalami trauma akibat luka bakar yang pasien alami. Jenis
diet tersebut diberikan sesuai keadaan pasien, perkembangan penyakit, dan kemampuan untuk
menerima makanannya. Jenis makanan atau diet yang diberikan juga memperhatikan nafsu makan,
perubahan indra kecap, rasa cepat kenyang, mual, penurunan berat badan, system pencernaan dan
akibat pengobatan. Sesuai dengan keadaan pasien, salah satunya dapat diberikan secara oral
(Almatsier, 2005).
Monitoring dan evaluasi yang dapat dibierikan yaitu monitoring nilai laboratorium pasien.
Monitoring ini dilakukan karena dilihat dari hasil laboratorium pasien yaitu nilai kadar Hb, MCV,
MCH yang rendah dan kadar eritrosit yang tinggi sehingga nilai laboratorium perlu dimonitoring.
Target dari monev yaitu pasien bersedia untuk mengikuti diet yang sudah disarankan saat dirumah
dan terjadi penurunan nilai lab mencapai normal.
DAFTAR PUSTAKA.
Almatsier, Sunita. 2005. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Sumapradja, Miranti Gutawa, dkk. 2011. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Jakarta:
Persagi-ASDI, Abadi publishing & Printing.

You might also like