Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
AIDS merupakan gangguan sistem kekebalan tubuh manusia yang disebabkan oleh HIV. AIDS meningkatkan resiko terkena infeksi oportunistik. contohnya adalah kandidiasis oral.
Kondisi yang mendukung meliputi terapi antibiotik spektrum luas, kortikostreoid, xerostomia, disfungsi kekebalan tubuh, DM, kekurangan gizi.
Case Report
Seorang laki-laki 45 tahun dilaporkan ke Departemen Kedokteran Gigi dan Mulut dan Radiologi dengan keluhan utama sensasi terbakar di lidah dan pipi sejak 3 bulan terakhir. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit medis dan penggunaan obat masa lalu yang signifikan. Pasien mempunyai riwayat merokok 5 batang / hari selama 15 tahun tetapi telah berhenti sejak 6 bulan yang lalu.
Pemeriksaan intraoral : plak eritematosa pada daerah retrocommissural kanan dan kiri meluas 2 cm posterior ke mukosa bukal dan 2 cm superior dan inferior. Daerah eritematosa tersebut tumpang tindih dengan proyeksi nodular putih yang nonscrapable. Plak serupa juga tampak di palatum. Sebuah plak hiperkeratotik yang nonscrapabledengan ukuran1 1 cm juga tampak pada dorsum lidah, dan angular cheilitis hadir bilateral pada commissura bibir. Beberapa gigi tidak dapat dijumpai. Gigi yang tersisa memiliki status periodontal yang buruk.
Pembahasan
Infeksi HIV ditandai penurunan sistem imun progresif karena jumlah CD4 rendah Konsekuensi klinis infeksi HIV :
Sindrom akut yang berhubungan dengan infeksi primer Keadaan tanpa gejala sebagai penyakit lanjut.
Status kesehatan mulut dari pasien dengan infeksi HIV parameter status kekebalan individu.
Gangguan oral yang terkait HIV : candidiasis oral yang terjadi pada 17-43% kasus HIV dan lebih dari 90% kasus AIDS .
Kandidiasis eritematus : lesi berbentuk makula merah (di langit-langit dan dorsum lidah). Kandidiasis pseudomembran : lesi putih krem seperti plak (pada mukosa bukal, lidah, dan permukaan mukosa mulut lainnya yang bisa dihapus). Kandidiasis hiperplastik oral : ditandai dengan plak putih yang tidak dapat dihapus dengan cara dikorek (mukosa bukal).
Pada kasus ini, pasien tampak memiliki fisik yang sehat dan tidak menyadari akan status imunologinya yang menurun. Hanya merasakan sensasi terbakar pada lidah dan pipi yang dikira berasal dari infeksi gigi. Pasien menunjukkan ciri khusus yaitu candidiasis eritematosa yang meliputi sensasi terbakar yang dirasakan terus menerus dengan cheilitis angular, dan temuan ini mengacu pada infeksi HIV.
Identifikasi pseudohifa pada jamur tanpa preparat sitologi ekskoliatif , dengan memanfaatkan periodic acid Schiff dan/tanpa preparat pewarnaan Papanicolau, adalah standar optimal untuk mendiagnosis kasus candidiasis, dengan hasil pulasan sitologi tersebut dikatakan positif jika terdapat pseudomembran candida.
Pasien dengan infeksi HIV sering kali dihubungkan dengan candidiasis esofageal yang bersamaan dengan candidiasis oral, oleh karena itu terapi anti jamur disarankan menggunakan dosis yang tinggi
Kesimpulan
Lesi Oral dapat digunakan sebagai penanda awal infeksi HIV. Dokter gigi harus menyadari karakteristik dan penyajian manifestasi infeksi HIV , sehingga memungkinkan identifikasi awal HIV , memastikan waktu yang tepat untuk terapi.
Timbulnya kandidiasis oral tanpa penyebab lokal, seperti xerostomia atau terapi dengan antimikroba , kortikosteroid , atau obat yang menurunkan kekebalan tubuh harus dilakukan penyelidikan lebih dalam mengenai gaya hidup dan faktor lain yang berkaitan dengan risiko infeksi HIV .
Terimakasih