You are on page 1of 5

APLIKASI TEKANAN OSMOSIS DALAM

KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Aplikasi tekanan osmotik pada mekanisme transportasi air dalam sel tanaman.
Setiap makhluk hidup disusun dari miliaran sel. Sebagian besar sel makhluk hidup
mengandung air yang disimpan dalam plasma sel (sitoplasma). Sel ini dibungkus oleh
selaput tipis yang disebut membran plasma. Selaput ini merupakan membran dwi lapis
membran yang bertugas mengatur secara selektif, keluar masuknya cairan dari dan ke
dalam sel.
Pada dasarnya pengangkutan melalui membrane sel dapat terjadi secara pasif
maupun secara aktif. Pengangkutan secara pasif terjadi jika mengikuti arah gradient
konsentrasi, artinya dari larutan yang memiliki konsentrasi tinggi menuju larutan yang
memiliki konsentrasi rendah. Proses ini terjadi tanpa memerlukan energi hasil
metabolisme. Sedangkan pada proses pengangkutan secara aktif memerlukan energi hasil
metabolisme seperti ATP (Adenosin Tri Phospat) karena prosesnya terjadi melawan arah
gradient konsentrasi.
Proses difusi dan osmosis merupakan contoh proses pengangkutan secara pasif.
Osmosis adalah proses perpindahan partikel air dari konsentrasi rendah ke konsentrasi
tinggi melalui membran semipermeabel. Sedangkan difusi adalah proses perpindahan
partikel dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah dengan tenaga kinetiknya sendiri.
Tenaga yang mendorong masuknya air ke dalam sel adalah aktifitas molekul, tekanan
hidrostatik,dan tekanan osmosis. Bila isi sel menyerap larutan maka terjadilah tekanan
turgor yang menekan membran plasma keluar ke arah dinding sel. Karena dinding sel
merupakan massa yang kaku, maka akan terjadi tekanan yang melawan arah tekanan
turgor.
Proses osmosis sangat berperan dalam proses penyerapan air dalam tumbuhan.
Sedangkan penyerapan mineral yang terlarut dalam tanah dilakukan secara difusi, yang
nanti akan di edarkan ke seluruh bagian tumbuhan. Terjadinya pengangkutan itu akan
menyebabkan tekanan turgor sel, sehingga mampu membesar dan mempunyai bentuk
tertentu. Osmosis juga memungkinkan terjadinya membuka dan menutupnya stomata.
Salah satu alasan mengapa tekanan osmotik juga merupakan mekanisme utama
dalam pengangkutan air ke bagian atas tumbuhan adalah karena daun terus-menerus
kehilangan air ke udara. Proses ini disebut transpirasi. Akibat transpirasi konsentrasi zat
terlarut dalam cairan daun meningkat. Oleh karena itu air didorong ke atas lewat batang,
cabang, dan ranting-ranting pohon oleh tekanan osmotik. Sebagai contoh diperlukan
tekanan sebesar 10-15 atm untuk mengangkut air ke daun di pucuk pohon redwood di
California, yang tingginya mencapai sekitar 120 m.
Daun memiliki daya isap. Daya isap daun merupakan kemampuan daun untuk
mengambil atau menyerap air dari batang karena tekanan osmosis sel-sel daun lebih tinggi
dibandingkan sel-sel pada batang. Perbedaan tekanan osmosis disebabkan daun selalu
mengeluarkan airnya lewat peristiwa gutasi
Suatu keadaan yang menarik adalah terjadinya plasmolisis. Keadaan ini merupakan
dampak dari peristiwa osmosis. Jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam
terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor,
menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu.
Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis: tekanan terus
berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel,
menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran. Akhirnya cytorrhysis –
runtuhnya seluruh dinding sel – dapat terjadi. Tidak ada mekanisme di dalam sel
tumbuhan untuk mencegah kehilangan air secara berlebihan, juga mendapatkan air secara
berlebihan, tetapi plasmolisis dapat dibalikkan jika sel diletakkan di larutan hipotonik.
Proses yang sama terjadi pada sel hewan yang disebut krenasi.

Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam. Biasanya
terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan bersalinitas
tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis, seringkali menggunakan tanaman
Elodea atau sel epidermal bawang yang memiliki pigmen warna sehingga proses dapat
diamati dengan jelas menggunakan mikroskop.
Bila sel tumbuhan dimasukkan kedalam cairan hipotonik, turgor sel akan
meningkat. Bila berada dalam keadaan isotonik (larutan yang konsentrasinya sama dengan
konsentrasi isi sel,maka sebagian sel yang ada mengalami plasmolisis,sebagian sel tidak.
Keadaan ini dapat dipakai untuk menentukan tekanan osmosis sel dengan meletakkan pada
larutan yang ditentukan molaritas larutan atau tekanan osmotiknya dan melihat berapa
banyak sel yang terplasmolisis.
Tekanan osmosis dalam membran sel darah merah
Selain pada sel tanaman, peristiwa osmosis memainkan peranan yang sangat
penting pada tubuh makhluk hidup manusia dan hewan, misalnya, pada membran sel darah
merah. Apakah yang terjadi jika sel darah merah dimasukkan ke dalam suatu larutan
hipertonik (lebih pekat)? Di sini akan terjadi yang disebut krenasi. Air yang terdapat dalam
sel darah akan ditarik keluar dari sel sehingga sel mengerut dan rusak. Sebaliknya, jika
Anda meletakan sel darah merah dalam suatu larutan yang bersifat hipotonik (lebih encer)
maka sel darah merah akan mengembang dan akhirnya pecah. Mengapa? air dari larutan di
sekitar sel darah merah akan ditarik masuk ke dalam sel. Proses ini disebut hemolisis.

Aplikasi tekanan osmosis dalam dunia kedokteran


Ketika pasien tidak mampu lagi mengonsumsi minuman dan makanan maka dokter
akan memberikan nutrisi melalui infus. Dalam hal ini larutan nutrisi dimasukan langsung
ke dalam pembuluh darah. Larutan ini harus memiliki tekanan osmotik yang sama dengan
tekanan osmotik darah agar sel darah tidak mengalami krenasi atau hemolisis karena
sangat membahayakan jiwa pasien. Tekanan osmotik darah pada suhu 25 o C adalah 7,7
atm oleh karena itu, jika pasien akan diberi larutan glukosa melalui infus,konsentrasi
glukosa yang digunakan harus berkadar 5,3%. Mengapa?
Dalam dunia farmasi, balsam atau salap dibuat secara hipertonik agar dapat mengeluarkan
bisul pada tubuh. Dengan demikian bisul akan segera kempes.
Aplikasi tekanan osmosis dalam industri makanan.
Industri makanan ringan baik skala rumah tangga maupun pabrik sering
memanfaatkan konsep tekanan osmosis pada pengawetan selai dan jeli. Gula dalam jumlah
yang banyak ternyata penting dalam proses pengawetan karena gula membantu
membunuh bakteri yang bisa mengakibatkan botulisme. Bila sel bakteri berada dalam
larutan gula hipertonik (konsentrasi tinggi), air intrasel cenderung untuk bergerak keluar
dari sel bakteri ke larutan yang lebih pekat. Proses ini yang disebut krenasi (crenation),
menyebabkan sel mengerut dan akhirnya tidak berfungsi lagi. Keasaman alami buah-
buahan juga menghambat pertumbuhan bakteri.
Apakah Ikan Minum Air?
Jawabannya bisa ya, bisa tidak, tergantung ikan tersebut jenis ikan air tawar atau
ikan air laut. Ikan air tawar menyerap air melalui kulit dan insang, sehingga mereka tidak
meminum air. Tetapi lain halnya dengan ikan laut yang harus meminum air. Mengapa?
Ini berhubungan dengan proses Osmosis, yaitu perpindahan air dari bagian yang lebih
encer ke bagian yang lebih pekat melalui membran permeabel selektif (selaput yang dapat
ditembus partikel tertentu). Kulit ikan memiliki sifat sebagaimana membran permeabel
selektif.
Pada ikan laut, mereka harus minum air laut karena tubuh mereka memiliki
konsentrasi garam lebih rendah dari air sekitarnya, artinya cairan dalam tubuh ikan laut
lebih encer, sehingga terjadi peristiwa osmosis atau perpindahan air dari tubuh ikan ke
lingkungannya yang kondisi airnya lebih pekat. Oleh karena itu, mereka harus minum air
dalam jumlah besar setiap hari untuk menjaga tubuhnya agar tidak kekurangan cairan
(dehidrasi).
Lain halnya dengan tubuh ikan air tawar yang memiliki konsentrasi garam lebih
tinggi daripada air di sekitarnya, artinya cairan dalam tubuhnya bersifat lebih pekat.
Sehingga sebagaimana proses osmosis, maka mereka menyerap air melalui kulit mereka
yang bersifat sangat permeabel. Oleh karena itu, mereka tidak meminum air, dan untuk
mencegah tubuh mereka “meledak” karena kelebihan air, maka ikan air tawar benar-benar
harus mengeluarkan air dari dalam tubuhnya (maksudnya kencing) setiap hari hingga 10
kali berat badan mereka. Tentu saja kebiasaan ikan air tawar yang sering kencing tidak
akan mungkin dilakukan ikan laut.

Peristiwa Osmosis pada Pembuatan Telur Asin

Telur yang direndam di dalam larutan garam akan mengalami osmosis, mengapa?
Karena telur tersebut ditempatkan ditempat/lingkungan yang konsentrasinya lebih encer
daripada di dalam telur(isi telur). Kita anggap telur sebagai sel tunggal yang terbungkus
cangkang yang memiliki pori-pori dan merupakan membrane yang bersifat selektif
permeable, kuning telur sebagai inti. Oleh karena itu, hal ini menyebabkan air dan garam
masuk ke dalam telur melewati membrane/cangkang telur karena konsentrasi di dalam
lebih tinggi daripada di luar, sehingga telur menjadi asin setelah perendaman 21 hari, hal
ini sesuai dengan pengertian osmosis yaitu proses perpindahan molekul-molekul zat
terlarut dari konsentrasi rendah(hipotonik) ke konsentrasi yang lebih tinggi(hipertonik).
Jika tidak ada membran semi permeable maka bisa yg terjadi justru sebaliknya.
Putih telur yg berkonsetrasi tinggi akan keluar karena peristiwa difusi. Peristiwa ‘mencair’
nya konsentrat tinggi di dalam lautan cair (konsentrat rendah).

Difusi pada Sistem Respirasi


Difusi dalam respirasi merupakan proses pertukaran gas antara alveoli dengan darah pada kapiler paru.
Proses difusi terjadi karena perbedaan tekanan, gas berdifusi dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.
Salah satu ukuran difusi adalah tekanan parsial.

Difusi terjadi melalui membran respirasi yang merupakan dinding alveolus yang sangat tipis dengan
ketebalan rata-rata 0,5 mikron. Di dalamnya terdapat jalinan kapiler yang sangat banyak dengan
diameter 8 angstrom. Dalam paru2 terdapat sekitar 300 juta alveoli dan bila dibentangkan dindingnya
maka luasnya mencapai 70 m2 pada orang dewasa normal.

Saat difusi terjadi pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida secara simultan. Saat inspirasi maka
oksigen akan masuk ke dalam kapiler paru dan saat ekspirasi karbondioksida akan dilepaskan kapiler
paru ke alveoli untuk dibuang ke atmosfer. Proses pertukaran gas tersebut terjadi karena perbedaan
tekanan parsial oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru.

Volume gas yang berdifusi melalui membran respirasi per menit untuk setiap perbedaan tekanan sebesar
1 mmHg disebut dengan kapasitas difusi. Kapasitas difusi oksigen dalam keadaan istirahat sekitar 230
ml/menit. Saat aktivitas meningkat maka kapasitas difusi ini juga meningkat karena jumlah kapiler aktif
meningkat disertai dDilatasi kapiler yang menyebabkan luas permukaan membran difusi meningkat.
Kapasitas difusi karbondioksida saat istirahat adalah 400-450 ml/menit. Saat bekerja meningkat menjadi
1200-1500 ml/menit.

Difusi dipengaruhi oleh :

1. Ketebalan membran respirasi


2. Koefisien difusi
3. Luas permukaan membran respirasi*
4. Perbedaan tekanan parsial

You might also like