Professional Documents
Culture Documents
TUJUAN :
GOLONGAN PENEGAK
TUJUAN :
4. Cara-cara pencegahan :
a. Makanan dan minuman yang harus dimasak sebelum dimakan
b. Makanan rusak, basi, busuk dan bau atau berubah rasa/warna/bentuk jangan dimakan.
SKK PENGAMANAN PESTISIDA
GOLONGAN PENEGAK DAN PANDEGA
TUJUAN :
DAPAT MENGAPLIKASIKAN DAN MEMBERI CONTOH (MENYULUH) HAL-
HAL PENTING TENTANG PESTISIDA, SEPERTI :
CARA-CARA MASUK PESTISIDA KE DALAM TUBUH
CARA-CARA MENYIMPAN PESTISIDA
CARA-CARA MEMBUANG LIMBAH PESTISIDA
PERTOLONGAN PERTAMA BAGI KORBAN KERACUNAN PESTISIDA
KE PUSKESMAS/RUMAH SAKIT MANA KORBAN HARUS DIBAWA SETELAH DI
TOLONG
1. CARA MASUKNYA PESTISIDA
Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa pestisida dapat
menimbulkan keracunan pada manusia.
Kejadian ini disebabkan karena masuknya pestisida pada tubuh manusia malalui 3
(tiga) jalan, yaitu :
Golongan Pestisida
Golongan Pestisida
No Gejala-gejala Organo Phosphat Organo No Gejala-gejala Organo Phosphat Organo
dan Kabbomat Chlorina
dan Kabbomat Chlorina
1 Sakit Kepala + +
1 Berkeringat + -
2 Mual (mau muntah) + +
2 Banyak keluar ludah + -
3 Pusing + +
3 Wajah pucat + +
4 Lemas Otot + +
4 Kejang-kejang + +
5 Gelisah + -
5 Muntah-muntah + +
6 Pikiran kacau + +
6 Pucat kebiruan pada + +
7 Kelumpuhan - + bibir
sementara 7 Demam - -
8 Penglihatan kabur + -
8 Sesak nafas + +
9 Nyeri lokal - -
3. PERTOLONGAN PERTAMA PADA PENDERITA/TERSANGKA KERACUNAN
PESTISIDA
Penderita keracunan pestisida harus mendapat pertolongan sesegera mungkin sebelum dilakukan pengobatan,
sebab kemungkinan besar akan terjadi kematian bila tidak segera diberikan pertolongan. Untuk itu pertolongan
pertama perlu dilakukan, yaitu dengan cara-cara sebagai berikut :
a. Pindahkan penderita pestisida ditempat udara yang bersih dan jauh dari pestisida
b. Bila pertisida kontak dengan badannya, maka lepaskan bajunya yang terkena pestisida selanjutnya penderita
dimandikan dan dikeramasi dengan sabun dan air, jika kontaminasi kulit dan rambut.
c. Bila pestisida mengenai mata, maka mata harus dicuci melalui air yang mengalir lebih kurang selama 10
menit dan hati-hati jangan sampai terkena pada mata lain.
d. Bila pestisida tertelan, maka bersihkan mulut dan hidung serta usahakan agar penderita memuntahkan isi
lambungnya. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan/memberikan air hangat yang dicampur dengan
garam dapur.
e. Letakkan posisi kepala lebih rendah dari lambung sehingga memudahkan untuk mengeluarkan isi lambung
masuk ke saluran pernapasan.
f. Bila dalam perjalanan menuju Rumah Sakit pernafasan penderita berhenti, maka lakukan nafas buatan.
g. Bila jantung/nadi berhenti berdenyut, lakukan pijat jantung dengan menekan dada kiri berulang-ulang.
h. Bila terjadi kejang-kejang berikan sendok antara lidah dan langit-langit mulut agar lidah tidah
tergigit/meyumbat tenggorokan
4. PENGOBATAN KERACUNA PERTISIDA
Pengobatan keracunan pestisida hanya bisa dilakukan oleh seorang dokter atau petugas kesehatan yang sudah
dipercaya dapat memberikan pengobatan keracunan pestisida, setelah dilakukan pertolongan pertama pada
penderita, maka sesegera mungkin penderita tersebut dibawa ke rumah sakit/Puskesmas/dokter terdekat
untuk diberikan pertolongan lebih lanjut.
Untuk pramuka golongan Penegak/Pandega, selain mengetaui dan melaksanakan, maka perlu memahami juga
beberapa hal, antara lain :
1. Mengetahui pelaksanaan dan penyuluhan pada masyarakat tentang pemusnahan wadah pestisida serta sisa-
sisa persitida secara alami.
Seperti diuraikan pada golongan Penggalang bahwa semua bahwa wadah bekas pestisida tidak
diperbolehkan untuk dipergunakan bagi keperluan lain, misalnya : untuk tempat minyak goreng, tempat
minum ataupun tempat-tempat lainnya.
Oleh karena itu setiap wadah pestisida harus dimusnahkan dan yang penting harus diperhatikan bahwa
selama pemusnahan agar dilakukan secara aman, dalam arti tidak menimbulkan bahaya terhadap manusia
maupun lingkungan.
Pemusnahan itu bisa dilakukan dengan cara dibakar dengan suhu tinggi (melalui incubator) maupun
ditanam setelah dihancurkan terlebih dahulu. Jangan dibuang disungai atau ditanam begitu saja.
Pemusnahan dengan jalan dibakar kerugiannya selain dapat menimbulkan pencemaran (polusi) udara juga
memerlukan biaya yang mahal. Oleh karena itu pemusnahan yang sering dilakukan yaitu dengan cara
ditanam (dikubur), selain biayanya murah juga praktis dilakukan.
Akan tetapi yang perlu di[erhatikan adalah jangan sampai menimbulkan pencemaran
pada air tanah, oleh karena itu selama melakukan penguburan wadah pestisida atau
sisa-sisa bekas pestisida harus diperhatikan beberapa hal, antara lain :
a. Tempat penguburan hendaknya diperhatikan, tinggi air tanah sewaktu musim hujan
(tidak boleh kurang dari 3 meter permukaan tanah)
b. Harus jauh dari tempat tinggal penduduk, yaitu kira-kira sejauh minimal 100 meter.
c. Dalamnya lubang tidak boleh lebih dari meter.
d. Dalam melakukan penguburan agar dicampur dengan kapur secukupnya sebelum
ditutup kembali dengan tanah untuk menetralisir sisa-sisa pestisida.
SKK PENGAWASAN KUALITAS AIR
I. GOLONGAN PENEGAK/PANDEGA
TUJUAN :
a) Air yang keruh/kotor, diberi tawas (A12 SO4) agar kotoran halus yang mengambang dalam
air dapat menggumpal menjadi butir kotoran yang lebih besar dan mudah mengendap dan
juga diberi kapur tohor.
b) Air yang telah diberi tawas dialirkan ke bak yang ada saringan kerikil, ijuk dan pasir agar
kotorannya tersaring.
c) Air yang sudah disaring dialirkan kedalam tempat penampungan air bersih dan kemudian
diberi pupuk kaporit agar air yang sudah jernih itu kuman-kumannya dapat mati/terbunuh.
Susunan tempat pembuluh kaporit ini dilengkapi dengan lapisan arang batok kelapa agar bau
dalam air yang telah tersaring dan bau kaporit dapat dihilangkan atau berkurang dan diberi
pula lapisan ijuk agar kotoran sisa dapat lebih tersaring.
d). Air yang telah disaring diberi kaporit berarti telah bersih dan dapat dipergunakan untuk
mandi, mencuci dan lain-lain.
e). Ukuran bahan kimia yang diperlukan adalah untuk volume air 20 liter dibutuhkan :
- Tawas : 4 gram
- Kapur Tohor : 4 gram
- Kaporit : 0,2 gram
Air yang diberi kapur tohor dan tawas dibiarkan selama 5 – 10 menit.
2. Mengetahui syarat kualitas air dan dapat membedakan kualitas air yang baik sacara
fisik.
a. Syarat Fisik :
- Tidak berwarna, artinya air itu jernih, bening dan tidak keruh atau kotor.
- Tidak berasa, artinya air itu tidak asing, asam, payau, sepet/kelat, dsb.
- Air tersebut segar artinya suhu air tersebut tidak melebihi suhu udara luar.
- Tidak berbau artinya air tersebut tidak berbau amis, anyir, busuk, menyengak, dsb.
b. Syarat Kimia :
- Tidak mengandung bahan-bahan kimia beracun seperti timah hitam (Pb), Air raksa (Hg).
- Kadar kimia unsur-unsur lain seperti besi (Fe), mangan (mg) dan lainnya tidak melebihi syarat
yang di tetapkan (syarat-syarat terlampir).
- Derajat keasamaan air harus normal tidak boleh terlalu asam atau terlalu basa. Tanda derajat
keasaman itu ditandai dengan pH. Yang baik adalah pH antara 6,5 – 8p pm.
- Tidak mengandung racun seperti bekas racun tikus, nyamuk, pestisida dsb.
c. Syarat Bakteriologis (tentang bibit-bibit penyakit) :
- Tidak mengandung bibit penyakit seperti bibit penyakit kolera, tipus, disentri, kencing tikus
dsb.
Cara membedakan kualitas air yang baik secara fisik adalah :
Airnya tidak berbau, dapat dilakukan melaui indra penciuman. Rasa air tawar dapat dirasai melalui
mulut atau dicicipi dengan ujung lidah.
- Air segar dapat dirasakan dengan tangan dan mulut.
3. Mengetahui cara dan dapat melakukan pemeriksaan air dengan alat yang sederhana.
a. Kekeruhan :
- Air dimasukan kedalam gelas atau tabung yang bening, warna air keruh dan warna gelas yang
putih dan bening tampak berbeda.
- Kalau dalam kolam air atau bak mandi, diberi pecehan piring yang berwarna putih didasar
kolam, apabila pecahan piring yang didalam kolam/bak yang berisi air terlihat dengan jelas
berarti air itu jernih.
b. Rasa :
Dapat dicicipi melaui lidah kita, apakah terasa asam, asin, paht, payau, kelat, tawar dsb.
c. Bau :
Dapat diketahui melalui indra penciuman kita apakah amis, anyir atau bau busuk, pada tempat air
ditampung.
d. Kesadahan atau air lemak :
Dapat diketahui apakah air tersebut kalau dipakai mandi terasa licin atau mengelurkan busa atau
tidak. Kalau air itu licin atau tidak berbusa kena sabun berarti air itu sadah, artinya banyak
mengandung zat kapur.
4. Dapat melakukan pemeriksaan pH air, secara sederhana dengan komperator yang
mempunyai dua tabung.
- Air tidak berbusa biasanya air tersebut mengandung zat kimia tertentu seperti garam Calsium
(zat kapur) atau garam Magnesium (zat mesiu) dalam kadar yang berlebihan. Biasanya
dinyatakan dalam derajat Jerman (75° Jerman).
- Cara menghilangkan garam-garam tersebut dengan cara sederhana adalah :
= Dipanaskan/dimasakan (untuk garam Calsium dan Mg atau Magnesium)
= Disemprotkan ke udara agar kontak dengan udara.
= Disaring dengan pasir dan pengolahan tertentu.
6. Khusus untuk Penegak dan Pandega dapat mengetahui Program Pemerintah tentang Kualitas Air
dan demontrasi penyaringan/pengolahan air sederhana seperti yang telah diuraikan pada halaman
sebelumnya.
7. Harus dapat melatih Anggota pramuka lainnya (tingkat dibawahnya) untuk mencapai SKK
kualitas air dan memperoleh TKK lainnya.
SKK PENYEHATAN AIR
TUJUAN :
DAPAT MEMBERIKAN PENYULUHAN TENTANG MANFAAT AIR
DAN ARTI AIR BAGI MANUSIA
DAPAT MEMBERIKAN PENYULUHAN TENTANG TANDA-TANDA
AIR BERSIH, ASAL SUMBER AIR DAN CARA MENGATASI
GANGGUAN FHISIK (BAU, WARNA, RASA)
DAPAT MENGATASI/PRAKTEK MEMBUAT ALAT PERBAIKAN
KUALITAS AIR
DAPAT MEMBUAT ALAT PERAGA/MAKET TENTANG ALAT
PENURUN KADAR BESI, AIR GAMBUT, ALAT SARINGAN AIR
SEDERHANA, ALAT PEMBUBUH KAPORIT
2. Mengetahui cara memelihara sarana dan melaksanakan perbaikan ringan pada
sarana bila ada kerusakan ringan
a. Merebus
Merebus air sedikitnya 5 menit (dalam arti lamanya mendidih, bukannya dari mulai
dipanasi) adalah cukup membuat mendesinfeksi.
b. Mencampuri air minum dengan ramuan yang mengandung khlor (kaporit) untuk
memberi bau khlor yang samar-samar sesudah kontak selama kurang lebih 30 menit (air
kurang lebih mengandung khlor 0,1 ppm)pada umumnya adalah cukup, asal air tidak
mengandung banyak bahan organik dal lumayan jernih. Dosis yang lebih tinggi
diperlukan apabila airnya mengandung banyak kotoran.
IV. PENUTUP
Seorang pramuka harus mengetahui Program Departemen Kesehatan di Bidang Penyehatan Air yang
di daerah dilaksanakan oleh Bagian Peningkatan Kesehatan Lingkungan (PKL).
1. Perencanaan dan pemeliharaan sarana air bersih dan lingkungan yang sehat bagi
penduduk pedesaan dan perkantoran
2. Melaksanakan pelayanan kesehatan lingkungan dengan mengadakan pengawasan dan
pembangunan sarana-sarana sebagai berikut :
- SGL (sumur gali)
- SPT DK (Sumur Pompa Tangan Dangkal)
- Saringan Air Sederhana (SAS)
- Saringan Pengolah Air Gambut
- Saringan Pasir Lambat
- Dan Sarana Penyehatan Air yang perlu dikembangkan
3. Pengawasan Kualitas Air Bersih di Lapangan
4. Program-program Penyehatan Air yang ada kaitannya dengan instansi lain seperti Dept PU,
Dep Trans, Dep Sos, Bangda/Depodagri.
5. Penelitian dan penataran tenaga dalam pengingkatan Penyehatan Air di Pedesaan dan
Perkotaan.
6. Memberikan Penyuluhan dan Bimbingan Teknis kepada masyarakat dalam usaha penurunan
angka penyakit menular yang ditularkan melalui air.