You are on page 1of 22

GANGGUAN METABOLISME YANG MENYEBABKAN PERLEMAKAN HATI

Abstrak

Jenis alkohol yang paling banyak digunakan dalam industri minuman adalah etanol. Alkohol
mempengaruhi beberapa system organ ataupun organ dalam tubuh antara lain hati. Oksidasi
alkohol membutuhkan enzim alkoholdehirogenase (ADH). Dalam reaksi metabolisme
alkohol, ion hidrogen dipindahkan dari alkohol ke faktor nikotinamida adenin dinukleotid
(NAD) untuk membentuk NADH. Jika terjadi produksi etanol dalam jumlah yang berlebih
dapat menimbulkan dampak negatif pada tubuh seseorang (khususnya alcoholic kronik),
antara lain perlemakan hati (fatty liver), penumpukan benda keton atau ketosis yang dapat
memicu asidosis metabolic serta terjadi peningkatan asam laktat (lactic asidosis). Hal ini
terjadi karena peningkatan NADH yang dihasilkan dapat mengganggu proses metabolisme
zat-zat lainnya yang ada di dalam tubuh, antara lain metabolisme karbohidrat serta lemak.
Kata kunci: Perlemakan hati, Alkohol, Benda Keton, Lemak, Karbohidrat

Abstract

The most common type of alcohol used in the beverage industry is ethanol. Alcohol affects
several organ systems or organs in the body such as the liver. Alcohol oxidation requires the
enzyme alkohydehydogenase (ADH). In the reaction of alcohol metabolism, hydrogen ions
are transferred from alcohol to the nicotinamide factor adenine dinucleotide (NAD) to form
NADH. If excessive amounts of ethanol production can cause a negative impact on the body
of a person (especially chronic alcoholic), among others fatty liver, the accumulation of
ketones or ketosis that can trigger metabolic acidosis and increase lactic acid (lactic
acidosis). This occurs because the increase in NADH produced can interfere with the
metabolism of other substances in the body, including carbohydrate metabolism and fat.
Keywords: Fatty liver, Alcohol, Ketones, Fat, Carbohydrates

Pendahuluan

Metabolisme merupakan modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalam


organisme dan sel. Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian
(katabolisme) molekul organik kompleks. Metabolisme terdiri dari tahapan-tahapan yang
melibatkan enzim dan dikenal sebagai jalur metabolisme. Tanpa metabolisme, makhluk hidup

1
tidak dapat bertahan hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang
disebut sebagai hormon serta dipercepat (dikatalisis) oleh enzim.

Proses produksi energi di dalam tubuh dapat berjalan melalui dua proses metabolisme
yaitu metabolisme aerob dan metabolisme anaerob. Metabolisme energi pembakaran lemak
dan karbohidrat dengan adanya oksigen (O2) yang diperoleh lewat proses pernafasan disebut
dengan metabolisme aerob. Sedangkan, proses metabolisme energi tanpa adanya oksigen (O2)
disebut dengan metabolisme anaerob.

Pada metabolisme benda keton dan etanol terjadi penimbunan lemak di hati
(hiperlipidemia) dan akhirnya dapat menyebabkan sirosis. Perlemakan hati disebabkan oleh
kombinasi gangguan oksidasi asam lemak dan meningkatnya lipogenesis yang disebabkan
oleh perubahan potensial redoks di hati dan juga karena interferensi kerja faktor-faktor
transkripsi yang mengatur ekspresi berbagai enzim dalam jalur metabolisme ini.

Metabolisme Etanol

Etanol adalah jenis alkohol yang paling banyak digunakan dalam industri minuman.
Alkohol adalah salah satu dari sekelompok senyawa organik yang dibentuk dari hidrokarbon-
hidrokarbon oleh pertukaran satu atau lebih gugus hidroksil dengan atom-atom hidrogen
dalam jumlah yang sama; istilah ini meluas untuk berbagai hasil pertukaran yang bereaksi
netral dan mengandung satu atau lebih gugus alkohol. Jenis alkohol yang paling banyak
digunakan dalam industri minuman adalah etanol. Etanol ialah suatu molekul kecil, larut
dalam air, dan diserap dengan sempurna dari saluran pencernaan. Proses oksidasi etanol
melibatkan setidaknya tiga jalur enzimatik yang berbeda. Jalur pertama yang paling
signifikan, bertanggung jawab untuk sebagian besar dari metabolisme etanol, yaitu jalur
sitosol/lintasan alkohol dehidrogenase yang dimana jalur ini adalah proses oksidasi dengan
melibatkan enzim alkohol dehidrogenase (ADH). Proses oksidasi dengan menggunakan ADH
terutama terjadi di dalam hepar. Metabolisme alkohol oleh ADH akan menghasilkan
asetaldehid. Asetaldehid merupakan produk yang sangat reaktif dan sangat beracun sehingga
menyebabkan kerusakan beberapa jaringan atau sel.1

Gambar 1: Metabolisme etanol

2
Kedua adalah jalur mikrosom atau sering disebut dengan sistem SOEM (Sistem
Oksidasi Etanol Mikrosom) yang terletak dalam retikulum endoplasma. Dengan pertolongan
3 komponen mikrosom (sitokrom P-450, reduktase dan lesitin) alkohol diuraikan menjadi
asetaldehid, kemudian akan diubah menjadi asetat oleh aldehid dehidrogenase di dalam
mitokondria. Ketiga adalah jalur peroksisom/sistem katalase yang dimana melalui enzim
katalase yang terdapat dalam peroksisom (peroxysome) hidrogen yang dihasilkan dari
metabolism alkohol dapat mengubah keadaan redoks dan pada pemakaian alkohol yang lama
dapat mengecil. Perubahan ini dapat menimbulkan perubahan metabolisme lemak dan
karbohidrat, yang menyebabkan bertambahnya jaringan kolagen dan dalam keadaan tertentu
dapat menghambat sintesa protein. Reaktive Oxygen Species (ROS) dihasilkan secara alami
dalam jumlah kecil selama reaksi metabolisme tubuh dan dapat bereaksi dengan molekul
seluler dan kerusakan kompleks seperti lemak, protein, atau DNA. Alkohol mempromosikan
generasi dari ROS dan mengganggu mekanisme normal pertahanan tubuh terhadap senyawa
ini melalui berbagai proses, terutama di hati. Alkohol juga merangsang aktivitas enzim yang
disebut sitokrom P450, yang berkontribusi pada produksi ROS. Lebih lanjut, alkohol dapat
mengubah tingkat logam tertentu dalam tubuh, sehingga memudahkan produksi ROS.1,2

Gambar 2: Jalur mikrosom dan peroksisom

Metabolisme Benda Keton


Benda keton ada di dalam tubuh. Dalam kondisi metabolik dengan laju oksidasi asam
lemak yang tinggi, hati menghasilkan banyak asetoasetat dan D(-)-3-hidroksibutirat (β-
hidroksibutirat). Asetoasetat secara terus menerus mengalami dekarboksilasi spontan untuk
menghasilkan aseton. Ketiga zat ini secara kolektif dikenal sebagai benda keton. Proses

3
pembentukan benda keton disebut ketogenensis, dimana bahan bakunya adalah Asetil-KoA.
Ketogenesis meningkat saat asam lemak di dalam tubuh meningkat. Kadar asam lemak
meningkat saat kondisi kelaparan (puasa lama), diet tinggi lemak, hormone yang
menyebabkan lipolysis (epinefrin, norepinefrin, glucagon, dan sebagainya). Akibat dari
peningkatan ketogenesis adalah ketosis (ketonuria/ketonemia) dan asidosis metabolic.1
Asetoasetat dan 3-hidroksibutirat dapat saling terkonversi oleh enzim mitokondria,
yakni D(-)-3-hidroksibutirat dehidrogenase. Konsentrasi badan keton dalam darah pada
mamalia cukup gizi secara normal tidak melebihi 0,2 mmol/L. In vivo, hati tampaknya adalah
satu-satunya organ pada hewan nonpemamah biak yang menambahkan badan keton dalam
jumlah bermakna ke dalam darah. Jaringan di luar hati menggunakan badan keton ini sebagai
substrat respirasi. Aliran neto benda keton dari hati ke jaringan ekstrahepatik terjadi karena
sintesis aktif oleh hati dan tingkat pemakaian yang rendah. Situasi sebaliknya terjadi di
jaringan ekstrahepatik.1,2

Dua molekul asetil-KoA


yang terbentuk dalam oksidasi-β
menyatu dan membentuk
asetoasetil-KoA melalui
pembalikan reaksi tiolase.
Asetoasetil-KoA yang merupakan
bahan awal untuk ketogenesis,
juga secara langsung dibentuk dari
empat karbon terminal asam lemak
selama terjadinya oksidasi-β.
Kondensasi asetoasetil-KoA
dengan molekul lain selain asetil-
KoA oleh 3-hidroksi-3-
metilglutaril-KoA sintase
membentuk 3-hidroksi-3-metilglutaril-KoA (HMG-KoA). 3-hidroksi-3-metilglutaril-KoA
liase kemudian menyebabkan asetil-KoA terlepas dari HMG-KoA yang menyisakan
asetoasetat bebas. Atom-atom karbon yang terlepas di molekul asetil-KoA berasal dari
molekul aseoasetil-KoA awal. Agar terjadi ketogenesis, kedua enzim harus terdapat di
mitokondria. Hal ini hanya dijumpai di hati dan epitel pemamah biak. Pada keadaan ketosis,
D-(-)-3-hidroksibutirat secara kuantitatif merupakan bahan keton utama yang terdapat dalam

4
darah dan urin. Pada jaringan ekstrahepatik, asetoasetat diaktifkan menjadi aseoasetil-KoA
oleh suksinil-KoA-asetoasetat KoA transferase. KoA dipindahkan dari suksinil-KoA untuk
membentuk asetoasetil-KoA. Asetoasetil-KoA dipecah menjadi asetil-KoA oleh tiolase dan
dioksidasi dalam siklus asam sitrat. Jika kadarnya dalam darah meningkat, oksidasi benda
keton meningkat sampai sekitar 12 mmol/L, badan-badan keton ini menyebabkan perangkat
oksidatif mengalami kejenuhan. Jika hal ini terjadi, sejumlah berat konsumsi oksigen
diperlukan untuk mengoksidasi benda keton.2

Pada kebanyakan kasus, ketonemia disebabkan oleh meningkatnya produksi badan


keton oleh hati , bukan karena defisiensi pemakaiannya oleh jaringan di luar hati. Sementara
asetoasetat dan D(-)-3-hidroksibutirat mudah dioksidasi oleh jaringan ekstrahepatik, aseton
sulit dioksidasi in vivo dan umumnya dikeluarkan dari paru. Ketogenesis diatur di tiga tahap
yaitu:1,2

1. Ketosis tidak terjadi in vivo, kecuali jika terjadi peningkatan kadar asam lemak bebas
dalam darah yang berasal dari lipolisis triasilgliserol di jaringan adiposa. Asam lemak
bebas adalah prekusor benda keton di hati. Hati, baik dalam keadaan kenyang maupun
puasa mengekstraksi sekitar 30% asam lemak bebas yang melewatinya sehingga pada
konsentrasi tinggi, aliran asam lemak yang melewati cukup banyak. Karena itu,
faktor-faktor yang mengatur mobilisasi asam lemak dari jaringan asiposa penting
untuk mengontrol ketogenesis.
2. Setelah diserap oleh hati, asam lemak bebas mengalami oksidasi-β menjadi CO2 atau
benda keton atau teresterfikasi menjadi triasilgliserol dan fosfolipid. Masuknya asam
lemak ke dalam jalur oksidatif diatur oleh karnitin palmitoiltransferase-I (CPT-1) dan
asam lemak lainnya yang terserap diesterifikasi. Pada keadaan puasa, aktivitas enzim
ini meningkat sehingga oksidasi asam lemak juga meningkat.
3. Asetil-KoA yang dibentuk dalam oksidasi-β dioksidasi dalam siklus asam sitrat atau
memasuki jalur ketogenesis untuk membentuk benda keton. Seiring dengan
meningkatnya kadar asam lemak bebas serum, semakin banyak asam lemak bebas
yang diubah menjadi benda keton dan semakin sedikit yang dioksidasi melalui siklus
asam sitrat menjadi CO2. Pemisahan asetil-KoA antara jalur ketogenesis dan oksidasi
menjadi CO2 diatur sedemikian rupa sehingga energi bebas total yang terserap dalam
ATP yang terbentuk dari oksidasi asam lemak bebas akan konstan sewatu
konsentrasinya dalam serum berubah. Hal ini dapat dipahami jika disadari bahwa
oksidasi sempurna 1 mol palmitat menyebabkan produksi netto 106 mol ATP melalui

5
oksidasi-β dan pembentukan CO2 dalam siklus asam sitrat, sementara hanya 26 mol
ATP dihasilkan jika asetoasetat adalah produk akhirnya dan hanya 21 mol jika 3-
hidroksibutirat adalah produk akhirnya. Jadi, ketogenesis dapat dianggap sebagai
mekanisme yang memungkinkan hati mengoksidasi asam lemak dalam jumlah besar
meskipun terdapat pembatasan-pembatasan yang ditimnulkan oleh sistem fosforilasi
oksidatif.

Defek herditer pada enzim-enzim oksidasi-b dan ketogenesis juga menyebabkan


hipoglikemia nonketotik, koma, dan perlemakan hati. Defek dapat terjadi pada 3-hidroksiasil-
KoA dehydrogenase rantai-panjang dan rantai pendek. Adanya badan keton dalam jumlah
melebihi kadar normal dalam darah atau urine masing-masing disebut ketonemia
(hiperketonemia) atau ketonuria. Secara keseluruhan, keduanya disebut ketosis. Asam
asetoasetat dan 3-hidroksibutirat adalah asam berkekuatan sedang dan akan disangga jika
terdapat di dalam darah atau jaringan lain. Namun eksresi keduanya secra terus-menerus
dalam jumlah besar secara progresif mengurangi cadangan basa sehingga timbul
ketoasidosis.1,2

Metabolisme Karbohidrat

Karbohidrat merupakan salah satu nutrien bagi makhluk hidup. Glukosa adalah
karbohidrat terpenting, kebanyakan karbohidrat dalam makanan diserap ke dalam aliran
darah sebagai glukosa dan gula lain diubah menjadi glukosa di hati. Glukosa adalah prekusor
untuk sintesis semua karbohidrat lain di tubuh, termasuk glikogen untuk penyimpanan, ribosa
dan deoksiribosa dalam asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, dalam glikolipid, dan
sebagai kombinasi dengan protein dalam glikoprotein dan proteoglikan.1

Fungsi karbohidrat yaitu:3,5

1. Sebagai sumber energi utama


2. Sebagai cadagan energi (glikogen) dalam hati dan otot
3. Menghasilkan senyawa intermediet amphibolik: piruvat, laktat, gliserida
4. Sebagai sumber energi utama bagi otak dan susunan saraf
5. Pengatur peristaltik usus dan pemberi muatan pada sisa makanan

Tahap-tahap dalam metabolisme karbohidrat yaitu:1,4

6
a. Glikolisis Embden Meyerhoff
Proses glikolisis ialah proses awal dari metabolisme gugus gula hasil pemecahan
karbohidrat di dalam sel. Proses glikolisis ialah suatu proses yang bertujuan untuk
menghasilkan piruvat dalam keadaan aerob ataupun laktat dalam keadaan anaerob sehingga
dapat terbentuk energi. Glikolisis terjadi di dalam sitoplasma sel/sitosol. Pada keadaan aerob,
1 molekul glukosa yang melalui proses glikolisis dapat menghasilkan 8 ATP sedangkan
dalam keadaan anaerob jumlah ATP yang dihasilkan lebih sedikit yaitu 2 ATP. Di eritrosit,
proses glikolisis selalu terjadi dalam keadaan anaerob karena ketiadaan mitokondria. Hal ini
menyebabkan hasil akhirnya selalu berupa laktat. Proses glikolisis terjadi melalui tahapan-
tahapan tertentu. Tahapan-tahapan tersebut adalah:
1. Glukosa  Glukosa 6-P
Enzim yang berperan ialah glukokinase di hepar dan heksokinase di jaringan
ekstrahepatik. Proses perubahan ini memerlukan donor phospat yang didapat melalui
pelepasan gugus phospat dari sebuah molekul ATP menjadi ADP. Selain itu
diperlukan ion magnesium. Reaksi ini tidak dapat terjadi dalam arah yang
berlawanan. Glukosa 6-P merupakan molekul yang penting bukan hanya dalam
glikolisis EM, melainkan juga proses lain seperti HMP shunt dan glikogenolisis.
2. Glukosa 6-P  Fruktosa 6-P
Enzim yang berperan adalah isomerase.
3. Fruktosa 6-P  Fruktosa 1,6 bifosfat
Enzim yang berperan ialah fosfofruktokinase. Enzim ini bekerja bantuan ion
magnesium dan ambilan satu gugus phospat dari ATP. Enzim ini merupakan enzim
kunci yang mengatur kecepatan proses glikolisis.
4. Fruktosa 1,6 bifosfatGliseraldehid 3-P + Dihydroxyacetone phosphate (DHAP)
Enzim yang berperan adalah aldolase. DHAP akan diubah menjadi Gliseraldehid 3-P
dengan bantuan enzim isomerase. Sehingga proses ini akan menghasilkan 2 molekul
Gliseraldehid 3-P.
5. Gliseraldehid 3-P1,3-bisfosfogliserat
Proses ini memerlukan koenzim NAD+ yang akan bereaksi dengan phospat inorganik
menjadi NADH dan melepas ion hidrogen. Proses ini akan menghasilkan 3 ATP
melalui rantai pernapasan. Proses ini dapat dihambat oleh iodoasetat. Enzim yang
berperan adalah gliseraldehid 3-P dehydrogenase.
6. 1,3-bisfosfogliserat 3-fosfogliserat

7
Dengan bantuan ion magnesium, proses ini akan menghasilkan 1 ATP pada tingkat
substrat. Enzim yang berperan adalah fosfogliserat kinase.
7. 3-fosfogliserat 2-fosfogliserat
Enzim yang berperan adalah mutase.
8. 2-fosfogliseratFosfoenolpiruvat (PEP)
Proses ini memerlukan ion magnesium dan akan dihambat oleh flourida. Enzim yang
berperan adalah enolase.
9. PEP  (enol) piruvat
Proses ini memerlukan ion magnesium dan ADP. Gugus phospat dari phospo enol
piruvat akan diambil untuk bergabung dengan ADP membentuk 1 molekul ATP.
Proses ini berlangsung dengan bantuan enzim piruvat kinase.
10. (enol) piruvat  (keto) piruvat
Proses ini berlangsung secara spontan.
Proses diatas dalam keadaan normal akan menghasilkan 10 ATP. Langkah kelima
menghasilkan 3 ATP, namun karena ada 2 molekul gliseraldehid 3-P maka energi
yang dihasilkan menjadi 6 ATP. Proses yang berlangsung dibawahnya juga terjadi
dalam 2 molekul, sehingga ATP yang terbentuk pada langkah 6 sebanyak 2 ATP dan
langkah 9 sebanyak 2 ATP. Totalnya ialah 10 ATP. Sedangkan energi yang
digunakan dalam proses ini ialah 2 ATP. ATP ini digunakan pada langkah 1 dan 3.
Sehingga total energi dalam glikolisis pada proses aerob ialah sebesar 8 ATP. Pada
keadaan anaerob rantai pernafasan tidak terjadi. Yang terjadi adalah pembentukan
laktat. Sehingga 6 ATP pada langkah kelima tidak terbentuk. Oleh karena itu jumlah
ATP yang dihasilkan hanya 2 ATP.

8
Gambar 4. Glikolisis EM
b. Oksidasi Piruvat
Piruvat yang telah terbentuk sebagai hasil proses glikolisis dapat masuk ke dalam
mitokondria untuk mengalami oksidasi menjadi molekul asetil koA. 1 molekul glukosa akan
menghasilkan 2 molekul piruvat yang memiliki 3 atom karbon. Piruvat akan diubah menjadi
asetil koA yang memiliki 2 atom karbon. Dalam eritrosit, setelah mengalami glikolisis maka
piruvat akan diubah menjadi laktat. Piruvat dehidrogenase ialah enzim yang berperan dalam
proses ini. Konsentrasi dari piruvat dehidrogenase meningkat pada saat makan dan saat
piruvat banyak terbentuk. Sebaliknya kondisi kelaparan serta konsentrasi asetil koA yang
meningkat akan menghambat kerja dari piruvat dehidrogenase. Selain itu kinase spesifik juga
berperan dalam proses oksidasi piruvat. Fosforilasi kinase dapat menghambat aktivitas enzim
ini, sedangkan defosforilasi kinase dapat mempercepat kerja enzim ini. Enzim ini
memerlukan koenzim NAD+ yang melalui rantai pernapasan akan berubah menjadi NADH
dan menghasilkan 3 ATP. Proses reaksi memerlukan 5 vitamin dalam bentuk koenzim, yaitu
vitamin asam lipoat, vitamin B1, B2, B5 dan vitamin asam pantotenat. Sedangkan hambatan
pada enzim piruvat dehidrogenase dapat menyebabkan laktat asidosis. Kondisi ini dapat
terjadi pada keracunan ion merkuri dan pada penderita diabetes melitus. Jumlah ATP yang
dihasilkan pada proses ini ialah sebesar 6 ATP. 1,4
c. Siklus Asam Sitrat
Siklus asam sitrat merupakan jalur akhir bersama metabolisme karbohidrat, protein
dan lemak. Asetil koA sebagai substrat awal kerja enzim pada siklus asam sitrat dapat
dihasilkan dari katabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Siklus ini dapat terjadi di
mitokondria. Siklus ini merupakan siklus dimana terjadi penggabungan antara molekul asetil
koA dengan oksaloasetat hingga terbentuk asam trikarboksilat yaitu asam sitrat. Asam sitrat
akan mengalami beberapa reaksi untuk akhirnya kembali membentuk oksaloasetat. Proses
yang terjadi adalah sebagai berikut: 1,4
1. Asetil koA + oksaloasetat + H2O  sitrat + koASH (enzim sitrat sintase).
2. Sitrat  isositrat (enzim akonitase)
Kerja enzim dapat dihambat oleh fluoroasetat. Hal ini dikarenakan fluoroasetat
dapat berkondensasi dengan oksaloasetat membentuk fluorositrat yang
menghambat kerja enzim akonitase.
3. Isositrat + NAD+  α – ketoglutarat + CO2 + NADH + H+ (enzim isositrat
dehidrogenase).
Proses ini melalui rantai pernapasan akan menghasilkan 3 ATP.

9
4. α – ketoglutarat + NAD+ + koASH  Suksinil ko-A + CO2 + NADH + H+
(enzim α – ketoglutarat dehidrogenase)
Proses ini juga menghasilkan 3 ATP. Kerja enzim dapat dihambat oleh arsenat.
5. Suksinil KoA + GDP +Pi  Suksinat + GTP + koASH (enzim suksinat
tiokinase)
Melalui tingkat substrat maka GTP dapat menyumbang 1 gugus phospat ke
ADP untuk menghasilkan ATP.
6. Suksinat + FAD  Fumarat + FADH2 (enzim suksinat dehidrogenase)
Kerja enzim dapat dihambat malonat yang sifat inhibisinya ialah kompetitif.
Jumlah ATP yang dihasilkan melalui proses ini ialah 2 ATP.
7. Fumarat + H2O  Malat (enzim fumarase).
8. Malat + NAD+  Oksaloasetat + NADH + H+ (enzim malat dehidrogenase)
Jumlah ATP yang dihasilkan melalui proses ini ialah sebesar 3 ATP.
Regulasi terutama dari siklus asam sitrat adalah konsentrasi produk. Semakin
tinggi konsentrasi produk, maka enzim untuk mensintesisnya semakin
dihambat.
Hasil dari siklus asam sitrat adalah 24 ATP, yang terdiri dari:
 3 NADH : 9 ATP
 1 FADH2 : 2 ATP
 1 ATP
Karena ada 2 molekul asetil koA, maka jumlah energi menjadi 12 x 2 ATP = 24 ATP. Dari
ketiga proses diatas total energi yang dihasilkan dalam oksidasi satu molekul glukosa ialah
sebesar 38 ATP (glikolisis 8 ATP, oksidasi piruvat 6 ATP dan siklus asam sitrat 24 ATP).
Jadi, produksi ATP pada oksidasi 1 molekul glukosa adalah Glikolisi EM pada keadaan aeob
8 ATP, oksidasi piruvat menjadi asetil koA 6 ATP, dana pada siklus asam sitrat yaitu 24
ATP. Pada keadaan aerob dihasilkan 38 ATP.

10
Gambar 5. Siklus Asam Sitrat
d. HMP Shunt
HMP merupakan singkatan dari hexose mono phospat = pentose phospat pathway.
Proses ini merupakan jalan lain untuk oksidasi glukosa melalui dehidrogenasi dengan NADP
sebagai akseptor H+. Proses ini terjadi di sitoplasma sel dan tidak menghasilkan ATP. HMP
shunt aktif di hati, jaringan adiposa, sel darah merah, korteks adrenal, kelenjar tiroid, kelenjar
mammae yang sedang laktasi dan kelenjar testis. Bagi sel darah merah, proses ini
menyediakan glutation untuk melindungi membran sel dari proses oksidasi oleh molekul
H2O2. Proses ini bertujuan untuk menyediakan NADPH + H+. NADPH penting bagi sintesis
asam lemak, kolesterol, hormon steroid, asam amino dan hormon tiroid. Selain itu proses ini
akan menyediakan ribosa 5 phospat untuk sintesis nukleotida (RNA – DNA). HMP Shunt
merupakan proses multisiklik, karena molekul glukosa 6-P yang digunakan dapat kembali
menjadi glukosa 6-P. Proses ini memerlukan 3 molekul glukosa 6 phospat.

Adapun enzim yang dibutuhkan dalam proses ini ialah:1,4


 Glukosa 6-P dehidrogenase yang mengubah glukosa 6-P menjadi 6-
fosfoglukonat.
 6-fosfo glukonat dehidrogenase mengubah 6 fosfoglukonat menjadi
ribulosa 5-Phospat.

11
 Epimerase mengubah ribulosa 5 phospat  xilulosa 5 phospat dan ribosa 5
phospat  arabinosa 5 phospat.
 Keto isomerase mengubah ribulosa 5 phospat menjadi ribosa 5 phospat.
 Transketolase dan transadolase.
e. Glikogenolisis
Glikogenolisis merupakan kebalikan dari glikogenesis, yaitu proses pemecahan glikogen
menjadi glukosa. Dapat terjadi di hati dan otot. Di hati proses ini akan meningkatkan kadar
glukosa darah meskipun dalam jumlah yang kecil. Sedangkan di otot glikogenolisis terjadi
pada keadaan kerja fisik seperti berolahraga. Proses yang terjadi adalah sebagai berikut:1,4
1. Pada rantai cabang dari glikogen, enzim fosforilase yang merupakan enzim regulator
akan mengkatalisis reaksi pemecahan ikatan glikosidik atau yang disebut juga dengan
fosforilisis (pemecahan dengan phospat). Oleh fosforilase, molekul glukosa akan
dilepas dan diikat dengan phospat pada atom karbon nomor 1. Proses pelepasan ini
akan terus berlanjut sampai tinggal ± 4 molekul glukosa di cabang.
2. Glukan transferase akan memindahkan ±3 dari ±4 molekul glukosa yang tersisa ke
rantai lurus dan meninggalkan 1 molekul glukosa pada cabang tersebut.
3. Debranching enzyme akan menghidrolisis tempat percabangan dimana tersisa 1
molekul glukosa untuk menghasilkan 1 glukosa bebas. Dengan kata lain enzim ini
meniadakan percabangan.
Karena hanya 1 molekul glukosa bebas yang dihasilkan (meskipun ada glukosa 1-P), maka
hanya sedikit terjadi kenaikan kadar glukosa darah akibat proses ini.

Gambar 6. Lintasan Glikogenolisis dan Glikogenesis

12
f. Glikogenesis
Glikogenesis merupakan proses pembentukan glikogen dari molekul glukosa. Fungsi dari
pembentukan glikogen ialah sebagai cadangan energi terutama di hati dan otot. Proses
glikogenesis umumnya meningkat sesaat setelah makan dan menurun pada saat puasa/lapar.
Glikogen merupakan polisakarida yang terdiri dari rantai lurus dan rantai bercabang. Pada
rantai lurus terjadi ikatan glikosidik antara gugus gula yang satu dengan yang lainnya pada
ikatan α – 1,4 dan ikatan glikosidik rantai bercabang pada ikatan α – 1,6. Glikogen ini adalah
simpanan utama karbohidrat yang paling mudah diubah kembali menjadi monosakarida, tidak
seperti halnya pada lemak yang relatif lebih sulit dimobilisasi. Proses glikogenesis terjadi di
hati dan otot. Di hati fungsi utama glikogen ialah sebagai simpanan glukosa dan akan dipakai
bila sewaktu-waktu kadar glukosa di dalam darah mengalami penurunan. Sedangkan
glikogen di otot berfungsi sebagai sumber energi untuk proses glikolisis di dalam sel otot
sendiri, bukan sebagai sumber glukosa untuk meningkatkan kadar glukosa darah. Karena
tidak ada enzim glukosa 6-P fosfatase yang dapat mengubah glukosa 6-P menjadi glukosa
bebas di otot. Enzim ini terdapat di hati.
Proses glikogenesis awalnya memerlukan molekul glikogen asal yang terbentuk dari
protein. Pada asam amino tiroksin dari protein inilah akan terjadi glikosilasi. Namun glukosa
bebas tidak dapat langsung ditautkan pada glikogen primer ini. Bentuk glukosa yang dapat
ditautkan ialah UDP glukosa. Proses glikogenesis yang terjadi adalah sebagai berikut:1,4
1. Pembentukan UDP glukosa dari glukosa 1-P. Reaksi ini terjadi dengan bantuan enzim
UDP glukosa pirofosforilase. Reaksinya ialah:
Glukosa 1-P + UTP  UDP Glukosa + 2Pi
2. Pembentukan unit glukosil 14 dari molekul glikogen primer yang ditambahkan
molekul UDP glukosa dengan bantuan enzim glikogen sintase.
Bila jumlah molekul dalam rantai lurus telah mencapai ±11 molekul glukosa, maka
enzim percabangan akan memindahkan ± 6 molekul glukosa ke cabang lain.
g. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah proses mengubah prekursor nonkarbohidrat menjadi glukosa
atau glikogen. Substrat utamanya adalah asam-asam amino glukogenik, laktat, gliserol, dan
propionat. Hati dan ginjal adalah jaringan glukoneogenik utama.2 Glukoneogenesis
memenuhi kebutuhan glukosa tubuh jika karbohidrat dari makanan atau cadangan glikogen
kurang memadai. Pasokan glukosa merupakan hal yang esensial terutama bagi sistem saraf
dan eritrosit. Kegagalan glukoneogenesis biasanya bersifat fatal. Glukosa juga penting dalam
mempertahankan kadar zat-zat antara siklus asam sitrat meskipun asam lemak adalah sumber

13
utama asetil-KoA di jaringan. Selain itu, glukoneognenesis membersihkan laktat yang
dihasilkan oleh otot dan eritrosit serta gliserol yang dihasilkan oleh jaringan adiposa.
Tiga reaksi tidak-seimbang dalam glikolisis yang dikatalisis oleh heksokinase,
fosfofruktokinase, dan piruvat kinase, menghambat pembalikan sederhana glikolisis untuk
membentuk glukosa. Pembalikan reaksi yang dikatalisis oleh piruvat kinase dalam glikolisis
melibatkan dua reaksi endotermik. Piruvat karboksilase mitokondria mengatalisis
karboksilasi piruvat menjadi oksaloasetat, suatu reaksi yang membutuhkan ATP dengan
vitamin biotin sebagai koenzim. Biotin mengikat CO2 dari bikarbonat sebagai karboksibiotin
sebelum penambahan CO2 ke piruvat. Enzim kedua, fosfoenolpiruvat karboksikinase,
mengatalisis dekarboksilasi dan fosforilasi oksaloasetat menjadi fosfoenolpiruvat dengan
menggunakan GTP sebagai donor fosfat. Di hati dan ginjal, reaksi suksinat tiokinase dalam
siklus asam sitrat menghasilkan GTP, dan GTP ini digunakan untuk reaksi fosfoenolpiruvat
karboksikinase sehingga terbentuk hubungan antara aktivitas siklus asam sitrat dan
glukoneogenesis, untuk mencegah pengeluaran berlebihan oksaloasetat untuk
glukoneogenesis yang dapat mengganggu aktivitas siklus asam sitrat.
Perubahan fruktosa 1,6-bisfosfat menjadi fruktosa 6-fosfat, untuk pembalikan
glikolisis, dikatalisis oleh fruktosa 1,6-bisfosfatase. Keberadaan enzim ini menentukan
apakah suatu jaringan mampu membentuk glukosa tidah saja dari piruvat, tetapi juga dari
triosa fosfat. Enzim ini terdapat di hati, ginjal, dan otot rangka, tetapi mungkin tidak
ditemukan di otot jantung dan otot polos. Perubahan glukosa 6-fosfat menjadi glukosa
dikatalisis oleh glukosa 6-fosfatase. Enzim ini terdapat di hati dan ginjal, tetapi tidak di otot
dan jaringan adiposa, akibatnya tidak dapat mengekspor glukosa ke dalam aliran darah.
Pemecahan glikogen menjadi glukosa 1-fosfat dikatalisis oleh fosforilase. Sintesis glikogen
melibatkan jalur yang berbeda melalui uridin difosfat glukosa dan glikogen sintase. Setelah
transaminasi atau deaminasi, asam-asam amino glukogenik menghasilkan piruvat atau zat-zat
antara siklus asam sitrat. Oleh karena ini, reaksi yang dijelaskan sebelumnya dapat
menyebabkan perubahan laktat maupun asam amino glukogenik menjadi glukosa atau
glikogen.
Pada hewan bukan pemamah biak, termasuk manusia, propionat berasal dari oksidasi-
asam lemak rantai-ganjil yang terdapat pada lipid hewan pemamah biak, serta oksidasi
isoleusin dan rantai samping kolesterol, serta merupakan substrat bagi glukoneogenesis.
Gliserol dibebaskan dari jaringan adiposa melalui lipolisis lipoprotein triasilgliserol dalam
keadaan kenyang: gliserol dapat digunakan untuk re-esterifikasi asam lemak bebas menjadi
triasilgliserol di jaringan adiposa atau hati, atau menjadi substrat untuk glukoneogenesis di

14
hati. Dalam keadaan puasa, gliserol yang dibebaskan dari lipolisis triasilgliserol jaringan
adiposa digunakan semata-mata sebata substrat untuk glukoneogenesis di hati dan ginjal.1,4
Ada beberapa hormon yang berperan dalam metabolism karbohidrat, yaitu :
1. Growth Hormone (GH)1,3,5
 Penurunan pemakaian glukosa untuk energy
Berkurangnya pemakaian disebabkan oleh meningkatnya pengangkutan dan
penggunaan asam lemak untuk mendapatkan energi yang disebabkan pengaruh
hormon pertumbuhan. Jadi asam lemak banyak membentuk asetil KoA yang
sebaliknya memicu timbulnya efek umpan balik yang menghambat pemecahan
glikolisis dari glukosa dan glikogen.
 Peningkatan endapan glikogen di dalam sel
Bila terdapat kelebihan hormon pertumbuhan, glukosa dan glikogen tidak dapat di
gunakan sebagai energi dengan mudah, maka glukosa akan masuk kedalam sel
dengan cepat dipolimerisasi menjadi glikogen dan diendapkan.
 Berkurangnya ambilan glukosa oleh sel
Menurunnya pengangkutan glukosa melewati membran sel, hal ini terjadi karena
sel itu sudah jenuh menyerap glukosa yang berlebihan yang sudah sulit digunakan.
Tanpa penggunaan dan ambilan oleh sel secara normal maka kosentrasi glukosa
darah sering meningkat sampai 50% atau lebih diatas normal. Keadaan ini disebut
diabetes hipofisis.
 Peningkatan sekresi insulin
Peningkatan kosentrasi glukosa darah disebabkan oleh rangsangan hormone
pertumbuhan terhadap sel–sel beta dari pulau Langerhans untuk mensekresikan
insulin tambahan.
2. Hormon Tiroid
Hormon tiroid merangsang hampir semua aspek metabolisme karbohidrat, termasuk
penggunaan glukosa yang cepat oleh sel, meningkatkan glikolisis, meningkatkan
glukogenesis, menigkatkan kecepatan absorpsi dari saluran cerna, dan bahkan juga
meningkatkan sekresi insulin dengan hasil akhirnya adalah efeknya terhadap metabolisme
karbohidrat. 1,3,5
3. Insulin
Insulin memiliki 4 efek dalam menurunkan kadar glukosa darah dan mendorong
penyimpanan karbohidrat sebagai berikut. 1,3,5

15
 Insulin mempermudah transport glukosa ke dalam sebagian besar sel
 Insulin merangsang glikogenesis di otot rangka dan hati
 Insulin menghambat glikogenolisis sehingga insulin cenderung menyeabkan
penyimpanan karbohidrat dan mengurangi pengeluaran glukosa oleh hati.
 Insulin juga menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati dengan menghambat
gluconeogenesis dengan mengurangi jumlah asam amino di darah yang tersedia
bagia hati untuk gluconeogenesis dan dengna menghambat enzim-enzim hati yang
diperlukan untuk mengubah asam amino menjadi glukosa.
4. Glukagon
Efek keseluruhan glucagon pada metabolism karbohidrat menyebabkan peningkatan
produksi dan pelepasan glukosa oleh hati sehignga kadar glukosa darah meningkat.
Glucagon melaksanakan efek hiperglikemiknya dengna menurunkan sintesis glikogen,
mendorong glikogenolisis dan merangsang gluconeogenesis. 1,3,5

5. Kortisol
Kortisol akan merangsang gluconeogenesis di hati. Antara waktu makan atau selama
puasa, ketika tidak ada nutrient baru yang diserap ke dalam darah untuk digunakan dan
disimpan, glikogen di hati cenerung berkurang karena diuraikan untuk membebaskan
glukosa ke dalam darah. Kortisol juga menghambat penyerapan dan pemakaian glukosa
oleh banyak jaringan kecuali otak. Hal ini akan meningkatkan konsentrasi glukosa darah
yang ditimbulkan oleh gluconeogenesis. 1,3,5
6. Epinefrin
Secara umum epinefrin menyebabkan mobilisasi cepat simpanan karbohidrat untuk
menyediakan energy yang dapat digunakan oleh otot yang sedang aktif. Secara spesifik,
epinefrin meningkatkan kadar glukosa darah melalui beberapa mekanisme berbeda.
Hormone ini merangsang gluconeogenesis dan glikogenolisis di hati. Selain itu, epinefrin
juga merangsang glikogenolisis di otot rangka. Namun karena terdapat perbedaan dalam
kandungan enzim antara hati dan otot maka glikogen otot tidak dapat diubah langsung
menjadi glukosa sehingga penguraian glikogen otot membebaskan asam laktat ke dalam
darah dan kemudian asam laktat itu akan diambil oleh hati untuk dibentuk menjadi
glukosa sehingga secara tak langsung efek epinefrin pada otot rangka membantu
meningkatkan kadar glukosa.1,3,5

16
Metabolisme Lemak

Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen , meliputi lemak, minyak, steroid,


malam (wax), dan senyawa terkait, yang berakitan lebih karena sifat fisiknya daripada sifat
kimianya. Kombinasi lipid dan protein (lipoprotein) berfungsi sebagai pengangkut lipid
dalam darah. Meskipun asam lemak mengalami oksidasi menjadi asetil-KoA dan disintesis
dari asetil-KoA, namun oksidasi asam lemak bukan merupakan pembalikan sederhana dari
biosintesis asam lemak, tetapi merupakan proses yang sama sekali berbeda dan berlangsung
di kompartemen sel yang berbeda. Pemisahan oksidasi asam lemak di mitokondria dari
biosintesis di sitosol memungkinkan tiap proses dikendalikan secara individual, dan
diintegrasikan sesuai kebutuhan jaringan. Setiap tahap pada oksidasi asam lemak melibatkan
turunan asil-KoA yang dikatalisis oleh enzim-enzim yang berbeda, menggunakan NAD dan
FAD sebagai koenzim, dan menghasilkan ATP. Proses tersebut merupakan suatu proses
aerob yang memerlukan keberadaan oksigen.1,6

Asam lemak bebas (FFA) adalah asam


lemak yang berada dalam keadaan tidak
teresterifikasi. Di plasma, FFA rantai-panjang
berikatan dengan albumin, dan di sel asam-asam
ini melekat pada protein pengikat-asam lemak
sehingga pada kenyataannya asam-asam lemak
ini tidak pernah benar-benar “bebas”. Asam
lemak rantai-pendek lebih larut air dan terdapat
dalam bentuk asam tak terionisasi atau sebagai
anion asam lemak.1

Asam lemak mula-mula harus diubah


menjadi suatu zat antara aktif sebelum dapat
dikatabolisme. Reaksi ini adalah satu-satunya
tahap dalam penguraian sempurna suatu asam
lemak yang memerlukan energi dari ATP. Dengan adanya ATP dan koenzim A, enzim
tiokinase mengatalisis perubahan asam lemak menjadi asam lemak aktif atau asil-KoA yang
menggunakan satu fosfat berenergi-tinggi disertai pembentukan AMP dan PPi. PPi
dihidrolisis oleh pirofosfatase anorganik disertai hilangnya fosfat berenergi-tinggi lainnya
yang memastikan bahwa seluruh reaksi berlangsung hingga selesai. Asil-KoA sintetase

17
ditemukan di retikulum endoplasma, peroksisom, serta di bagian dalam dan membran luar
mitokondria.1,7

Karnitin tersebar luas dan terutama banyak terdapat di otot. Asil-KoA rantai panjang
tidak dapat menembus membran dalam mitokondria. Namun, karnitin palmitoiltransferase-I,
yang terdapat di membran luar mitokondria, mengubah asil-KoA rantai panjang menjadi
asilkarnitin yang mampu menembus membran dalam dan memperoleh akses ke sistem
oksidasi-b enzim. Karnitin-asilkarnitin translokase bekerja sebagai pengangkut penukar di
membran dalam mitokondria. Asil karnitin diangkut masuk, dan disertai dengan
pengangkutan keluar satu molekul karnitin. Asil karnitin kemudian bereaksi dengan KoA
yang dikatalisis oleh karnitin palmitoiltransferase-II yang terletak di bagian dalam membran
dalam. Asil-KoA terbentuk kembali di matriks mitokondria dan karnitin dibebaskan.1,6

Pada oksidasi-b, terjadi pemutusan tiap dua karbon dari molekul asil-KoA-b yang
dimulai dari ujung karboksil. Rantai diputus antara atom karbon -a (2) dan –b (3) karena itu
dinamai oksidasi-b. Unit dua karbon yang terbentuk adalah asetil-KoA. Jadi, palmitoil-KoA
menghasilkan delapan molekul asetil-KoA. Asam lemak dengan jumlah atom karbon ganjil
dioksidasi melalui jalur oksidasi-b, yang menghasilkan asetil-KoA sampai tersisa sebuah
residu tiga karbon (propionil-KoA). Senyawa ini diubah menjadi suksinil-KoA, suatu
konstituen siklus asam sitrat. Karena itu, residu propionil dari asam lemak rantai ganjil adalah
satu-satunya bagian asam lemak yang bersifat glukogenik.1

Peranan hormone dalam metabolisme lemak sebagai berikut:3,5

 Growth Hormone (GH)


Hormon pertumbuhan mempunyai efek yang spesifik dalam menyebabkan pelepasan
asam lemak dari jaringan adiposa, sehingga meningkatkan konsentrasi asam lemak
dalam cairan tubuh. Hormon pertumbuhan meningkatkan perubahan asam lemak
menjadi asetil KoA dan kemudian digunakan untuk energy. Akan tetapi pengangkutan
lemak akibat pengaruh hormon pertumbuhan membutuhkan waktu beberapa jam,
sedangkan peningkatan sintesis protein selular akibat pengaruh hormon pertumbuhan
dapat dimulai dalam waktu beberapa menit saja. Dibawah pengaruh hormon
pertumbuhan yang berlebihan, pengangkutan lemak dari jaringan adiposa seringkali
menjadi sangat besar sehingga sejumlah besar asam asetoasetat dibentuk oleh hati dan
dilepaskan ke dalam cairan tubuh, dengan demikian menyebabkan ketosis. Pergerakan

18
lemak yang berlebihan ini dari jaringan adiposa juga seringkali menyebabkan
perlemakan hati (fatty liver).
 Hormon Tiroid
Pada dasarnya semua aspek metabolisme juga ditingkatkan dibawah pengaruh
hormon tiroid. Karena lemak merupakan sumber energi utama untuk suplai jangka
panjang, maka lemak yang telah disimpan dalam tubuh akan lebih banyak dipecah
daripada elemen jaringan lain. Khususnya, lipid akan diangkut dari jaringan lemak,
yang meningkatkan konsentrasi asam lemak bebas di dalam plasma, hormon tiroid
juga sangat mempercepat proses oksidasi asam lemak bebas oleh sel.
 Insulin
Insulin memiliki banyak efek untuk menurunkan asam lemak darah dan mendorong
penyimpanan trigliserida dengan cara meningkatkan pemasukan asam lemak dari
darah ke dalam sel jaringan lemak, meningkatkan transport glukosa ke dalam sel
jaringan lemak melalui Glucose Transporter, GLUT, mendorong reaksi-reaksi kimia
yang akhirnya menggunakan turunan asam lemak dan glukosa untuk sintesis
trigliserida, dan menghambat lipolysis, mengurangi pembebasan asam lemak dari
jaringan ke lemak dalam darah. Sehingga efek-efek ini cenderung mengeluarkan asam
lemak dan glukosa dari darah serta mendorong penyimpanan keduanya sebagai
trigliserida.
 Kortisol
Kortisol mempermudah lipolysis. Asam lemak yang dimobilisasi ini tersedia sebagai
bahan bakar metabolic alternative bagi jaringan yang dapat menggunakan sumber
energi ini sebagai pengganti glukosa sehingga glukosa dapat dihemat untuk otak.
 Glukagon
Glucagon melawan efek insulin pada metabolism lemak dengan mendorong
penguraian lemak serta inhibisi sintesis trigliserida. Glucagon meningkatkan
ketogenesis dengan mendorong perubahan asam lemak menjadi bahan keton sehingga
kadar asam lemak dan keton dalam darah yang meningkat terjadi di bawah pengaruh
glucagon.
 Epinefrin
Epinefrin menigkatkan kadar asam lemak darah dengan mendorong lipolysis.

Metabolisme Lipoprotein

19
Lemak (fat) yang diserap dari makanan dan lipid yang disintesis oleh hati dan
jaringan adipose harus diangkut ke berbagai jaringan dan organ untuk digunakan dan
disimpan. Karena lipid tidak larut di dalam air, masalah cara pengangkutan lipid dalam
plasma daran yang berbaha dasar air dipecahkan dengan cara menggabungkan lipid nonpolar
(triasil gliserol dan ester kolestril) dengan lipid amfipatik (fosfolipid dan kolesterol) serta
protein untuk menghasilkan lipoprotein yang dapat bercampur dengan air.6,7

Pada omnivore, kelebihan kalori diserap ke dalam fase anabolic siklus makan, yang diikuti
oleh periode keseimbangan kalori negative ketika organisme menggunakan simpanan
karbohidrat dan lemaknya. Lipoprotein memerentarai siklus ini dengan mengangkut lipid dari
usus sebagai kilomikron dan dari hati sebagai lipoprotein berdensitas sangat rendah (very low
density lipoproteins, VLDL) ke sebagian jaringan untuk dioksidasi dan ke jaringan adiposa
untuk disimpan.1

Lipid plasma terdiri dari triasil gliserol (16%), fosfolipid (30%), kolesterol (14%) dan
ester kolsteril (36%) serta sedikit asam lemak tak teresterifikasi (asam lemak bebas, FFA)
(4%). Asam lemak bebas adalah fraksi lipid plasma yang paling aktif. Empat kelompok
utama lipoprotein adalah kilomikron (berasal dari oenyerapan triasilgliserol dan lipid lain di
usus), Lipoprotein berdensitas sangat rendah (Very low density lipoproteins, VLDL) (berasal
dari hati untuk ekspor triasilgliserol), Lipoprotein berdensitas rendah (low density
lipoproteins,LDH) (tahap akhir metabolisme VLDL), dan lipoprotein berdensitas tinggi (high
density lipoproteins,HDL) berperan dalam transport kolesterol dan pada metabolisme VLDL
dan kilomikron.1,6

Lipoprotein terdiri dari inti nonpolar dan suatu lapisan permukaan lipid amfipatik. Inti
lipid nonpolar terutama terdiri dari triasilgliserol dan ester kolesteril serta dikelilingi oleh satu
lapisan permukaan molekul kolesterol dan fosfolipid amfipatik. Molekul0molekul ini

20
memiliki orientasi sedemikian rupa sehingga gugus polarnya menghadap ke lurk e medium
air, seperti pada membrane sel. Unsur protein pada lipoprotein dikenal sebagai apolipoprotein
atau apoprotein, yang membentuk hampir 70% dari sebagian HDL dan haya 1% kilomikron.
Sebagian apolipoprtotein bersifat integral dan tidak dapat dikeluarkan, sementara yang lain
bebas untuk dipindahkan ke lipoprotein lain.1,7

Kilomikron ditemukan dalam kilus yang hanya dibentuk oleh system limfe yang
mengaliri usus. Kilomikron bertanggung jawab mengangkut semua lipid dari makanan ke
dalam sirkulasi. Sejumlah VLDL juga ditemukan dalam kilus. Namun sebagian VLDL
plasma berasal dari hati . VLDL adalah kendaraan mengangkut triasilgliserol dari hati ke
jaringan ekstrahepatik.

Hati berperan sentral dalam transport dan metabolisme lipid. Fungsi utama hati dalam
metabolisme liid adalah: mempermudah pencernaan dan penyerapan lipid dengan
menghasilkan empedu yang mnegandung kolesterol dan garam empedu yang disintesis di hati
de novo atau dari penyerapan kolesterol lipoprotein, hati secara aktif membentuk dan
mengoksidasi asam lemak dan juga membentuk triasilgliserol dna fosfolipid, mengubah asam
lemak menjadi benda keton, serta bagian integral dan metabolisme lipoprotein plasma.1,7

Sintesis triasilgliserol hati merupakan stimulus langsung untuk pembentukan dan


sekresi VLDL. Asam-asam lemak yang digunakan mungkinberasal dari dua sumber, yaitu (1)
sintesis di dalam hati dari asetil-KoA yang terutama berasal dari karbohidrat dan (2)
penyerapan asam lemka bebas dari sirkulasi. Asam lemak bebas diangkut dari hati dalam
bentuk VLDL. Sintesis VLDL berlangsung di reticulum endoplasma (ER). Faktor-faktor
yang meningkatkan triasilgliserol maupun sekresi VLDL oleh hati mencakup keadaan
kenyang, mengonsumsi diet kaya karbohidrat sehingga lipogenesis dan esterifikasi asam
lemak meningkat, tingginya kadar asam lemak bebas dalam darah, konsumsi etanol, dan
adanya insulin dengan kadar tinggi dan glucagon dengan kadar rendah yang meningkatkan
sintesis dan esterifikasi asam lemak serta menghambat oskidasinya.1,6

Kesimpulan

Alkoholisme menyebabkan penimbunan lemak di hati (hiperlipidemia) dan akhirnya dapat


menyebabkan sirosis. Perlemakan hati disebabkan oleh kombinasi gangguan oksidasi asam
lemak dan meningkatnya lipogenesis yang diperkirakan disebabkan oleh perubahan potensial
redoks [NADH]/[NAD+] di hati, dan juga karena interferensi kerja faktor-faktor transkripsi
yang mengatur ekspresi berbagai enzim yang berperan di jalur ini. Oksidasi etanol oleh

21
alkohol dehidrogenase menyebabkan produksi berlebihan NADH. NADH yang dihasilkan
bersaing dengan ekuivalen pereduksi dari substrat lain, termasuk asam lemak untuk rantai
respirasi, yang menghambat oksidasi substrat tersebut, dan menyebabkan peningkatan
esterifikasi asam lemak menjadi triasilgliserol sehingga terjadi perlemakan hati.

Daftar Pustaka

1. Murray RK, Hartono A, Ronardy DH. Biokimia harper. Edisi ke-29. Jakarta: EGC;
2014.
2. Putra A. Pengaruh alcohol terhadap kesehatan. Singaraja: SEMNAS FMIPA
UNDIKSHA; 2012. h. 17-8. Diunduh dari file:///C:/Users/Acer/Downloads/2749-
4233-1-SM.pdf, 18 Oktober 2017.
3. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2011.
4. Puri D. Textbook of medical biochemistry. 3rd ed. India: Elsevier; 2011.
5. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: EGC; 2012.
6. Sediaoetama AD. Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jakarta: Dian Rakyat: 2008.
7. Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2008.

22

You might also like