You are on page 1of 3

NAMA : Abdul Rohman

NIM : 15 01 01 001
KELAS : S1 A

CONTOH KASUS DEPRESI, SKIZOPRENIA, DAN GANGGUAN KECEMASAN SERTA


PENANGANANNYA

 Kasus Skizoprenia

1. Seorang wanita 40 tahun datang dengan keluhan mengamuk tanpa alasan yang jelas.
Pernah masuh rumah sakit jiwa karena sering terlihat bicara sendiri dan tertawa sendiri.
Selain itu, pasien susah untuk diajak berkomunikasi dan apabila ditanya maka
pembicaraannya tidak menyambung dan sulit dimengerti. Pasien terlihat serta
mengalami perubahan dalam perilaku seperti hilangnya minat untuk beraktivitas sehari-
hari seperti jarang mandi, makan dan pasien sering terlihat jarang tidur pada malam
hari. Menurut pasien, dirinya pada saat itu diberi kekuatan untuk menyembuhkan dan
mengemban tugas untuk mengajak orang ke jalan yang benar. Pasien mengatakan sering
mendengar bisikan bisikan ada orang yang tidak menyukai dirinya. Selain itu, pasien
melihat bayangan makhluk besar bermata merah.
Diagnosa : berdasarkan diagnosa pasien mengalami Skizofrenia Paranoid
 Terapi Farmakologi
Untuk penatalaksanaan pasien, diberikan obat-obat yang masuk dalam
antipsikotik risperidone 2x2 mg tablet dan olanzapine 2x5 mg tablet untuk
menekan gejala psikotik yang timbul. Obat-obatan yang digunakan untuk
mengobati skizofrenia disebut antipsikotik.
 Terapi Non Farmakologi
Pasien diberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan sesama pasien lain
kemudian diajak untuk beraktivitas dengan anggota kelompok lain seperti
senam, bernyanyi, dan membersihkan lingkungan. Hal ini diyakini memberikan
efek yang positif untuk penyembuhan dan perbaikan kondisi pasien. Selain itu
dukungan dari keluarga pasien dapat berperan besar untuk membantu
pemulihan kondisi mental pasien selama periode penyakit.
2. Seorang penderita laki – laki berumur 30 tahun datang ke RS diantar keluarga dengan
keluhan ngamuk, bicara kacau sulit dimengerti dan pembicaraan tidak nyambung. Pada
pemeriksaan di RS penderita dalam keadaan diborgol, pakaian lusuh tidak rapi tampak
sorot mata curiga dengan emosi marah dan gelisah. Penderita selalu punya keyakinan
bahwa dirinya akan diancam orang tetapi kenyataan tidak benar (hetero).
 Terapi Farmakologi
Diberikan Haloperidol injeksi 1 ampul i.m dan Diazepam injeksi 1 ampul i.v.
Dilanjutkan dengan pemberian Haloperidol tab 2x2mg sampai gejala hilang. Bila
ada efek samping dibeikan Trihexyperidol tab 2mg
 Terapi Non Farmakologi
 Buka komunikasi yang positif dengan pasien
 Dukungan dari keluarga
 Kasus Depresi

1. Seorang pria berumur 30 tahun datang ke psikiater. Saat datang pertama kali pasien
telihat bahwa mimik wajahnya murung dan nampak tidak bersemangat. Ketika dilakukan
pemeriksaan psikiatrik suaranya pelan, gerak geriknya minimal dan sering menanyakan
ulang pertanyaan yg ditanyakan psikiater pemeriksa. Menurut penjelasannya, pasien
merasa sedih berkepanjangan dimana hampir tak ada sedikit kebahagiaan selama 1
bulan belakangan dan aktivitasnya terbatas didalam rumah saja. Semua berawal ketika
ia di PHK dari pekerjaannya dan kesedihannya terus berlanjut hingga sekarang karena
pesimis dengan kehidupannya. Bahkan ia sempat berpikir lebih baik mati saja.
Diagnosa : berdasarkan dari gejala pasien mengalami gangguan depresi mayor
 Terapi Farmakologi
Pemberian obat obat anti depresan. Jenis jenis obat anti depresan diantaranya :
SSRIs, SNRIs, Trisiklik, MAOIs dan NASSAs.
 Terapi Non Farmakologi
Pemberian psikoterapi dan ECT.

2. Ny. N berumur 65 tahun, sudah menikah dan memiliki 3 orang anak. Keluhan utama
pasien merasa sedih dan ingin mati dikarenakan suaminya mengalami serangan stroke
dan perkataan suaminya semakin kasar. Pasien mengatakan akhir akhir ini kehilangan
semangat, hilang nafsu makan dan susah tidur.
 Terapi Farmakologi
Diberikan obat anti depresan jenis SSRIs karena dapat meningkatkan mood dan
kembali menumbuhkan minat. Contoh obat obatan dalam jenis ni adalah
escitalopram (Lexapro), fluoxetine (Lovan atau Prozac), paroxetine (Aropax),
sertraline (Zoloft), dan citalopram (Ciprmil).
 Terapi Non Farmakologi
Rutin berolahraga, mengkonsumsi makanan sehat, sering berkumpul dengan
orang lain agar bisa berbagi masalah.
 Kasus Gangguan Kecemasan

1. Seorang wanita berusia 30 tahun mengalami keluhan jantung berdebar debar, perasaan
gelisah, rasa takut yang berlebihan seperti takut keluar rumah dan takut ditinggal
sendirian. Karena takut yang berlebihan menyebabkan pasien mengalami gangguan
tidur.
 Terapi Farmakologi
Diberikan psikofarmaka yaitu Alprazolam 2x0,5mg, serta roborontia. Pada
kontrol berikutnya pasien masih mengalami gangguan tidur dan masih ada rasa
takut sehingga diberikan Alprazolam 2x0,5mg, ditambah fluoxetine1x20mg (pagi
hari) dan roborontia.
 Terapi Non Farmakologi
Psikotropi kognitif perilaku, olahraga, mengatur pola makan, dan istirahat yang
cukup.

2. Seorang pria berusia 53 tahun memiliki keluhan utama seperti sering merasa cemas dan
takut. Perasaan cemas sudah dialami sejak lama, pasien mengeluh sering merasa cemas
secara mendadak, yang diikuti rasa pusing, telapak tangan berkeringat, dan jantung
berdebar debar. Selain itu pasien juga mengalami sulit tidur.
 Terapi Farmakologi
Diberikan diazepam tab 5mg 2x1
 Terapi Non Farmakologi
Terapi yang sering digunakan dalam perawatan kecemasan adalah CBT. Pada
CBT diberikan teknik pelatihan pernafasan atau meditasi ketika rasa kecemasan
muncul. Keluarga juga dapat berperan dalam terapi pengobatan kecemasan.

You might also like