You are on page 1of 35

1.

Taksonomi dan Morfologi Lada

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Piperales
Famili : Piperacceae
Genus : Piper
Spesies : Piper ningrum L.
Dalam klasifikasi tanaman, lada termasuk dalam famili Piperaceae. Famili tersebut
terdidri dari 10 – 12 marga dan 1.400 spesies yang bentuknya beraneka ragam, seperti
herba, semak, tanaman menjalar, hingga pohon-pohonan. Ciri yang mendasar dari
tanaman lada terletak pada malai bunga berporos tunggal, berdiri sendiri, berputik lebih
dari satu batang, berbuah tidak bertangkai, kelopak bunga jantan tidak berdaging,
kelopak bunga betina melekat pada poros malai dan berdaun liat (Rismunandar, 2007).
Adapun morfologi tanaman lada yaitu sebagai berikut :

Akar
Bijinya akan tumbuh membentuk akar lembaga dan berkembang menjadi akar
tunggang. Namun, saat ini akar tunggang tidak banyak ditemukan pada tanaman lada
karena pembiakannya dilakukan dengan setek. Dengan demikian yang ada hanya akar
lateral saja. Akar lada akan terbentuk pada buku-buku di ruas batang pokok dan cabang.
Berdasarkan perannanya, akar lada dibagi menjadi dua jenis walaupun pada dasarnya
hanya satu jenis. Kedua akar tersebut ialah akar yang tumbuh dari buku didalam tanah
dan di atas tanah. Akar yang tumbuh dari buku didalam tanah akan membentuk akar
lateral dan berfungsi sebagai pengisap zat makanan ( feeding roots). Sementara akar yang
tumbuh dari buku di atas tanah berfungsi sebagai pelekat untuk menopang batang pokok
dan menjalar pada tiang atau pohon penunjang.
Akar lateral dengan akar serabut yang tebalnya sekitar 30 cm berada dadalam
lapisan tanah bagian atas ( top soil ), akar ini dapat masuk kedalam tanah 1 – 2 meter.
Jumlah akar lateral rata-rata 10 – 20 buah dengan panjang 3 – 4 meter, tergantung
kesuburan tanah. Perakaran lada sangat sensitif terhadap genangan air yang
berkepanjangan.

Batang
Tanaman lada memiliki satu batang pokok dengan dua macam cabang (imorphicy).
Cabang tersebut ialah cabang orthotropis (vertikal) dan cabang plagiotropis (horisontal).
Cabang orthotropis tumbuh membentuk kerangka dasar pohon lada hingga berdiameter
4 - 6 cm, mengayu, dan beruas dengan panjang rata-rata 5 - 12 cm. Sementara cabang
plagiotropis dengan akar pelekat terbentuk dari buku antar ruas yang pertumbuhannya
agak membengkak. Dari buku tersebut tumbuh sehelai daun dan kuntum yang selanjutnya
tumbuh menjadi cabang. Kedua jenis cabang tersebut akan membentuk percabangan.

Daun
Daun lada berbentuk bulat telur dengan pucuk meruncing, tunggal, bertangkai
panjang dan membentuk aluran dibagian atasnya, berwarna hijau tua, bagian atas
berkilauan dan bagian bawah pucuk dengan titik-titik kelenjar. Berdasarkan letak
tumbuhnya, bentuk daun lada beraneka ragam. Daun pada batang bagian atas berbeda
dengan daun pada batang bagian bawah.
Bunga
Bunga (organum reproductivum) berbentuk malai, agak menggelantung, panjang 3 -
25 cm, tidak bercabang, berporos tunggal dan terdapat sekitar 150 bunga kecil.
Tumbuhnya berhadapan dengan daun dari cabang atau ranting plagiotropis. Bunga lada
dapat berupa uniseksual, yaitu monoecious (berumah satu) dan dioecious (berumah dua).
Monoecious berarti pada satu tanaman terbentuk bunga betina dan bunga jantan secara
terpisah. Bila bunga jantan dan bunga betina berada dalam satu bunga (berputik dan
berbenang sari) tanaman ini disebut hermaphrodit. Sementara dioecious berarti masing-
masing bungan jantan dan bunga betina berada terpisah pada pohon yang berlainan.
Bunga lada tumbuh dalam ketiak, kelopak berdaging, tidak bermahkota, benang sari
sebanayk 2 - 4 helai, berukuran panjang 1 mm dan terletak di kanan-kiri bakal buah.
Buah
Buah lada tidak bertangkai, berbiji tunggal, berbentuk bulat, berdiameter 4 – 6 mm
dan berdaging. Kulit buah lada berwarna hijau saat masih muda dan akan berubah
menjadi warna mearah setelah masak. Buah yang berkulit hijau akan menjadi kehitaman
setelah dijemur dibawah terik sinar matahari. Panjang mulai buah dapat mencapai
panjang maksimal 15 cm dan minimal 5 cm.
Biji
Biji lada berukuran rata-rata 3 - 4 mm. Embrionya sangat kecil. Berat 100 biji lada
sekitar 3 - 8 gram dengan rata-rata berat normal buah 4,5 gram.
Syarat Tumbuh Tanaman Lada
Lada merupakan jenis tanaman tropis sehingga hanya dapat dikembangkan di
daerah tropis. Beberapa faktor yang berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan
lada harus diketahui supaya berhasil dalam pengembangannya. Persyaratan tumbuh yang
cocok untuk tanaman lada adalah sebagai berikut :
Iklim
Tanaman lada dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada daerah yang memiliki tipe iklim A, B
dan C. Menurut Schmidt dan Ferguson, tipe A merupakan iklim amat basah (0 – 1,5 bulan kering), tipe
B merupakan iklim basah ( 1,5 – 3 bulan kering ) dan tipe C iklim agak basah (3 - 4,5 bulan kering).
Dengan Curah hujan 2.000-3.000 mm/tahun, Suhu udara 20o C (minimum ) hingga 34o C (maksimum )
dengan kisaran suhu terbaik antara 20-27o C pada pagi hari, 26-32o C pada siang hari dan 24-30o C pada
sore hari, dan kelembaban udara 50% - 100%.

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Cengkeh (Syzygium aromaticum)


Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi 10-20 m.
Mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai buah pada
awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika bunga sudah mekar. Cengkeh (Syzygium
aromaticum) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang pohon besar dan
berkayu keras cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun, tingginya
dapat mencapai 20 -30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat.

Cabang-cabang dari tumbuhan cengkeh tersebut pada umumnya panjang dan dipenuhi oleh
ranting-ranting kecsil yang mudah patah. Mahkota atau juga lazim disebut tajuk pohon cengkeh
berbentuk kerucut. Daun cengkeh berwarna hijau berbentuk bulat telur memanjang dengan
bagian ujung dan panggkalnya menyudut. Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada ujung
ranting daun dengan tangkai pendek serta bertandan.Pada saat masih muda bunga cengkeh
berwarna keungu-unguan, kemudian berubah menjadi kuning kehijau-hijauan dan berubah lagi
menjadi merah muda apabila sudah tua. Sedang bunga cengkeh kering akan berwarna coklat
kehitaman dan berasa pedas sebab mengandung minyak atsiri. Umumnya cengkeh pertama kali
berbuah pada umur 4-7 tahun Dari sudutbotanis, tanaman cengkeh adalah termasuk famili
Myrtacea dan sekerabat dengan jambu air(Eugenia Jambos).

Klasifikasi Tanaman Cengkeh


Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Myrtales
Suku : Myrtaceae
Marga : Syzygium
Jenis : Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry

Morfologi
Daun
Daun cengkeh tidak termasuk daun lengkap karena memiliki tangkai daun (petiolus), helaian
daun (lamina), namun tidak memiliki upih/pelepah daun (vagina). Daunnya berbentuk lonjong
dan berbunga pada bagian ujungnya. Termasuk daun majemuk karena dalam satu ibu tangkai ada
lebih dari satu daun.

Batang
Batangdari pohon cengkeh biasanya memiliki panjang 10-15 m. Batang berbentuk bulat (teres),
permukaan batangnya kasar biasanya memiliki cabang-cabang yang dipenuhi banyak ranting
atau dapat dikatakan lebat rantingnya. Arah tumbuh batangnya tegak lurus (erectus) dan cara
percabangan dari rantingnya dapat dikatakan monopodial karena masih dapat dibedakan antara
batang pokok dan cabangnya. Lalu arah tumbuh cabangnya adalah condong ke atas (patens).
Selain itu pohon cengkeh dapat bertahan hidup hingga puluhan tahun. Tangkainya kira-kira1-2,5
cm (Steenis 1975).
Akar
Sistem akarnya tunggang, akar ini merupakan akar pokok (berasal dari akar lembaga) yang
kemudian bercabang-cabang. Bentuk akar tunggangnya termasuk berbentuk tombak (fusiformis)
pada akar tumbuh cabang yang kecil-kecil. Akar kuat sehingga bisa bertahan sampai puluhan
bahkan ratusan tahun. Akarnya biasanya mampu masuk cukup dalam ke tanah.
Perakaran pohon cengkeh relatif kurang berkembang,tetapi bagian yang dekat permukaan tanah
banyak tumbuh bulu akar.Bulu akar tersebut berguna untuk menghisap makanan

Biji
Pohon cengkeh mampu menghasilkan biji setelah penanaman 5 tahun. Bijinya terdiri dari kulit
(spedodermis), tali pusar (funiculus), dan inti biji (nukleus seminis). Walaupun dalam jangka 20
tahun masih dapat menghasilkan biji, biji ini dapat dikatakan sudah tidak menguntungkan. Hal
ini dikarenakan kualitasnya telah menurun dan tidak dapat digunakan lagi untuk industri, misal
rokok.

Bunga
Bunga cengkeh muncul pada ujung ranting daun (flos terminalis) dengan tangkai pendek dan
bertandan (bunga bertangkai nyata duduk pada ibu tangkai bunga). Bunga cengkeh termasuk
bunga majemuk yang berbatas karena ujung ibu tangkainya selalu ditutup bunga. Bunga terdiri
dari tangkai (pedicellus), ibu tangkai (pedunculus), dan dasar bunga (repectaculum). Bunga
cengkeh adalah bunga tunggal (unisexualis) jadi masih dapat dibedakan menjadi bunga jantan
(flos masculus) dan betina (flos femineus). Dasar bunganya (repectaculum) menjadi pendukung
benang sari dan putik (andoginofor).

Buah
Cengkeh memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan saat sudah mekar
berwarna merah. Buahnya termasuk buah semu karena ada bagian bunga yang ikut ambil bagian
dalam pembentukan buah.

Buah cengkeh memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan saat sudah mekar
berwarna merah. Buahnya secara umum tersusun atas bagian-bagian secara umum pada kulit
buah antara lain epikarpium, mesokarpium, dan endokarpium. Selain itu ada septum dan
ovarium.

Klasifikasi, Morfologi dan Syarat Hidup


Tanaman Pala
Klasifikasi, Morfologi dan Syarat Hidup Tanaman Pala. Tanaman pala (Myristica fragrans H)
merupakan tanaman asli Indonesia yang sudah terkenal di Indonesia dan produsen pala terbesar
di dunia (70 – 75%). Negara produsen lainnya adalah Grenada sebesar 20 – 25 % kemudian
selebihnya India, Srilangka dan Malaysia.

Pala memiliki banyak kegunaan yaitu untuk bumbu masak, ramuan kecantikan, kesehatan dan
juga dijadikan pewangi ruangan. Semakin banyaknya kegunaan pala sehingga di pasar memiliki
nilai ekonomis yang tinggi. Pala Indonesia memiliki nilai tinggi di pasar dunia karena aromanya
yang khas dan rendemen minyaknya tinggi.

1. Klasifikasi
Pala (Myristica fragrans Houtt) merupakan jenis tanaman perkebunan yang tumbuh baik pada
daerah tropis. Tanaman pala merupakan tanaman asli Indonesia karena berasal dari Banda dan
Maluku. Tanaman ini terkenal karena biji buahnya yang tergolong rempah-rempah dan banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat. Biji dan selaput biji (fuli) merupakan komoditas ekspor
Indonesia dan menduduki sekitar 60% dari jumlah ekspor pala dunia.

Klasifikasi tanaman pala menurut Cronquist (1981) adalah sebagai berikut:

Kingdom: Plantae; Subkingdom: Tracheobionta; Super Divisi: Spermatophyta; Divisi:


Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Sub Kelas: Magnolidae; Ordo: Magnoliales; Famili:
Myristicaceae, Genus: Myristic; Spesies: Myristica fragrans Houtt.

2. Morfologi
Akar tanaman pala merupakan akar tunggang yang dalam akar lateralnya (feeder alias penghisap
zat makanan) berakar serabut yang cukup tebal, dangkal letaknya dibawah permukaan tanah.
Oleh karena itu mudah diserang erosi air dan mudah menderita kekeringan.

Batang pokok tanaman bisa mencapai ketinggian 18-20 meter lebih. Tumbuhnya tegak, bentukny
bulat agak berbonggol-bonggol. Cabang primernya membentuk krans ( karangan ) melingkari
batang pokok abu-abu kelam atau hijau tua. Mahkota pohon berbentuk pyramid yang indah dan
sempurna bila tumbu sendiri.
Daun tanaman pala memiliki ukuran yang berbeda antara jantan dan betina. “ ukuran daun pala
jantan lebih kecil daripada daun pala betina. Bentuknya seperti telur elip, dengan pangkal dan
pucuknya meruncing. Warna bagian bawah hijau kebiru-biruan muda, sedangkan bagian atasnya
hijau tua”.

Tanaman merupakan tanaman berumah dua (dioecus) yaitu dalam satu tanaman berbunga betina
saja atau bunga jantan saja. Namun, tanaman pala biasanya berumah satu yaitu dalam satu pohon
terdapat bunga betina dan jantan. Kemungkinan-kemungkinan tampilnya tiga jenis tanaman
tersebut berbanding 55% tanaman berbunga betina, 40% tanaman berbunga jantan, dan 5%
tanaman berumah satu.

Bunga pala berbentuk malai (tandan) karena termasuk bunga majemuk. Malai bunga jantan
terdiri dari 1-10 bunga, sementara malai bunga betinahanya 1-3 bunga. Bunga jantan tumbuh
lebih tegak pada ranting buah, tetapi ukurannya lebih kecil dari bunga betina. Bunga betina
tumbuh pada ketiak daun dengan kekhasannya yang berbau harum, berwarnakuning muda, dan
halus. Persarian bunga pala terjadi jika ada bantuan dari semut dan angin.

Jenis kelamin bunga dapat diketahui dari arah tumbuhnya cabang-cabang primer. Pohon
penghasil bunga betina cabang primernya mendatar (vertical) tumbuhnya, sedang yang
menghasilkan bunga jantan membentuk siku sampai lancip dengan batang pokoknya. Cirri-ciri
pohon betina dan jantan tersebut akan lebih dipertegas lagi, bila sudah mulai berbunga, atau
umur +5 tahun.

Ciri utama marga myristica adalah tumbuhan pohon, percabangan monopodial, daun tunggal
berseling dengan permukaan bawah daun agak kasar, pangkal daun meruncing, dan ujung daun
runcing. Bunga terdapat pada ketiak daun, terdiri dari 2-4 bunga, berumah satu, dua atau lebih.
Bunga jantan, perhiasan bunga berbentuk tabung dengan bagian luar berbulu halus kecoklatan,
terdiri dari tiga ruang (kadang 2-4), keseluruhan bunga jantan berupa kolum dengan benang sari
berjumlah 8-30.

Bunga betina lebih besar dari bunga jantan, ovarium gundul atau berbulu halus, dan putik berupa
ruang. Buah bulat sampai agak lonjong dengan panjang antara 1-10 cm dan berdaging tipis
samapai agak tebal. Biji dengan kulit yang keras dan diselubungi oleh salut biji (arilus) bersifat
aromatik dengan kandungan senyawa utama myristicin.

Tanaman mulai berbuah pada umur 5-8 tahun setelah tanam. Sebelum fase berbuah antara pohon
jantan dan betina sulit dibedakan. Pada pertanaman dewasa, cukup satu jantan untuk 10 tanaman
betina. Pala berproduksi penuh setelah umur 15 tahun dan dapat berproduksi sampai umur 15
tahun dan dapat berproduksi sampai umur 50 tahun dengan produksi dapat mencapai 2000 butir
per pohon, namun umumnya 1000 butir per pohon.

Umumnya pohon pala mulai berbuah pada umur 7 tahun dan pada umur 10 tahun telah
berproduksi secara menguntungkan. Produksi pada akan terus meningkat dan pada umur 25
tahun mencapai produksi tertinggi. Pohon pala terus berproduksi sampai umur 60–70 tahun.
Buah tanaman pala berbentuk bulat, berwarna hijau kekuning kuningan buah ini apabila masak
terbelah dua. Garis tengah buah berkisar antara 3-9 cm, daging buahnya tebal dan asam rasanya.
Biji berbentuk lonjong sampai 5 Universitas Sumatera Utara 18 bulat, panjangnya berkisar antara
1,5-4,5 cm dengan lebar 1-2,5 cm. Kulit biji berwarna coklat dan mengkilat pada bagian luarnya.
Kernel biji berwarna keputi hputihan, sedangkan fulinya berwarna merah gelap dan kadang-
kadang putih kekuning-kuningan dan membungkus biji menyerupai jala.

Minyak pala dengan kualitas baik dapat dilihat dari kualitas biji pala yang baik pula, terutama
umur buah pala harus sungguh-sungguh tua. Kadar minyak atsiri yang terbesar adalah pada buah
yang berumur 3-4 bulan di pohon. Jika mengalami kesulitan dalam memilih buah pala yang
umurnya seragam yakni 3-4 bulan, maka buah-buah pala dari berbagai umur petik dapat
dicampur dan diusahakan agar perbandingan umur petik 3-4 bulan, 4-5 bulan, 5-6 bulan adalah 2
: 1 : 1.

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, kandungan yang terdapat pada buah pala yaitu kadar
air (83%), protein (0,28%), lemak (0,28%), pectin (6,87%), dan minyak pala (7-15%). Bila
minyak pala tersebut diproses kimia lebih lanjut akan dihasilkan lemak/mentega (8,05%), 16
komponen terpenoid (73,91%), dan 8 komponen aromatik (18,04%). Komponen utama dari
senyawa aromatik ini disebut miristin.

3. Ekologi
Tanaman pala merupakan penghuni daerah tropis, untuk dapat berkembang biak, tumbuh, dan
menghasilkan buah yang banyak tidak luput dari pengaruh lingkungan mikro maupun makro.

Tanaman pala bisa berumur panjang hingga lebih dari 100 tahun. Untuk itu membutuhkan
lingkungan yang tentunya sangat berbeda dengan tanaman yang berumur pendek.

Lingkungan hidup tanaman pala harus disesuaikan dengan factor-faktor yang mempengaruhi
ekosistemnya diantaranya adalah sebagai berikut:

4. Iklim
Kepulauan banda merupakan pusat tanaman pala jenis M. fragans yang menyebar hingga
Sulawesi utara, pantai barat sumatera, Bengkulu dan jawa barat. Daerah tersebut termasuk
wilayah basah karena curah hujan yang turun lebih dari 100 ppm. Curah hujan yang baik bagi
pertumbuhan tanaman pala lebih kurang 2175-3550 mm/tahun. Namun setelah diteliti ternyata
tanaman pala bisa beradaptasi di daerah panas dan lembab dengan suhu udara sekitar 25-30º C.

5. Angin
Tanaman pala agak peka terhadap angin yang kencang, karena dapat mengganggu penyerbukan
tanaman dan mengakibatkan buah dan pucuk tanaman berguguran sebelum wakrunya.
6. Tanah
Tanaman pala yang berumur panjang memiliki kedalam akar hampir sama dengan ketinggian
pohonnya yaitu 18 m. sehinnga tanaman pala membutuhkan tanah yang cerul (porous), dalam
arti tanahnya gembur, mudah meyimpan air, remah strukturnya, solum dalam atau lapisan
tanahnya tebal, draenase dan aerasinya baik, serta tidak pecah-pecah pada musim kemarau.
Tanah yang porous dapat meresap air hujan kedalam tanah sehingga tidak mengganggu
pertumbuhan akarnya. Karena itu, pH tanah harus disesuaikan dengan tanaman pala, yaitu
berkisar 5,5-6,5.

7. Ketinggian tempat diatas permukaan laut


Tanaman pala dapat tumbuh dengan optimal pada ketinggian 500-700 meter di bawah
permukaan laut.

8. Air tanah
Air tanah yang letaknya dalam tidak masalah bagi tanaman pala karena akarnya bisa menembus
jauh kedalam tanah. Namun, air tanah yang dangkal berakibat fatal terhadap tanaman karena bisa
mengakibatkan busuk akar yang dapat menghambat pertumbuhannya.

TANAMAN TEMBAKAU

PENDAHULUAN
Indonesia memiliki potensi alamiah yang bagus untuk mengembangkan sektor pertanian, salah

satu sub sektor dari sektor pertanian adalah sektor perkebunan. Sebagai suatu kepulauan yang terletak

di daerah tropis sekitar khatulistiwa, Indonesia memiliki beragam jenis tahan yang mampu

menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun, konsisi alam yang memenuhi

persyaratan tumbuh tanaman, dan curah hujan rata-rata per tahun yang cukup tinggi, semua kondisi itu

merupakan faktor-faktor ekologis yang baik untuk membudidayakan tanaman perkebunan (Rahardi,

1993).

Tanaman tembakau hampir terdapat di seluruh Indonesia terutama yang kita sebut tembakau

rakyat atau tembakau asli. Yang dimaksud dengan istilah tembakau asli atau tembakau rakyat ialah

tembakau yang ditanam oleh rakyat, mulai dari pembuatan pesemaian, pananaman, dan pengolahan
daunnya sehingga siap untuk dijual di pasaran, dalam bahasa asing tembakau ini disebut native

tobaccoes atau bevolkings tabak. Tembakau asli atau rakyat dikenal sebagai ‘tembakau jenis daerah’

juga sering disebut ‘landras’. Tembakau rakyat ditanam oleh petani secara campur aduk (terdiri dari

berbagai varietas) dan kebanyakan pembenihannya dilakukan sendiri oleh petani. Hal ini yang agak

menyulitkan pelacakan varietas secara pasti. Belum lagi pengaruh percampuran dengan benih-benih

impor sehingga varietas tembakau asli semakin heterogen, tidak mengherankan kalau sekarang banyak

dijumpai bermacam-macam varietas dalam satu hamparan pertanaman yang dilakukan oleh petani

(Abdullah dan Soedarmanto,1982).

Tanaman tembakau merupakan salah satu komoditas andalan nasional dan berperan penting

bagi perekonomian Indonesia, terutama dalam penyediaan lapangan pekerjaan, sumber pendapatan

bagi petani dan sumber devisa bagi negara disamping mendorong berkembangnya agribisnis tembakau

dan agroindustri (Abdullah dan Soedarmanto,1982).

Berbagai usaha telah dilaksanakan untuk pengembangan tembakau. Perbaikan teknik budidaya

pada akhirnya akan membawa manfaat dalam usaha pengembangan tersebut. Teknik pembibitan yang

efisien, usaha mendapatkan bahan tanam unggul melalui hibridasi, pengaturan jarak tanam, usaha

perlindungan terhadap hama dan penyakit ditujukan kepada ditemukannya suatu priode penanaman

dan pemeliharaan tembakau yang efisien dengan sasaran produksi maksimum (Abdullah dan

Soedarmanto,1982).

Jenis-jenis tembakau rakyat yang diketahui dan dikenal sebagian besar terdapat di Jawa,

terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Menurut Lembaga Penelitian Tanaman Industri (sekarang

Balai Penelitian Tanaman Industri), tipe-tipe tembakau di Jawa, Madura dan Sumatera pada sentra-

sentra tembakau rakyat tercatat jenis-jenis atau varietas-varietas tembakau rakyat. Salah satunya di

Jawa Tengah terutama Kabupaten Banyumas dan Banjarnegara yaitu Kenongo, Ontel, Cengis dan Gober.
Dijadikan tembakau rajangan pepan dan garangan, sedang dan halus. Penggunaannya untuk campuran

rokok kretek dan kelembak menyan (Abdullah dan Soedarmanto,1982).

Tembakau rakyat yang diduga adalah tanaman asli Indonesia, umumnya pengembangannya

sangat tergantung petani produsen setempat sesuai dengan tempat lokasi daerah masing-masing.

Peranan tembakau rakyat tidak bisa diabaikan karena mempunyai arti penting baik dilihat dari

komoditas itu sendiri maupun dipandang dari segi sosial ekonomi dalam perdagangan tembakau yaitu

untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Berbagai tembakau rakyat umumnya digunakan untuk rokok

kretek khas industri dan sebagian kecil sebagai tembakau kunyah. Penggunaan jenis tembakau rakyat

cukup bervariasi yaitu sebagai bahan campuran dalam industri rokok kretek dan sigaret, dibuat lintingan

atau sering juga digunakan untuk tembakau susur (http://adimardiyanto-spaid.blogspot.com).

Pengusahaan tembakau rakyat pada umumnya pada akhir musim penghujan sehingga

penenannya jatuh di musim kemarau. Tembakau rakyat mempunyai variasi tanah yang cukup luas dari

ringan sampai berat. Kecuali di daerah-daerah atau lokasi-lokasi tertentu dan terbatas yang

menghasilkan produk dengan kualitas khas, pada umumnya ditanam dari dataran rendah sampai

dataran tinggi. Tembakau ini diusahakan untuk diperdagangkan atau untuk keperluan sendiri (konsumsi

petani). Tembakau rakyat di Indonesia kebanyakan dipakai sebagai tembakau rajangan, sedangkan di

luar negeri hal ini jarang dilakukan. Hasil rajangan ini cukup bervariasi, mulai dari rajangan kasar,

tengahan dan halus. Biasanya semua proses dari budidaya sampai pengolahan dilaksanakan oleh petani.

Bahkan pemasarannyapun ditangani langsung oleh petaninya (http://adimardiyanto-

spaid.blogspot.com).

Banyak orang yang menyangsikan prospek tembakau rakyat ini. Sebab setelah munculnya jenis-

jenis tembakau ekspor (terutama tembakau Virginia), tembakau asli atau rakyat menjadi tersisih.

Anggapan ini tidak benar sebab dalam beberapa hal tembakau rakyat memiliki kelebihan yang tidak
dimiliki oleh varietas impor. Kelebihan penting yang dimiliki tembakau rakyat diantaranya adalah lebih

tahan terhadap penyakit lanas dan pengeringaan daunnya bisa dilakukan secara sederhana (sun atau air

curing) sehingga biaya pengolahannya lebih murah (http://adimardiyanto-spaid.blogspot.com).

Usaha Pertanian tembakau merupakan usaha padat karya. Meskipun luas areal perkebunan

tembakau di Indonesia, diperkirakan hanya sekitar 207.020 hektar, namun jika dibandingkan dengan

pertanian padi, pertanian tembakau memerlukan tenaga kerja hampir tiga kali lipat. Seperti juga ada

kegiatan pertanian lainnya, untuk mendapatkan produksi tembakau dengan mutu yang baik, banyak

faktor yang harus diperhatikan. Selain faktor tanah, iklim, pemupukan dan cara panen (Setiawan, A dan

Yani Trisnawati, 1993).

Tanaman Tembakau (Nicotianae tabacum L) dibudidayakan umumnya karena memiliki arti

ekonomi penting. Spesies yang sering dibudidayakan adalah Nicotiana tobacum dan Nicotiana rustika

(Hanum, C, 2008).

Nicotiana tobacum, memiliki ciri yakni, daun mahkota bunganya memiliki warna merah muda

sampai merah, mahkota bunga berbentuk terompet panjang, habitusnya piramidal, daunnya berbentuk

lonjong dan pada ujung runcing, kedudukan daun pada batang tegak, tingginya 1,2 m. Sedangkan

Nicotiana rustika, memiliki ciri seperti: daun mahkota bunganya berwarna kuning, bentuk mahkota

bunga seperti terompet berukuran pendek dan sedikit bergelombang, habitusnya silindris, bentuk daun

bulat yang pada ujungnya tumpul, kedudukan daun pada batang agak terkulai (Hanum, C, 2008).

SEJARAH TEMBAKAU

Komoditi tembakau mempunyai arti yang cukup penting, tidak hanya sebagai sumber

pendapatan bagi petani, namun juga bagi Negara. Tembakau ialah hasil pertanian yang diproses dari
daun tumbuh-tumbuhan genus Nicotiana. Nicotiana tabacum (Nicotiana spp., L.) atau lebih dikenal

sebagai tembakau (tobacco) ialah sejenis tumbuhan herbal dengan ketinggian kira-kira 1.8 meter (6 kaki)

dan besar daunnya yang melebar dan meruncing dapat mencapai sekurang-kurangnya 30 sentimeter (1

kaki). Tanaman ini berasal dari Amerika utara dan Amerika Selatan (http://yuphyyehahaa.blogspot.com)

Sejarah tembakau pada mulanya digunakan oleh orang-orang asli Amerika untuk kegunaan

perobatan Christopher Columbus melintasi Lautan Atlantik untuk pertama kalinya pada tahun 1942,

orang asli Amerika yang bermukim di New World telah menghadiahkan beliau daun tembakau dan

seabad setelah itu, merokok telah menjadi kegilaan global, dan seterusnya memberi manfaat ekonomi

kepada para pengusaha di Amerika Serikat.Penanaman dan penggunaan tembakau di Indonesia sudah

dikenal sejak lama (http://yuphyyehahaa.blogspot.com).

Sejarah penanaman tembakau di Indonesia dimulai pada tahun 1830 oleh Van Den Bosch

melalui “Cultuurstelsel” yaitu disekitar daerah Semarang, Jawa Tengah, namun pada saat itu mengalami

kegagalan. Pada tahun 1856 ,Belanda mencoba kembali melakukan penanaman tembakau secara

meluas di daerah Besuki, Jawa Timur dengan dilengkapi suatu balai penelitian yaitu Besoekisch

Profstation pada tahun 1910. Dengan adanya balai penelitian tersebut maka dilakukan usaha-usaha

untuk mendapatkan galur yang cocok dan diinginkan, yakni dengan cara seleksi/hibridisasi

menggunakan tembakau yang telah ada atau yang didatangkan dari luar. Jenis tembakau cerutu Besuki

yang sekarang banyak ditanam di daerah tersebut merupakan hasil persilangan antara jenis Kedu

dengan jenis Deli (Djojosudiro, 1967) (http://yuphyyehahaa.blogspot.com).

Dua tahun kemudian yakni pada tahun 1858 diadakan penanaman jenis tembakau cerutu

lainnya di daerah Yogyakarta-Surakarta, tepatnya di daerah Klaten. Penanaman tembakau juga

dilakukan di luar Jawa, yakni di daerah Deli, Sumatra Utara yang dipelopori oleh J. Nienhuys pada tahun

1863. Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap tanaman tembakau, untuk wilayah Deli sekitar Sungai
Ular dan anak Sungai Wampulah merupakan derah yang baik untuk tembakau Deli. Jenis tembakau Deli

merupakan jenis tembakau cerutu paling baik guna keperluan pembungkusan cerutu

(http://yuphyyehahaa.blogspot.com).

Bahasa Indonesia tembakau merupakan serapan dari bahasa asing. Bahasa Spanyol "tabaco"

dianggap sebagai asal kata dalam bahasa Arawakan, khususnya, dalam bahasa Taino di Karibia,

disebutkan mengacu pada gulungan daun-daun pada tumbuhan ini (Bartolome De La Casas, 1552) atau

bisa juga dari kata "tabago", sejenis pipa berbentuk y untuk menghirup asap tembakau (menurut

Oviedo, daun-daun tembakau dirujuk sebagai Cohiba, tetapi Sp. tabaco (juga It. tobacco) umumnya

digunakan untuk mendefinisikan tumbuhan obat-obatan sejak 1410, yang berasal dari Bahasa Arab

"tabbaq", yang dikabarkan ada sejak abad ke-9, sebagai nama dari berbagai jenis tumbuhan. Kata

tobacco (bahasa Inggris) bisa jadi berasal dari Eropa, dan pada akhirnya diterapkan untuk tumbuhan

sejenis yang berasal dari Amerika (http://yuphyyehahaa.blogspot.com).

Tembakau bisa didapat secara komersil dalam bentuk-bentuk kering maupun awet, dan sering

dihisap (seperti merokok) dalam bentuk cerutu dan rokok, atau dengan menggunakan pipa. Tembakau

juga bisa dikunyah, "dicelup" (diletakkan antara pipi dengan gusi), dan dikulum, atau dihirup ke dalam

hidung sebagai bahan hisapan dalam bentuk serbuk halus (seperti menggunakan morfin bubuk).

Tembakau mengandung zat alkaloid nikotin, sejenis neurotoxin yang sangat ampuh jika digunakan pada

serangga. Neurotoxin merupakan bahan yang dapat melumpuhkan syaraf, dan pada konsentrasi yang

rendah dapat menimbulkan ketergantungan (addiction). Zat ini sering digunakan sebagai bahan utama

insektisida (http://yuphyyehahaa.blogspot.com).

TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Botani Tanaman
Menurut Padmo dan Djatmiko (1991), spesies tanaman tembakau yang pernah ada di dunia ini

diperkirakan mencapai lebih dari 20 jenis, di mana persebaran geografis sangat mempengaruhi cara

bercocok tanam serta spesies,varietas yang diusahakan, dan mutu yang dihasilkan (http:// scribd.com).

Klasifikasi tanamantembakau dalam sistematika tumbuhan sebagai berikut:

Kingdom: Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio: Angiospermae

Kelas: Dicotyledonae

Ordo: Solanales

Famili: Solanaceae

Genus: Nicotianae

Spesies: Nicotiana tabaccum, Nicotiana Rustica

Akar

Tanaman tembakau merupakan tanaman berakar tunggang yang tumbuh tegak ke pusat bumi.

Akar tunggangnya dapat menembus tanah kedalaman 50- 75 cm, sedangkan akar serabutnya menyebar

ke samping. Selain itu, tanaman tembakau juga memiliki bulu-bulu akar. Perakaran akan berkembang

baik jika tanahnya gembur, mudah menyerap air,dan subur (http:// scribd.com).

Batang
Tanaman Tembakau memiliki bentuk batang agak bulat, agak lunak tetapi kuat, makin ke ujung,

makin kecil. Ruas-ruas batang mengalami penebalan yang ditumbuhi daun, batang tanaman bercabang

atau sedikit bercabang. Pada setiap ruas batang selain ditumbuhi daun, juga ditumbuhi tunas ketiak

daun, diameter batang sekitar 5 cm (http://budidaya-id.blogspot.com).

Daun

Daun tanaman tembakau berbentuk bulat lonjong (oval) atau bulat, tergantung pada

varietasnya. Daun yang berbentuk bulat lonjong ujungnya meruncing, sedangkan yang berbentuk bulat,

ujungnya tumpul. Daun memiliki tulang-tulang menyirip, bagian tepi daun agak bergelombang dan licin.

Lapisan atas daun terdiri atas lapisan palisade parenchyma dan spongy parenchyma pada bagian bawah.

Jumlah daun dalam satu tanaman sekitar 28- 32 helai (http:// scribd.com).

Bunga

Tanaman tembakau berbunga majemuk yang tersusun dalam beberapa tandan dan masing

masing tandan berisi sampai 15 bunga. Bunga berbentuk terompet dan panjang, terutama yang berasal

dari keturunan Nicotiana tabacum, sedangkan dari keturunan Nicotiana rustika, bunganya lebih pendek,

warna bunga merah jambu sampai merah tua pada bagian atas (Hanum, C, 2008).

Bunga tembakau berbentuk malai, masing-masing seperti terompet dan mempunyai bagian

sebagai berikut:

a. Kelopak bunga, berlekuk dan mempunyai lima buah pancung

b. Mahkota bunga berbentuk terompet, berlekuk merah dan berwarna merah jambu atau merah tua

dibagian atasnya. Sebuah bunga biasanya mempunyai lima benang sari yang melekat pada mahkota

bunga, dan yang satu lebih pendek dari yang lain.

c. Bakal buah terletak diatas dasar bunga dan mempunyai dua ruang yang membesar.
d. Kepala putik terletak pada tabung bunga yang berdekatan dengan benang sari. Tinggi benang sari dan

putik hampir sama. Keadaan ini menyebabkan tanaman tembakau lebih banyak melakukan

penyerbukan sendiri, tetapi tidak tertutup kemungkinan untuk penyerbukan silang.

Buah

Bakal buah tembakau terletak diatas dasar bunga dan mempunyai 2 ruang yang membesar,

setiap ruang mengandung bakal biji anatrop yang banyak sekali. Bakal buah ini dihubungkan oleh

sebatang tangkai putih dengan sebuah kepala putik diatasnya. Penyerbukan yang terjadi pada bakal

buah akan membentuk buah. Sekitar tiga minggu setelah penyerbukan, buah tembakau sudah masak.

Setiap pertumbuhan yang norrmal, dalam satu tanaman terdapat lebih kurang 300 buah. Buah

tembakau berbentuk bulat lonjong dan berukuran yang kecil, didalamnya banyak berisi biji yang

bobotnya sangat ringan. Dalam setiap gram biji berisi 12.000 butir biji. Tiap-tiap tembakau dapat

menghasilkan rata-rata 25 gram biji. Kira-kira 3 minggu sesudah pembuahan buah tembakau telah jadi

masak (Hanum, C, 2008).

Biji

Biji dari buah tembakau yang baru dipungut kadang-kadang belum dapat berkecambah bila

disemaikan sehingga biji tembakau perlu mengalami masa istirahat atau dormansi. Kira-kira 2-3 minggu

untuk dapat berkecambah, untuk dapat memperoleh kecambah yang baik sekitar 95% biji yang dipetik

harus sudah masak dan telah disimpan dengan baik dengan suhu yang kering (Hanum,C 2008).

3.2 Syarat Tumbuh

Iklim

Tanaman tembakau pada umumnya tidak menghendaki iklim yang kering ataupun iklim yang

sangat basah. Angin kencang yang sering melanda lokasi tanaman tembakau dapat merusak tanaman
(tanaman roboh) dan juga berpengaruh terhadap mengering dan mengerasnya tanah yang dapat

menyebabkan berkurangnya kandungan oksigen di dalam tanah. Untuk tanaman tembakau dataran

rendah, curah hujan rata-rata 2.000 mm/tahun, sedangkan untuk tembakau dataran tinggi, curah hujan

ratarata 1.500-3.500 mm/tahun (http:// scribd.com).

Penyinaran cahaya matahari yang kurang dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang

baik sehingga produktivitasnya rendah. Oleh karena itu lokasi untuk tanaman tembakau sebaiknya

dipilih di tempat terbuka dan waktu tanam disesuaikan dengan jenisnya. Suhu udara yang cocok untuk

pertumbuhan tanaman tembakau berkisar antara 21-32,30 oC. Tanaman tembakau dapat tumbuh pada

dataran rendah ataupun di dataran tinggi bergantung pada varietasnya. Ketinggian tempat yang paling

cocok untuk pertumbuhan tanaman tembakau adalah 0 - 900 mdpl (http:// scribd.com).

Tanah

Tanah yang dikehendaki oleh tanaman tembakau adalah tanah yang gembur, remah, dan mudah

mengikat air. Selain itu lahan yang baik untuk tanaman tembakau adalah yang memiliki tata air dan

udara yang baik sehingga dapat meningkatkan drainase. Hal ini disebabkan karena tanaman tembakau

yang sangat peka terhadap air yang menggenang. Tanah yang optimal bagi tanaman tembakau adalah

yang memiliki pH 5 – 6. Apabila didapat nilai yang kurang dari 5 maka perlu diberikan pengapuran untuk

menaikkan pH sedangkan bila didapat nilai pH lebih tinggi dari 6 maka perlu diberikan belerang untuk

menurunkan pH (http:// scribd.com).

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Tebu – Tebu ini memiliki nama latin atau ilmiah
Saccharum officinarum yang termasuk dalam famili Graminae ( suku rumpu – rumputan )
adalah salah satu jenis tanaman semusim yang banyak di gunakan sebagai bahan utama
penghasil gula. Tanaman ini di perkiraan berasal dari India, namun ada beberapa pendapat
tanaman ini juga berasal dari Papua.
Tanaman tebu ini memiliki kandungan manis yang sangat tinggi, yang banyak di temukan pada
bagian batangnya. Tebu ini memiliki banyak jenis dan varietesnya mulai dari tebu kuning, tebuh
merah dan bahkan tebuh lainnya. Namun, berdasarkan pakar botani tanaman tebu ini dapat
diklasifikasi dan morfologi adalah sebagai berikut :

Klasifikasi tanaman tebu

Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )

Subkingdom : Trachebionta ( Tumbuhan berpembuluh )

Super divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )

Divisi : Magniliophyta ( Tumbuhan berbunga )

Kelas : Liliopsida ( berkepig satu / monokotil )


Sub kelas : Commelinidae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Saccharum

Spesies : Saccharum officinarum L

Morfologi tanaman tebu

Morfologi tanaman tebu ini dapat dilihat berdasarkan ciri – ciri tanaman diantara adalah :

1. Akar

Akar tanaman tebu berserabut, tunggang, dengan panjang 20-30 cm, berwarna keputihan kotor
hingga kecoklatan, dapat menembus permukaan tanah berkisar 20 cm bahkan lebih tergantung
dengan pertumbuhan.

2. Batang

Batang tanaman tebu bulat, berdiamater 4 – 10 cm, tumbuh tegak, berbuku – buku dengan jarak
3-5 cm, panjang batang tanaman ini mencapai 3-5 meter. Selain itu, batang tanaman tebu ini
memiliki perkulitan tebal, keras, dengan warna yang sangat beragam jenis mulai dari merah,
kuning dan juga keungguan.

3. Daun

Daun tanaman tebu termasuk daun tidak lengkap, karena terdiri dari pelepah dan beberapa
helaian daun. Selain itu, daun pada tanaman tebu tidak bertangkai panjang, namun langsung
daunnya memanjang dengan panjang 1-2 meter, daun ini juga memiliki garis – garis yang
memanjang, dan juga berbulu, biasanya daun ini tumbuh di bagian ketiak daun serta daun
tanaman tebu ini berwarna kehijauan muda hingga tua.

4. Bunga

Bunga tanaman tebu ini termasuk kedalam bunga majemuk, yang tersusun dari beberapa malai
yang terbatas. Bunga tanaman ini memiliki panjang sekitar 70-90 cm, dengan memiliki tiga daun
kelopak, satu daun mahkota, tiga benang sari, dan dua kepala putik. Pada umumnya, bunga pada
tanaman tebu ini jarang kelihatan atau tampak karena bunga tanaman sangat rentan berguguran
atau berjatuhan keketika masih muda atau proses pertumbuhan.

EKOLOGI TANAMAN TEBU


Budidaya tanaman tebu
“Syarat tumbuh tanaman tebu”
1. Iklim
a) Hujan yang merata diperlukan setelah tanaman berumur 8 bulan
dan kebutuhan ini berkurang sampai menjelang panen

b) Tanaman tumbuh baik pada daerah beriklim panas dan lembab.

c) Kelembaban yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini > 70%Suhu


udara berkisar antara 28-34 derajat C.

KELAPA SAWIT
Apakah anda tengah mencari informasi klasifikasi kelapa sawit yang lengkap? Kelapa sawit
(Elaeis) adalah tumbuhan dari keluarga palem-paleman (Arecaceae) yang berperan penting bagi
industri. Kelapa sawit biasanya diolah menjadi minyak goreng, minyak industri, dan biodiesel.
Indonesia merupakan negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Kebun-kebun
kelapa sawit di Indonesia banyak terdapat di Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, dan Pulau
Sulawesi.

Kelapa Sawit

Layaknya pohon palma yang lain, kelapa sawit merupakan pohon dengan daun majemuk yang
tersusun menyirip. Pohon kelapa sawit bisa tumbuh dengan ketinggian mencapai 24 meter.
Kelapa sawit mempunyai akar serabut yang mengarah ke bawah dan samping, serta akar napas
yang tumbuh ke atas sebagai aerasi.

Daun kelapa sawit berwarna hijau tua dan tersusun majemuk secara menyirip. Pelepah kelapa
sawit berwarna hijau muda serta ditumbuhi duri yang tidak terlalu tajam. Hingga umur 12 tahun,
batang kelapa sawit akan diselimuti pelepah. Pelepah akan mengering dan terlepas dengan
sendirinya setelah tanaman berumur 12 tahun.

Bunga kelapa sawit bersifat monoecious diclin atau terdapat bunga jantan dan bunga betina yang
terpisah namun berada pada satu pohon. Bunga-bunga ini matang dalam waktu yang tidak sama
sehingga jarang sekali terjadi penyerbukan secara alami. Ciri-ciri bunga jantan yaitu berukuran
panjang dan berbentuk lancip, sedangkan bunga betina tampak besar dan merekah.
Buah kelapa sawit memiliki warna mulai dari hitam, ungu, sampai merah tergantung varietasnya.
Buah tumbuh secara bergerombol di dalam tandan yang tumbuh dari masing-masing pelepah.
Buah inilah yang nantinya diolah menjadi minyak. Semakin matang buah kelapa sawit, semakin
banyak pula minyak yang bisa dihasilkannya. Buah kelapa sawit yang telah matang akan rontok
dengan sendirinya karena mengandung asam lemak bebas (free fatty acid) yang meningkat
tajam.

Perlu diketahui, buah kelapa sawit terdiri dari tiga lapisan. Yang pertama adalah eksoskarp yaitu
bagian kulit buah yang berkelir kemerah-merahan dan bertekstur licin. Lapisan yang kedua yakni
mesoskarp atau serabut buah kelapa sawit. Dan yang ketiga adalah endoskarp ialah cangkang
pelindung inti. Inti sawit biasa disebut juga kernel sebenarnya merupakan biji endosparma dan
embrio yang mengandung minyak inti bermutu tinggi.

Kelapa sawit berkembang biak secara generatif melalui biji. Prosesnya, buah sawit yang telah
matang akan rontok dari pohon dan jatuh ke tanah. Apabila kondisi tanah memungkinkan, maka
buah tersebut akan berkecambah menghasilkan tunas dan bakal akar. Kondisi lingkungan yang
ideal bakal mendorong bibit sawit tersebut tumbuh hingga menjadi pohon kelapa sawit yang
tinggi menjulang.

Berikut ini klasifikasi ilmiah yang lengkap dari pohon kelapa sawit!

 Kerajaan : Plantae
 Divisi : Magnoliophyta
 Kelas : Liliopsida
 Ordo : Arecales
 Famili : Arecaceae
 Genus : Elaeis Jacq.
 Species : Elaeis guineensis dan Elaeis oleifera

Pengertian Kopi: Kopi (Coffea sp.) adalah spesies tanaman berbentuk pohon yang termasuk
kedalam famili Rubiaceae dan genus Cofeea. Tanaman kopi tumbuhnya tegak, bercabang, dan
bila dibiarkan tumbuh dapat mencapai tinggi 12 meter. Daunnya bulat telur dengan ujung agak
meruncing. Daun tumbuhan berhadapan pada batang, cabang, dan ranting-rantingnya (Najiyati
dkk, 1990).

Sejarahnya: Kopi untuk pertama kalinya masuk ke Indonesia pada tahun 1996 melalui Malabar
dan ditanam di perkebunan Kedawoeng di Batavia (Jakarta) sejak tahun tersebut tanaman kopi
mulai dikembangkan di Indonesia dan mulai menjadi komoditas perdagangan karena dapat
dimanfaatkan menjadi minuman yang menyegarkan badan dan pikiran serta rasa yang khas dari
kopi tidak bisa digantikan oleh minuman lainnya (Samsulbahri, 1996).

Adapun klasifikasi tanaman kopi, yaitu:

Klasifikasi ilmiah tanaman kopi


Kingdom Plantae
Divisi Tracheophyta
Subdivision Spermatophita
Kelas Magnoliopsida
Ordo Gentianales
Family Rubiaceae
Sub Family Ixoroideae
Genus Coffea
Species Coffea sp

Morfologi tanaman kopi

Species tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea.
Terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan buah

1. Akar

Tanaman kopi memiliki akar tunggang sehingga tidak mudah rebah. Akar tunggang tersebut
hanya dimiliki oleh tanaman kopi yang berasal dari bibit semai atau bibit sambung (okulasi)
yang batang bawahnya berasal dari bibit semai. Sementara tanaman kopi yang berasal dari bibit
stek, cangkok, atau okulasi yang batang bawahnya berasal dari bibit stek tidak memiliki akar
tunggang sehingga relatif mudah rebah (AAK, 2006).

Meskipun kopi merupakan tanaman tahunan, tetapi umumnya mempunyai perakaran yang
dangkal. Oleh karena itu tanaman ini mudah mengalami kekeringan pada kemarau panjang bila
di daerah perakarannya tidak diberi mulsa. Secara alami tanaman kopi memiliki akar tunggang
sehingga tidak mudah rebah. Tetapi akar tunggang tersebut hanya dimiliki oleh tanaman kopi
yang bibitnya berupa bibit semaian atau bibit sambungan okulasi yang batang bawahnya
merupakan semaian.

Panjang akar tunggang dapat mencapai 45-50 cm, dan terdapat 4-8 akar samping yang tumbuh
menurun kebawah sepanjang 2-3 m. selain itu banyak akar cabang samping yang panjang 1-2 m
horizontal, sedalam kurang lebih 30 cm, dan bercabang merata (Rahardjo,2013).

2. Batang

Batang atau cabang tanaman kopi terdiri dari:

 Cabang reproduksi adalah cabang yang tumbuh tegak lurus pada setiap ketiak daun bisa
mencapai 4-5 tunas reproduksi.
 Cabang primer adalah cabang yang tumbuh pada batang utama atau cabang reproduksi
dan berasal dari cabanag primer. Pada setiap ketiak daun hanya mempunyai satu tunas
yaitu tunas primer. Berfungsi sebagai penghasil bungan karena disetiap ketiak daunnya
terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi bunga.
 Cabang sekunder adalah cabang yang tumbuh pada cabang primer dan berasal dari tunas
sekunder. Cabang ini bersifat seperti cabang primer dapat menghasilkan bunga.
 Cabang kipas adalah cabang reproduksi yang tumbuh kuat pada cabang primer karena
pohon sudah tua. Cabang reproduksi ini sifatnya sama seperti batang utama dan sering
disebut sebagai cabang kipas.
 Cabang pecut adalah cabang kipas yang tidak mampu membentuk cabang primer,
mekipun tumbuhnya cuckup kuat.
 Cabang balik adalah cabang reproduksi yang tumbuh pada acabang primer berkembang
tidak normal dan mempunyai arah pertumbuhan menuju kedalam mahkota tajuk.
 Cabang air adalah cabang reproduksi yang tumbuhnya pesat, ruas-ruas daunnya relatif
panjang dan lunak atau banyak mengandung air (Budiman, 2014).

3. Daun

Kopi mempunyai bentuk daun bulat telur, ujungnya agak meruncing sampai bulat. Daun tersebut
tumbuh pada batang, cabang dan ranting-ranting tersusun berdampingan. Pada batang atau
cabang-cabang yang tumbuhnya tegak lurus, susunan pasangan daun itu bersleing-seling pada
ruas berikutnya. Sedangkan daun yang tumbuh pada ranting atau cabang yang mendatar,
pasangan daun itu terletak pada bidang yang sama, tidak berselang-seling (Manastas, 2014).

4. Bunga

Jumlah kuncup bunga pada setiap ketiak daun terbatas, sehingga setiap ketiak daun yang sudah
menghasilkan bunga dengan jumlah tertentu tidak akan pernah menghasilkan bunga lagi. Namun
demikian cabang primer dapat terus tumbuh memanjang membentuk daun baru, batang pun
dapat terus menghasilkan cabang primer sehingga bunga bisa terus dihasilkan oleh tanaman
(AAK, 2006).

5. Buah

Buah terdiri dari daging buah, dan biji. Daging buah terdiri atas tiga bagian, yaitu lapisan kulit
luar (eksokarp), lapisan daging (mesokarp), dan lapisan kulit tanduk (endokarp) yang tipis tetapi
keras. Buah kopi pada umumnya mengandung dua butir biji, tetapi kadang-kadang mengandung
satu butir atau bahkan tidak berbiji (hampa) sama sekali. Biji ini terdiri dari kulit biji dan
lembaga. Lembaga atau sering disebut endosperm merupakan bagian yang bisa dimanfaatkan
sebagai bahan untuk membuat minuman kopi (Budiman, 2014).

Syarat tumbuh tanaman kopi

Pertumbuhan dan produksi tanaman kopi bergantung dan dipengaruhi oleh iklim, angin, dan
tanah. Kebutuhan lainnya yang tidak dapat diabaikan adalah mencari bibit unggul yang
produksinya tinggi dan tahan terhadap hama juga penyakit. Setelah persyaratan tersebut dapat
dipenuhi hal yang juga penting adalah pemeliharaan seperti pemupukan, pemangkasan, pohon
peneduh, dan pemberantasan hama juga penyakit.

Iklim yang cocok untuk tanaman kopi Robusta adalah garis lintang 20 derajat LS-20 derajat LU,
ketinggian tempat 300-1500 m dpl, curah hujan 1500-2500 mm/th, bulan kering (curah hujan
<60 mm/bulan) 1-3 bulan, suhu udara rata-rata 21-24 derajat celcius (Asmacs, 2008).
Tanah meliputi sifat fisik dan sifat kimia. Sifat fisik tanah meliputi tekstur, struktur, air, dan
udara di dalam tanah. Tanaman kopi menghendakin tanah lapisan atasnya dalam, gembur, subur,
banyak mengandung humus dan permeable, atau dengan kata lain srtuktur tanah harus baik
(AAK, 2006).

Sifat kimia tanah meliputi kesuburan dan pH. Tanaman kopi menghendaki tanah yang dalam,
gembur dan banyak mengandung humus. Tanah yang subur bearti banyak mengandung zat-zat
makanan yang sangat dubutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan berreproduksi. Tanaman
kopi menghendaki reaksi yang agak asam, dengan pH 5 1/2-6 satu per dua. Tetapi hasil yang
baiksering kali diperoleh pada tanah yang lebih asam, dengan catatan keadaan fisiknya baik
(Manastas, 2014).

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kakao – Tanaman kakao ( Theobroma cacao L. )


merupakan tanaman budidaya perkebunan yang berasal dari Amerika Selatan, namun tanaman
ini sudah menyebar luas dan banyak dikembangkan diberbagai kawasan tropika. Tanaman
kakao ini menghasilkan buah dengan produk utama biji yang dapat di gunakan dan dimanfaatkan
untuk berbagai bidang Indutri dan lainnya.

Buah Kakao ( Image source )


Tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik mencapai ketinggian 10 m, dan adapun banyak yang
membudidayakan dengan tinggi 5 cm dengan perkembangbiakan tertentu yang memiliki tajuk
menyamping meluas. Secara sistematika tanaman kakao dapat diklasifikasikan dan morfologikan
sebagai berikut :

TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.)

Tanaman Kakao yang memiliki nama ilmiah Theobroma cacao L. ini merupakan satu-
satunya diantara 22 jenis marga Theobroma, suku sterculiaceae yang diusahakan secara
komersil. Tanaman kakao merupakan salah satu tanaman perkebunan yang dikembangluaskan
dalam rangka peningkatan sumber devisa negara dari sektor nonmigas.

Divisi : Spermatophyta

Anak Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Anak Kelas : Dialypetalae

Bangsa : Malvales

Suku : Sterculiaceae

Marga : Theobroma

Jenis : Theobroma cacao L.

Tanaman Kakao yang ditanam diperkebunan pada umumnya adalah kakao jenis forastero
(bulk cocoa atau kakao lindak), Criolo (fine cooca atau kakao mulia), dan hibrida (hasil
persilangan antara jenis Forastero dan Criolo). Pada perkbunan-perkebunan besar biasanya kakao
yang dibudidayakan adalah jenis mulia.

a. AKAR
Sistim perakaran kakao sangat berbeda tergantung dari keadaan tanah tempat tanaman tumbuh.
Pada tanah-tanah yang permukaan air tanahnya dalam terutama pada lereng – lereng gunung,
akar tunggang tumbuh panjang dan akar-akar lateral menembus sangat jauh ke dalam tanah.
Sebaliknya pada tanah yang permukaan air tanahnya tinggi, akar tunggang tumbuh tidak begitu
dalam dan akar lateral berkembang dekat permukaan tanah.

Ukuran akar tanaman kakao untuk panjang lurus ke bawah kira-kira ± 15 meter dan akar untuk
kesamping ± 8 meter. Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah,
bercabang-cabang banyak dan bercabang cabang lagi. Warna akarnya adalah kecoklatan.
Perkembangan pada sebagian besar akar lateral tanaman kakao berada pada dekat permukaan
tanah Menurut Hall (1932 dalam PPKKI, 2010),

b. BATANG

Tinggi tanaman kakao jika dibudidayakan di kebun maka tinggi tanaman kakao umur 3
tahun mencapai 1,8 – 3 meter dan pada umur 12 tahun dapat mencapai 4,5 – 7 meter. Tinggi
tanaman tersebut beragam , dipengaruhi oleh intensitas naungan dan faktor-faktor tumbuh yang
tersedia. Tanaman kakao bersifat dimorfisme, artinya mempunyai dua bentuk tunas vegetatif.
Tunas yang arah pertumbuhannya ke atas disebut dengan tunas ortotrop atau tunas air (wiwilan
atau chupon), sedangkan tunas yang arah pertumbuhannya ke samping disebut dengan plagiotrop
(cabang kipas atau fan).
c. DAUN

Sama dengan sifat percabangannya, daun kakao juga bersifat dimorfisme. Pada tunas
ortotrop, tangkai daunnya panjang, yaitu 7,5-10 cm sedangkan pada tunas plagiotrop panjang
tangkai daunnya hanya sekitar 2,5 cm. Tangkai daun bentuknya silinder dan bersisik halus,
bergantung pada tipenya. Salah satu sifat khusus daun kakao yaitu adanya dua persendian
(articulation) yang terletak di pangkal dan ujung tangkai daunyang membuat daun mapu
membuat gerakan untuk menyesuaikan dengan arah datangnya sinar matahari.

Bentuk helai daun bulat memanjang (oblongus), ujung daun meruncing (acuminatus) dan
pangkal daun runcing (acutus). Susunan daun tulang menyirip dan tulang daun menonjol ke
permukaan bawah helai daun. Tepi daun rata, daging daun tipis tetapi kuat seperti perkamen.
Warna daun dewasa hijau tua bergantung pada kultivarnya. Panjang daun dewasa 30 cm dan
lebarnya 10 cm. Permukaan daun licin dan mengkilap.

d. BUNGA

Tanaman kakao bersifat kauliflori. Artinya bunga tumbuh dan berkembang dari bekas
ketiak daun pada batang dan cabang. Tempat tumbuh bunga tersebut semakin lama semakin
membesar dan menebal atau biasa disebut dengan bantalan bunga (cushioll).
Bunga kakao mempunyai rumus K5C5A5+5G (5) artinya, bunga disusun oleh 5 daun
kelopak yang bebas satu sama lain, 5 daun mahkota, 10 tangkai sari yang tersusun dalam 2
lingkaran dan masing-masing terdiri dari 5 tangkai sari tetapi hanya 1 lingkaran yang fertil, dan 5
daun buah yang bersatu. Bunga kakao berwarna putih, ungu atau kemerahan. Warna yang kuat
terdapat pada benang sari dan daun mahkota. Warna bunga ini khas untuk setiap kultivar.
Tangkai bunga kecil tetapi panjang (1-1,5 cm). Daun mahkota panjangnya 6-8 mm, terdiri atas
dua bagian. Bagian pangkal berbentuk seperti kuku binatang (claw) dan bisanya terdapat dua
garis merah. Bagian ujungnya berupa lembaran tipis, fleksibel, dan berwarna putih.

e. BUAH dan BIJI

Buah kakao berupa buah buni yang daging bijinya sangat lunak. Kulit buah mempunyai
sepuluh alur dan tebalnya 1 – 2 cm, Warna buah kakao sangat beragam, tetapi pada dasarnya
hanya ada dua macam warna. Buah yang ketika muda berwarna hijau atau hijau agak putih jika
sudah masak akan berwarna kuning. Sementara itu, buah yang ketika muda berwarna merah,
setelah masak berwarna jingga (oranye).

f. KULIT

Kulit buah memiliki 10 alur dalam dan dangkal yang letaknya berselang-seling. Pada tipe
criollo dan trinitario alur kelihatan jelas. Kulit buahnya tebal tetapi lunak dan permukaannya
kasar. Sebaliknya, pada tipe forasero, permukaan kulit buah pada umumnya halus (rata), kulitnya
tipis, tetapi dan liat. Buah akan masak setelah berumur enam bulan. Pada saat itu ukurannya
beragam, dari panjang 10 hingga 30 cm, pada kultivar dan faktor-faktor lingkungan selama
perkembangan buah.

SYARAT TUMBUH

Tanaman kakao untuk tumbuhnya memerlukan kondisi tanah yang mempunyai struktur
tanah yang gembur juga sistem drainase yang baik. PH tanah yang ideal berkisar antara 6 – 7.
Tanaman kakao menghendaki permukaan air tanah yang dalam.

1. Tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 0 – 600 meter diatas
permukaan laut.
2. Curah hujan yang optimal untuk pertumbuhan tanaman kakao berkisar antara 1.500 –
2.000 mm setiap tahun, dengan penyebaran yang merata sepanjang tahun.
3. Suhu yang ideal untuk pertumbuhan tanaman kakao adalah sekitar 25 – 27? C dengan
fluktuasi suhu yang tidak terlalu besar.
4. Intensitas cahaya yang ideal bagi tanaman kakao adalah antara 50 – 70%.

Klasifikasi Tanaman Karet Genus tanaman karet terdiri atas 20 spesies yang keseluruhannya
berasal dari lembah Amazon. Beberapa di antara spesies tersebut mempunyai morfologi dan
sitologi yang berbeda yakni Hevea brasiliensis, Hevea spruceana, Hevea benthamiana, Hevea
pauciflora dan Heveaa rigidifolia. Spesies yang mampu memproduksi lateks adalah Hevea
brasiliensis Muell Arg (Anwar, 2001). Klasifikasi botani tanaman karet Hevea brasiliensis
Muell Arg termasuk pada Famili Euphorbiaceae, Genus Hevea, Spesies Hevea brasiliaensis
Muell Arg. Karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar. Batang
tanaman mengandung getah yang dinamakan lateks. Daun karet berwarna hijau terdiri dari
tangkai daun. Panjang tangkai daun utama 3-20 cm. Panjang tangkai anak daun sekitar 3-10 cm
dan ujungnya bergetah. Biasanya ada tiga anak daun yang terdapat pada sehelai daun karet. Anak
daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung meruncing. Biji karet terdapat dalam setiap
ruang buah. Jumlah biji biasanya ada tiga kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Akar
tanaman karet merupakan akar tunggang. Akar tersebut mampu menopang batang tanaman yang
tumbuh tinggi dan besar (Anwar, 2001).
Klasifikasi Tanaman Karet

 Kingdom: Plantae (Tumbuhan)


 Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
 Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
 Sub Kelas: Rosidae
 Ordo: Euphorbiales
 Famili: Euphorbiaceae
 Genus: Hevea
 Spesies: Hevea brasiliensis Muell. Arg

Syarat Tumbuh Tumbuhan Karet


Sesuai dengan habitat aslinya di Amerika Selatan, karet merupakan tanaman yang cokok di
tanam di daerah tropis. Daerah Tropis yang baik ditanami tanaman karet mencakup luasan
antara 15 celcius LU - 10 celcius LS. Suhu harian yang sesuai untuk pertumbuhan dan
perkembangannya adalah 25 - 30 celcius. Tanaman karet dapat tumbuh dengan baik pada
ketinggian antara 1 - 600 dpl. Curah hujan yang cukup antara 2.000 - 2.500 mm/tahun adalah
salah satu kondisi yang disukai oleh tanaman karet. Dalam sehari, tanaman karet
membutuhkan sinar matahari dengan intensitas yang cukup yaitu antara 5 7 jam per hari.

Mengenal Tanaman Karet


Tanaman karet terkenal sebagai bahan baku industri, seperti ban, sepatu, dan belt. Agar lebih
jelas, berikut ini uraian tanaman karet secara rinci.

 Asal-usul Tanaman Karet


Tananam karet (Hevea brasiliensis) mulai dikenal di Indonesia sejak zaman penjajahan
belanda. Awalanya, tanaman karet di tanam di kebun raya Bogor sebagai tanaman yang baru
dikoleksi. Selanjutnya, karet dikembangkan sebagai tanaman perkebunan dan tersebar
dibeberapa daerah di Indonesia.

 Klasifikasi Tanaman Karet

Berdasarkan Klasifikasinya, Karet termasuk kedalam Spesies Hevea brasiliensis.


Tanaman karet mempuanyai akar tunggang. Akar terbuat dapat menompang batang tanaman
yang besar dan tinggi. Batang tanaman karet biasa tumbuh lurus dan memilki percabanagan
yang tinggi diatas.Batang tanaman ini mengandung getah yang disebut lateks.
Daun karet berwarna hijau. Aapabila akan rontok, daun berubah warna menjadi kuning atau
merah. Daun karet terdiri atas tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Aanak daun
berbentuk eliptis yang memanjang dengan ujung runcing dan tepian yang rata.
Bunga karet terdiri atas bunga jantan dan bunga betina. Bunga terdapat dalam malai payung
tambahan yang jarang. Kepala putik yang akan dibuhai dalam posisi duduk berjumlah tiga
buah, sedangkan buah jantan mempunyai sepuluh benang sari yang tersusun menjadi suatu
tiang.

 Penyebaran Tanaman Karet

Perkebunan karet tersebar daerah, antara lain Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu,
Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan
Selatan, dan Kalimantan Tengah.

 Manfaat Tanaman Karet

Karet mempunyai berbagai manfaat, baik untuk kebutuhan hidup sehari-hari maupun
usaha industri. Barang-barang yang yang dapat dibuat dari karet alam, antara lain ban
kendaran, sepatu karet, sabuk penggerak mesin, kabel, isolator, dan bahan-bahan
pembungkus logam. Selain karet alam, terdapat karet sintetis yang memiliki beberapa
kelebihan yang tidak dimiliki oleh karet alam. Dalam pemanfaatannya, karet sintetis
dapat digunakan dalam industri gas, seperti minyak, membran, seal, gasket dan banyak
barang lain yang di gunakan untuk peralatan kendaran bermotor. Selain lateks, batang
dan biji karet juga dapat dimanfaatkan. Batang tanaman karet dapat dimanfaatkan
sebagai bahan industri mabel. Sementara itu, biiji karet dapat digunakan sebagai bahan
suplemen atau komplemen yang ditambahkan pada makanan bayi, snack, daging
sintetis, roti, dan masih banyak lagi.

Klasifikasi Tanaman Kelapa

 Kingdom: Plantae
 Subkingdom: Tracheobionta
 Super divisi : Spermatophyta
 Divisi: Magnoliophyta
 Kelas : Liliopsida
 Subkelas: Arecidae
 Ordo: Arecales
 Famili : Arecaceae
 Genus: Cocos
 Spesies : Cocos nucifera L.

Morfologi Tanaman Kelapa

Tanaman kelapa pada umumnya tidak memiliki cabang dan mempunyai daun yang licin. Berikut
morfologi tanaman kelapa:

a. Batang

Batang kelapa tumbuh tegak keatas dan tidak bercabang. Kecualit tanaman ini tumbuh di sekitar
persuangaian yang akan menyesuaikan arah sinar matahari.

b. Akar

Tanaman kelapa yang baru bertunas mempunyai akar tunggang. Namun, pertumuhan akat
tersebut sangat cepat dan akan terlihat seperti berlapis. Akar tanaman memiliki struktur yang
lembut di bagian dalam dan berair, serta berwarna kecoklatan.

c. Daun

Daun pada tanaman kelapa di mulai biji sudah berkecambah daan memiliki 4-6 helai daun
mudah. Daun tersusun saling membalut satu sama lain dan berwarna hijau mudah. Bentuk daun
hampir menyerupai kelapa sawit.

d. Bunga

Tanaman kelapa berbunga setelah berumur 3-4 tahun, dan tumbuh pada ketiak dauan bagian luar
yang diselubungi oleh seludang yang disebut mancung ( saptha ). Bertujuan untuk melindungin
calon bunga dan buah pada pohon kelapa.

e. Buah

Bunga betina yangs suda di buahi akan tumbuh dengan baik sekitar 3-4 minggu. Namun,
perhatikan juga tidak semua buah bisa di petik karena pohon kelapa tidak semuanya bisa
membesarkan buah dengan baik.Buah pada tanaman ini berwarna hijau atau kuning tergantung
variatesnya dan jika berwaran kecoklatan bahwa menunjukan buah tersebut sudah tua.
Syarat Tumb Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa
Iklim

Kelapa dapat tumbuh optimal di daerah tropis yakni yang terletak antara 15 derajat LU sd 15 derajat
LS.Kelapa yang di tanam atau tumbuh di luar zona tersebut tidak akan menghasilkan buah seperti
tanaman kelapa di Los Angles, Portugal, dan Florida.

Kelapa tumbuh tumbuh baik di daerah yang berketinggian 0 (pesisir pantai) sampai dengan 700 meter di
atas permukaan laut. Suhu rata-rata tahunan optimum bagi pertumbuhan kelapa adalah 27 derajat
Celcius, dengan flutuasi tidak lebih dari 6 sd 7 derajat Celcius.

Kelapa menghendaki keadaan drainase, kapasitas menahan air, dan penyebaran hujan yang sepanjang
tahun dibandingkan jumlah curah hujan yang banyak setiap tahunnya. Keadaan ini tercermin dari
pertumbuhan tanaman kelapa yang ada di sekitar pesisir pantai. Kendatipun tanaman tersebut tidak
mendapat siraman air hujan, pertumbuhannya tetap optimal akibat keadaan drainase dan kapasitas
tanah menahan air yang baik sesuai dengan apa yang dibutuhkan tanaman kelapa.

Intensitas sinar matahari yang tinggi dibutuhkan tanaman kelapa untuk produktivitas hasil yang
memuaskan, sedangkan tanaman kelapa yang tumbuh dibawah naungan akan menghasilkan
produktivitas yang rendah.

Tanah

Kelapa dapat tumbuh di berbagai jenis tanah seperti tanah aluvial, tanah latosol, dan tanah litoral yang
bertipe basir. Yang terpenting adalah tanah-tanah tersebut memiliki struktur, aerasi, dna drainase yang
baik. Tanaman kelapa sebaiknya di tanam pada tanah yang memiliki kedalaman solum > 1 meter dengan
keadaan air tanah yang tidak menggenang (statis). pH optimal untuk pertumbuhan tanaman kelapa
adalah antara 6,0 sd 8,0.

Tanaman kelapa yang tumbuh di tempat yang berdekatan dengan sumber air yang bergerak seperti
pesisir pantai atau di tepian sungai umumnya memiliki kualitas pertumbuhan dan produktivitas hasil
yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan air-air yang bergerak mengandung banyak oksigen yang penting
untuk pernafasan akar kelapa.

Manfaat Kelapa
Kelapa adalah salah satu jenis tanaman serba guna dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Seluruh
bagian pohon kelapa dapat memberikan manfaat bagi manusia mulai dari akar hingga bagian
daun dan tentunya buahnya. Berikut beberapa pemanfaat pohon kelapa oleh manusia :

 Bagian akar : Bisa dijadikan sebagai bahan baku pembuatan bir dan zat pewarna
 Bagian Batang : Dimanfaatkan sebagai bahan baku perabotan rumah, mebel, sebagai
kayu, ataupun kayu bakar.
 Bagian daun : Daun kelapa dapat digunakan sebagai bahan pembungkus ataupun
dianyam untuk dijadikan atap rumah, sedangkan lidinya biasa digunakan untuk membuat
sapu.
 Bagian bunga : menghasilkan cairan yang dikenal dengan nama air nira yang memiliki
rasa manis, bisa dijadikan sebagai bahan baku pembuatan gula nira ataupun sbg
minuman.
 Bagian buah : Bagian ini terdiri dari kulit ( sabut), batok, daging kelapa dan air kelapa.
Kulit buah ( sabut kelapa ) sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan keset, Batok
kelapa bisa dijadikan arang, buah kelapa untuk konsumsi atau diolah untuk dijadikan
minyak kelapa, terakhir air kelapa sebagai penghilang dahaga dan juga bermanfaat
sebagai tanaman obat untuk meningkatkan kesehatan tubuh.

You might also like