You are on page 1of 24

Pengoperasian sistem distribusi

Tolok ukur kinerja pengoperasian Sistem distribusi

Mutu listrik
Tegangan pelayanan Konsumen TM 5 % - 10 % Konsumen TR maksimum + 5 % dan minimum 10 %.

Frekuensi 1 % dari frekuensi standar 50 Hz

Pengoperasian sistem distribusi


Tolok ukur kinerja pengoperasian Sistem distribusi

Keandalan penyaluran tenaga listrik tinggi ( saidi dan saifi ) Keamanan dan keselamatan Biaya pengoperasian efisien Mempertahankan kepuasan pelanggan

Organisasi pengoperasian sistem distribusi


Wilayah dan kapasitas yang besar
komando pada piket pengatur yang berposisi di Kantor Induk, yang berkoordinasi dengan area pengatur distribusi yang disebut dengan dispatcher dan unit-unit pemakai beban yang berada di APJ / AJ dan pada tingkat yang paling bawah

Wilayah dan kapasitas yang Kecil


Piket pengatur di tingkat cabang, Piket di Gardu Induk dan Unit pemakai

Prosedur komunikasi.
Tata-tertib berkomunikasi :
1. Fasilitas telekomunikasi operasional hanya digunakan untuk menyampaikan berita operasional jaringan distribusi. 2. Tidak dibenarkan menyampaikan berita yang berbeda diluar tanggung jawab piket pelaksana / pengatur distribusi. 3. Tidak dibenarkan untuk bergurau / berbicara tidak sopan. 4. Setiap berita operasional harus ditulis dan diulang pembacaanya secara detail. 5. Penerima berita harus membaca ulang seluruh berita yang diterima. 6. Berita operasional diusahakan disampaikan secara langsung. 7. Semua insformasi yang diperlukan baik lisan /tertulis harus dicatat / direkam. 8. Setiap menyampaikan / menerima berita harus menyebut atau mencatat :
Nama dan indentitas penmgirim / penerima. Waktu dan tanggal menerima / menyampaikan insformasi

Prosedur Pengoperasian Sistem Distribusi


Jaringan baru Jaringan lama yang padam atau dipadamkan

Operasi Sistem
Kegiatan mengatur, membagi, memindahkan, dan menyalurkan tenaga listrik dari gardu induk, gardu distribusi sampai ke konsumen dilakukan oleh beberapa pihak yang dikoordinir oleh Pengatur Distribusi Alur tugas ditentukan prosedur tetap SOP Pengoperasian . Operasi pengaturan dibedakan keadaan normal dan keadaan gangguan Operasi pengaturan berdasarkan konfigurasi dan pola sistem distribusi

Pengaturan Operasi JTM di Gardu Induk Keadaan normal


1.

2. 3. 4. 5. 6. 7.
8. 9. 10. 11. 12. 13.

Pada pelaksanaan / pengeluaran PMT 150 & 70 kV dilaksanakan oleh Area / Pengatur Beban / Piket Pengawas secara RC ataupun operator GI Area berkonsultasi dengan Area Pengatur Distribusi ( APD ) Pengatur beban memutuskan sendiri Piket pengawas konsultasi dengan piket pimpinan Posisi normal PMT TM incoming dan trafo TT / TM dalam keadaan masuk. Posisi normal PMT feeder TM dalam keadaan masuk. APD / piket cabang melakukan pencatatan data operasional secara langsung atau dari display. APD menerima pemberitahuan perubahan keadaan jaringan di GI dari Area Pengaturam Beban / Piket Pengawas atau melalui printer atau display. Pemasukan / pengeluaran feeder TM dilaksanakan oleh Operator GI atas permintaan APD Pemasukan / pengeluaran PMT TM dari trafo TT / TM dilaksanakan oleh : APD bila dilengkapi RC sepengetahuan operator dan konsultasi dengan area, jika gagal oleh operator Operator GI atas permintaan APD Operator GI wajib bertanggung jawab untuk segera melaporkan semua pelaksanaan pengoperasian.

Pengaturan Operasi JTM di Gardu Induk Keadaan gangguan

APD menerima pemberitahuan keadaan GI dari area atau dari display Pengeluaran / pemasukan PMT TM trafo / incoming dilaksanakan oleh :
APD bila dilengkapi RC, sepengetahuan operator GI dan telah berkonsultasi dengan Area bila gagal oleh operator GI Operator GI atas permintaan APD

PMT PMT feeder khusus tidak dikeluarkan pada keadaan gangguan total Pengeluaran / pemasukan PMT feeder dilaksanakan oleh ; APD bila dilengkapi RC, sepengetahuan operator GI , bila gagal oelh operator GI Operator GI atas permintaan APD Operator GI wajib bertanggung jawab untuk segera melaporkan semua pelaksanaan pengoperasian

Pengaturan Operasi JTM sistem radial Keadaan Normal

Semua peralatan hubung dalam keadaan masuk. Koordinasi pengaman PMT, Reclosser dan Sectionalizer, fese Cut Out ( bila ada ) harus benar. Penampang penghantar perlu diperhitungkan dengan cermat

Pengaturan Operasi JTM sistem radial Keadaan Gangguan

Pemadaman pada sebagian jaringan tidak dapat dihindarkan. PTS atau saklar tiang , Fuse Cut Out , Jumper dapat dipakai untuk sarana melokalisir gangguan. Penormalan jaringan dilakukan setelah gangguan diperbaiki.

Pengaturan Operasi JTM lingkar / loop Keadaan Normal


1.
1. 2. 3. 4. 5.

Posisi normal jaringan disususn / ditetapkan berdasarkan : Beban, Jarak, Kemampuan penghantar, Tingkat urgensipenyaluran dan sebagai saluran cadangan. PMS tiang pada saluran utama dalam keadaan keluar / terbuka. PMS tiang pada saluran percabangan dalam keadaan masuk. APD menerima pemberitahuan perubahanpada jaringan dari operator lapangan PLN APJ / cabang. Pemasukan / pengeluaran PMS / PTS , PMT dan PMS gardu dilaksanakan oleh operator lapangan. Operator lapangan wajib dan bertanggung jawab untuk segera melaporkan pada APD atas pelaksanaan Pengaturan

Pengaturan Operasi JTM lingkar / loop Keadaan Gangguan


1. APD menerima pemberitahuan keadaan gangguan Penyulang / feeder dari : Indikasi keluarnya PMT dan bekerjanya Rele. Indikasi keluarnya secara tetap, dari kondisi Recloser section / tiang 2. Mengadakan pengusutan gangguan. 3. Mengadakan manuver jaringan 4. Penormalan jaringan dilakukan setelah gangguan diperbaiki

Pengaturan Operasi JTM sistem spindel Keadaan Normal


1. 2. Posisi jaringan di GH adalah : PMB / LBS seluruh penyulang / feeder kerja dalam keadaan keluar. PMB / LBS Express Feeder / Penyulang dalam keadaan masuk APD menerima pemberitahuan perubahan keadaan jaringan di GI dari : Operator lapangan Cabang / APJ. Melalui Printer / Disply Dispatcher APD.

3.
4. 5.

Pemasukan dan pengeluaran PMB / LBS dilaksanakan oleh : Operator lapangan Cabang / APJ atas permintaan APD. Apabila operator lapangan gagal, maka dlakukan oleh UPD
Posisi jaringan di gardu distribusi adalah : PMB / LBS incoming ( kearah GI ) Masuk. PMB / LBS out going (kearah GH) Masuk. Operator lapangan wajib dan bertangung jawab untuk segera melaporkan kepada APD.

Pengaturan Operasi JTM sistem spindel Keadaan Gangguan


1. 2. 3. 4. 5. 6. APD menerima pemberitahuan keadaan jaringan dari indikasi keluarnya PMT dan bekerjanya Rele. APD menetapkan Section gangguan pada Penyulang / Feeder, bila dilengkapi teleprocesing. Melokalisir gangguan berdasarkan section yang terganggu. Mengadakan manuver pada jaringan yang tidak terganggu. Mengadakan perbaikan gangguan oleh regu pemeliharaan Penormalan jaringan dilakukan setelah gangguan diperbaiki

Manuver jaringan distribusi


Manuver / Manipulasi jaringan adalah serangkaian kegiatan membuat modifikasi terhadap operasi normal dari jaringan akibat adanya gangguan / pekerjaan jaringan sehingga tetap tercapainya kondisi penyaluran tenaga listrik yang maksimal atau dengan kata lain yang lebih sederhana adalah mengurangi dareah pe

Manuver jaringan distribusi


Kegiatan yang dilakukan dalam manuver :
Memisahkan bagian-bagian jaringan yang semula terhubung dalam keadaan bertegangan / tidak bertegangan. Menghubungkan bagian-bagian jaringan yang terpisah menurut keadaan operasi normalnya dalam keadaan bertegangan / tidak bertegangan.

Peralatan Manuver pada pada jaringan sistem Radial SUTM


Pole Top Switch ( PTS ) Fuse Cut-Out ( FCO ) atau Cut- Out ( CO ) Pole Top Load Break Switch ( PT LBS Sectionalizer Recloser Automatic Vacum Switch ( AVS ),

Peralatan Manuver pada pada jaringan sistem Lingkar / loop SUTM


Peralatan manuver terletak pada ujungujung jaringan yang dapat dioperasikan lingkar, berupa PTS atau PT-L

Peralatan Manuver pada pada jaringan sistem Spindel SKTM


Peralatan manuver berupa LBS atau PMT yang berada pada Gardu- Hubung, Gardu-Tengah atau Gardu Distribusi. Dioperasikan secara manual di lokasi atau secara jarak jauh bila dilengkapi dfengan peraltan kontrol jarak jauh.

Persiapan manuver
Mengetahui keadaan operasi normal maupun darurat dari bagian jaringan yang mutakir. Mengetahu kemampuan seluruh peralatan yang terpasang pada jaringan. Mengikuti secara kronologis keadaan yang terjadi pada jaringan, manuver-manuver yang berlangsung. Mengetahui tata cara komunikasi dalam operasi jaringan. Mempersiapkan perlengkapan manuver : Perlengkapan pengaman. Peralatan kerja, K3 /K2, Alat ukur dan SOP. Sarana transportasi / kendaraan.

SOP / prosedur tetap dalam pelaksanaan manuver jaringan.


Manuver secara manual : mengirim petugas ketempat / lapangan. Manuver dengan control : dilakukan dari GH / gardu Induk. Manuver dangan control jarak jauh : dilakukan dari pusat control APD yang melayani daerah / area yang cukup luas.

Pemadaman
Akibat gangguan pada jaringan sehingga alat proteksi bekerja memutus jaringan. Gangguan hubung singkat di penghantar. Penghantar jaringan putus. Gangguan pada gardu distribusi. Pelepasan beban. Pemadaman direncanakan. Adanya pekerjaan pemeliharaan jaringan. Adanya pekerjaan perluasan jaringan.

OPTIMASI JARING DISTRIBUSI


Optimasi jaring distribusi adalah pengoperasian jaring distribusi yang paling menguntungkan, tetapi masih berada pada sistem yang di tetapkan, yaitu :
Daya terpasang tidak berlebihan. Beban tidak terlalu kecil. Rugi tegangan dan daya dalam batas-batas normal. Keandalan sistem distribusi menjadi prioritas. Keamanan terhadap lingkungannya terjaga. Secara ekonomismenguntungkan.

You might also like