You are on page 1of 91

Biokimia Otot, Rawan sendi (Kartilago) dan Tulang

Otot (Muskulus)
Otot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik/gerak sehingga dapat berkontraksi untuk menggerakkan rangka. Ada 3 jenis otot yaitu otot jantung, otot polos dan otot rangka.

Komposisi Otot Rangka


Otot rangka

Sel (85%)
Air (75%) Solut (25%

Ekstrasel (15%)

Protein (80%)

Lain-lain (20%)

Fibrilar (65%)

Sarkoplasmic (35%)

Miosin (55%)

Aktin (20%)

Tropomiosin (7%)

Troponin (3%)

Lain-lain (15%)

Komposisi Otot Rangka


Otot merah & putih
Otot merah bny mengandung pigmen pernapasan yaitu mioglobin, yg berfungsi membawa oksigen dari kapiler darah (ekstrasel) ke mitokondria (intrasel) kapasitas metabolisme oksidatif yang lebih tinggi dgn aktivitas siklus Krebs dan enzim transport elektron yang kuat Otot putih krn kurang mioglobin kapasitas glikolisis anaerobik yang tinggi dgn aktivitas enzim glikolisis dan fosforilase yang kuat.

Ekstraktif

Yaitu zat non-protein yang larut dlm air meliputi kreatinin, kreatinin fosfat, ADP, asam amino, asam laktat, dll. Zat yang memiliki struktur grup fosfat mrpkn zat yang kaya energi

Protein

Komponen enzim otot yang mengkatalisis berbagai tahapan pd proses glikolisis mrpkn protein sarkoplasmik. Protein lain yang membentuk struktur otot ialah miosin, aktin, troponin, dan tropomiosin.

Otot Rangka Otot rangka bekerja secara volunter (secara sadar atas perintah dari otak), bergaris melintang, bercorak dan berinti banyak di bagian perifer. Secara anatomis terdiri dari jaringan konektif dan sel kontraktil.

Fungsi Otot Rangka

1. Menghasilkan gerakan rangka tubuh. 2. Mempertahankan sikap & posisi tubuh. 3. Menyokong jaringan lunak. 4. Menunjukkan pintu masuk & keluar saluran dalam sistem tubuh. 5. Mempertahankan suhu tubuh dengan pembentukan kalor saat kontraksi.

Struktur Otot Rangka


Setiap otot dilapisi jaringan konektif yang disebut epimisium. Otot rangka disusun oleh fasikula yang merupakan berkas otot yang terdiri dari beberapa sel otot. Setiap fasikula dilapisi jaringan konektif yang disebut perimisium dan setiap sel otot dipisahkan oleh endomisium.

Struktur otot rangka


Otot rangka tersusun atas sejumlah besar serat-serat otot. Sel-sel silindris tidak bercabang. Otot ini disokong oleh jaringan ikat dan mempunyai banyak suplai darah dan saraf. Setiap sel mempunyai banyak nuklei dan mempunyai penampilan lurik. Dindingnya atau sarkolema, mengandung myofibril yang dibungkus dengan rapat dalam sarkoplasma cair. Didalamnya juga ada banyak mitokondria. Warna merah dari otot berhubungan dengan mioglobin, suatu protein seperti hemoglobin dalam sarkoplasma. Setiap miofibril mempunyai lurik (striasi) terang dan gelap secara bergantian, disebut pita I dan A secara berurutan. Striasi disebabkan oleh 2 tipe filamen, satu mengandung protein aktin, dan lainnya mengandung protein myosin.

3 Tipe Jaringan Otot

Kontraksi otot adalah karena reaksi filament aktin dan miosin satu sama lain, seperti ketika mereka menyisip satu sama lain dan menarik ujung dari sel otot saling mendekat. Serat otot memendek sampai dengan sepertiga dari panjangnya saat kontraksi a. Otot polos (smooth muscle/involuntary muscle) Otot polos mengandung sel berbentuk spindle dengan panjang 40-200 m dengan inti terletak di tengah. Myofibril ini sukar diperlihatkan dan tidak mempunyai corak melintang. Serabut reticular transversa menghubungkan sel-sel otot yang berdekatan dan membentuk suatu ikatan sehingga membentuk unik fungsional. Otot polos tidak dibawah pengaruh kehendak.

MACAM OTOT

b. Otot lurik (skeleton muscle/voluntary muscle) Otot lurik mengandung sel-sel otot (serabut otot) dengan ukuran tebal 10-100 m dan panjang 15 cm. Serabut otot lurik berasal dari myotom, inti terletak dipinggir, dibawah sarcolema.memanjang sesuai sumbu panjang serabut otot. Beberapa serabut otot bergabung membentuk berkas otot yang dibungkus jaringan ikat yang disebut endomycium. Beberapa endomycium disatukan jaringan ikat disebut perimycium. Beberapa perimycium dibungkus oleh jaringan ikat yang disebut epimycium (fascia). Otot lurik dipersyafi oleh system cerebrosfinal dan dapata dikendalikan. Otot lurik terdapat pada otot skelet, lidah, diaphragm, bagian atas dinding oesophagus. c. Otot Jantung Terdiri dari serabut otot yang bercorak yang bersifat kontraksinya bersifat otonom. Tetapi dapat dipengaruhi system vagal. Serabutnya bercabang-cabang, saling berhubungan dengan serabut otot di dekatnya. Intinya berbentuk panjang dan terletak di tengah. Sarkosom jauh lebih banyak dari pada otot rangka.

Organization of Contractile Proteins in Muscle


Thick Filament Thin Filament Composed of hundreds of long, contractile myosin molecules arranged in a staggered side by side complex. Composed of a linear array of hundreds of globular, actin monomers in a double helical. arrangement. The unit of contractile activity composed mainly of actin and myosin and extending from Z line to Z line in a myofibril. End to end arrays of identical sarcomeres. A single multinucleate muscle cell containing all the usual cell organelles plus many myofibrils. Organized arrays of muscle fibers.

Sarcomere

Myofibril

Myofiber

Muscle

Organization of the Sarcomere

Protein yg terdapat pada myofilament


Aktivitas otot berdasarkan biokimianya, bergantung pada sifat2 fisik dan enzimatik dari protein otot yang disebut actin, miosin dan berbagai protein tambahan yg membangun filamen tebal dan tipis dari otot. Berikutnya akan dibicarakan komponen2 protein utama dari miofilamen dan interaksinya yg tergantung pada ATP sehingga dihasilkan aktivitas kontaktil otot. Protein dari filamen tebal dan tipis terdiri dari miosin dan aktin dan protein tambahan lainnya yaitu actinin, -actinin, tropomyosin, troponin, C protein, dan M line protein. Molekul miosin yg terlarut merupkan protein fibrous yg tipis dan panjang dengan BM sekitar 500,000 dalton.

FILAMEN TEBAL / MIOSIN


Suatu filament tebal terdiri dari sekitar 400 molekul miosin, dimana 200 molekul tersusun pada kedua belah sisi M line. Molekul ini dipertahanakan dalam susunan bundel oleh C protein (clamp protein), protein M line dan interaksi hidrofobik diantara molekul-molekul miosin sendiri.. Miosin molekul sendiri terdapat dalam bentuk terpadatkan pada regio yg dipresentasikan oleh bagian LMM dari molekul tersebut.

Organisasi filamen tipis Actin


Filamen tipis dibangun oleh berbagai subunit dari protein globular G-actin (42 kD) dan berbebrapa macam protein tambahan lainnya, G-Actin terdapat dalam bentuk polimerisasi menjadi susunan fibrous yg panjang yg disebut F-actin. Sepasang F-actin linier tersusun dalam ikatan helikal membentuk struktur dasar dari satu filament komplit. Setiap subunit G-actin mempunyai satu situs pengikatan dengan 1 ADP/ATP, yg mungkin terlibat dalam membentuk polimer dari filamentipis tersebut. Sewktu berpolimerisasi aktin itu mengalami penutupan dan seterusnya filamen tipis itu distabilkan oleh suatu protein yg disebut -actinin. Setiap G-actin molekul selain mempunyai situs ikatan dengan nukleotida juga mempunyai situs pengikatan dengan kepala miosin yg bersifat high affinity. Pada otot skelet dan otot jantung protein tambahan dari filamen tipis secara fisik mengatur ketersediaan situs pengikatan ini terhadap miosin. Jadi dalam hal ini protein tambahan itu mengontrol terjadinya kontraksi.

Myosin dan kontraksi tenaga otot


Pada otot yg sedang istirahat situs ikatan miosin pada aktin tampak jelas dan miosin berada pada status konformasi berenergi tinggi (M*), yg siap untuk melakukan siklus kontraksi. Energi dari hidrolisis ATP digunakan untuk menggerakkan miosin dari satus konformasi energi rendah (M) ke status energi tinggi berdasarkan persamaan reaksi : (M-ATP) <> (M*-ADP-Pi) Apabila kalsium sitosol meningkat sehingga situs pengikatan miosin pada aktin terlihat maka akan terebntuk kompleks actomyosin, diikuti oleh sedretan disosiasi dari Pi dan ADP dan perubhanan kemabali miosin ke status konformasi energi rendah. Kejadian ini diikuti pula oleh translokasi secara simultan dari filamen tipis ke arah M line dari sarkomer. Hala ini dinyatakan dengan persamaan berikut : (M*-ADP-Pi) + A <> (M*-ADP-A) + Pi (M*-ADP-A) <> (M-A) + ADP

Pengaturan Kalcium pada Sarkoplasma


Perangsangan aktivitas otot disebabkan peningkatan kadar kalsium sarkoplasma yg dipicu oleh eksitasi neural pada neuromuscular junction. Eksitasi itu menyebabkan depolarisasi lokal dari sarkolema yg kemudian menjalar ke sistem T tubule yg berasosiasi dan mendalam ke interior miofiber. Depolarisasi T tubule akan menjalar pula pada sarkoplasmik retikulum (SR) yg menyebabkan pembukaan kanal ion kalsium yg berupa voltage gated pada membran SR. Hal ini kemudian diikuti oleh pergerakan cepat dari cisternal kalcium ke sarcoplasm yg berdekqatan dengan miofibril. Ion kalsium yg keluar berdekatan dengan subunit Tn-C dari troponin akan menghasilkan lonjakan tenaga yg multipel pada miosin selama konsentrasi ion kalsium tetap lebih besar dari 1M sampai 5M.

Relaxasi Otot

Secara normal penghentian aktivitas kontrqaksi dan timbulnya keadaan relaksasi terjadi setelah menghilangmya rangsangan listrik pada mioneural junction. Membran sarkoplasma kembali pada potensial listrik istirahat (sekitar 60 mV lebih positip dibandingkan dengan luarnya), demikian juga dengan seluruh sistem tubuli T dan membran SR. Ion kalsium sakkoplasma dipompa kembali ke sisterna SR oleh pompa kalsium yang diaktifkan oleh ATP, yg merupakan salah satu protein utama di membrqan SR. Untuk setiap ATP yg terhidrolisis dilepaskan 2 ion kalsium dari sarkoplasma Tu lebih rendah 50 sampai 100kali dari KD untuk pengikatan kalsium pada Tn-C. Permukaan sisterna membran SR juga mengandung dalam jumlah besar glycoprotein yg desebut sebagai calsequestrin. Calsequestrin menikat kalsium sehingga konsentrasinya di sisterna akan berkurang dan mengarah pada akumulasi ion kalsium. Mitochondria mempunyai pompa kalsium yg aktif yg digerakkan oleh transport elektron yg membangkitykan potensial kemiosmotik. Pada keadaan aerobik pompa itu menggunakan energi dari transport elektron yg menyaring kalsium ke matriks mitokondria sebagai pendahulu untuk sintesis ATP.

Tetany dan Rigor Mortis


Tetani, merupakan suatu kondisi otot yg mengalami hiperkontraksi yg terjadi mengikuti suatu proses repetitif yg disebabkan stimulasi berkepanjangan, dan disebabkan oleh deplesi ATP atau senyawa ikatan fosfat energi tinggi lainnya, yg dapat mempertahankan kadar ATP. Senyawa itu termasuk nukleosida trifosfat lainnya seperti, kreatin fosfat (CP), dan ADP, sebagaimana diterakan pada persamaan berikut. NTP + ADP > NDP + ATP
kreatin kinase

CP + ADP > Creatine +ATP ADP + ADP > AMP + ATP Karena stimulasi tetanik meningkatkan kalsium sarkoplasma dan mendeplesi ATP. Hasil akhirnya berupa kontraksi otot yang sangat meningkat dengan kalsium yg terikat pada Tn-C dan tidak terdapat ATP untuk menyaring kalsium ke sisterna SR, atau untuk memecah jembatan aktomiosin.
Nukleosida difosfokinase

RIGOR MORTIS
Pada keadaan ini, mitokondria akan l memompa kalsium ke matriks mitokondria sehingga akan memindahkan kalsium yg terikat pada Tn-C, menutup binding site miosin pada filamen tipis dan menyebabkan otot untuk melangsungkan status flaccid. Ketiadaan ATP menyebabkan miosin tetap berada dalam keadaan berenergi rendah dengan hasil siklus stimulasi otot hanya terbatas untuk kontraksi yg terbatas dan otot dalam keadaan ini disebut mengalalmi kelelahan (fatigued). Saat kematian seluruh reaksi bergerak kearah keseimbangan (equilibrium). Yg pertama terjadi adalah terjadinya equilibrium ion-ion terhadap semua kompartemen dalam tubuh karena pompa mengalami kehilangan supply energi. Di otot hal ini mengakibatkan kebocoran calsium sisternal dan akstrasel ke sarkoplasma, hingga ion kalsium meningkat ke kadar sangat tinggi. Kalcium menginduksi perubahan konformasi pada kompleks troponin-tropomyosin, sehingga binding sites miosin terokspose pada filamen tipis. Akibatnya terjadi aktivitas kontrakstil yg tak terkontrol sehingga seluruh persediaan ATP habis dan akhirnya terjadi ikatan silang kompleks aktomiosin. Kekakuan otot yg langsung terjadi setelah kematian disebabkan terjadinya status ikatan silang antara filamen tipis dan filamen tebal dan disebut sebagai rigor mortis.

TERDAPAT PERBEDAAN PADA MEKANISME KONTRAKSI OTOT SKELET DAN OTOT POLOS. Pertama perbedaan terlihat bahwa otot polos tidak terdapat troponin , akan tetapi aktivitas kontraksinya tetap diatur oleh kadar kalsium sitoplasma.. Pada otot polos ditemukan protein pengikat yaitu Ca2+/calmodulin (CaCM) binding protein yg disebut caldesmon. Protein ini mengatur gerakan tropomiosin otot polos pada hidup matinya situs pengikatan miosin ke filamen tipis. Peningkatan kadar ion kalsium sitosol meningkatakan kadar CaCM yg selanjutnya mengikat caldesmon, dan memindahkannya dari situs pada filamen. Tropomyosin selanjutnya tampak merubah lokasinya pada lekukan helix pada F-actin, dan aktivitas actomyosin ATPase terstimulasi. Bila kalsium mengalami deplesi kompleks CaCM berdisosiasi; caldesmon dibebaskan dari kompleksnya dengan calmodulin dan berreasosiasi dengan filamen tipis.Aktivitas actomyosin ATPase selanjutnya dihambat. Caldesmon mengganti troponin sebagai regulator kalcium (CaCM)-dependent atau lokasi tropomyosin pada filamen tipis.

Otot Polos

(lamjutan ....) Perbedaan kedua antara otot polos dan otot skelet ialah bahwa otot polos mempunyai subunit myosin light-chain yg disebut p-light chain. P-light chain terdapat dalam bentukterfosforilasi atau non-fosforilasi, yg ditentukan oleh suatu protein CaCM-dependent yg disebut myosin light chain kinase (MLCK). Bila tidak terdapat CaCM ptpt polos akan tenang dasn kinase dalam keadaan inaktif.dan p-light chain tidak terfosforilasi. .Peningkatan kadar CaCM akan menginduksi aktivitas MLCK, menghasilkan fosforilasi plight chains dan dimulainya kontraksi. Fosforilasi p-light chain dan pemindahan caldesmon dari filamen tipis diperlukan untuk terjadinya kontraksi otot polos.

Diagram alur aktivitas enzim sewaktu kontraksi otot polos. Peningkatan ion kalsium otot menginduksi pembentukan Ca2+-calmodulin (CaCM) dan mengaktifkan filamen tipis dengan mengikat caldesmon ( Cald) dan membebaskan situs ikatan pada miosin dengan filamen tipis . CaCM juga mengikat dan mengaktifkan myosin light chain kinase (MCLK) yg akan memfosforilasi myosin p-light chain dan mengaktifkan actomyosin ATPase pada kepala miosin. Epinefrin yg terikat pada reseptor beta-adrenergik meningkatkan cAMP dan mengaktifkan xAMP dependent protein kinase (PKA) yg mengurangi afinitas MLCK terhadap CaCM dan memodulasi kekuatan kontraksi yg dibangkitkan oleh peningkatan ion kalsium sitosol.

Perolehan energi untuk kontraksi otot

Persarafan otot rangka


Otot dipersarafi oleh 2 serat saraf pendek : Saraf sensorik yang membawa impuls dari otot, terutama dari reseptor regangan khusus, gelondong otot Saraf motorik yang membawa impuls ke otot untuk memicu kontraksi otot Korpus sel dari sel-sel saraf motorik terdapat dalam kornu anterior substansia grisea dalam medula spinalis. Setiap sel saraf mempunyai serat utama atau akson yang bercabang untuk mempersarafi 50 sampai 200 serat otot. Semua korpus sel mempersarafi satu sel otot yang terletak berdekatan dalam medulla spinalis. Impuls saraf mencapai setiap serat otot kira-kira di bagian tegahnya, pada motor end plate. Datangnya impuls saraf ini menyebabkan simpanan asetilkolin dilepaskan dari motor end plate. Asetilkolin bekerja untuk memperkuat impuls saraf. Ini menyebabkan gelombang besar aktivitas listrik untuk menjalar sepanjang otot, menimbulkan perubahan yang menyebabkan otot berkontraksi. Kekuatan kontaksi tergantung pada jumlah serat-serat yang terstimulasi. Bila impuls berhenti maka otot rileks.

Struktur Otot Rangka


Motor end plates
merupakan tempat inervasi ujung-ujung saraf pada otot.

Motor end plates

Tulang Rawan (Kartilago)


Tulang rawan berkembang dari mesenkim membentuk sel yg disebut kondrosit. Kondrosit menempati rongga kecil (lakuna) di dalam matriks dgn substansi dasar seperti gel (berupa proteoglikans) yg basofilik. Kalsifikasi menyebabkan tulang rawan tumbuh menjadi tulang (keras).

Jenis Tulang Rawan


1. Hialin Cartilago : matriks mengandung seran kolagen; jenis yg paling banyak dijumpai.

2. Elastic Cartilago : serupa dg tl rawan hialin tetapi lebih banyak serat elastin yang mengumpul pada dinding lakuna yang mengelilingi kondrosit
3. Fibrokartilago: tidak pernah berdiri sendiri tetapi secara berangsur menyatu dengan tulang rawan hialin atau jaringan ikat fibrosa yang berdekatan.

Tulang
Bagian-bagian utama tulang rangka Tulang rangka orang dewasa terdiri atas 206 tulang. Tulang adalah jaringan hidup yang perlu akan suplai saraf dan darah. Tulang banyak mengandung bahan kristalin anorganik (terutama garam-garam kalsium) yang membuat tulang keras dan kaku, tetapi sepertiga dari bahan tersebut adalah jaringan fibrosa yang membuatnya kuat dan elastis.

Vaskularisasi, tulang
merupakan jaringan yang kaya akan vaskuler dengan total aliran darah sekitar 200 sampai 400 cc/menit. Setiap tulang memiliki arteri penyuplai darah yang membawa nutrient masuk didekat pertengahan tulang, kemudian bercabang ke atas dan ke bawah menjadi pembuluh-pembuluh darah mikroskopis. Pembuluh darah ini mensuplai cortex, marrow, dan system haverst.

Persarafan,
serabut syaraf sympathetic dan afferent (sensori) mempersyarafi tulang. Dilatasi kapiler darah dikontrol oleh syaraf symphatetic, sementara serabut syaraf afferent mentransmisikan rangsangan nyeri.

Perkembangan dan pertumbuhan tulang


Perkembangan dan pertumbuhan pada tulang panjang tipikal : Tulang didahului oleh model kartilago. Kolar periosteal dari tulang baru timbul mengelilingi model korpus. Kartilago dalam korpus ini mengalami kalsifikasi. Sel-sel kartilago mati dan meninggalkan ruang-ruang. Sarang lebah dari kartilago yang berdegenerasi dimasuka oleh sel-sel pembentuk tulang (osteoblast),oleh pembuluh darah, dan oleh selsel pengikis tulang (osteoklast). Tulang berada dalam lapisan tak teratur dalam bentuk kartilago.

Susunan kimia tulang : Senyawa anorganik Senyawa organik Senyawa anorganik : Yg terpenting Ca3(PO4) 2 _ merupakan kristal yg sangat keras tersusun dalam silinder hexagonal hidroksi apatit.

Senyawa organik tulang terdiri dari : Glikosaminoglikan GAG Protein terutama kolagen GAG : Heteropolisakarida dengan unit berulang polianion Struktur polimer berupa heliks atau gelombang Sangat higroskopis Kedua sifat polianion dan higroskopis menjadikannya sebagai peredam kejut Disintesis oleh sel tulang - osteoblas Kolagen : Ada dua asam amino khas pada kolagen yaitu OH-prolin dan OH-lisin Sintesis kolagen memerlukan oksigen dan vit C Disntesis oleh fibroblas

Pertumbuhan dan metabolisme tulang dipengaruhi oleh mineral dan hormone sebagai berikut :
Kalsium dan posfor, tulang mengandung 99% kalsium tubuh dan 90% posfor. Konsentrasi kalsium dan posfor dipelihara dalam hubungan terbalik. Sebagai contoh, apabila kadar kalsium tubuh meningkat maka kadar posfor akan berkurang.
Calcitonin, diproduksi oleh kelenjar typoid memilki aksi dalam menurunkan kadar kalsium serum jika sekresinya meningkat diatas normal. Vitamin D, penurunan vitamin D dalam tubuh dapat menyebabkan osteomalacia pada usia dewasa.

(lanjutan.....) Hormon paratiroid (PTH), saat kadar kalsium dalam serum menurun, sekresi hormone paratiroid akan meningkat dan menstimulasi tulang untuk meningkatkan aktivitas osteoplastic dan menyalurkan kalsium kedalam darah. Growth hormone (hormone pertumbuhan), bertanggung jawab dalam peningkatan panjang tulang dan penentuan jumlah matrik tulang yang dibentuk pada masa sebelum pubertas. Glukokortikoid, adrenal glukokortikoid mengatur metabolisme protein. Sex hormone, estrogen menstimulasi aktivitas osteobalstik dan menghambat peran hormone paratiroid. Ketika kadar estrogen menurun seperti pada saat menopause, wanita sangat rentan terhadap menurunnya kadar estrogen dengan konsekuensi langsung terhadap kehilangan masa tulang (osteoporosis). Androgen, seperti testosteron, meningkatkan anabolisme dan meningkatkan masa tulang.

You might also like