Professional Documents
Culture Documents
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah Konservasi Energi
II. TUJUAN
1. Mengevaluasi sistem kelistrikan dilihat dari ketidakseimbangan beban terpasang.
2. Mencari peluang penghematan energi
3. Menentukan langkah yang akan diambil untuk melakukan konservasi energi untuk
menyeimbangkan beban
III. DASAR TEORI
III.1. Pengertian Keadaan Seimbang
Keadaan seimbang pada sistem distribusi tenaga listrik merupakan suatu keadaan
dimana :
Ketiga vektor saling membentuk sudut 120o satu sama lain, seperti yang terlihat
pada Gambar 3.1 di bawah ini :
Gambar 3.1 Vektor diagram arus keadaan seimbang
Gambar di atas menunjukkan vektor diagram arus dalam keadaan seimbang. Di sini
terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS, IT) adalah sama dengan nol
sehingga tidak ada arus netral yang muncul.
Ketiga vektor sama besar tetapi tidak membentuk sudut 120o satu sama lain
Ketiga vektor tidak sama besar tetapi membentuk sudut 120o satu sama lain
Ketiga vektor tidak sama besaar dan tidak membentuk sudut 120o satu sama lain
Sepeti yang terlihat pada Gambar 3.2 di bawah ini :
Gambar 3.3 Diagram fasor tegangan saluran daya model fasa tunggal
Gambar diatas dibuat dengan asumsi pemusatan kapasitif pada saluran cukup kecil
sehingga dapat diabaikan. Sehingga besarnya arus yang masuk sama dengan arus yang
keluar. Apabila tegangan dan faktor daya pada ujung terima adalah V’ dan θ’, maka besarnya
daya pada ujung terima adalah :
P = 3 [V’] [I] cosθ’
Selisih antara P dengan P’ merupakan penyusutan daya saluran, yaitu :
Pl = P – P’
= 3 [V] [I] cosθ - 3 [V’] [I] cosθ’
= 3 [I] {[V] cosθ - 3 [V’] cosθ’}
Pl = 3 [I2] R
[IT] = c [I]
Lampu 11 buah
V. Gambar Rangkaian
Berikut merupakan skema rangkaian yang digunakan dalam praktikum beban tak seimbang.
Konfigurasi Lampu
NO R S T
L1 L2 L3 L1 L2 L3 L1 L2 L3
1 a b c d e f g h i
2 a b d e g h
3 a c d g h
4 b c e g
5 b d g
6 c d f h i
7 a e f h i
8 a b c d e i
9 b c d e f g i
10 a c d f g h i
11 a d g
Keterangan beban lampu yang terpasang :
Daya lampu :
a = 25 Watt d = 40 Watt g = 100 Watt
b = 11 Watt e = 60 Watt h = 40 Watt
c = 25 Watt f = 10.5 Watt i = 18 Watt
1 61 110,5 158 226,710 223,260 223,660 0,02474 0,04998 0,06415 0,036188 0,005260 0,01075 0,01395 0,02994
2 36 100 140 225,850 222,570 222,800 0,01537 0,04510 0,05518 0,034051 0,003140 0,00977 0,01217 0,02510
3 50 40 140 225,460 222,260 222,360 0,01780 0,02313 0,05615 0,033747 0,003970 0,00497 0,01233 0,02126
4 36 60 100 225,060 221,830 221,870 0,01442 0,02770 0,03944 0,022499 0,002860 0,00592 0,00860 0,01736
5 11 40 100 224,660 221,360 221,720 0,00716 0,02113 0,03905 0,027039 0,001110 0,00442 0,00851 0,01406
6 25 50,5 58 224,880 221,390 221,860 0,00911 0,02617 0,04710 0,031069 0,001970 0,00526 0,01013 0,01736
7 25 70,5 58 227,450 224,190 224,150 0,01009 0,02986 0,02416 0,020246 0,002110 0,00621 0,00474 0,01305
8 61 100 18 227,340 224,000 224,080 0,02544 0,03893 0,01138 0,025683 0,005320 0,00861 0,00102 0,01558
9 36 110,5 118 227,270 223,760 223,680 0,01625 0,04879 0,04746 0,033597 0,003000 0,01048 0,01022 0,02399
10 50 50,5 158 226,660 223,700 223,220 0,01804 0,02808 0,06458 0,039798 0,004070 0,00579 0,01392 0,02380
1 25 25 25 225,910 222,560 222,310 0,00815 0,00954 0,00960 0,000000 0,001720 0,00198 0,00196 0,00563
VIII. Perhitungan
Berdasarkan data hasil praktikum dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :
Contoh perhitungan dilakukan berdasarkan data hasil pengukuran 1 sebelum dilakukan
konservasi.
IS = 49,979 mA L = 0,7 m
IT = 64,150 mA A = 1,5𝑥10−6 m2
IN = 36,188 mA
Menghitung Irata-rata
𝐼𝑅 + 𝐼𝑆 + 𝐼𝑇
𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
3
24,737 + 49,979 + 64,150
=
3
= 46,29
Menghitung Koefisien tidak seimbang tiap fasa
− [𝐼𝑅 ] = 𝑎[𝐼] − [𝐼𝑆 ] = 𝑏[𝐼] −[𝐼𝑇 ] = 𝑐[𝐼]
[𝐼𝑅 ] [𝐼𝑅 ] [𝐼𝑅 ]
= [𝐼 = [𝐼 =
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 ] 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 ] [𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 ]
= 31,04%
Menghitung Losses pada penghantar netral
𝜌.𝐿
RN = 𝐴
1,7𝑥10−8 .0,7
=
1,5𝑥10−6
= 0.793 x 10-2Ω
PN = IN2 .RN
= (0.0362)2. 0.793 x 10-2
PN = 1,04 x 10-5 W
𝑃𝑁
% PN = x 100%
𝑃
1,04 x 10−5
= x 100%
29.940
= 3.47 x 10-5 %
IX. Data Hasil Perhitungan
1. Sebelum Konservasi
Irata- Ketidak
Koefisien L A RN PN % PN
Rata seimbangan 𝜌
NO (Ampere) a b c (%) kg/m3 m m2 Ω watt %
1 0,04629 0,53 1,08 1,39 31,04 1,7E-08 0,7 1,5E-06 0,007933 1,03893E-05 0,03470
2 0,03855 0,40 1,17 1,43 40,09 1,7E-08 0,7 1,5E-06 0,007933 9,19847E-06 0,03665
3 0,03236 0,55 0,71 1,74 49,00 1,7E-08 0,7 1,5E-06 0,007933 9,03496E-06 0,04250
4 0,02719 0,53 1,02 1,45 31,31 1,7E-08 0,7 1,5E-06 0,007933 4,01589E-06 0,02313
5 0,02245 0,32 0,94 1,74 49,30 1,7E-08 0,7 1,5E-06 0,007933 5,80012E-06 0,04125
6 0,02746 0,33 0,95 1,72 47,69 1,7E-08 0,7 1,5E-06 0,007933 7,65791E-06 0,04411
7 0,02137 0,47 1,40 1,13 35,20 1,7E-08 0,7 1,5E-06 0,007933 3,25188E-06 0,02492
8 0,02525 1,01 1,54 0,45 36,63 1,7E-08 0,7 1,5E-06 0,007933 5,23296E-06 0,03359
9 0,03750 0,43 1,30 1,27 37,78 1,7E-08 0,7 1,5E-06 0,007933 8,95482E-06 0,03733
10 0,03690 0,49 0,76 1,75 50,01 1,7E-08 0,7 1,5E-06 0,007933 1,25655E-05 0,05280
2. Sesudah Konservasi
Ketidak
Irata-Rata Koefisien L A RN PN % PN
seimbangan 𝜌
NO (Ampere) a b c (%) kg/m3 m m2 Ω watt %
1 0,00910 0,90 1,05 1,06 6,92 1,7E-08 0,7 1,5E-06 0,007933 0 0,00000
X. Analisa Data
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan sistem beban tidak setimbang dimana
dilakukan pengukuran profil penggunaan energi pada beban yang terpasang saat besar
dayanya berbeda di setiap fasanya sehingga sistem tidak seimbang juga dilakukan upaya
konservasi untuk dalam rangka penghematan energi pada sistem tersebut. Beban yang
digunakan pada praktikum kali ini berupa lampu pijar dan lampu CFL dengan daya yang
berbeda-beda(terdapat pada tabel konfigurasi di langkah percobaan). Simulasi pembebanan
tidak seimbang dilakukan dengan memberikan beban pada fasa R,S dan T sesuai dengan
konfigurasi lampu pada tabel langkah percobaan.
Dari hasil pengukuran daya pada setiap pembebanan terdapat sedikit perbedaan
antara daya terpasang pada spesifikasi lampu dengan daya terukur. Daya yang terukur lebih
kecil daripada daya yang terpasang. Hal tersebut dikarenakan terdapat penyusutan daya
akibat dari tahanan pada kawat penghantar tiap fasa. Pada percobaan dengan memasang
beban pada salah satu fasa saja dan fasa yang lain tidak dibebani, ternyata terdapat arus,
bukan hanya pada fasa yang terpasang beban melainkan mengalir juga arus pada fasa yang
tidak dibebani walaupun dengan nilai yang sangat kecil, hal ini dimungkinkan karena
pengaruh resistansi pada penghantar setiap fasa.
Dari beberapa konfigurasi beban yang terpasang didapat arus netral tertinggi yaitu
didapat saat konfigurasi lampu ke-10 dengan beban di fasa R= 50 Watt, S= 50,5 Watt, T=
158 Watt, yaitu sebesar sebesar 39,798 mAmpere, dan arus netral terkecil didapat saat
konfigurasi lampu ke-7 dengan beban di fasa R =25, S= 70,5,T = 58, yaitu sebesar 20,246
mAmpere. Dari besar arus netral yang terukur dapat dihitung persen rata-rata
ketidakseimbangan yang besarnya berkisar antara (6,92- 50,01)%. Dari praktikum tersebut
dapat diketahui bahwa besar daya pada beban yang terpasang di setiap fasa berpengaruh
pada terukurnya arus pada fasa netral yang mempengaruhi besar rata-rata
ketidakseimbangan sesuai dengan grafik berikut :
Grafik Hubungan Rata-Rata Ketidakseimbangan
dengan Arus Netral
45 39.798
40 36.188
Arus Netral (mAmpere)
Grafik diatas merupakan grafik yang menunjukan hubungan antara arus netral
dengan rata-rata ketidakseimbangan dimana arus netral berbanding lurus dengan rata-rata
ketidakseimbangan dengan persamaan y = 2,91X + 10,169, dan besar R2 = 0,779.
0.008
0.006
0.004
0.002
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Dari praktikum yang dilakukan terlihat bahwa arus netral mempengaruhi besar losses
yang terdapat pada penghantar sesuai dengan persamaan 𝑃𝑁 = 𝐼𝑁 2 × 𝑅. Dimana besar
lossses berbanding lurus dengan besar arus netral
Setelah mengetahui kondisi beban tidak seimbang selanjutnya dapat dilakukan upaya
konservasi untu memperbaiki sitem yang tidak seimbang. Upaya yang dilakukan yaitu
dengan menyeimbangkan besar daya yang terpasang di setiap fasa sehingga diperoleh besar
arus netral yang terukur 0 Ampere sehingga besar rata-rata ketidakseimbangan yang didapat
0 % dan besar losses yang terukur adalah 0 Watt. Selain itu upaya yang dilakukan adalah
dengan mengganti kabel distribusi dengan diameter yang lebih besar dan memperpendek
jarak distribusi jaringan listrik. Hal ini bertujuan untuk memperkecil resistansi penghantar
sehingga losses yang ditimbukan kecil.
XI. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Perbedaan daya terukur dengan daya terpasang disebabkan karena penyusutan daya
akibat adanya tahanan pada penghantar tiap fasa
2. Ketidakseimbangan pembebanan pada setiap fasa dapat menimbulkan arus netral yang
menyebabkan adanya losses pada sistem distribusi tenaga listrik
3. Besarnya losses pada sistem berbanding lurus dengan arus yang mengalir pada
penghantar netral artinya semakin besar arus netral maka semakin besar losses yang
ditimbulkan
4. Tindakan konservasi yang dapat dilakukan pada sistem beban tidak seimbang yaitu
dengan mengatur pembeabnan pada masing-masing fasa sampai mendekati seimbang
sehingga arus netral yang dihasilkan mendekati nol
5. Memperkecil losses dapat dilakukan juga dengan mengganti diameter kabel dengan
yang lebih besar dan memperpendek jarak ditribusi sehingga resistansinya kecil.