You are on page 1of 48

GIP00000 40-41 MINGGU JANIN TUNGGAL HIDUP PRESENTASI KEPALA PUNGGUNG KANAN GAGAL DRIP OKSITOSIN DISELESAIKAN DENGAN

SEKSIO SESARIA

Oleh : Ni Made Desi Suzika dewi 08700005 Pembimbing dr.Aminuddin, Sp.OG , Mkes

PENDAHULUAN
Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir.Kehamilan aterm ialah usia kehamilan antara 38-42 minggu dan ini merupakan periode terjadinya persalinan normal.namun, sekitar 3,4-14% atau rata-rata 10% kehamilan berlangsung sampai 42 minggu atau lebih.Angka ini bervariasi dari beberapa peneliti bergantung pada kriteria yang dipakai.9

TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Kehamilan Lewat Waktu
Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap. Perhitungan usia kehamilan lebih dari 42 minggu didapatkan dari perhitungan usia kehamilan,seperti rumus Naegele atau dengan tinggi fundus uteri serial.

Etiologi Kehamilan Lewat Waktu


Pengaruh progesteron Teori oksitosin Teori kortisol/acth janin Saraf uterus Herediter Tidak timbulnya his karena kurangnya air ketuban, insufisiensi plasenta, dan kerentanan akan stress

kehamilan lewat waktu


Manifestasi klinik

Tidak timbulnya his karena kurangnya air ketuban, insufisiensi plasenta, dan kerentanan akan stress. Fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan 38-42 minggu, kemudian MENURUN setelah 42 minggu, terlihat dari menurunnya kadar estrogen dan laktogen plasenta. Terjadi juga spasme arteri spiralis plasenta

Keadaan klinis yang dapat ditemukan ialah gerakan janin yang jarang, yaitu secara subyektif kurang dari 7 kali/20 menit atau secara obyektif dan 10 kali/20 menit. 4 Pada bayi akan ditemukan tandatanda lewat waktu yang terbagi menjadi Stadium I : Kulit kehilangan verniks kaseosa dan terjadi maserasi sehingga kulit kering, rapuh, dan mudah mengelupas. Stadium II : Seperti stadium I disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) di kulit. Stadium III Seperti stadium I disertai pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali pusat.

Pemeriksaan penunjang kehamilan lewat waktu


USG untuk menilai usia kehamilan, oligoamnion, derajat maturitas plasenta Pemeriksaan radiologi : Umur kehamilan ditentukan dengan melihat pusat penulangan Pemeriksaan laboratorik : Kadar lesitin/Spingomielin , Aktivasi Tromboplastin Cairan Amnion (ATCA),Sitologi cairan amnion, Sitologi vagina. Penilaian warna air ketuban dengan amnioskopi atau amniotomi (tes tanpa tekanan dinilai apakah reaktif atau tidaknya gawat janin. 4 Pemeriksaan sitologi vagina dengan indeks kariopiknotik > 20%.4

Penatalaksanaan kehamilan lewat waktu

Tunda pengakhiran kehamilan selama 1 minggu dengan menilai gerakan janin dan tes, tanpa tekanan 3 hari kemudian.Bila hasil positif, segera lakukan seksio sesarea. Induksi persalinan.

Komplikasi kehamilan lewat waktu


Perubahan pada plasenta
Penimbunan kalsium :Pada kehamilan postterm terjadu peningkatan penimbunan kalsium pada plasenta.Hal ini dapat menyebabkan gawat janin dan bahkan kematian janin intrauterine yang dapat meningkat sampai dengan 2-4 kali lipat Selaput vaskulosinsisial menjadi tambah tebal dan jumlahnya berkurang.keadaan ini dapat menurunkan mekanisme transport plasenta. Terjadi proses degenerasi jaringan plasenta seperti edema, timbunan fibrinoid, fibrosis thrombosis intervilli, dan infark villi. Perubahan biokimia : Adanya insufisiensi plasenta menyebabkan protein plasenta dan kadar DNA di bawah normal, sedangkan konsentrasi RNA meningkat.Transpor kalsium tidak terganggu, aliran natrium, kalium, dan glukosa menurun

Komplikasi kehamilan lewat waktu


Pengaruh pada janin
Berat janin : terjadi perubahan anatomik yang besar pada plasenta, maka terjadi penurunan berat janin. 9 Sindroma Postmaturitas : dapat dikenali pada neonatus dengan ditemukannya beberapa tanda seperti gangguan pertumbuhan, dehidrasi, kulit kering, keriput seperti kertas (hilangnya lemak subkutan), kuku tangan dan kaki panjang, tulang tengkorak lebih keras,

hilangnya verniks kaseosa dan lanugo, maserasi kulit terutama daerah lipatan paha dan genital luar, warna cokelat kehijauan atau kekuningan pada kulit dan tali pusat, muka tampak menderita, dan rambut kepala banyak atau tebal.

Gawat janin atau kematian perinatal menunjukkan angka meningkat setelah kehamilan 42 minggu atau lebih, sebagian besar terjadi intrapartum, umumnya disebabkan oleh : Makrosomia yang dapat menyebabkan terjadinya distosia pada persalinan, fraktur klavikula, palsi Erb-Duchene, sampai kematian bayi. Insufisiensi plasenta yang berakibat :Pertumbuhan janin terhambat, Oligohidroamnion ( terjadinya kompresi tali pusat, keluar mekonium yang kental, perubahan abnormal jantung janin. 9

Hipoksia janin4 Hipovolemia 4 Asidosis Sindrom gawat napas Hipoglikemia Hipofungsi adrenal Keluarnya mekonium yang berakibat dapat terjadi aspirasi mekonium pada janin. Cacat bawaan: terutama akibat hipoplasia adrenal dan anensefalus.

Definisi induksi dan akselerasi persalinan


Induksi persalinan tindakan terhadap ibu hamil untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim agar terjadi persalinan. Akselerasi persalinan Meningkatnya frekuensi, lama, dan kekuatan kontraksi uterus dalam persalinan

Cara melakukan induksi persalinan


Cara medis Infus oksitosin Prostaglandin Cairan hipertonik intrauterine Secara manipulatif dengan tindakan Amniotomi Dilatasi serviks Accouchment force

Cara mekanis dan kimiawi Amniotomi dengan diberikan drip oksitosin Amniotomi dengan diberikan misoprostol

Indikasi Induksi Persalinan


Indikasi Janin Janin post maturitas Inkompatibilitas rhesus Ketuban Pecah Dini Janin mati Indikasi Ibu
Disporposio sefalopelvik Riwayat seksio sesaria Malposisi dan malpresentasi janin Insufisiensi plasenta Grande multipara Gemeli Distensi rahim yang berlebihan (pada hidramnion) Plasenta previa 4

Induksi oksitosin
Oksitosin adalah obat yang merangsang kontraksi uterus, banyak obat memperlihatkan efek Oksitosin, tetapi hanya beberapa saja yang kerjanya cukup selektif dan dapat berguna dalam praktek kebidanan. Oksitosin hormone protein yang dibentuk di nucleus paraventrikel hipotalamus dan disimpan di dalam dan dilepaskan dari hipofisis posterior.3 Bersama dengan faktor-faktor lainnya, Oksitosin memainkan peranan penting dalam persalinan dan ejeksi ASI.Oksitosin bekerja pada reseptor oksitosik untuk menyebabkan : Kontraksi uterus pada kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja langsung pada otot polos maupun lewat peningkatan produksi prostaglandin ontraksi pembuluh darah umbilicus Konstriksi sel-sel mioepitel (reflek ejeksi ASI) 3

Oksitosin bekerja pada reseptor hormon antidiuretik (ADH) untuk menyebabkan : Peningkatan atau penurunan yang mendadak pada tekanan darah (khususnya diastolik) karena terjadinya vasodilatasi Retensi air Persalinan

Peningkatan jumlah reseptor oksitosin

Prostaglandin

Kontraksi serviks

Dilatasi serviks dan peregangan vagina

Peningkatan sekresi oksitosin

Cara Melakukan Induksi Oksitosin


Kandung kemih dan rectum terlebih dahulu di kosongkan. Ke dalam 500 cc dekstrosa 5% dimasukkan 5 satuan oksitosin dan diberikan per infus dengan kecepatan pertama 8-10 tetes/menit. Kecepatan dapat dinaikkan 5 tetes setiap 15 menit sampai tetes maksimal 30-40 tetes per menit Oksitosin drip akan lebih berhasil bila nilai pelviks diatas 5. Bila his tidak menjadi adekuat dengan meningkatkan tetesan maka jumlah tetesan maksimal adalah 40 tetes/menit dan dipertahankan sampai 2 kolf. Lakukan pemantauan detak jantung janin, kontraksi rahim dan penurunan bagian terendah selama dilakukan drip oksitosin. Drip oksitosin dianggap gagal pada keadaan berikut : Gawat janin Tetania Uteri Ruptura uteri yang membakat

Bishop Score
Skor Pembukaan serviks 0 0 1 1-2 2 3-4 3 5-6

Pendataran serviks Penurunan kepala diukur

0-30% -3

40-50% -2

60-70% -1

80% +1 +2

dari Hodge III (cm)

Konsistensi serviks Posisi serviks

Keras Ke belakang

Sedang Searah sumbu jalan lahir

Lunak Ke arah depam

Seksio Sesaria
Seksio sesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding rahim.Ada 3 teknik seksio sesaria, yaitu transperitonealis, corporal (klasik), dan ekstraperitoneal. Indikasi Seksio Sesaria
Disproporsi sefalopelvik : Panggul sempit, Holmer mengambil batas terendah untuk melahirkan janin vias naturalis ialah CV = 8 cm.panggul dengan CV =8 cm dapat dipastikan tidak dapat melahirkan janin yang normal, harus diselesaikan dengan seksio sesaria CV antara 8-10 cm boleh dicoba dengan partus percobaan .baru setelah gagal dilakukan seksio sesaria sekunder.(sinob) Pernah seksio sesaria sebelumnya Ruptura uteri mengancam Partus lama (prolonged labor) Partus tak maju (Obstructed labor) Distosia serviks Pre eklampsia dan hipertensi

Analisa Kasus
Identitas Pasien
Identitas Nama : Ny.I Umur :21 Tahun Nama Suami :Tn.W Umur :45 Tahun Alamat : Probolinggo Pekerjaan :Swasta Agama : Islam Masuk tanggal: 19-11-2012 Pukul 11.45 WIB

Pembahasan

Untuk mengetahui umur pasien, apakah pasien termasuk dalam wanita hamil dengan resiko. Dari alamat pasien dapat diketahui latar belakang sosial pasien serta lingkungan tempat tinggal yang berpengaruh pada kehamilan dan masa nifas ibu dan bayi. Pendidikan : menyesuaikan dengan pendidikan pasien dalam memberikan informasi.

Keluhan Utama Belum adanya tandatanda melahirkan.

Pembahasan Tujuan menanyakan keluhan utama untuk mengetahui kondisi yang mengganggu pasien sehingga pasien datang ke dokter.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien merasa hamil 10 bulan, tetapi belum ada tanda-tanda melahirkan, pasien merasa kalau ibu-ibu hamil yang usia kehamilannya sama sudah melahirkan tetapi pasien belum gerakan janin baik, tetapi bidan mengatakan usia kehamilan 39 minggu.Pasien rujukan poli kandungan dengan diagnosis G1P00000 usia kehamilan 40-41 minggu dengan kalsifikasi plasenta grade II-III

Pembahasan
Untuk menanyakan

perjalanan riwayat kehamilannya Untuk mengetahui keadaan ibu maupun janin saat dilakukan pemeriksaan

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien sempat mengalami keputihan sejak kehamilan & bulan keputihan pada organ genitalnya yang bau dan gatal, pasien sempat memeriksakannya ke poli kandungan lalu di terapi tetapi saat ini keputihannya telah hilang.Diabetes Mellitus (-), Hipertensi (-), Allergi (-), Asma (-)

Pembahasan
Tujuan menanyakan penyakit

yang pernah dialami pasien menghubungkan pengaruh penyakit yang pernah dialami pasien dengan kehamilannya dan untuk menghindari komplikasi terburuk yang dapat terjadi pada kehamilannya

Anamnesa Khusus

Haid : teratur/tidak : teratur Sebulan : 1 kali Siklus : 28 hari Nyeri - /+ sebelum/selama/sesudah haid darah yang keluar banyak/sedikit/encer/mengg umpal : nyeri - .darah yang keluar banyak dan encer. Menarche : 12 tahun Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) : 16-2-2012 Tafsiran kelahiran :23-112012

Usia kehamilan : 39-40 minggu,dari HPHT Usia kehamilan berdasarkan USG tanggal 13 november 2012 didapatkan usia kehamilan 39-40 minggu sehingga pada saat pasien masuk rumah sakit tanggal 19 november sehingga diperoleh usia kehamilan 40-41 minggu.

Pembahasan
Haid yang teratur menandakan tidak adanya gangguan dalam Hipothalamus-Pituitary-Ovarial axis serta pasien adalah wanita yang fertile.Siklus haid yang teratur juga memudahkan pasien dalam mengingat kapan pasien mendapatkan haid terakhir dan memudahkan pemeriksa pula dalam menghitung umur kehamilan. Menanyakan adanya riwayat nyeri pada saat menstruasi untuk mengetahui adanya kelainan pada pasien adanya tumor yang dapat menimbulkan nyeri saat menstruasi contohnya : endometriosis

Pasien mendapatkan haid pada umur 12 tahun artinya dalam batas normal.Tidak terjadi menarche precocs. Menanyakan kapan hari pertama haid terakhir pada pasien untuk menghitung tanggal perkiraan kelahiran serta dapat menentukan usia kehamilan.dilakukan dengan menggunakan Rumus Naegel Dihitung dari (Hari+7) ( Bulan +9) Usia kehamilan berdasarkan rumus Naegel, HPHT =16-2-2012, TP = 23-11-2012

Usia kehamilan berdasarkan perhitungan manual (dihitung saat pasien masuk rumah sakit 19 November 2012) Berdasarkan HPHT
Jumlah hari 13 31 30 31 30 31 31 30 31 19 Bulan Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Usia kehamilan 1minggu 4 minggu 4 minggu 4 minggu 4 minggu 4 minggu 4 minggu 4 minggu 4 minggu 2 minggu 35 minggu 276 hari Sisa 6 hari 3 hari 2 hari 3 hari 2 hari 3 hari 3 hari 2 hari 3 hari 4 hari 31 hari = 4minggu 3 hari

Dalam perhitungan HPHT, usia kehamilan: 39 minggu 3 hari, tapi pada pemeriksaan USG didapatkan usia kehamilan 4041 minggu (perhitungan sesuai tanggal 19 november 2012. Sehingga dapat disimpulkan menurut HPHT terkadang terjadi kerancuan perhitungan tanggal hari pertama haid terakhir karena terjadi kemungkinan ibu lupa tanggal hari pertama haid terakhir.Tetapi sesuai dengan pemeriksaan USG didapatkan usia kehamilan 40-41 minggu dan pada keadaan ini ibu hamil telah memasuki masa serotinus/ kehamilan post date.

Berdasarkan teori, Kehamilan postterm disebut juga kehamilan serotinus, kehamilan lewat waktu, kehanilan lewat bulan, prolonged pregnancy, extended pregnancy,postdaten/pos datisme atau pascamaturitas adalah Kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari)atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus haid rata-rata 28 hari (WHO 1977,FIGO 1986).

Menghitung lamanya masa gestasi dengan menggunakan perhitungan hari pertama haid terakhir (HPHT). Keterangan yang tepat mengenai HPHT akan dapat digunakan untuk menentukan masa gestasi dengan tepat pula.Tetapi pengalaman menunjukkan bahwa senantiasa dapat terjadi kekeliruan dalam penentuan HPHT. Menurut Finnstrom (1970), walaupun HPHT dapat diingat oleh ibu, biasanya masih ada kesalahan lebih kurang 1 minggu daripada masa gestasi yang sebenarnya.Dalam menggunakan HPHT untuk menghitung masa gestasi yang sebenarnya

. Dalam menggunakan HPHT untuk menghitung masa gestasi, harus waspada terhadap tanggal HPHT yang dapat salah, selalu ada variasi waktu antara HPHT dan ovulasi, kemungkinan terjadinya, time lag antara koitus yang menyebabkan kehamilan dan ovulasi atau antara ovulasi dan koitus Dari kasus ini terdapat kesalahan dalam menentukan HPHT karena pada hasil USG didapatkan usia kehamilan 40-41 minggu, sehingga dalam menentukan diagnosa akhir berdasarkan pemeriksaan USG didapatkan lebih akurat.Untuk dapat mendapatkan hasil HPHT yang akurat meminta tiap para ibu mencatat hari pertama haid terakhir siklusnya serta lamanya masa menstruasi.

Pembahasan
Fluor albus : +/- : + Berapa lama: 2 bulan Sejak kapan : sejak kehamilan 7 bulan Bau: Bau dan gatal Banyaknya : banyak

Tujuan menanyakan adanya keputihan atau tidak pada pasien : Untuk mendeteksi apakah ada riwayat penyakit infeksi menular seksual yang dapat berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap pasien.

Riwayat Obstetri
GIP00000 (a-p-i-a-h) Goyang anak terasa pada bulan ke-4 Bersuami 1 kali selama :6 tahun

Pembahasan
Untuk mengetahui riwayat persalinan Status pernikahan Perkembangan janin dalam kandungan pasien

Kelainan Lain
Nafsu makan Berat Badan Meningkat Buang Air Besar Buang Air kecil Sesak Berdebar-debar Pusing Mata Kabur Epigastric pain : Normal :

Anamnesa Keluarga
Tumor Gemelli Operasi :::-

: Lancar : Lancar :::::-

Pembahasan Untuk mengetahui pengaruh kehamilannya terhadap organ tubuh lainnya.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum :Cukup anemis Kesadaran : Compos mentis Anemis :+ Ikterus :Cyanosis :Dyspnea :GCS : 4-5-6 Gizi : Cukup Tensi : 120/80 mmHg Nadi : 88x/menit Suhu : 363 Pernapasan : Normal Pembahasan

Pemeriksaan vital bertujuan untuk mengetahui kondisi vital pasien apakah terdapat peningkatan tekanan darah pasien ( mendeteksi apakah terdapat hipertensi dalam kandungan). Menentukan nadi pasien agar mengetahui sistem sirkulasi pasien (untuk mengetahui pasien dalam keadaan syok atau tidak) Menentukan suhu (agar dapat mendeteksi apakah ada infeksi pada kehamilan pasien yang dapat menyebabkan demam). Respiration rate (untuk mengetahui pola pernapasan pasien apakah terdapat riwayat sesak napas pada pasien).

Kepala
Bentuk : Normocephal Tumor :Rambut : Hitam Mata : Konjungtiva : cukup anemis +/+ Sclera : ikterik -/Pupil : bulat +/+ Telinga dan hidung : Tidak ada kelainan Mulut : :DBN

Leher Struma : Bendungan vena: Thorax Jantung : S1S2 tunggal Paru-Paru : Suara dasar vesikuler, ronkhi -/- , wheezing / Payudara : Membesar, puting menonjol Abdomen Hepar : Tidak teraba adanya pembesaran (dalam batas normal) Lien : Tidak teraba adanya pembesaran (dalam batas normal)

Genitalia External : oedema Ekstremitas Akral hangat Oedema Refleks fisiologis Refleks patologis Kelainan orthopedic

:: hangat ::+ ::-

Status Obstetri (Tanggal 20 November 2012) Muka Cholasma gravidarum : Exopthalmus :-

Leher Struma : Thorax Mamae Membesar ? + Lember/ tegang? Lember Hiperpigmentasi? + Colostrum? +

Abdomen
Inspeksi Perut membesar? + Striae gravidarum alba? Striae gravidarum lividae ? + Hiperpigmentasi linea Alba ? + Nampakkah gerakan anak? + Palpasi Abdomen Leopold I :Tinggi fundus uteri 3 jari dari processus xyphoideus (32cm),bagian paling atas janin terdapat massa yang lunak dan tidak melenting (bokong) Leopold II :Teraba bentukan padat memanjang di bagian kanan(punggung sebelah kanan), teraba bentukan kecil-kecil di sebelah kiri (kaki dan tangan janin)

Leopold III :Bagian terendah janin sudah memasuki pintu atas panggul Leopold IV : Tidak terdapat penurunan kepala

Pemeriksaan Dalam
Ukuran Panggul dalam Promontorium : tidak teraba (panggul luas) Linea inominata: teraba 1/3 anterior Bidang tengah panggul : simetris Spina ischiadica: tidak menonjol Sacrum : teraba cekung Arcus pubis : > 90 UC : Baik Pervaginam : DJJ : 146x/menit

VT
Portio Posisi : medial Konsistensi : lembut Bukaan :Penipisan :Presentasi :Tidak dapat ditentukan karena tidak ada bukaan,hanya dapat ditentukan melalui pemeriksaan Leopold Denominator :Tidak dapat ditentukan

Pembahasan
Pada pemeriksaan dalam terdapat tidak adanya tanda-tanda in partu. Pada pemeriksaan panggul dalam dapat dikatakan ukuran panggul dalam pasien ini luas.

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal (19 November 2012)


Hb :12,2 g/dl ( L :1316%, P : 12-16 g/dL) Leukosit :10.000/cmm (4000-11.000/cmm) Diff.count :-/-/4/69/25/2 PCV :40% (L :40-54, P :35-47%) Trombosit :227.000/cmm (150.000-450.000/cmm HbSag : - (negative) Alkali Fosfatase Bilirubin direct Bilirubin total SGOT : SGPT :

Pembahasan
Pemeriksaan yang tidak

dilakukan alkali fosfatase,Bilirubin direct, Bilirubine total,SGOT,SGPT seharusnya pemeriksaan ini tetap dilakukan untuk mengantisipasi penyakit ibu yang belum terdeteksi sebelumnya dikhawatirkan berpengaruh pada janinnya

Pemeriksaan Penunjang Lain


USG
Janin tunggal, presentasi kepala, punggung kiri FL : 69,6 mm ( 39 minggu-40 minggu) HR : 136 x/enit Foetal movement + Plasenta di kanan korpus Ketuban cukup Gravida tunggal 39- 40 minggu, HR 136 x /menit FW(TBJ) = 3026 gr, letak kepala punggung kiri, plasenta di kanan korpus dan fundus uteri grade II-III, ketuban cukup.

Pembahasan
Dari Pemeriksaan USG dapat kita ketahui fetal monitoring (kondisi janin), yang menunjukan usia kehamilan saat pemeriksaan hingga saat MRS memasuki usia 4041 minggu, terdapat kalsifikasi pada plasenta janin yang dapat membahayakan keadaan janin sehingga harus dilakukan terminasi kehamilan

Kesimpulan
GIP00000 Post Date 40-41 minggu janin tunggal hidup intra uterine belum inpartu presentasi kepala punggung kanan dilakukan terminasi kehamilan dengan metode induksi oksitosin apabila gagal maka dilakukan seksio sesaria.

Tindakan yang dilakukan saat pasien dirawat di RS (Induksi Oksitosin)


Waktu Jumlah tpm Jumlah tetes Jumlah tetesan tiap 15 menit Volume cairan yang habis (cc/ml)

0 menit (12.31 WIB) 15 menit (12.46 WIB ) 30 menit (13.01 WIB ) 45 menit (13.16 WIB) 1 jam (13.31 WIB) 1 jam 15 menit (13.46 WIB) 1jam 30menit -6 jam (18.16 WIB)

8 tetes 12 tetes 16 tetes 20 tetes 24 tetes 28 tetes 32 tetes

8 tetes x 15 12 tetes x 15 16 tetes x 15 20 tetes x 15 24 tetes x 15 28 tetes x 15 32 tetes x 4,5

120 tetes 180 tetes 240 tetes 300 tetes 360 tetes 420 tetes 60 x 8640 tetes

6 cc 9 cc 12 cc 15 cc 18 cc 21 cc 432 cc 513 cc

Pembahasan

Cairan yang seharusnya dihabiskan 513 cc, terjadi kesalahan pada waktu melakukan penggantian cairan, yaitu 13 cc(260 tetes) yang kurang terjadi pada tetesan dosis 32 tetes/menit, seharusnya jumlah tetesan keseluruhan 10.000 tetes dalam 1 kolf larutan RL tetapi dalam kasus ini diperlukan 10.260 tetes dalam waktu 6 jam terjadi kekurangan saat observasi tetesan cairan dilakukan, seharusnya pada tetesan ke 10.000 sudah terjadi penggantian larutan Setelah pemakaian 1 kolf larutan RL dengan drip oksitosin dipasang tidak terdapat kemajuan terhadap tanda-tanda persalinan sehingga diberikan kembali 1 kolf selanjutnya berharap terjadinya pematangan serviks dalam dosis maintenance. Dalam kolf 2 digunakan dosis tetesan maksimal yaitu 32 tetes/menit selama 3 jam 55 menit, setelah itu pasien sudah di katakan gagal induksi oksitosin sehingga dilakukan metode terminasi kehamilan dengan menggunakan cara Seksio Sesaria.

Dalam kasus ini, seharusnya dikatakan gagal drip

apabila observasi dilakukan minimal selama 24 jam tidak terdapat kemajuan persalinan, tetapi yang dilakukan disini hanya observasi selama 12 jam saja.

1. Dari kasus ini terdapat kesalahan dalam menentukan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) karena pada hasil USG didapatkan usia kehamilan 40-41 minggu, sehingga dalam menentukan diagnosa akhir berdasarkan pemeriksaan USG sehingga hasil pemeriksaan yang didapatkan lebih akurat.Untuk dapat mendapatkan hasil HPHT yang akurat meminta tiap para ibu mencatat hari pertama haid terakhir siklusnya serta lamanya masa menstruasi.Jika usia kehamilan yang digunakan adalah 39-40 minggu maka usia kehamilan belum dikatakan post date.Tetapi jika usia kehamilan 40-41 sudah dikatakan post date dan penanganannya berbeda dari kehamilan lainnya. 2. Dalam kasus ini terdapat kesalahan pada observasi tetesan cairan oksitosin yang diberikan,cairan yang seharusnya dihabiskan 500 cc, dalam waktu 5 jam 47 menit terjadi 6 jam kesalahan pada saat melakukan penggantian cairan sehingga terjadi kekurangan sebanyak 13 cc larutan (260 tetes) terjadi pada tetesan dosis 32 tetes/menit, seharusnya jumlah tetesan keseluruhan 10.000 tetes dalam 1 kolf larutan RL segera diganti tetapi dalam kasus ini terjadi keterlambatan dalam penggantian larutan.

Kesimpulan Kasus

3.

Dalam kasus ini, seharusnya dikatakan gagal drip apabila observasi dilakukan minimal selama 24 jam tidak terdapat kemajuan persalinan, tetapi yang dilakukan disini hanya observasi selama 12 jam saja. 4. Dalam kasus ini tidak dilakukan pemeriksaan yang dapat menguatkan diagnosis sebagai kehamilan lewat waktu, pemeriksaan yang tidak dilakukan : Pemeriksaan radiologi : Umur kehamilan ditentukan dengan melihat pusat penulangan.Gambaran epifisis femur distal paling dini dapat dilihat pada kehamilan 32 minggu, epifisis tibia proksimal terlihat setelah umur kehamilan 36 minggu dan epifisis kuboid pada kehamilan 40 minggu.Cara ini sekarang jarang dipakai selain karena sulit dalam menentukan pusat penulangan. Pemeriksaan laboratorik : Kadar lesitin/Spingomielin , Aktivasi Tromboplastin Cairan Amnion (ATCA),Sitologi cairan amnion, Sitologi vagina. Penilaian warna air ketuban dengan amnioskopi atau amniotomi (tes tanpa tekanan dinilai apakah reaktif atau tidaknya gawat janin.

Pemeriksaan sitologi vagina dengan indeks kariopiknotik > 20%.4 Pemeriksaan Bishop score, sebagai tolak ukur terjadinya pematangan paru-paru dan keberhasilan induksi oksitosin. 5. Penyebab terjadinya kegagalan drip oksitosin dalam kasus ini disebabkan oleh adanya Terjadinya kelainan pada receptor oksitosin pada ibu. Disebabkan oleh kehamilan lewat waktu yang menyebabka terjadinya penurunan sekresi oksitosin. Kelainan pada uterusnya sehingga tidak dapat berkontraksi dengan baik. Tetania uteri 6. Setelah dilakukan induksi oksitosin, dilakukan pemeriksaan dalam kembali tetapi ditemukan hasil yang sama yaitu tidak terdapat kemajuan persalinan, sehingga dapat dikatakan terjadi kegagalan pada induksi oksitosin.Karena pada kehamilan lewat waktu jika tidak dilakukan terminasi kehamilan dikhawatirkan kehamilan ini dapat membahayakan kondisi ibu dan janinnya, sehingga metode seksio sesaria merupakan metode terminasi kehamilan yang tepat.

Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA Baihaqi Irfani, dr.Melody of Phantom 3rd Edition.Obstetri Ginekologi FK Unair RSUD dr.Soetomo.Surabaya. F.Ganong, William.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 20.EGC.jakarta.2003. Guyton & Hall.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.EGC.jakarta.2006. Hassan Rusepno dr.dkk.1985.Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak.Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. J.Corwin, Elizabeth.Buku Saku Patofisiologi.EGC.Jakarta.2009. Mansjoer, Arief.Kapita Selekta Fakultas Kedokteran UI Edisi Ketiga Jilid Pertama.Media Aesculapius.Jakarta.2001. Manuaba, I. B. G. Kapita Selekta penatalaksanaan rutin obstetri ginekologi dan KB. Jakarta.2001

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Edisi 1. Jakarta: EGC.Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. Jakarta.1998 Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Edisi 2. Jakarta: EGC.Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. Jakarta.1998 Prawirohardjo, Sarwono prof.Dr.dr.Sp.OG.2009.Ilmu Kandungan : Penerbit Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.2009 Prawirohardjo, Sarwono prof.Dr.dr.Sp.OG.2009.Ilmu Bedah Kebidanan : Penerbit Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.2009 Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Prawirohardjo, S. 2005. Ilmu kebidanan. Jakarta : YBPSP Wirjoatmojo Karjadi.prof.dr.Span-KIC.1999/2000Anestesiologi dan Reanimasi Modul dasar untuk Pendidikan S1 kedokteran.Jakarta http//kumpulan=artikel=kedokteran=INDUKSI+PERSALINAN,htm ml.scrib.com/Kehamilan Post Term.

You might also like