You are on page 1of 39

LURI AULIANTI 20070310090

JUNI 2013

Nama Umur Jns

pasien

Kelamin Pekerjaan Alamat Status No. CM Tgl masuk RS

: Tn. K : 48 Tahun : Laki-Laki : Tani : Kaliajir 9/4 : Menikah : 029864 : 28 Mei 2013

Keluhan Utama

Badan nggreges

Keluhan Tambahan

Batuk, badan terasa lemas, pusing

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke poli PKU Muhammadiyah Merden dengan keluhan badan nggreges. Perut terasa tidak nyaman dan sakit pada bagian kiri bawah. Keluhan tersebut dirasakan sejak pulang dari rawat inap di PKU Muhammadiyah Merden 1 bulan yang lalu. Batuk kering mulai sekitar 3 hari yll, pusing cekot-cekot. Pasien mengatakan BAK lancar, tidak sakit, tidak keluar batu, tidak berdarah.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien di rawat inap di PKU Muhammadiyah Merden 1 bulan yang lalu karena demam, sakit perut dan sakit saat BAK. Satu tahun yang lalu pasien dirawat RS Margono karena penyakit kencing batu dan dilakukan operasi pengambilan batu.

Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengaku tidak ada anggota keluarga yang mengalami gejala yang serupa dengan pasien.

Kesadaran Keadaa Gizi

: Compos Mentis : cukup

n umum
Tekanan Darah : 120/80 mmHg Nadi : 80 x/menit Suhu : 36,1 C Respirasi : 20 x/menit

Tanda vital

Kepala

Mata : konjungtiva anemis +/+, sclera ikterik -/ Hidung : polip (-), perdarahan (-), patensi hidung baik Telinga : secret (-), pendengaran baik Mulut : dbn Bibir : sianosis (-) pembesaran lnn.leher (-), JVP tidak meningkat, massa (-)

Leher

Thora k

Abdo men

Inspeksi : tidak ada ketertinggalan gerak Palpasi : vocal fremitus normal, nyeri tekan (-). Perkusi : sonor Auskultasi : C/ S1&2 tunggal, regular, bising (-) P/ SDV +/+, wheezing (-) Inspeksi : supel (+), benjolan (-), venektasi (-), tanda radang (-), sikatrik bekas operasi (+) di suprapubik arah vertical dengan panjang 8 cm Auskultasi : Bising usus normal. Palpasi : Nyeri tekan (+) kuadran kiri bawah Perkusi : Timpani Nyeri ketok ginjal +/ Akral hangat, Udema (-)

Ekstr emita s

Hemoglobin Leukosit Diff Count Eosinofil Basofil Neutrofil Limfosit Monosit Hematokrit Eritrosit Trombosit MCV MCH MCHC BT CT Gol darah LED

Nilai 7,7 g/dl 9.800/ul

% % % (L) 6,2 % 8,2 % 25 % 2,69 x 106 /ul 264.000/ul 92 fl 28,7 pg 30,1 g/dl menit menit
O

60 mm/jam

Ureum

= 53,6 mg/dL (N) Kreatinin = 1,9 mg/dL (H)

Warna Kejernihan Reduksi Protein Bilirubin Urobilinogen Keton Nitrit pH BJ

: kuning tua (kuning muda) : Keruh (jernih) : negatif (negatif) : positif (negatif) : negatif (negatif) : negatif (negatif) : negatif (negatif) : negatif (negatif) : 6 (5) : 1,030 (1,020)

Sediment

: darah +3 Ery : 80-120 (0-1) Leco : 30 (0-5) Epitel : +3 Silinder : +2 Cristal : AU (+) Bakteri :+

Hemoglobin Leukosit Diff Count Eosinofil Basofil Neutrofil Limfosit Monosit Hematokrit Eritrosit Trombosit MCV MCH MCHC LED

Nilai 8,0 g/dl 11.800/ul % % % (L) 6,2 % 8,2 % 26 % 2,78 x 106 /ul 264.000/ul 92 fl 29 pg 31 g/dl 60 mm/jam

Terdapat

opasitas homogen, multipel ( 7 buah) dengan diameter 0,5-2,5 cm terletak di sebelah kiri VT12-VL3. Kesan: ureterolithiasis sinistra

INFEKSI SALURAN KEMIH ET CAUSA URETEROLITHIASIS

Rawat

Inap IVFD RL 30 tpm Inj. Cefotaxim 2 x 1 gr (IV, ST) Inj. Ranitidin 2 x 1 amp (IV) Inj. Teranol 1 amp (ekstra) Drip Neurosanbe 1 x 1 PO : Sanmol 3 x 500 mg (prn) Tuzalos 2 x 1

Ureterolithiasis

adalah kalkulus atau batu di dalam ureter. Batu ureter pada umumnya berasal dari batu ginjal yang turun ke ureter. Batu ureter mungkin dapat lewat sampai ke kandung kemih dan kemudian keluar bersama kemih. Batu ureter juga bisa sampai ke kandung kemih dan kemudian berupa nidus menjadi batu

Teori Intimatriks

Terbentuknya batu saluran kencing memerlukan substansi organik sebagai inti. Substansi ini terdiri dari mukopolisakarida & mukoprotein A yang mempermudah kristalisasi & agregasi substansi pembentukan batu

Terjadi kejenuhan substansi pembentuk batu dlm urin seperti sistin, santin, asam urat, kalsium Teori oksalat akan mempermudah terjadinya batu. Supersaturasi

Teori Presipitasi Kristalisasi

Perubahan pH urin akan mempengaruhi solubilitas substansi dalam urin. Urin yang bersifat asam akan mengendapkan sistin, santin dan asam urat

Berkurangnya faktor penghambat seperti peptid fosfat, pirofosfat, Teori polifosfat, sitrat magnesium, Berkurangnya asam mukopolisakarida, akan Faktor mempermudah terbentuknya Penghambat batu.

Komposisi batu saluran kemih yang dapat ditemukan adalah dari jenis: asam urat, akibat hiperurisemia oksalat, fosfat, sistin, xantin. Pada sebagian besar penderita tidak ditemukan penyebab yang jelas.

infeksi

litiasis

stasis

Pasien

mengeluh nyeri yang hebat (kolik). Nyeri ini dapat menjalar hingga ke perut bagian depan, perut sebelah bawah, daerah inguinal, dan sampai ke kemaluan. Gerakan pristaltik ureter mencoba mendorong batu ke distal, sehingga menimbulkan kontraksi yang kuat dan dirasakan sebagai nyeri hebat (kolik).

Pasien juga mengeluh nyeri pada saat kencing atau sering kencing. Ini disebabkan oleh letak batu yang berada di sebelah distal ureter. Hematuria sering kali dikeluhkan oleh pasien akibat trauma pada mukosa saluran kemih yang disebabkan oleh batu Batu yang ukurannya kecil (<5 mm) pada umumnya dapat keluar spontan sedangkan yang lebih besar seringkali tetap berada di ureter dan menyebabkan reaksi peradangan (periureteritis) maka akan ditemukan demam. Pasien juga kemungkinan mengalami gejala-gejala gastrointestinal seperti mual, muntah dan distensi abdomen.

Inspeksi Terlihat pembesaran pada daerah pinggang atau abdomen sebelah atas. Pembesaran ini mungkin karena hidronefrosis. Palpasi Ditemukan nyeri tekan pada abdomen sebelah atas. Bisa kiri, kanan atau dikedua belah daerah pinggang. Pemeriksaan bimanual dengan memakai dua tangan atau dikenal juga dengan nama tes Ballotement. Ditemukan pembesaran ginjal yang teraba disebut Ballotement positif. Perkusi Ditemukan nyeri ketok pada sudut kostovertebra yaitu sudut yang dibentuk oleh kosta terakhir dengan tulang vertebra

Makroskopik didapatkan gross hematuria.

Mikroskopik ditemukan sedimen urin yang menunjukkkan adanya leukosituria, hematuria, kristal-kristal pembentuk batu.

Pemeriksaan kimiawi : pH urin 7,6 adanya pertumbuhan kuman pemecah urea & kemungkinan terbentuk batu fosfat. Bisa juga pH urin lebih asam dan kemungkinan terbentuk batu asam urat.

Pemeriksaan kultur urin menunjukkan adanya pertumbuhan kuman pemecah urea.

Pemeriksaan Faal Ginjal ureum dan kreatinin adalah untuk melihat fungsi ginjal baik atau tidak. Pemeriksaan elektrolit factor penyebab timbulnya batu antara lain kadar kalsium, oksalat, fosfat maupun urat di dalam urin.

Dapat ditemukan kadar hemoglobin yang menurun akibat terjadinya hematuria. Bisa juga didapatkan jumlah lekosit yang meningkat akibat proses peradangan di ureter.

Foto

BNO-IVP untuk melihat lokasi batu, besarnya batu, apakah terjadi bendungan atau tidak. Pada gangguan fungsi ginjal maka IVP tidak dapat dilakukan; pada keadaan ini dapat dilakukan retrograd pielografi atau dilanjutkan dengan antegrad pielografi, bila hasil retrograd pielografi tidak memberikan informasi yang memadai.

Pada

foto BNO batu yang dapat dilihat disebut sebagai batu radioopak, sedangkan batu yang tidak tampak disebut sebagai batu radiolusen, berikut ini adalah urutan batu menurut densitasnya, dari yang paling opaq hingga yang paling bersifat radiolusent; calsium fosfat, calsium oxalat, magnesium amonium fosfat, sistin, asam urat, xantine.

Jenis Batu
Kalsium Magnesium Amonium Fosfat

Radioopasitas
Opak Semiopak

Urat/Sistin

Non opak

Pemeriksaan

ini bertujuan menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal. Juga untuk mendeteksi adanya batu semi-opak ataupun batu non-opak yang tidak terlihat oleh foto polos abdomen.

USG

dikerjakan bila tidak mungkin menjalani pemeriksaan PIV yaitu pada keadaan seperti allergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun dan pada wanita yang sedang hamil. Terlihat gambaran echoic shadow jika terdapat batu.

Tehnik

CT scan adalah tehnik pemeriksaan yang paling baik untuk melihat gambaran semua jenis batu dan juga dapat terlihat lokasi dimana terjadinya obstruksi.

Suportif & Farmakoterapi : Hidrasi intravena Analgesik nonnarkotik Analgesik narkotik peroral/inravena NSAID Agen urikosurik (ex : allopurinol) Antiemetik (ex : metoklopramid) Antidiuretik (ex : desmopresin) Agen alkalisasi (ex : Na bikarbonat, Kalium sitrat untuk batu asam urat dan sistin) Kortikosteroid Calcium channel blocker Alpha Blockers

Pembedahan,

untuk batu yang berukuran > 7mm yang jarang dapat keluar spontan & membutuhkan tindakan bedah seperti : Stent placement Percutaneous nephrostomy Extracorporeal shockwave lithotripsy Ureteroscopy Percutaneous nephrostolithotomy Open nephrostomy

Sekitar

80-85% batu dapat keluar secara spontan 20% memerlukan perawatan di RS karena nyeri yang tidak berkurang, masukan cairan peroral sedikit, UTI proksimal, atau ketidakmampuan mengeluarkan batu.

You might also like