Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
NIM : P 17420613075
SEMARANG
A. DEFINISI
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung yang diakibatkan oleh
diet yang tidak benar, atau makanan yang berbumbu atau mengandung
mikroorganisme penyebab penyakit. (Brunner and Suddarth, 2001).
Sedangkan menurut Mansjoer tahun 2001, gastritis akut adalah lesi
mukosa akut berupa erosi atau perdarahan akibat faktor-faktor agresif atau
akibat gangguan sirkulasi akut mukosa lambung.
Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa
lambung, secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi
sel-sel radang pada daerah tersebut. (Suyono Slamet, 2001).
Gastritis adalah episode berulang nyeri epigastrium, gejala
sementara atau cepat hilang, dapat berhubungan dengan diet, memiliki
respon yang baik dengan antasid atau supresi asam. (Grace, Pierce A,dkk,
2006).
B. ETIOLOGI
Menurut Brunner & Suddarth, 2001 penyebab gastritis adalah :
1. Gastritis Akut
Gastritis akut sering disebabkan akibat diet yang tidak benar. Penyebab
lain dari gastritis akut mencakup alcohol, aspirin, refluks empedu atau
terapi radiasi.
2. Gastritis Kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna
atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylori.
C. PATOFISIOLOGI
Menurut Priyanto, 2008 proses terjadinya gastritis yaitu awalanya
karena obat-obatan, alkohol, empedu atau enzim-enzim pankreas dapat
merusak mukosa lambung (gastritis erosif), mengganggu pertahanan
mukosa lambung dan memungkinkan difusi kembali asam dan pepsin ke
dalam jaringan lambung, hal ini menimbulkan peradangan. Respon
mukosa lambung terhadap kebanyakan penyebab iritasi tersebut adalah
dengan regenerasi mukosa, karena itu gangguan-gangguan tersebut
seringkali menghilang dengan sendirinya. Dengan iritasi yang terus
menerus, jaringan menjadi meradang dan dapat terjadi perdarahan.
Masuknya zat-zat seperti asam dan basa kuat yang bersifat korosif dapat
mengakibatkan peradangan dan nekrosis pada dinding lambung (gastritis
korosif). Nekrosis dapat mengakibatkan perforasi dinding lambung dengan
akibat berikutnya perdarahan dan peritonitis.
D. PATHWAY
Lampiran
E. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Mansjoer, 2001 tanda dan gejala pada gastritis adalah :
a. Gastritis akut
1) Nyeri epigastrium, hal ini terjadi karena adanya peradangan
pada mukosa lambung.
2) Mual, kembung, muntah merupakan salah satu keluhan yang
sering muncul. Hal ini dikarenakan adanya regenerasi mukosa lambung
sehinggs terjadi peningkatan asam lambung yang mengakibatkan mual
hingga muntah.
3) Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematemesis
dan melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca
perdarahan.
b. Gastritis kronis
Pada pasien gastritis kronis umumnya tidak mempunyai keluhan.
Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea dan pada
pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Menurut Brunner dan Suddart (2000) pemeriksaan pada penyakit gastritis
terdiri dari :
1. Pemeriksaan penunjang gastritis akut
a. Gastroskopi : mukosa lambung erosi
b. Nasogastrik aspiration : stolsel
c. Barium kontras : erosi superfisial
2. Pemeriksaan penunjang gastritis kronik
a. Gastrin serum
b. Schilling test
c. Barium swallow
G. KOMPLIKASI
Menurut Mansjoer, 2001 komplikasi yang terjadi dari gastritis adalah :
a. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang
akut dengan kerusakan-kerusakan erosi.
1) Perdarahan saluran cerna bagian atas yang berupa hematemesis
dan melena. Kadang-kadang perdarahannya cukup banyak sehingga dapat
menyebabkan syok hemoragik yang bisa mengakibatkan kematian.
2) Terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat. Ulkus ini diperlihatkan
hamper sama dengan perdarahan saluran cerna bagian atas. Namun pada
tukak peptic penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacter pylori,
sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90% pada tukak lambung. Hal
ini dapat ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi.
b. Gastritis Kronis
Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama yang disebabkan oleh
ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri H. Pylori.
1) Atrofi lambung dapat menyebabkan gangguan penyerapan
terhadap vitamin.
2) Anemia Pernisiosa yang mempunyai antibody terhadap faktor
intrinsik dalam serum atau cairan gasternya akibat gangguan penyerapan
terhadap vitamin B12.
3) Gangguan penyerapan zat besi.
H. PENTALAKSANAN
1. Gastritis Akut
Menurut Brunner dan Suddarth, 2001 penatalaksanaan medis pada
pasien gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk
menghindari alcohol dan makanan samapi gejala berkurang. Bila pasien
mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Bila
gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan
terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang
dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis
diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam, pengobatan terdiri
dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. Untuk menetralisir
asam digunakan antacid umum. Dan bila korosi luas atau berat dihindari
karena bahaya perforasi.
2. Gastritis Kronik
Menurut Brunner dan Suddarth, 2001 penatalaksanaan medis pada
pasien gastritis kronik diatasi dengan memodifikasi diet pasien,
meningkatkan istirahat, mengurangi stress dan memuli farmakoterapi.
Helicobacter pylori dapat diatasi dengan antibiotic dan bismuth.
I. PROSES KEPERAWATAN
a. PENGKAJIAN
1. Data dasar
Adapun data dasar yang dikumpulkan meliputi :
a. Identitas klien
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa,
agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit dan
diagnose medis.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Meliputi perjalanan penyakitnya, awal dari gejala yang dirasakan
klien, keluhan timbul secara mendadak atau bertahap, factor pencetus,
upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
c. Riwayat kesehatan masa lalu
Meliputi penyakit yang berhubungan dengan penyakit sekarang,
riwayat kecelakaan, riwayat dirawat dirumah sakit dan riwayat pemakaian
obat.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi adakah keluarga yang mempunyai penyakit keturunan
seperti hipertensi, jantung, DM, dan lain-lain.
e. Riwayat psikososial
Meliputi mekanisme koping yang digunakan klien untuk mengatasi
masalah dan bagaimana motivasi kesembuhan dan cara klien menerima
keadaannya.
f. Pola kebiasaan sehari-hari
Meliputi cairan, nutrisi, eliminasi, personal hygiene, istirahat tidur,
aktivitas dan latihan serta kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan mulai dari ujung rambut sampai ujung
kaki dengan menggunakan 4 teknik yaitu palpasi, inspeksi, auskultasi dan
perkusi. Menurut Doengoes, 2000 adapun hasil pengkajiannya yaitu :
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : lemah, lemas, gangguan pola tidur dan istirahat, kram
abdomen, nyeri ulu hati.
Tanda : nyeri ulu hati saat istirahat.
b. Sirkulasi
Gejala : keringat dingin (menunjukkan status syok, nyeri akut,
respon psikologik)
c. Eliminasi
Gejala : bising usus hiperperaktif atau hipoaktif, abdomen teraba
keras. Distensi perubahan pola BAB.
Tanda : feses encer atau bercampur darah (melena), bau busuk,
konstipasi.
d. Integritas ego
Gejala : stress (keuangan, hubungan kerja). Perasaan tidak berdaya.
Tanda : ansietas, misalnya : gelisah, pucat, berkeringat, perhatian
menyempit, gemetar.
e. Makanan dan cairan
Gejala : anoreksia, mual dan muntah, nyeri ulu hati, kram pada
abdomen, sendawa bau busa, penurunan berat badan.
Tanda : membrane mukosa kering, muntah berupa cairan yang
berwarna kekuning-kuningan, distensi abdomen, kram pada abdomen.
f. Neurosensori
Gejala : pusing, pandangan berkunang-kunang, kelemahan pada
otot
Tanda : lethargi, disorientasi (mengantuk)
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri epigastrium kiri samping tengah atau ulu hati, nyeri
yang digambarkan sampai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih.
Tanda : meringis, ekspresi wajah tegang.
h. Pernafasan
Gejala : sedikit sesak
i. Penyuluhan
Gejala : faktor makanan, pola makan yang tidak teratur, diet yang
salah, gaya hidup yang salah.
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut Doengoes, 2000 diagnosa keperawatan pada klien dengan
Gastritis adalah :
1. Gangguan keseimbangan cairan kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang kurang dan pengeluaran yang berlebihan.
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan mukosa
lambung yang teriritasi.
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
4. Gangguan personal hygiene rambut, kulit kotor berhubungan
dengan kelemahan fisik.
6. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan
kurangnya informasi.
L. EVALUASI
Adapun evaluasi dari diagnosa keperawatan gastritis secara teoritis adalah
apakah rasa nyeri klien berkurang, apakah klien dapat mengkonsumsi
makanan dengan baik, apakah terdapat tanda-tanda infeksi, apakah klien
dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri, apakah klien mampu
mengungkapkan pemahaman tentang penyakit gastritis.
M. REFERENSI
Brunner and Suddart. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. EGC
Doengoes, M.E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta.
EGC
Carpenito, L.J.1999. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperwatan. Edisi
2. Jakarata. EGC
Price, S.A. 1997. Patofisiologi. Edisi 9. Jakarta. EGC