You are on page 1of 6

B.

Pembahasan
Size reduction merupakan operasi suatu mesin yang memiliki utilitas untuk memperkecil
ukuran. Prinsip operasi ini utamanya sering ditemukan dalam industri-industri khususnya
yang membutuhkan ukuran partikel kecil pada produknya. Mesin pengecil ukuran
biasanya digunakan untuk bahan-bahan yang berada pada fasa padat. Bahan baku
supaya mudah dilakukan pengolahan proses perlu diperkecil ukurannya. Pengecil
ukuran menurut Earle (1983) merupakan mesin yang dapat memotong menghancurkan
atau mengecilkan ukuran dengan prinsip mekanis.
Pada prinsipnya mesin pengecil ukuran memiliki empat cara kerja yaitu kompresi,
tumbukan, gesekan, dan pemotongan. Mesin pengecil ukuran dengan prinsip kompresi
memiliki konsep untuk mengecilkan ukuran dimana agregat benda tidak mampu
menahan tekanan dari bidang penekan. Sehingga bahan yang dikecilkan ukurannya
dengan prinsip ini akan pecah misalnya pada kedondong. Pengecilan ukuran buah
kedondong secara konvensional ini menggunakan prinsip kompresi. Bahan yang
dikecilkan ukuran dengan prinsip ini biasanya bahan yang memiliki kekerasan tingkat
tinggi.
Prinsip selanjutanya adalah tumbukan yang mana dalam prinsip ini pada bahan yang
akan dikecilkan ukurannya memperoleh tekanan yang tidak sama antara bidang yang
tertumbuk dengan bidang yang tidak tertumbuk. Pada bidang bahan yang terkena
tumbukan akan memperoleh tekanan yang besar pada agregatnya sehingga bahan
akan hancur pada bagian yang tertumbuk. Sebagai contoh aplikasinya adalah ketika kita
menjatuhkan buah apel ke dasar lantai dengan gaya yang besar, maka bagian yang
pecah lebih adalah bagian bawah yang bersingungan dengan bidang tumbuk. Alat ini
disarankan digunakan untuk bahan yang kasar.
Prinsip ketiga yang sering digunakan untuk membuat pengecil ukuran adalah atrisi atau
gesekan. Gaya yang diberikan secara berlawanan terhadap dua bidang bahan akan
menyebabkan bahan tergerus dan menjadi bentuk yang lain. Bahan yang dapat
dikecilkan ukurannya dengan prinsip ini cuikup beragam karena biasanya mesin dengan
prinsip ini dirancang dengan mata paku pada bagian penggeseknya. Sehingga bahan
akan tergerus menjadi suatu partikel baru dari bahan yang ukurannya lebih besar
sebelumnya atau lebih sederhananya menghasilkan produk dengan ukuran halus.
Prinsip terakhir pada mesin pengecil ukuran yang umum digunakan adalah slicer atau
pemotong. Pada prinsip pemotongan ini merupakan prinsip yang paling sering
ditemukan dalam industri khususnya industri pengolahan pangan. Mesin dengan prinsip
pemotongan ini menggunakan mata pisau yang tajam yang berfungsi memotong ukuran
bahan baku sesuai ukuran yang telah di rencanakan.
Pengecilan ukuran pada bahan dalam suatu industri ditujukan untuk beberapa tujuan.
Beberapa tujuan tersebut diantaranya untuk mempermudah pencampuran dengan
bahan lain, untuk membantu proses ekstraksi, untuk memperluas luas permukaan, dan
secara spesifik membuat bahan menjadi ukuran yang diinginkan dalam suatu produksi
(Brennan et al, 1974).
Menurut Mc Cabe et al (1985) mesin pengecil ukuran dklasifikasikan menjadi beberapa
kelompok. Ada yang terkelompok dalam crussher, grinder, ultrafine grinder, serta cutting
machines. Mesin yang dikelompokkan dalam crushers adalah jaw crussher, gyratory
crushers,dan crushing rolls.Sedangkan mesin yang dikelomppokan dalam grinder
diantaranya hammer mills, rolling-compression mills, atrition mills, dan tumbling mills.
Aplikasi mesin yang paling sering ditemukan dalam banyak industri adalah jaw crusher,
mesin ini biasanya digunakan untuk industri tambang, gula tebu, tandan sawit, serta
dalam industri konstruksi. Mesin jaw crusher ini merupakan mesin yang
mengaplikasikan prinsip kompresi dimana alat ini bisa digunakan untuk memperkecil
ukuran bahan yang memiliki karakteristik keras sekalipun bebatuan sedimen. Operasi
mesin ini bisa digunakan untuk umpan bahan dengan ukuran pada kisaran 100-1000
mm dan menghasilkan produk dengan ukuran 25-100 mm. Rasio pengecilan yang dapat
dilakukan alat ini hanya berada pada level 8 kali.
Gambar 1. Jaw crusher
Peralatan industri lainnya yang sering digunakan untuk mengecilkan ukuran pada bahan
adalah crushing rolls. Peralatan ini biasanya digunakan untuk mengecilkan ukuran pada
bahan-bahan yang memiliki karakteristik sangat keras seperti bebatuan. Denngan
menggunakan peralatan ini desain ukuran bahan dapat ditentukan ukurannya. Peralatan
ini sudah sering digunakan sejak dahulu dengan cara yang tradisional. Perawatan untuk
mesin ini tergolong sangat mudah dibandingkan mesin pengecil ukuran yang lainnya.
Gambar 2. Crushing rolls
Pada praktikum kali ini dilihat dan diamati beberapa contoh dari peralatan size reduction
yaitu multi mill, disk mill, hammer mil dan Alexanderwerk. Keempat peralatan tersebut
sudah banyak digunakan dalam beberapa industri khususnya industri pertanian dalam
prosesnya mengecilkan ukuran bahan. Peralatan tersebut memiliki perbedaan pada
prinsip kerjanya, jenis bahan yang dikecilkan, keperluan energi dan kapasitas dari mesin
tersebut.
Multi mill adalah mesin yang banyak digunakan untuk granulasi basah dan kering yang
pada dasarnya bahan yang ingin dikecilkan memiliki serat, alat ini banyak digunakan
pada industri farmasi, kosmetik, keramik, produk pangan, pertanian, plastik, dan resin
industri (Anonim, 2005). Alat ini bekerja dengan motor listrik yang dihubungkan dengan
gear dan dapat bekerja dengan bolak-balik, bolak-balik di sini adalah keuntungan
tersendiri dari multi mill yang dibuat memiliki dua sisi mill yang berbeda. Satu sisi untuk
proses impact dan sisi lain untuk proses cutting.
Pengaturan perputaran pada multi mill ini menggunakan cam starter yang berfungsi
membolak-balik arah tegangan yang diberikan untuk mesin tersebut. Menurut Anonim
(2005), mesin ini memiliki putaran rotor sekitar 750-3000 rpm, dengan tegangan untuk
motor listrik 440v dan kapasitas 50-200 kg/jam. Alat ini bekerja menghancurkan bahan
yang dimasukkan dari atas ke dalam tabung yang dipasangi mill untuk size reduction
dan bahan yang sudah dihancurkan melewati lapisan (screen) yang pada praktikum kali
ini berukuran sekitar 30 mesh.
Peralatan lainnya yang diamati adalah disk mill, mesin ini digunakan dalam pembuatan
tepung dari bahan-bahan pertanian seperti beras, kedelai, cabe kering, kopi, jagung dan
juga bahan-bahan herbal untuk pengobatan. Alat ini bekerja menggunakan dua mill
yang mempunyai prinsip crushing yang dilakukan oleh mill tersebut dengan satunya
berputar dan mill satuya statis. Mill yang berbentuk disk di dalam tabung ini memilki
tonjolan yang berfungsi sebagai crusher bahan-bahan yang ingin dikecilkan, dan bahan
tersebut akan melewati screen yang diberikan mengelilingi tabung tersebut.
Mesin ini menggunakan tenaga dari motor listrik yang dihubungkan dengan as roda dan
gear langsung pada mill yang bergerak. Screen pada mesin ini memiliki mesh yang
berukuran sekitar 60-100 mesh, yang artinya mesin ini memiliki hasil yang berukuran
lebih kecil daripada multi mill, meskipun kalau dilihat langsung pada multi mill mesh
yang diberikan dapat diganti sesuai keinginan. Perbedaan yang terlihat jelas pada disk
mill adalah mesin ini menghancurkan bahan-bahan yang biasanya bersifat kering serta
hanya dapat melakukan crushing.
Hammer mill yang pada penggunaannya lebih kearah penghancuran bahan agregat
menjadi bahan yang lebih kecil, mesin ini seperti di atas banyak digunakan pada
industri-industri pertanian pembuatan pulp, kertas, hingga penghancuran batu. Alat ini
bekerja menggunakan tenaga dari motor bakar yang dihubungkan dengan rotor
berkecepatan tinggi yang memutar palu-palu di sepanjang lintasannya. Bahan yang
masuk akan terpukul oleh palu-palu yang berputar serta bertumbukan dengan dinding
hammer mill.
Mill yang digunakan pada mesin ini berprinsip sebagai impact sehingga bentuknya tidak
tipis, serta mill yang dipasang lebih longgar atau tidak statis karena terkadang bahan
yang ingin dikecilkan ukurannya tidak mudah dihancurkan. Bahan yang sudah melewati
tabung yang berisi mill yang berputar juga disaring melewati screen yang pada mesin ini
kira-kira 20-30 mesh dan artinya hasil yang didapat dari mesin ini lebih kasar daripada
kedua mesin yang sudah dibahas sebelumnya. Ada alasan tersendiri juga mengapa
pada hammer mill menggunakan motor bakar, karena mesin ini dikhususkan untuk
bahan-bahan yang padat, bahan berserat, bahan yang agak lengket, serta digunakan
untk industri bessar yang mana membutuhkan pemakaian energi lebih besar daripada
kedua mesin mill lainnya.
Peralatan lain untuk pengecilan ukuran dapat juga ditemukan yang menggunakan
prinsip cutting, pada praktikum kali ini diamati alat Alexanderwerk. Mesin ini
menggunakan motor listrik yang berkekuatan 1 hp, dan dihubungkan dengan as yang
memutar silinder yang dipasangi blade (pisau). Blade yang dipasangi dapat diatur untuk
ketebalan hasil yang diinginkan pada Alexanderwerk ketebalan yang didapat dari 0,5-5
mm. Semakin cepat perputaran silinder yang dihasilkan maka semakin cepat dan
banyak bahan yang didapat untuk hasilnya. Untuk kelebihan lainnya yang didapat dari
alat jenis ini adalah pisau ini dapat diganti untuk keperluan lain seperti potongan yang
berbentuk(bulat, bergerigi, gelombang dan lain-lain), serta untuk parutan, juga
pencampuran bahan.
Kelebihan alat ini juga pada penggunaan energi yang fleksibel, yaitu rotor untuk tabung
pemotong dapat dilepas dan jika harus bisa dipasangkan pada motor bakar. Alat ini
dapat digunakan juga sebagai penggiling dan pengiris hal tersebut dimungkinkan sesuai
silinder yang kita gunakan. Tetapi alat ini memiliki kekurangan pada proses yang
dilakukan relatif lebih lama karena bahan yang dikecilkan ukurannya harus dimasukkan
satu persatu, serta kecepatan hasil yang didapat tergantung dari kecepatan rotornya
serta bahan yang dapat dikecilkan menggunakan alat ini hanya terbatas pada bahan
yang tidak memiliki lignoselulosa. Pada alat yang diamati diketahui bahwa alat tersebut
masih menggunakan tenaga manual untuk dapat beroperasi, yaitu pemasukan
bahannya menggunakan tenaga manusia tidak seperti mesin lain yang sudah
menggunakan auto.
Setiap peralatan di atas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, pada multi
mill keuntungan yang bisa didapat adalah karena bahan yang bisa dikecilkan ukuran
menggunakan alat ini lebih fleksibel dan banyak, karena dapat di atur untuk bahan yang
sangat padat ataupun bahan yang hanya ingin dipotong-potong saja, dari segi bahan
alat ini dapat langsung digunakan untuk bahan-bahan yang masih basah. Tetapi alat ini
memiliki keterbatasan pada kapasitasnya, serta jika dibandingkan ukuran dan kapasitas
mesin pemakaian energi untuk multi mill terlalu besar yaitu hingga 3 hp.
Untuk disk mill kelebihan yang dapat dilihat adalah ukuran pengecilannya paling kecil
diantara ketiga mesin tersebut, yaitu hingga 100 mesh, serta konsumsi energinya lebih
sedikit. Juga bahan yang dihancurkan langsung dapat diambil artinya prosesnya lebih
cepat dan jika bahan yang masih berukuran besar kembali lagi pada putaran mill hingga
menjadi kecil. Sedangkan kekurangannya adalah untuk mesin yang berkapasitas kecil
ini harganya dipasaran tergolong lebih mahal, serta adanya resiko kerusakan, yaitu jika
pada as rotor terdapat selisih pergerakan akan terjadi tubrukan antara rotor mill dan
statornya.
Pada hammer mill kelebihan mesin ini dapat digunakan untuk bahan yang sangat padat
bahkan batu, serta rasio pengecilan yang dihasilkan dari mesin ini hingga 400 kali dari
bahan asalnya. Proses operasi mesin tersebut berlangsung cepat dan hasil yang
didapat sangat halus serta dapat melangsungkan proses yang continue. Alat ini memiliki
kontruksi yang sederhana, serta tidak mudah rusak walaupun ada benda asing di dalam
bahan yang dikecilkan juga pemeliharaanya lebih murah(Wiratakusumah,1992).
Kekurangan dari mesin ini adalah ketika mesin beroperasi sangat bising dan karena
menggunakan motor bakar menghasilkan residu, serta biaya pemasangan awalnya
relatif lebih besar. Alat ini juga tergolong mahal dan pada awal pengoperasian
dibutuhkan tenaga awal yang besar. Walaupun dapat menghasilkan hasil yang kecil
tetapi hasil yang didapat biasanya tidak beragam.
Pada praktikum diujicobakan peralatan size reduction multi mill dan Alexanderwerk,
bahan untuk multi mill adalah kacang dadap dan Alexanderwerk menggunakan
singkong. Dari data yang didapat diperoleh rendemen yang lebih tinggi pada alat
Alexanderwerk dibandingkan rendemen pada multi mill. Rendemen singkong didapat
93,1% rendemen yang artinya efektivitas Alexanderwerk lebih tinggi dari multi mill yang
hanya menghasilkan 78% rendemen.
Tidak dihasilkannya 100% rendemen pada kedua alat dapat terjadi karena pada
prosesnya untuk Alexanderwerk bahan yang dicutting melekat pada sisi pisau dan
tabung rotornya. Untuk multi mill bahan yang telah dihaluskan menempel pada tabung
meskipun bahan yang digunakan adalah bahan kering, hal ini dapat terjadi karena
bahan telah menjadi partikel yang sangat kecil dan paparan debu sehingga dengan
mudah melekat pada sisi tabung.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Size reduction merupakan suatu operasi yang dilakukan dalam industri pertanian untuk
mempermudah proses pengolahan suatu produk. Prinsip mesin pengecil ukuran
umumnya hanya ada empat yakni kompresi, atrisi, tumbukan, dan pemotongan. Pada
aplikasi pembuatan mesin pengecil ukuran biasanya mengkombinasikan diantara ke-
empat prinsip pengecilan ukuran dan hampir tidak ada yang mengkombinasikan empat
prinsip tersebut. Mesin yang umum digunakan dalam industri pertanian ungtuk
mengecilkan ukuran contohnya jaw crusher pada industri pembuatan gula tebu, tandan
sawit, serta konstruksi. Contoh mesin lainnya yang umum digunakan adalah crushing
rolls yang biasanya diaplikasikan untuk memperkecil ukuran pada bahan yang memiliki
tingkat kekerasan tinggi seperti batu. Oleh karena itu untuk aplikasi mesin ini akan
sering ditemukan pada industri konstruksi dan tambang. Mesin yang diamati dalam
praktikum ada empat jenis yakni hammer mills, disk mills, multi mills, dan
Alexanderwerk. Sedangakan yang digunakan untuk keperluan praktikum hanya dua
macam yakni multi mills dan Alexanderwerk. Bahan yang diujikan untuk mengetahui
cara kerja mesin adalah kacang dadap pada multi mills, dan singkong pada
Alexanderwerk. Diantara kedua percobaan yang dilakukan, rendemen terbesar
diperoleh dengan menggunakan Alexanderwerk. Hal ini disebabkan ukuran partikel
yang dihasilkan menggunakan multi mills yang cenderung lebih kecil dibandingkan
dengan Alexanderwerk. Faktor gravitasi mempengaruhi paparan yang menempel pada
mesin. Pada kacang dadap hasilnya cenderung kecil dan bobot partikelnya jelas lebih
rendah dibandingkan singkong, sehingga hasilnya mudah terpapar kesamping
permukaan penampang mesin dan menyebabkan rendemennya lebih rendah
dibandingkan singkong dengan mesin Alexanderwerk.

You might also like