You are on page 1of 14

Pembimbing : dr. Bambang W. Sp.

OG

Definisi
Abortus adalah berakhirnya kehamilan pada umur kehamilan < 20 minggu berat janin <500 gram atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan.

Etiologi

Faktor fetal
Lebih dari 80% abortus terjadi dalam 12 minggu

pertama kehamilan. Dan biasanya terjadi akibat abnormalitas genetik.

Faktor maternal
Infeksi : Listeria monocytogenes dan Toxoplasma. Endokrin : diabetes mellitus, dan defisiensi

progesteron. Imunologis : autoimun Kelainan traktus genitalis

Faktor paternal
Translokasi kromosom dalam sperma

Pembagian Berdasarkan Jenis Tindakan

Abortus spontan : mencakup 20% kejadian abortus. Abortus yang terjadi secara spontan tanpa tindakan.

Abortus provocatus di bagi menjadi dua :


abortus therapeuticus Abortus provocatus criminalis

Klasifikasi menurut gejala klinis


Abortus iminens Abortus insipiens Abortus inkomplit Abortus komplit Abortus tertunda Abortus habitualis Abortus septik

patomekanisme
Pada kehamilan <8 minggu Kerusakan embrio

Pada kehamilan 8 14 minggu

Vili chorialis sudah menembus cukup dalam ke bagian desidua basalis

Vili chorialis belum menembus terlalu dalam ke desidua

Terjadi perdarahan dalam desidua basalis dan nekrosis di sekitar nya

Perdarahan menjadi lebih banyak dan nyerii

Maka akan adasebagian hasil konsepsi yang tertingggal

Maka hasil konsepsi di keluarkan sepenuhnya

Maka hasil konsepsi di keluarkan sepenuhnya

Pemeriksaan Penunjang

Tes Kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup

Pemeriksaan Hb untuk menuntukan tindakan transfusi, leukosit untuk mencurigai adanya septik dan kadar fibrinogen darah pada missed abortion kultur servik untuk pasien dengan curiga abortus ceptik

Diagnosis Banding

95% perdarahan uterus pada kehamilan muda disebabkan oleh abortus, namun perlu diingat diagnosa banding dari perdarahan pervaginam pada kehamilan muda yaitu :
Kehamilan ektopik Perdarahan serviks akibat epitel yang erosif

Polip endoserviks
Mola hidatidosa

Penatalaksanaan

Pada Abortus imminens :


Tirah baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan rangsang mekanik

berkurang Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari Prognosis baik bila perdarahan berhenti dan keluhan nyeri hilang.

Pada abortus insipiens dan inkomplet :


Kuretase, jika terjadi syok atasi syok nya terlebih dahulu , baru lakukan kuretase Perbaikan keadaan umum ibu Prognosis baik bila hasil konsepsi dapat dikeluarkan secara lengkap

Pada abortus komplet : Observasi perdarahan.


Bila kondisi pasien baik, berikan metilergometrin 3 x 1 tablet selama 3-5 hari Bila pasien anemia berikan hematinik(sulfasperos 600 mg/hr selama 6 minggu Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi

Pemberian obat uterotonik dapat menghentikan perdarahan dan membantu pengeluaran hasil konsepsi yang masih ada.

Pada abortus septik : kuretase harus dilakukan paling lama 24 jam setelah pemberian antibiotika dan kortiskosteroid.

Kuretase

Perawatan Rumah Sakit


Semua pasien abortus harus mendapat suntikan vaksin serap tetanus 0,5 cc IM - Tujuan perawatan adalah untuk mengatasi anemia dan infeksi - Sebelum dilakukan kuretase, suami/ orang tua/ keluarga terdekat harus menanda tangani surat persetujuan tindakan
-

Komplikasi
Perdarahan yang menyebabkan haemorrhagic shock Infeksi Sepsis pasca abortus provokatus paling sering pada kriminalis Infertilitas Perforasi, cedera vesika urinaria atau usus akibat tindakan kuretase

Terima Kasih

You might also like