Professional Documents
Culture Documents
BAB IV
POLARISASI
a. Deskripsi Singkat
magnetik baik untuk polarisasi linear, polarisasi, lingkaran dan polarisasi ellips.
b. Manfaat
c. Sasaran Pembelajaran
Mahasiswa dapat menurunkan persamaan umum polarisasi gelombang EM, dan dapat
membedakan dan menganalisis proses polarisasi linear pada beda fase (0, , 2, n), dengan
n: bil. bulat, serta polarisasi lingkaran dengan beda fase (1/2, 3/2....(m+1)/2), dengan m
bil. genap, dan polarisasi ellips masing-masing pada sudut fasa (n/4).
4.1 Pendahuluan
transversal atau longitudinal belum diketahui. Namun dengan peristiwa adanya polarisasi, maka
dapat dipastikan bahwa cahaya termasuk dalam gelombang transversal, karena gelombang
longitudinal tidak pernah mengalami polarisasi. Polarisasi cahaya adalah : Pengkutuban daripada
arah getar dari gelombang transversal. Berkas cahaya yang berasal dari sebuah sumber cahaya,
mempunyai arah getar bermacam-macam, sinar semacam ini disebut sinar wajar. Bila sinar wajar
untuk memantulkan sinar-sinar yang arah getarnya sejajar dengan cermin. Sampai pada suatu
sudut datang tertentu, hanya satu arah getar saja yang dipantulkan, yaitu arah getar yang sejajar
bidang cermin. Sudut ini disebut sudut polarisasi dan sinar yang mempunyai satu arah getar saja
Polarisasi cahaya atau polarisasi optik adalah salah satu sifat cahaya yang bergerak
secara osillasi dan menuju arah tertentu. Karena cahaya termasuk gelombang elektromagnetik,
maka cahaya ini mempunyai medan listrik, E dan medan magnet, H yang
keduanya saling berosilasi dan saling tegak lurus satu sama lain, serta tegak lurus terhadap arah
rambatan. Syarat gelombang terpolarisasi adalah mempunyai arah osilasi tegak lurus terhadap
bidang rambatannya. Suatu cahaya dikatakan terpolarisasi apabila cahaya itu bergerak merambat
ke arah tertentu. Arah polarisasi gelombang ini dicirikan oleh arah vektor bidang medan listrik,
ellips. Gelombang dengan polarisasi melingkar dan polarisasi ellips dapat diuraikan menjadi 2
gelombang dengan polarisasi tegak lurus. Polarisasi linear terjadi ketika cahaya merambat hanya
dengan satu arah yang tegak lurus terhadap arah rambatan atau bidang medan listriknya.
Jika sebuah cahaya yang tidak terpolarisasi dengan arah sembarang masuk kedalam
sebuah polarisator maka cahaya tersebut dapat terpolarisasi dengan arah tertentu sesuai arah
putar polarisator. Proses polarisasi dapat dilihat seperti Gambar (4.1) berikut ini:
Dari Gambar (4.1) proses terjadinya polarisasi cahaya dengan bantuan kristal polaroid.
Bahan polaroid bersifat meneruskan cahaya dengan arah getar tertentu dan menyerap cahaya
dengan arah getar yang lain. Cahaya yang diteruskan adalah cahaya yang arah getarnya sejajar
dengan sumbu polarisasi polaroid. Dari gambar tersebut dilihat bahwa dua buah polaroid,
polaroid pertama disebut polarisator dan polaroid kedua disebut analisator dengan sumbu
transmisi membentuk sudut θ. Seberkas cahaya alami menuju ke polarisator. Di sini cahaya
dipolarisasi secara vertikal yaitu hanya komponen medan listrik E yang sejajar sumbu transmisi.
Selanjutnya cahaya terpolarisasi menuju analisator. Di analisator, semua komponen E yang tegak
E2 = E cos θ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (4.1)
Jika cahaya alami tidak terpolarisasi yang jatuh pada polaroid pertama (polarisator) memiliki
I1 = ½ I0 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (4.2)
Cahaya dengan intensitas I1 ini kemudian menuju analisator dan akan keluar dengan intensitas
menjadi:
Selanjutnya proses polarisasi cahaya dapar diatur berdasarkan sudut polarisasi dengan
fasa tertentu. Proses polarisasi cahaya dengan fasa yang berbeda terdiri dari polarisasi linear,
polarisasi lingkaran dan polarisasi ellips, yang akan dijelaskan masing masing seperti berikut ini.
Gelombang elektromagnetik yang menjalar saling tegak lurus baik untuk sumbu X
dengan medan amplitudo EX dan sumbu Y dengan medan amplitudo Ey mengikuti arah rambat
tegak lurus.
Jika dua buah medan optis harmonis yang tegak lurus memenuhi persamaan
Maka komponen medan listrik berada pada fase yang sama sehingga diperoleh :
Karena amplitudo 𝑖𝐸0𝑥 + 𝑗𝐸0𝑦 konstant, maka gelombang resultan tersebut menghasilkan
Dapat dilihat bahwa resultannya mempunyai amplitudo yang konstan dan gelombang
terpolarisasi linier.