You are on page 1of 6

PERTEMUAN KE-7

BAB IV

POLARISASI

a. Deskripsi Singkat

Mahasiswa memperoleh gambaran mengenai proses polarisasi penjalaran gelombang elektro

magnetik baik untuk polarisasi linear, polarisasi, lingkaran dan polarisasi ellips.

b. Manfaat

Mahasiswa dapat membedakan polarisasi penjalaran gelombang EM, baik untuk

polarisasi linear, lingkaran, dan polarisasi ellips.

c. Sasaran Pembelajaran

Mahasiswa dapat menurunkan persamaan umum polarisasi gelombang EM, dan dapat

membedakan dan menganalisis proses polarisasi linear pada beda fase (0, , 2, n), dengan

n: bil. bulat, serta polarisasi lingkaran dengan beda fase (1/2, 3/2....(m+1)/2), dengan m

bil. genap, dan polarisasi ellips masing-masing pada sudut fasa (n/4).

MODUL Optika Moderen Page 72


4. POLARISASI

4.1 Pendahuluan

Cahaya merambat sebagai gelombang, namun cahaya termasuk dalam gelombang

transversal atau longitudinal belum diketahui. Namun dengan peristiwa adanya polarisasi, maka

dapat dipastikan bahwa cahaya termasuk dalam gelombang transversal, karena gelombang

longitudinal tidak pernah mengalami polarisasi. Polarisasi cahaya adalah : Pengkutuban daripada

arah getar dari gelombang transversal. Berkas cahaya yang berasal dari sebuah sumber cahaya,

mempunyai arah getar bermacam-macam, sinar semacam ini disebut sinar wajar. Bila sinar wajar

ini dikenakan pada permukaan pemantulan, permukaan pemantulan mempunyai kecenderungan

untuk memantulkan sinar-sinar yang arah getarnya sejajar dengan cermin. Sampai pada suatu

sudut datang tertentu, hanya satu arah getar saja yang dipantulkan, yaitu arah getar yang sejajar

bidang cermin. Sudut ini disebut sudut polarisasi dan sinar yang mempunyai satu arah getar saja

disebut : sinar polarisasi atau cahaya terpolarisasi linier.

Polarisasi cahaya atau polarisasi optik adalah salah satu sifat cahaya yang bergerak

secara osillasi dan menuju arah tertentu. Karena cahaya termasuk gelombang elektromagnetik,

maka cahaya ini mempunyai medan listrik, E dan medan magnet, H yang

keduanya saling berosilasi dan saling tegak lurus satu sama lain, serta tegak lurus terhadap arah

rambatan. Syarat gelombang terpolarisasi adalah mempunyai arah osilasi tegak lurus terhadap

bidang rambatannya. Suatu cahaya dikatakan terpolarisasi apabila cahaya itu bergerak merambat

ke arah tertentu. Arah polarisasi gelombang ini dicirikan oleh arah vektor bidang medan listrik,

serta arah vektor bidang medan magnetnya.

MODUL Optika Moderen Page 73


Jenis jenis polarisasi antara lain : polarisasi linear, polarisasi melingkar, polarisasi

ellips. Gelombang dengan polarisasi melingkar dan polarisasi ellips dapat diuraikan menjadi 2

gelombang dengan polarisasi tegak lurus. Polarisasi linear terjadi ketika cahaya merambat hanya

dengan satu arah yang tegak lurus terhadap arah rambatan atau bidang medan listriknya.

4.2 Proses Polarisasi

Jika sebuah cahaya yang tidak terpolarisasi dengan arah sembarang masuk kedalam

sebuah polarisator maka cahaya tersebut dapat terpolarisasi dengan arah tertentu sesuai arah

putar polarisator. Proses polarisasi dapat dilihat seperti Gambar (4.1) berikut ini:

Gambar (4.1) Proses polarisasi cahaya melalui polarisator

Dari Gambar (4.1) proses terjadinya polarisasi cahaya dengan bantuan kristal polaroid.

Bahan polaroid bersifat meneruskan cahaya dengan arah getar tertentu dan menyerap cahaya

dengan arah getar yang lain. Cahaya yang diteruskan adalah cahaya yang arah getarnya sejajar

dengan sumbu polarisasi polaroid. Dari gambar tersebut dilihat bahwa dua buah polaroid,

polaroid pertama disebut polarisator dan polaroid kedua disebut analisator dengan sumbu

transmisi membentuk sudut θ. Seberkas cahaya alami menuju ke polarisator. Di sini cahaya

dipolarisasi secara vertikal yaitu hanya komponen medan listrik E yang sejajar sumbu transmisi.

Selanjutnya cahaya terpolarisasi menuju analisator. Di analisator, semua komponen E yang tegak

MODUL Optika Moderen Page 74


lurus sumbu transmisi analisator diserap, hanya komponen E yang sejajar sumbu analisator

diteruskan. sehingga kuat medan listrik yang diteruskan analisator menjadi:

E2 = E cos θ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (4.1)

Jika cahaya alami tidak terpolarisasi yang jatuh pada polaroid pertama (polarisator) memiliki

intensitas I0, maka cahaya terpolarisasi yang melewati polarisator adalah:

I1 = ½ I0 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (4.2)

Cahaya dengan intensitas I1 ini kemudian menuju analisator dan akan keluar dengan intensitas

menjadi:

I2 = I1 cos2θ = ½ I0 cos2θ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(4.3)

Selanjutnya proses polarisasi cahaya dapar diatur berdasarkan sudut polarisasi dengan

fasa tertentu. Proses polarisasi cahaya dengan fasa yang berbeda terdiri dari polarisasi linear,

polarisasi lingkaran dan polarisasi ellips, yang akan dijelaskan masing masing seperti berikut ini.

4.2.1 POLARISASI BIDANG DATAR (LINEAR)

Gelombang elektromagnetik yang menjalar saling tegak lurus baik untuk sumbu X

dengan medan amplitudo EX dan sumbu Y dengan medan amplitudo Ey mengikuti arah rambat

gelombang seperti Gambar (4.1) berikut ini

MODUL Optika Moderen Page 75


Gambar (4.2 Penjalaran gelombang EM yang terpolarisasi dengan amplitudo medan yang

tegak lurus.

Jika dua buah medan optis harmonis yang tegak lurus memenuhi persamaan

𝐸𝑥(𝑧,𝑡) = 𝑖𝐸0𝑥 cos(𝑘𝑧 − 𝜔𝑡 + 01 )


… … … … … … … … … … … … . . … . (4. 4)
𝐸𝑦 (𝑧,𝑡) = 𝑗𝐸0𝑦 cos(𝑘𝑧 − 𝜔𝑡 + 02 )

Resultan medan listriknya adalah :

𝐸(𝑧,𝑡) = 𝐸𝑥(𝑧,𝑡) + 𝐸𝑦 (𝑧,𝑡)

𝐸(𝑧,𝑡) = 𝑖𝐸0𝑥 cos 𝑘𝑧 − 𝜔𝑡 + 01 + 𝑗𝐸0𝑦 cos(𝑘𝑧 − 𝜔𝑡 + 02 ) … … . . . . (4.5)

Selanjutnya akan ditinjau beberapa kasus polarisasi antara lain :

Seperti pada persamaan (4.4) jika selisi fasa

𝛿 = ∅01 − ∅02 = 0, ±2𝜋, ±4𝜋, … , ±𝑚𝜋 𝑚 ∶ 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝

Maka komponen medan listrik berada pada fase yang sama sehingga diperoleh :

𝐸(𝑧,𝑡) = 𝑖𝐸0𝑥 + 𝑗𝐸0𝑦 cos 𝑘𝑧 − 𝜔𝑡 … … … … … … … … … … … … … . . (4.6)

Karena amplitudo 𝑖𝐸0𝑥 + 𝑗𝐸0𝑦 konstant, maka gelombang resultan tersebut menghasilkan

polarisasi linier atau bidang

MODUL Optika Moderen Page 76


Gambar (4.3). Proses polarisasi linear gelombang EM

Jika 𝛿 = ∅01 − ∅02 = ±𝜋, ±3𝜋, … , ±𝑚𝜋 𝑚 ∶ 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡

Maka komponen medan listrik tidak sefase

𝐸(𝑧,𝑡) = 𝑖𝐸0𝑥 − 𝑗𝐸0𝑦 cos 𝑘𝑧 − 𝜔𝑡

Dapat dilihat bahwa resultannya mempunyai amplitudo yang konstan dan gelombang

terpolarisasi linier.

MODUL Optika Moderen Page 77

You might also like