You are on page 1of 40

FBS VII 2011-2012

PENGATURAN PERNAFASAN

pons medula

Pusat pengaturan pernafasan

Daerah ini dibagi menjadi 4 kelompok neuron utama, yaitu : 1. Kelompok pernafasan dorsal 2. Kelompok pernafasan ventral 3. Pusat pneumotaksik 4. Pusat Apneutik

Terletak di dalam nukleus traktus solitarius, terutama menyebabkan inspirasi. Pelepasan Sinyal Inspirasi Ritmis dari Kelompok Neuron Pernafasan Dorsal neuron-neuron inspirasi ini melepaskan muatan secara spontan impuls otototot inspirasi sehingga terjadi inspirasi. Apabila neuron inspirasi berhenti melepaskan ekspirasi

ditemukan di nukleus ambigus rostralis & nukleus kaudalis Neuron-neuron ini secara total hampir inaktif selama pernafasan tenang yang normal Neuron pernafasan ventral menyokong inspirasi maupun ekspirasi mekanisme pendorong bila dibutuhkan ventilasi paru yang lebih besar

Pusat Pneumotaksik
terletak disebelah

dorsal nukleus parabrankialis dari pons bagian atas menjalarkan sinyal ke area inspirasi fungsi pusat pneumotaksik yang utama adalah membatasi inspirasi

PUSAT APNEA
diduga kerjanya berkaiatan dengan pusat pneumotaksik pusat apnea sinyal ke kelompok neuron penafasan dorsal David Currie thn 2000, pusat apnea memfasilitasi inspirasi ketika ada gangguan pada medula dan pons membantu mengontrol respirasi

REFLEKS INFLASI HERINGBREUER

sinyal-sinyal refleks saraf yang berasal dari paru-patu untuk membantu mengatur pernafasan di bagian otot dinding bronkus dan bronkiolus Sinyal ini mempengaruhi inspirasi reseptor regang mengaktifkan respon umpan balik yang mematikan inspirasi dan dengan demikian menghentikan inspirasi selanjutnya

Irama pernapasan diatur oleh input dari kemoreseptor Kemoreseptor sensitif terhadap zat kimia yang utama adalah :
O2
CO2 H

PCO2 menjadi pengatur utama pernapasan

Kemoreseptor sentral :
Terletak di ventral medulla, bilateral, mempunyai sinap

ke pusat pernapasan Stimulus utama adalah konsentrasi H+ yang terkait dengan CO2 pada cairan serebrospinal

Kemoreseptor perifer
Terletak di Badan Karotis dan Badan Aorta dengan sel

Glomus sebagai sel kemosensitif Memonitor PO2, PCO2 dan pH, serta dapat dipacu oleh asam laktat

Meskipun H+, stimulus utama, namun karena ion ini impermeabel oleh sawar darah-otak, sedangkan CO2 sangat mudah melewati sawar. Sehingga, peningkatan CO2 darah arteri lebih berperan dalam memacu kemoreseptor sentral dibandingkan H+ Pada cairan serebrospinal yang membasahi kemoreseptor CO2 segera bereaksi :
CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3-

CO2 Konsentrasi H+ Kemoreseptor terpacu Memacu pusat respirasi Stimulasi otot pernapasan Kontraksi otot pernapasan Ventilasi CO2 turun kembali menjadi normal

Peningkatan CO2 dalam cairan serebrospinal lebih cepat memacu kemoreseptor dibandingkan dalam cairan interstisial, karena sistem dapar lebih rendah, sehingga cepat diubah jadi H+ Kemoreseptor sentral lebih sensitif H+ daripada kemoreseptor perifer Kemoreseptor perifer mendeteksi perubahan sementara dan cepat, sedangkan kemoreseptor sentral berperan dalam steady state peningkatan ventilasi

Peningkatan konsentrasi CO2 lebih cepat menyebabkan ventilasi alveolus. PCO2 normal 35-60mmHg Perubahan pH relatif kecil merubah ventilasi. pH normal :7,3-7,5 PO2 harus turun dibawah 60mmHg untuk dapat memacu kemoreseptor perifer dan memacu peningkatan ventilasi. PO2 normal 100mmg (saturasi Hb 98%)

Carotid Body Bilateral pada percabangan arteri karotid komunis Aortic body terletak sepanjang arcus aorta (sebagian kecil pada arteri di bagian thoraks dan abdomen)

Mentransmisikan sinyal saraf ke pusat respirasi di otak dan membantu meregulasi aktifitas respirasi Mendapat suplai darah spesial dari arteri trunk (aliran darah 20x beratnya) Oksigen yang dipindahkan hampir tidak ada terekspose oleh arteri saja menunjukkan pO2 arteri

Kemoreseptor ini bekerja untuk mendeteksi perubahan kadar oksigen dalam darah, berespon sedikit terhadap perubahan karbondioksida dan hidrogen Kemoreseptor ini terstimulasi kuat ketika tekanan PO2 sekitar 30-60mmHg Glomus Penurunan O2 yang besar depresi respirasi

Tidak dipengaruhi oleh kandungan/saturasi Oksigen misalnya kasus anemia, keracunan CO tidak terjadi stimulasi respirasi kematian karena pengiriman oksigen yang kurang ke jaringan Peningkatan CO2 dan H+ stimulasi kemoreseptor aktifitas respirasi

Efek CO2 dan H efek di sentral lebih kuat (7X) Khusus CO2 efek di perifer lebih cepat (5X) mis pada onset olahraga PCO2 menstimulasi secara refleks pusat respirasi ventilasi meningkat eliminasi CO2 ditingkatkan PCO2 turun ventilasi turun akumulasi CO2 sebagai hasil metabolisme

CO2 melewati sawar darah otak

CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3Konsentrasi H+ stimulasi pusat respirasi Peningkatan PCO2 >(70-80 mmHg) awal terjadi peningkatan ventilasi depresi neuron respirasi (juga asidosis metabolik)

H+ tidak bisa menembus sawar darah otak tapi lewat CO2 Efeknya terhadap stimulasi sentral sangat kuat Diperifer ventilasi tanpa berhubungan dengan PCO2 misal pada DM peningkatan asam non karbonat ventilasi meningkat

Kontrol respirasi volunter Untuk periode waktu yang singkat hiperventilasi atau hipoventilasi perubahan PCO2, pH dan PO2 darah

Epitel trakea, bronki dan bronkiolus disuplai oleh akhiran saraf sensoris (pulmonary irritant receptor) yang distimulasi oleh stimulus mekanik, debu yang terhisap, udara dingin, gas berbahaya dan asap rokok. adaptasi cepat ketika distimulasi secara kontinyu Impulsnya dihantarkan melalui serabut bermielin pada N. Vagus. Stimulasi batuk dan bersin, atau konstriksi bronkial pada asma dan emfisema

Receptor iritan pada bronki yang lebih perifer tidak sensitif terhadap iritan mekanik, tetapi sensitif terhadap stimulus kimia bronkokonstriksi dan hiperpnea Reseptor iritan juga sensitive terhadap histamine dan berhubungan dengan respon bronkokonstriksi pada penderita asma

Juxta-capillary receptor atau receptor J merupakan akhiran saraf sensorik pada dinding alveolar yaitu pada daerah yang sangat dekat dengan kapiler pulmonal distimulasi ketika kapiler pulmonal menjadi terisioleh darah atau ketika terjadi edema pulmonal pada gagal jantung kongestif sebagai respon terhadap akumulasi cairan interstitial di parenkim paru Impuls mencapai N.Vagus melalui slowly conducting nonmyelinated fiber pernapasan cepat dan dangkal

berperan dalam sensasi dispnea dan pernapasan cepat dan dangkal pada pasien dengan interstitial lung disease dan left ventricular heart failure, dispnea karena olahraga sensasi tercekik atau tekanan pada leher atau thoraks bagian atas Stimulasi kuat menyebabkan batuk kering.

***

You might also like