You are on page 1of 15

LAPORAN PRAKTIKUM KONSERVASI ENERGI

SISTEM BEBAN TIDAK SEIMBANG

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah Konservasi Energi

Nama Praktikan : Nadya Intan Pratiwi (151711017)


Kelompok : 2 / 3A
Anggota Kelompok : - M. Yuga Maldhani
- Nadzer Turki S.S
- Niken Raniah Warad
- Ode Fakhrina
Tanggal Praktikum : 27 Maret 2018
Tanggal Pengumpulan Laporan : 3 April 2018
Dosen Pembimbing : Purwinda Iriani, S.T.,M.T.
Tanda Tangan Dosen :
Tanda Tangan Mahasiswa :

JURUSAN TEKNIK ENERGI


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
I. LATAR BELAKANG
Saat ini energi listrik banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
rumah tangga maupun industri. Hal ini karena energi listrik mudah untuk dikonversikan
menjadi energi lainnya. Oleh karena itulah, energi listrik menjadi kebutuhan yang utama.
Dalam memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan sistem penyediaan enegi listrik yang stabil
dan kontinyu.
Penggunaan energi listrik dikonsumen tidak sama. Terjadi pembagian beban-beban
yang pada awalnya merata tetapi karena ketidakserempakan waktu penyalaan beban-beban
tersebut maka menimbulkan ketidakseimbangan beban yang berdampak pada penyediaan
energi listrik. Ketidakseimbangan beban antara tiap-tiap fasa (fasa R, fasa S, dan fasa T)
inilah yang menyebabkan mengalirnya arus netral. Adanya arus netral menyebabkan rugi-
rugi (losses).
Pemasangan daya yang terlalu besar akan membawa kerugian kepada badan yang
bersangkutan dengan tingginya tarif yang harus dibayar, sehingga evaluasi harus dilakukan
untuk mengetahui penggunaan daya listrik yang terpakai. Oleh karena itu perlu dilakukan
upaya-upaya untuk meminimalisir arus netral untuk mengurangi losses dengan cara
melakukan peluang konservasi pada sistem jaringan tidak seimbang.

II. TUJUAN
1. Mengevaluasi sistem kelistrikan dilihat dari ketidakseimbangan beban terpasang.
2. Mencari peluang penghematan energi
3. Menentukan langkah yang akan diambil untuk melakukan konservasi energi untuk
menyeimbangkan beban
III. DASAR TEORI
III.1. Pengertian Keadaan Seimbang
Keadaan seimbang pada sistem distribusi tenaga listrik merupakan suatu keadaan
dimana :

 Ketiga vektor arus/tegangan adalah sama besar

 Ketiga vektor saling membentuk sudut 120o satu sama lain, seperti yang terlihat
pada Gambar 3.1 di bawah ini :
Gambar 3.1 Vektor diagram arus keadaan seimbang
Gambar di atas menunjukkan vektor diagram arus dalam keadaan seimbang. Di sini
terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS, IT) adalah sama dengan nol
sehingga tidak ada arus netral yang muncul.

III.2. Pengertian Keadaan Tidak Seimbang


Keadaan tidak seimbang merupakan keadaan dimana salah satu atau kedua syarat
keadaan seimbang tidak terpenuhi. Pada suatu sistem distribusi tenaga listrik selalu terjadi
ketidakseimbangan beban yang disebabkan karena ketidakserempakan waktu penyalan
beban-beban tersebut. Akibat dari ketidakseimbangan beban tersebut maka muncul arus
netral. Arus netral yang mengalir menyebabkan terjadinya losses (rugi-rugi), yaitu losses
akibat adanya arus netral pada penghantar netral dan losses akibat arus netral yang mengalir
ke tanah. Kemungkinan penyebab keadaan tidak seimbang ada tiga, yaitu :

 Ketiga vektor sama besar tetapi tidak membentuk sudut 120o satu sama lain

 Ketiga vektor tidak sama besar tetapi membentuk sudut 120o satu sama lain
 Ketiga vektor tidak sama besaar dan tidak membentuk sudut 120o satu sama lain
Sepeti yang terlihat pada Gambar 3.2 di bawah ini :

Gambar 3.2 Vektor diagram arus keadaan tidak seimbang


Gambar di atas menunjukkan vektor diagram arus dalam kondisi tidak seimbang. Dari
gambar tersebut terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS, IT) adalah tidak
sama dengan nol sehingga muncul arus netral (IN) yang besarnya tergantung pada seberapa
besar faktor ketidakseimbangannya.
Akibat Ketidakseimbangan beban :
1. Adanya rugi dan drop tegangan pada konduktor netral
2. Menyebabkan tegangan 3-fasa tidak seimbang dalam sistem distribusi tenaga
3. Mengurangi torsi dan overheating motor induksi
4. Gangguan elektromagnetik yang berlebihan untuk peralatan yang sensitif
5. Mengakibatkan kesalahanpada sistem pengukuran.

III.3. Penyaluran dan Susut Daya pada Keadaan Seimbang


Misalkan daya dengan besar P disalurkan melalui suatu saluran dengan penghantar
netral. Apabila pada penyaluran daya ini arus-arus fasa dalam keadaan seimbang, maka
besarnya daya dapat dinyatakan sebagai berikut :
P = 3 [V] [I] cosθ
Daya yang sampai pada ujung terima akan lebih kecil dari P karena terjadi
penyusutan dalam saluran. Penyusutan daya ini dapat dijelaskan dengan menggunakan
diagram fasor tegangan saluran model fasa tunggal seperti pada Gambar 3.3 di bawah ini :

Gambar 3.3 Diagram fasor tegangan saluran daya model fasa tunggal
Gambar diatas dibuat dengan asumsi pemusatan kapasitif pada saluran cukup kecil
sehingga dapat diabaikan. Sehingga besarnya arus yang masuk sama dengan arus yang
keluar. Apabila tegangan dan faktor daya pada ujung terima adalah V’ dan θ’, maka besarnya
daya pada ujung terima adalah :
P = 3 [V’] [I] cosθ’
Selisih antara P dengan P’ merupakan penyusutan daya saluran, yaitu :
Pl = P – P’
= 3 [V] [I] cosθ - 3 [V’] [I] cosθ’
= 3 [I] {[V] cosθ - 3 [V’] cosθ’}

Dari diagram fasor ditunjukkan bahwa :


[V] cosθ - 3 [V’] cosθ’ = I. R
Dengan R adalah tahanan kawat penghantar tiap fasa, maka

Pl = 3 [I2] R

III.4. Penyaluran dan Susut Daya pada Keadaan Tidak Seimbang


Jika [I] merupakan besarnya arus fasa dalam penyaluran daya sebesar P pada keadaan
seimbang, maka pada penyaluran daya yang sama tetapi tidak seimbang besarnya arus-arus
tiap fasa dapat dinyatakan dengan koefisien a, b , dan c adalah sebagai berikut :
[IR] =a[I]
[IS] = b[I]
[IT] = c[I]
Dengan IR, IS dan IT merupakan arus pada fasa R, S, dan T. Telah disebutkan di atas bahwa
faktor daya ketiga fasa dianggap sama walupun besarnya arus berbeda-beda. Dengan
anggapan seperti ini maka besarnya daya yang disalurkan dapat dinyatakan sebagai berikut:
P = (a+b+c) [V] [I] cos φ
Maka dari kedua persamaan tersebut dapat diperoleh persyaratan koefisien a,b dan
c adalah:
a+b+c=3
Dengan anggapan yang sama, arus yang mengalir di penghantar netral dapat
dinyatakan sebagai :
IN = IR + IS+ IT
= [I] {a + b cos (-120) + j.b.sin (-120) + c.cos (-120) + j.c.sin (120)}
= [I] {a – (b + c) / 2 + j. (c - b) √3 /2}
Susut daya saluran adalah jumlah susut pada penghantar fasa dan penghantara
netral adalah :
Pl’ = { [IR2] + [IS2] + [IT2] }.R + [IN2] .RN
= (a2+b2+c2) [I]2R + (a2+b2+c2 – ab – ac – bc ) [IN]2.RN
Dengan RN adalah tahanan penghantar netral.

III.5. Analisa Ketidakseimbangan Beban


Analisa ketidakseimbangan beban, menggunakan persanaan : [IR] = a [I]
[IS] = b [I]

[IT] = c [I]

Dengan IR , IS dan IT berturut-turut adalah arus di fasa R, S dan T.


I : besarnya arus fasa dalam keadaan seimbang sama dengan Irata-rata
a,b,c : koefisien keadaan tidak seimbang arus-arus fasa
Rata-rata ketidakseimbangan beban (dalam %) dinyatakan dengan rumus :
{|𝑎 − 1| + |𝑏 − 1| + |𝑐 − 1|}3 𝑥 100%
Losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral dapat dihitung besarnya, yaitu:
Pn = 𝐼𝑛2 . 𝑅𝑛
Persentase losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral adalah:
𝑃𝑛
%𝑃𝑛 = 𝑥 100 %
𝑃
dengan P = daya aktif (Watt).

IV. Alat yang Digunakan


Berikut merupakan alat dan bahan yang digunakan.
Tabel 1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan Jumlah


V PowerMeter 1 buah
M Modul rangkaian beban tak seimbang

Lampu 11 buah
V. Gambar Rangkaian
Berikut merupakan skema rangkaian yang digunakan dalam praktikum beban tak seimbang.

VI. Langkah Kerja


1. Pahami dan mengerti materi sistem beban tak seimbang.
2. Pahami gambar rangkaian pada gambar rangkaian.
3. Persiapkan alat dan bahan.
4. Periksa kelayakan alat.
5. Susun lampu sesuai konfigurasi.

Konfigurasi Lampu
NO R S T
L1 L2 L3 L1 L2 L3 L1 L2 L3
1 a b c d e f g h i
2 a b d e g h
3 a c d g h
4 b c e g
5 b d g
6 c d f h i
7 a e f h i
8 a b c d e i
9 b c d e f g i
10 a c d f g h i
11 a d g
Keterangan beban lampu yang terpasang :
Daya lampu :
a = 25 Watt d = 40 Watt g = 100 Watt
b = 11 Watt e = 60 Watt h = 40 Watt
c = 25 Watt f = 10.5 Watt i = 18 Watt

6. Nyalakan sumber listrik


7. On-kan saklar MCB pada modul.
8. Amati tegangan pada fasa to netral (fasa R, S, T)
9. Amati tegangan pada fasa R, S, T dan Netral
10. Catat nilai yang telah diamati pengamatan di tabel percobaan
11. Ulangi langkah 5 sampai 10 untuk setiap konfigurasi
12. Pastikan data praktikum telah diamati semua
13. Mematikan sumber setelah praktikum selesai.
VII. Data Hasil Praktikum
1. Data Sebelum Konservasi
Beban (Watt) Tegangan (Volt) Arus (Ampere) Daya Aktif (kWatt)
NO
R S T VRN VSN VTN IR IS IT IN R S T Total

1 61 110,5 158 226,710 223,260 223,660 0,02474 0,04998 0,06415 0,036188 0,005260 0,01075 0,01395 0,02994
2 36 100 140 225,850 222,570 222,800 0,01537 0,04510 0,05518 0,034051 0,003140 0,00977 0,01217 0,02510
3 50 40 140 225,460 222,260 222,360 0,01780 0,02313 0,05615 0,033747 0,003970 0,00497 0,01233 0,02126
4 36 60 100 225,060 221,830 221,870 0,01442 0,02770 0,03944 0,022499 0,002860 0,00592 0,00860 0,01736
5 11 40 100 224,660 221,360 221,720 0,00716 0,02113 0,03905 0,027039 0,001110 0,00442 0,00851 0,01406
6 25 50,5 58 224,880 221,390 221,860 0,00911 0,02617 0,04710 0,031069 0,001970 0,00526 0,01013 0,01736
7 25 70,5 58 227,450 224,190 224,150 0,01009 0,02986 0,02416 0,020246 0,002110 0,00621 0,00474 0,01305
8 61 100 18 227,340 224,000 224,080 0,02544 0,03893 0,01138 0,025683 0,005320 0,00861 0,00102 0,01558
9 36 110,5 118 227,270 223,760 223,680 0,01625 0,04879 0,04746 0,033597 0,003000 0,01048 0,01022 0,02399
10 50 50,5 158 226,660 223,700 223,220 0,01804 0,02808 0,06458 0,039798 0,004070 0,00579 0,01392 0,02380

2. Data Sesudah Konservasi


Beban (Watt) Tegangan (Volt) Arus (mAmpere) Daya Aktif (Watt)
NO
R S T VRN VSN VTN IR IS IT IN R S T Total

1 25 25 25 225,910 222,560 222,310 0,00815 0,00954 0,00960 0,000000 0,001720 0,00198 0,00196 0,00563
VIII. Perhitungan
Berdasarkan data hasil praktikum dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :
Contoh perhitungan dilakukan berdasarkan data hasil pengukuran 1 sebelum dilakukan
konservasi.

Diketahui : IR = 24,737 mA 𝜌 = 1,7𝑥10−8 kg/m3

IS = 49,979 mA L = 0,7 m

IT = 64,150 mA A = 1,5𝑥10−6 m2

IN = 36,188 mA

 Menghitung Irata-rata
𝐼𝑅 + 𝐼𝑆 + 𝐼𝑇
𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
3
24,737 + 49,979 + 64,150
=
3
= 46,29
 Menghitung Koefisien tidak seimbang tiap fasa
− [𝐼𝑅 ] = 𝑎[𝐼] − [𝐼𝑆 ] = 𝑏[𝐼] −[𝐼𝑇 ] = 𝑐[𝐼]
[𝐼𝑅 ] [𝐼𝑅 ] [𝐼𝑅 ]
= [𝐼 = [𝐼 =
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 ] 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 ] [𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 ]

24,737 49,979 [64,150]


= = = [46,29]
46,29 46,29

= 0.53 = 1,08 = 1.39

 Menghitung Rata-Rata ketidakseimbangan


{|𝑎−1|+ |𝑏−1|+ |𝑐−1|}
Rata-rata ketidakseimbangan = x 100%
3
{|0.53−1|+ |1,08−1|+ |1,39−1|}
= 3
x 100%

= 31,04%
 Menghitung Losses pada penghantar netral
𝜌.𝐿
 RN = 𝐴
1,7𝑥10−8 .0,7
=
1,5𝑥10−6

= 0.793 x 10-2Ω
PN = IN2 .RN
= (0.0362)2. 0.793 x 10-2
PN = 1,04 x 10-5 W

𝑃𝑁
% PN = x 100%
𝑃
1,04 x 10−5
= x 100%
29.940
= 3.47 x 10-5 %
IX. Data Hasil Perhitungan
1. Sebelum Konservasi
Irata- Ketidak
Koefisien L A RN PN % PN
Rata seimbangan 𝜌
NO (Ampere) a b c (%) kg/m3 m m2 Ω watt %
1 0,04629 0,53 1,08 1,39 31,04 1,7E-08 0,7 1,5E-06 0,007933 1,03893E-05 0,03470
2 0,03855 0,40 1,17 1,43 40,09 1,7E-08 0,7 1,5E-06 0,007933 9,19847E-06 0,03665
3 0,03236 0,55 0,71 1,74 49,00 1,7E-08 0,7 1,5E-06 0,007933 9,03496E-06 0,04250
4 0,02719 0,53 1,02 1,45 31,31 1,7E-08 0,7 1,5E-06 0,007933 4,01589E-06 0,02313
5 0,02245 0,32 0,94 1,74 49,30 1,7E-08 0,7 1,5E-06 0,007933 5,80012E-06 0,04125
6 0,02746 0,33 0,95 1,72 47,69 1,7E-08 0,7 1,5E-06 0,007933 7,65791E-06 0,04411
7 0,02137 0,47 1,40 1,13 35,20 1,7E-08 0,7 1,5E-06 0,007933 3,25188E-06 0,02492
8 0,02525 1,01 1,54 0,45 36,63 1,7E-08 0,7 1,5E-06 0,007933 5,23296E-06 0,03359
9 0,03750 0,43 1,30 1,27 37,78 1,7E-08 0,7 1,5E-06 0,007933 8,95482E-06 0,03733
10 0,03690 0,49 0,76 1,75 50,01 1,7E-08 0,7 1,5E-06 0,007933 1,25655E-05 0,05280

2. Sesudah Konservasi
Ketidak
Irata-Rata Koefisien L A RN PN % PN
seimbangan 𝜌
NO (Ampere) a b c (%) kg/m3 m m2 Ω watt %
1 0,00910 0,90 1,05 1,06 6,92 1,7E-08 0,7 1,5E-06 0,007933 0 0,00000
X. Analisa Data
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan sistem beban tidak setimbang dimana
dilakukan pengukuran profil penggunaan energi pada beban yang terpasang saat besar
dayanya berbeda di setiap fasanya sehingga sistem tidak seimbang juga dilakukan upaya
konservasi untuk dalam rangka penghematan energi pada sistem tersebut. Beban yang
digunakan pada praktikum kali ini berupa lampu pijar dan lampu CFL dengan daya yang
berbeda-beda(terdapat pada tabel konfigurasi di langkah percobaan). Simulasi pembebanan
tidak seimbang dilakukan dengan memberikan beban pada fasa R,S dan T sesuai dengan
konfigurasi lampu pada tabel langkah percobaan.
Dari hasil pengukuran daya pada setiap pembebanan terdapat sedikit perbedaan
antara daya terpasang pada spesifikasi lampu dengan daya terukur. Daya yang terukur lebih
kecil daripada daya yang terpasang. Hal tersebut dikarenakan terdapat penyusutan daya
akibat dari tahanan pada kawat penghantar tiap fasa. Pada percobaan dengan memasang
beban pada salah satu fasa saja dan fasa yang lain tidak dibebani, ternyata terdapat arus,
bukan hanya pada fasa yang terpasang beban melainkan mengalir juga arus pada fasa yang
tidak dibebani walaupun dengan nilai yang sangat kecil, hal ini dimungkinkan karena
pengaruh resistansi pada penghantar setiap fasa.
Dari beberapa konfigurasi beban yang terpasang didapat arus netral tertinggi yaitu
didapat saat konfigurasi lampu ke-10 dengan beban di fasa R= 50 Watt, S= 50,5 Watt, T=
158 Watt, yaitu sebesar sebesar 39,798 mAmpere, dan arus netral terkecil didapat saat
konfigurasi lampu ke-7 dengan beban di fasa R =25, S= 70,5,T = 58, yaitu sebesar 20,246
mAmpere. Dari besar arus netral yang terukur dapat dihitung persen rata-rata
ketidakseimbangan yang besarnya berkisar antara (6,92- 50,01)%. Dari praktikum tersebut
dapat diketahui bahwa besar daya pada beban yang terpasang di setiap fasa berpengaruh
pada terukurnya arus pada fasa netral yang mempengaruhi besar rata-rata
ketidakseimbangan sesuai dengan grafik berikut :
Grafik Hubungan Rata-Rata Ketidakseimbangan
dengan Arus Netral
45 39.798
40 36.188
Arus Netral (mAmpere)

33.597 33.747 34.051


35 31.069
30 25.683 27.039
22.499
25 20.246
20 y = 2,91x + 10,169
15 R² = 0,779
10
5 0
0
6,92 35,2 31,31 36,63 49,3 47,69 37,78 49 40,09 31,04 50,01,
Rata-Rata ketidakseimbangan (%)

Grafik diatas merupakan grafik yang menunjukan hubungan antara arus netral
dengan rata-rata ketidakseimbangan dimana arus netral berbanding lurus dengan rata-rata
ketidakseimbangan dengan persamaan y = 2,91X + 10,169, dan besar R2 = 0,779.

Grafik Hubungan Arus Netral dengan losses


0.014
y = 8E-06x2 - 1E-17x + 8E-17
0.012
R² = 1
0.01
Losses (Watt)

0.008

0.006

0.004

0.002

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Arus Netral (mAmpere)

Dari praktikum yang dilakukan terlihat bahwa arus netral mempengaruhi besar losses
yang terdapat pada penghantar sesuai dengan persamaan 𝑃𝑁 = 𝐼𝑁 2 × 𝑅. Dimana besar
lossses berbanding lurus dengan besar arus netral
Setelah mengetahui kondisi beban tidak seimbang selanjutnya dapat dilakukan upaya
konservasi untu memperbaiki sitem yang tidak seimbang. Upaya yang dilakukan yaitu
dengan menyeimbangkan besar daya yang terpasang di setiap fasa sehingga diperoleh besar
arus netral yang terukur 0 Ampere sehingga besar rata-rata ketidakseimbangan yang didapat
0 % dan besar losses yang terukur adalah 0 Watt. Selain itu upaya yang dilakukan adalah
dengan mengganti kabel distribusi dengan diameter yang lebih besar dan memperpendek
jarak distribusi jaringan listrik. Hal ini bertujuan untuk memperkecil resistansi penghantar
sehingga losses yang ditimbukan kecil.

XI. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Perbedaan daya terukur dengan daya terpasang disebabkan karena penyusutan daya
akibat adanya tahanan pada penghantar tiap fasa
2. Ketidakseimbangan pembebanan pada setiap fasa dapat menimbulkan arus netral yang
menyebabkan adanya losses pada sistem distribusi tenaga listrik
3. Besarnya losses pada sistem berbanding lurus dengan arus yang mengalir pada
penghantar netral artinya semakin besar arus netral maka semakin besar losses yang
ditimbulkan
4. Tindakan konservasi yang dapat dilakukan pada sistem beban tidak seimbang yaitu
dengan mengatur pembeabnan pada masing-masing fasa sampai mendekati seimbang
sehingga arus netral yang dihasilkan mendekati nol
5. Memperkecil losses dapat dilakukan juga dengan mengganti diameter kabel dengan
yang lebih besar dan memperpendek jarak ditribusi sehingga resistansinya kecil.

You might also like