You are on page 1of 24

Motilitas, Pengaturan Saraf dan Sirkulasi Darah Sistem Pencernaan

Dosen Pembimbing: Putri, dr.,Mkes, AIFO

Oleh : Max Johnson Victor T Pamolango

Pendahuluan
Saluran pencernaan mencakup: (1) pergerakan makanan melalui saluran pencernaan (2) sekresi getah pencernaan dan pencernaan makanan (3) absorpsi air berbagai elektrolit, dan hasil pencernaan (4) sirkulasi darah melalui organ-organ gastrointestinal untuk membawa zat-zat yang diabsorbsi, dan (5) pengaturan semua fungsi ini oleh sistem lokal, saraf, dan hormone

Tinjauan Pustaka
mempunyai ciri khas dinding yang terdiri dari beberapa lapisan Lapisan-lapisan saluran gastrointestinal dari luar ke dalam dapat disusun sebagai berikut : 1. Lapisan serosa. 2. Lapisan otot longitudinal 3. Lapisan otot sirkular. 4. Lapisan submukosa. 5. Lapisan mukosa (pada bagian terdalam lapisan mukosa terdapat lapisan muskularis mukosa).

Aktifitas listrik saluran gastrointestinal meliputi :


1. Faktor yang menimbulkan Depolarisasi membrane (membuat lebih mudah dirangsang) :

a. Peregangan otot.
b. Perangsangan oleh asetilkolin. c. Perangsangan oleh saraf parasimpatis yang mensekresi asetilkolin. d. Perangsangan oleh hormone gastrointestinal spesifik. 2. Faktor yang menimbulkan Hiperpolarisasi membrane (membuat serat otot kurang mudah dirangsang) : a. Pengaruh norepinefrin / epinefrin pada membrane otot. b. Perangsangan saraf-saraf simpatis yang mensekresi norepinefrin.

Pengaturan Hormonal Terhadap Motilitas Gastrointestinal

Kolesitokinin

Sekretin
Peptida penghambat asam lambung

Gerakan-gerakan Fungsional Pada Traktus Gastrointestinal Gerakan Propulsif (Peristaltik) Gerakan mencampur

Aliran Darah Gastrointestinal


Sirkulasi splanknik. Dinding usus halus dan usus besar disuplai oleh arteri mesenterika superior dan interior. Lambung disuplai oleh arteri illiaka.

Pengontrolan Saraf Terhadap Aliran Darah Gastrointestinal


Rangsangan saraf parasimpatis terhadap lambung dan kolon bagian bawah akan meningkatkan aliran darah setempat pada saat yang bersamaan dengan peningkatan sekresi kelenjar Rangsangan saraf simpatis menyebabkan vasokonstriksi yang kuat pada arteriol sehingga dengan penurunan aliran darah yang besar pada hampir seluruh traktus gastrointestinal Setelah itu aliran sering kembali hampir normal melalui mekanisme autoregulasi escape dengan tujuan mengembalikan aliran darah yang membawa nutrisi ke kelenjar dan otot gastrointestinal.

Pengontrolan Saraf Terhadap Fungsi Gastrointestinal system saraf enteric: pleksus minterikus atau pleksus auerbach pleksus submukosa atau pleksus meissner Ujung-ujung sarafnya melepaskan neurotransmitter Reflek gastrointestinal

Pengaturan Otonom Traktus Gastrointestinal


suatu rantai dua neuron, dengan neurotransmitter terakhir yang berbeda antara saraf simpatis dan parasimpatis. Badan sel neuron yang pertama di rantai tersebut terletak di SSP. Aksonnya, serat preganglion, bersinaps dengan badan sel neuron kedua Serat-serat saraf simpatis berasal dari daerah torakal dan lumbal korda spinalis Serat-serat praganglion parasimpatis berasal dari daerah cranial dan sacral SSP

Persarafan Parasimpatis
Dibagi atas: divisi kranial dan divisi sakral serabut saraf parasimpatis kranial hampir seluruhnya di dalam saraf vagus. serabut-serabut ini memberi inervasi yang yang luas pada esofagus, lambung, pankreas, dan sedikit usus sampai separuh bagian pertama usus besar Parasimpatis sakral bersal dari segmen sakral kedua, ketiga, dan keempat dari medula spinalis serta berjalan melalui saraf pelvis ke seluruh bagian distal usus besar dan sepanjang anus. Fungsi serabut ini terutama untuk menjalankan reflak defekasi Neuron-neuron postganglionik dari sistem parasimpatis gastrointestinal terletak terutama di pleksus mienterikus dan pleksus submukosa. Perangsangan saraf parasimpatis ini menimbulkan peningkatan umum dari aktivitas seluruh sistem saraf enterik

Persarafan Simpatis
Serabut-serabut simpatis yang berjalan ke traktus gastrointestinal berasal dari medula spinalis antara segmen T-5 dan L-2. Ujung-ujung saraf simpatis sebagian besar menyekresikan norepinefrin dan juga epinefrin dalam jumlah sedikit Pada umumnya, perangsangan sistem saraf simpatis menghambat aktivitas traktus gastrointestinal, menimbulkan banyak efek yang berlawanan dengan yang ditimbulkan oleh sistem parasimpatis Pengaruhnya melalui dua cara: (1) pada tahap yang kecil melalui pengaruh langsung sekresi norepinefrin untuk menghambat otot polos traktus intestinal (kecuali otot mukosa yang tereksitasi oleh norepinefrin), dan (2) pada tahap yang besar melalui pengaruh inhibisi dari norepinefrin pada neuron-neuron pada seluruh sistem saraf enterik

Propulsi dan Pencampuran Makanan Dalam Saluran Pencernaan otot- otot pengunyah dipersarafi oleh cabang motorik dari saraf kranial kelima proses mengunyah dikontrol oleh nukleus dalam batang otak. menelan dapat dibagi menjadi (1) tahap volunter, yang mencetuskan proses menelan, (2) tahap faringeal, yang bersifat involunter dan membantu jalannya makanan melalui faring ke dalam esofagus, dan (3) tahap esofageal, fase involunter lain yang mempermudah jalannya makanan dari faring ke lambung.

Pengaturan Fungsi Motorik Lambung


penyimpanan sejumlah besar makanan sampai makanan dapat diproses di dalam duodenum pencampuran makanan ini dengan sekresi dari lambung sampai membentuk suatu campuran setengah cair yang disebut kimus pengosongan makanan dengan lambat dari lambung ke dalam usus halus pada kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan absorpsi yang tepat oleh usus halus Saat lambung berisi makanan, gelombang konstriktor peristaltik yang lemah (gelombang pencampur) mulai timbul dibagian tengah dinding lambung dan bergerak ke arah antrum sepanjang dinding lambung

Fungsi Sekresi dari Saluran Pencernaan


kelenjar sekretoris mempunyai dua fungsi utama. 1) enzim-enzim pencernaan disekresi pada sebagian besar daerah rongga mulut sampai ujung distal ileum. 2) kelenjer mukus, dari rongga mulut sampai ke anus, mengeluarkan mukus untuk melumaskan dan melindungi semua bagian saluran pencernaan.

Fungsi Sekresi dari Saluran Pencernaan


Pada lambung: Motilitas dan sekresi lambung diatur oleh mekanisme persarafan dan humoral. refleks otonom lokal, yang melibatkan neuron-neuron kolinergik, dan impuls-impuls dari SSP melalui nervus vagus Rangsang vagus meningkatkan sekresi gastrin dan melepaskan asetilkolin Pengaruh Sefalik Respons Emosi Pengaruh Lambung Pengaruh Usus

Pencernaan Berbagai Makanan Melalui Hidrolisis


Hidrolisis Karbohidrat Hidrolisis Lemak Hidrolisis Protein

Prinsip-Prinsip Dasar Absorpsi Gastrointestinal


Lambung Hanya ada beberapa zat yang sangat larut dalam lemak, seperti alkohol dan beberapa obat seperti aspirin, dapat diabsorpsi dalam jumlah kecil. Usus Halus Kapasitas absorpsi normal usus halus jauh lebih besar dari nilai ini : sebanyak beberapa kilogram karbohidrat per hari, 500 gram lemak per hari, 500 sampai 700 gram asam amino per hari, dan 20 liter air atau lebih per hari. Absorpsi dalam Usus Besar Sebagian besar air dan elektrolit di dalam kimus ini diabsorpsi di dalam kolon, biasanya meninggalkan kurang dari 100 milimeter cairan untuk diekskresikan dalam feses

Gangguan Menelan dan Gangguan Esofagus

Paralisis Mekanisme Menelan Akalasia dan Megaesofagus

Gangguan-Gangguan Lambung
Gastritis (Peradangan Mukosa Lambung) Ulkus Peptikum

Gangguan Pada Usus Halus

Pankreatitis Malabsorpsi Oleh Mukosa Usus Halus (Sprue)


Sprue Nontropis

Sprue Tropis
Malabsorpsi Pada Sprue

Gangguan Pada Usus Besar

Konstipasi Diare

Gangguan Umum dari Traktus Gastrointestinal


Muntah Mual Obstruksi Gastroinestinal

Sekian

Terima kasih

You might also like