You are on page 1of 7

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
berjudul PEMBUATAN PARFUM.

Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai PEMBUATAN PARFUM atau yang lebih
khususnya membahas tentang hal-hal yang menyangkut pembuatan parfum.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Medan, 18 Maret 2013

Penyusun

______________________________________________________________________________
___

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
BAB II PEMBUATAN PARFUM
a. Pengertian Parfum dan Minyak atsiri ..................................................................................
3
b. Ciri-ciri Minyak Atsiri ...................................................................................................... 3
c. Sumber dan manfaat minyak atsiri .....................................................................................
4
d. Pembagian dari Parfum .................................................................................................. 5
e. Komposisi Parfum .......................................................................................................... 5
f. Cara Memproduksi Minyak Atsiri ................................................................................... 6
BAB III KESIMPULAN .......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 9

ii
______________________________________________________________________________
___

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tercatat pembuat parfum original pertama adalah seorang wanita Mesopotamia yang
bernama Tapputi pada SM milinium ke-2. Parfum hasil ciptaannya disebut tablet runcing.
Parfum ini adalah hasil penyulingan dari bunga, minyak dan calamusdengan aromatic lain yang
dilakukan beberapa kali.
Ahli kimia Arab yang bernama Al-Kindi menuliskan sebuah buku mengenai parfum
original yang diberi nama Buku Kimia dan Penyulingan Parfum (Book of the Chemistry of
Perfume and Distillations). Buku ini dibuat pada abad ke-9. Buku ini berisi lebih dari 100 resep
minyak wangi, salep, aromatik cair dan obat. Selain resep, buku ini juga menggambarkan 107
metode dan resep untuk pembuatan parfum serta alat yang dibutuhkan.
Persia pun tidak ketinggalan. Alhli kimia Persia yang bernama Ibnu Sina
memperkenalkan proses ekstraksi minyak dari bunga dengan distilasi atau penyulingan yang
digunakan hingga sekarang. Sebelum ada penemuan ini, kebanyakan parfum original aroma
bunga dibuat dengan memasukan kelopak bunga yang sudah dihancurkan / ditumbuk.
Pada tahun 2005, para arkeolog menemukan parfum original yang dianggap sebagai
parfum tertua di dunia di daerah Pyrgos, Cyprus. Para arkeolog yakin bahwa parfum ini dibuat
pada 4.000 tahun silam. Dari parfum ini, para arkeolog menemukan bahwa parfum zaman dulu
dibuat dengan menggunanan herba dan rempah rempah sebelum.
Seni pembuatan parfum original akhirnya dikenal oleh negara negara Eropa barat pada
tahun 1221. Pada tahun ini, para biarawati dari Santa Maria delle Vigne atau Santa Maria
Novella di Florence, Italia berhasil membuat resep parfum. Di timur, negara Hungaria
memproduksi parfum dengan campuran alkohol atas perintah Ratu Elizabeth Hungaria pada
tahun 1370. Parfum ini kemudian dikenal sebagaiHungary Water atau air Hungaria.
Pada abad ke-16, semua seni pembuatan parfum original Italia dibawah ke Perancis oleh
pembuat parfum Catherine de Medici yang bernama Rene (Renato il fiorentino). Rene kemudian
meneliti dan membuat parfum untuk negara Perancis berdasarkan bahan dan resep yang dibawa
dari Italia. Dia kemudian membangun jalan rahasia yang menghubungkan laboratorium dengan
apartemennya sehingga tidak ada resep yang bisa dicuri selama perjalanan pulang pergi. Berkat
Rene, Perancis dengan cepat menjadi pusat penghasil parfum dan kosmetik. Dikarena parfum
original menjadi salah satu mata pencarian utama bagi Perancis maka budidaya bunga sebagai
esensi parfum pun dimulai pada abad ke-14. Pembudidayaan ini dilakukan pada bagian selatan
negara Perancis. Antara abad 16-17, parfum original banyak digunakan oleh orang kaya untuk
menutupi bau badan akibat jarang mandi.
Di negara Jerman, seorang tukang cukur berkebangsaan italia yang bernama Giovanni
Paolo Feminis berhasil menciptakan parfum original cair yang dinamai Aqua Admirabilis pada
tahun 1732. Sekarang Aqua Admirabilis dikenal dengan nama Eau de Cologne.

1
______________________________________________________________________________
___

BAB II
PEMBUATAN PARFUM

A. A. PENGERTIAN PARFUM DAN MINYAK ATSIRI


Parfum adalah ekstrak atau esense yang mengandung sebagian minyak yang telah
disuling dalam alkohol dan tidak jarang air pun digunakan. Parfum merupakan minyak hasil
ekstraksi dari tumbuh-tumbuhan yang dipadukan dengan beberapa zat kimia serta ai, yang
diracik sehingga mengeluarkan wewangian. Parfum berasal dari bahasa Latin, yaitu per fumus
yang berarti melalui asap (through smoke). Seni membuat parfum pertama kali dimulai sejak era
Mesopotamia dan mesi kuno yang kemudian disempurnakan oleh bangsa Romawi dan Persia.
Meskipun parfum dan wewangian juga dapat ditemukan di Insia, namun kebanyakkan parfum
dan wewangian tersebut berbentuk dupa bukannya parfum cair.
Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eterik (aetheric oil), minyak
esensial (essential oil), minyak terbang (volatile oil), serta minyak aromatik (aromatic oil),
adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun
mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar
dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam perdagangan,
hasil sulingan (destilasi) minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.
Para ahli biologi menganggap minyak atsiri sebagai metabolit sekunder yang biasanya berperan
sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan (hama) ataupun sebagai agensia
untuk bersaing dengan tumbuhan lain (lihat alelopati) dalam mempertahankan ruang hidup.
Walaupun hewan kadang-kadang juga mengeluarkan bau-bauan (seperti kesturi dari
beberapa musangatau cairan yang berbau menyengat dari beberapa kepik), zat-zat itu tidak
digolongkan sebagai minyak atsiri.

B. B. CIRI – CIRI MINYAK ATSIRI


Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu, susunan
senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama di hidung) sehingga
seringkali memberikan efek psikologis tertentu. Setiap senyawa penyusun memiliki efek
tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda. Karena pengaruh psikologis
ini, minyak atsiri merupakan komponen penting dalam aromaterapi atau kegiatan-
kegiatan liturgi dan olah pikiran/jiwa, seperti yoga atau ayurveda.
Sebagaimana minyak lainnya, sebagian besar minyak atsiri tidak larut dalam air dan
pelarut polar lainnya. Dalam parfum, pelarut yang digunakan biasanya alkohol. Dalam tradisi
timur, pelarut yang digunakan biasanya minyak yang mudah diperoleh, seperti minyak kelapa.
Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai senyawa,
namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu. Sebagian
besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan terpenoid yang
bersifat larut dalam minyak (lipofil).

C. SUMBER DAN MANFAAT MINYAK ATSIRI


Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari daun, bunga, buah, biji,
batang atau kulit dan akar atau rhizome. Berbagai macam tanaman yang dibudidayakan atau
tumbuh dengan sendirinya di berbagai daerah di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk
diolah menjadi minyak atsiri, baik yang unggulan maupun potensial untuk dikembangkan.
Khususnya di Indonesia telah dikenal sekitar 40 jenis tanaman penghasil minyak atsiri, namun
baru sebagian dari jenis tersebut telah digunakan sebagai sumber minyak atsiri secara komersil.
Minyak atsiri biasanya dinamakan menurut sumber utamanya, seperti
 Minyak adas (fennel/foeniculi oil)
 Minyak cendana sandalwood oil)
 Minyak bunga cengkeh (eugenol oil) dan minyak daun cengkeh (leaf clove oil)
 Minyak kayu putih (cajuput oil)
 Minyak bunga kenanga (ylang-ylang oil)
 Minyak lawang
 Minyak mawar
 Minyak nilam
 Minyak serai
Selain itu dikenal pula beberapa minyak atau berbentuk salep yang merupakan kombinasi
antara beberapa jenis minyak atsiri. Contohnya :
1. Minyak Telon
2. Minyak Tawon
3. Minyak Angin
Minyak atsiri digunakan sebagai bahan dasar kosmetik, parfum, aromatherapy, obat,
suplemen dan makanan. Penggunaan minyak atsiri sebagai obat dan suplemen semakin diminati
masyarakat seiring berkembangnya produk-produk herbal.

D. PEMBAGIAN DARI PARFUM


1. Eau de perfume: Parfum ini kandungan alkoholnya rendah dengan kadar essence yang paling
tinggi diantara jenis parfum yang lain, tapi aromanya kuat dan dapat bertahan cukup lama. Cocok
digunakan untuk pesta atau acara pada malam hari.
2. Eau de Toilette: Jenis ini kadar alkoholnya tinggi dengan kadar essence yang sesuai untuk
aromanya yang ringan, tidak terlalu tanjam dan awet. Cocok untuk digunakan pada setiap
kesempatan.
3. Eau de Cologne: Wewangian ini jenis wewangian yang ringan dan standar dengan kadar
alkohol yang paling banyak diantara jenis parfum diatas. Jenis wewangian ini memiliki kadar
essence yang rendah juga dan biasa digunakan setelah habis mandi untuk menyagarkan tubuh.

E. E. KOMPOSISI PARFUM
1. Alcohol 96% deodorized :: alcohol yang sudah dihilangkan baunya sehingga parfum yg di racik
lebih tajam tanpa ada bau sampingan dari alcohol.

2. Aguadest :: air hasil destilasi

3. MPG/Mono Propylene Glycol :: pelembab, karena apabila kita hanya memakai pelarut parfum,
kulit bisa menjadi kering.

4. fixolite :: solubilizer pada campuran air, minyak & alcohol, fungsinya agar mendapatkan hasil
yg bening.

5. pearl fix :: untuk memperpanjang daya long lasting dari parfum, sehingga baunya bisa tahan
lama, untuk semua bahan baku, belilah yang .
COSMETIC/PHARMACEUTICAL GRADE, sehingga aman untuk kulit.

6. Vitri ini pengawet bau yg paling baik tapi ... biasanya parfum refill pada umumnya memakai
FISATIVE seperti gliserin atau Propilin glikol.

7. Minyak atsiri :: minyak yang mudah menguap

8. Etanol 70%

F. F. CARA MEMPRODUKSI MINYAK ATSIRI


1. Destilasi ( penguapan)
a. Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation)
Cara penyulingan dengan sistem ini adalah dengan memasukkan bahan baku, baik yang sudah
dilayukan, kering ataupun bahan basah ke dalam ketel penyuling yang telah berisi air kemudian
dipanaskan. Uap yang keluar dari ketel dialirkan dengan pipa yang dihubungkan dengan
kondensor. Uap yang merupakan campuran uap air dan minyak akan terkondensasi menjadi cair
dan ditampung dalam wadah. Selanjutnya cairan minyak dan air tersebut dipisahkan dengan
separator pemisah minyak untuk diambil minyaknya saja. Cara ini biasa digunakan untuk
menyuling minyak aromaterapi seperti mawar dan melati. Meskipun demikian bunga mawar,
melati dan sejenisnya akan lebih cocok dengan sistem enfleurasi, bukan destilasi.
Yang perlu diperhatikan adalah ketel terbuat dari bahan anti karat seperti stainless steel, tembaga
atau besi berlapis aluminium.

b. Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)


Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan sistem kukus. Cara ini sebenarnya
mirip dengan system rebus, hanya saja bahan baku dan air tidak bersinggungan langsung karena
dibatasi dengan saringan diatas air.
Cara ini adalah yang paling banyak dilakukan pada dunia industri karena cukup membutuhkan
sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses produksi. Metode kukus ini biasa dilengkapi
sistem kohobasi yaitu air kondensat yang keluar dari separator masuk kembali secara otomatis ke
dalam ketel agar meminimkan kehilangan air. Bagaimanapun cost produksi juga diperhitungkan
dalam aspek komersial. Disisi lain, sistem kukus kohobasi lebih menguntungkan oleh karena
terbebas dari proses hidrolisa terhadap komponen minyak atsiri dan proses difusi minyak dengan
air panas. Selain itu dekomposisi minyak akibat panas akan lebih baik dibandingkan dengan
metode uap langsung (Direct Steam Distillation).
Metode penyulingan dengan sistem kukus ini dapat menghasilkan uap dan panas yang stabil oleh
karena tekanan uap yang konstan.

c. Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)


Pada sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air maupun api namun hanya uap
bertekanan tinggi yang difungsikan untuk menyuling minyak. Prinsip kerja metode ini adalah
membuat uap bertekanan tinggi didalam boiler, kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa dan
masuk ketel yang berisi bahan baku. Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan kondensor.
Cairan kondensat yang berisi campuran minyak dan air dipisahkan dengan separator yang sesuai
berat jenis minyak. Penyulingan dengan metode ini biasa dipakai untuk bahan baku yang
membutuhkan tekanan tinggi pada proses pengeluaran minyak dari sel tanaman, misalnya
gaharu, cendana, dll.

2. Ekstraksi (pemisahan dua zat yang berbeda antara zat pelarut dan terlarut)
a. Ekstraksi dengan pelarut menguap
Prinsip metode ekstraksi dengan pelarut menguap adalah melarutkan minyak atsiri di dalam
bahan pelarut organik yang mudah menguap. Pelarut yang dapat digunakan di antaranya alkohol,
heksana, benzena, dan toluena. Selain itu, dapat juga menggunakan pelarut non-polar seperti
metanol, etanol, kloroform, aseton, petroleum eter, dan etilasetat dengan kadar 96%.

b. Ekstraksi dengan lemak padat


Prinsip metode ekstraksi dengan lemak padat adalah penyerapan senyawa minyak atsiri dengan
lemak. Dalam melakukan ekstraksi dengan lemak padat, jenis lemak yang digunakan perlu
diperhatikan. Syarat lemak yang dapat digunakan haruslah lemak yang tidak berbau dan
mempunyai konsistensi tertentu. Lemak yang berbau dapat mencemari minyak yang dihasilkan.
Bau lemak dapat dihilangkan dengan proses deodorisasi.

2
______________________________________________________________________________
___
BAB III
KESIMPULAN

- - Parfum adalah ekstrak/ esense yang mengandung sebagian minyak yang telah disuling dalam
alkohol dan
tak jarang air pun digunakan.
- - Minyak atsiri adalah minyak yang mudah menguap yang digunakan sebagai bahan dasar
parfum
- - Komposisi dari parfum
a. Alkohol 96% deodorized
b. Aquadest
c. Etanol 70%
d. Minyak atsiri
e. Fixolite
- - Pembagian parfum
a. Eau de Perfume
b. Eau de toilette
c. Eau de cologne

3
___________________________________________________________________________

DAFTAR PUSTAKA

http://carakit4.blogspot.com/2012/05/pengertian-dan-jenis-parfum.html
http://bebekjalan.blogdetik.com/2012/06/01/sejarah-parfum-original/
http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_atsiri
http://www.rianasaraswati.com/tag/pengertian-minyak-atsiri/
http://andriutama.blogspot.com/2011/11/komposisi-parfum.html
http://lansida.blogspot.com/2010/12/proses-penyulingan-minyak-atsiri.html

You might also like