You are on page 1of 33

PEMBIMBING:

dr. Harie Soedjono, Sp.M



Oleh:
Dede Dwi Putra
Ririn Agustin
Violerien Ufizta Sultan

LAPORAN KASUS
Keratokonjungtivitis vernalis
Identitas

Nama Lengkap : An. IM.
Jenis Kelamin : Laki laki
Umur : 9 tahun
Alamat : Kp. Kaum Kidul
No.RM : A230322
Tgl masuk RS : 24 Februari 2014

Anamnesis

Keluhan Utama : Mata kiri dan
kanan merah sejak 1minggu SMRS

RPS : Pasien datang ke poli mata RS dengan
keluhan mata kiri dan kanan merah sejak 1 minggu
SMRS. Keluhan muncul hilang timbul sejak kurang
lebih 1 tahun yang lalu. Selain itu disertai dengan
gatal, sedikit berair dan terkadang terdapat belek
yang berwarna keputihan dan agak kental pada
kedua mata. 4 bulan yang lalu pasien mengeluh
pandangan agak buram. Mata kanan lebih buram
daripada yang kiri. Pasien menggunakan
kacamata sejak 4 bulan yang lalu. Kadang2
pasien merasa kedua mata panas. Tidak ada
benjolan, tidak ada rasa mengganjal, tidak ada
nyeri, tidak ada demam. Pasien mempunyai
R/alergi udara panas dan debu.
RPD : Pasien mengeluh seperti ini
hilang timbul sejak 1 tahun yang lalu.
RPK : Tidak ada yang mengalami
sakit mata pada keluarga
Riwayat Lingkungan : Tidak ada
yang mengalami sakit mata
R.Alergi : Alergi udara panas dan
debu sejak kecil berupa gatal-gatal.

Riwayat Pengobatan : Pasien
memberi obat tetes mata
R.Psikososial : Pasien sehari-hari duduk
di bangku sekolah dan bermain
bersama teman teman di lingkungan
rumah.

STATUS OFTAMOLOGI
PEMERIKSAAN VISUS
OD : 5/30
OS : 5/15 F
OD OS
Orthoforia Kedudukan Bola Mata Orthoforia
Baik kesegala arah Pergerakan Bola Mata Baik ke segala arah
Udem (-)
hiperemis (-), nyeri tekan (-),
Pseudoptosis (+)
Palpebra Superior Udem ( -),
hiperemis (-), nyeri tekan (-)
Udem (-),
hiperemis (-), nyeri tekan (-)
Palpebra Inferior Udem (-),
hiperemis (-), nyeri tekan ()
Hiperemis (+) papil(-),folikel (-
)
Konjungtiva Tarsalis Superior Hiperemis (-), papil(-),folikel
(-)
Injeksi siliar (-),injeksi
konjungtiva (+),
Konjungtiva Bulbi Injeksi siliar (-),injeksi
konjungtiva (+),
Hiperemis (-),
papil(-),folikel (-)
Konjungtiva Tarsalis Inferior Hiperemis (-),
papil(-),folikel(-)
Jernih, ulkus (-) Kornea Jernih, ulkus (-), lesi putih(+)
Sedang, hifema (-),
hipopion (-)
COA Sedang, hifema (-),
hipopion (-)
Cokelat Iris Cokelat
Bulat isokor, refleks
cahaya direk & indirek (+)
Pupil Bulat isokor, refleks
cahaya direk & indirek (+)
Jernih Lensa Jernih
Tidak dapat di evaluasi Vitreous Humor Tidak dapat di evaluasi
Tidak dilakukan Funduskopi Tidak dilakukan
Resume
Seorang anak usia 9 tahun datang ke poli
mata RS dengan keluhan mata kiri dan kanan
merah sejak 1 minggu SMRS. Keluhan muncul
hilang timbul sejak kurang lebih 1 tahun yang
lalu. Selain itu disertai dengan gatal, sedikit
berair dan terkadang terdapat belek yang
berwarna keputihan dan agak kental pada
kedua mata. 4 bulan yang lalu pasien
mengeluh pandangan agak buram. Mata
kanan lebih buram daripada yang kiri. Pasien
menggunakan kacamata sejak 4 bulan yang
lalu.

Pada pemeriksaan oftalmikus
didapatkan :
OD : 5/30
OS : 5/15 F
Konjungtiva bulbi OD OS : tampak injeksi
konjungtiva
Konjungtiva Tarsal superior OD tampak
hiperemis.
Pseudoptosis (+) OD
Lesi keputihan di bagian tepi kornea (+) OS

Diagnosa kerja
Keratokonjungtivitis vernalis
Prognosis ad bonam

Penatalaksanaan

Antihistamin (CTM 2x1 tab) 1 tab=4mg.
Antibiotik tetes mata 4-5 kali/hari
selama 3 5 hari
Steroid topikal
Edukasi :
Jangan mengucek mata dan kompres
Menggunakan kaca mata
Istirahat

Tinjauan pustaka
Anatomi Konjungtiva
Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :
Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus,
konjungtiva tarsal sukar digerakkan dari
tarsus.
Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan
mudah digerakkan dari sclera di
bawahnya.
Konjungtiva fornises atau forniks
konjungtiva yang merupakan tempat
peralihan konjungtiva tarsal dengan
konjungtiva bulbi.

Gambar 2. Bagian-
Bagian Konjungtiva
1

(1) Limbus (perbatasan
konjungtiva dan
kornea),
(2) Konjungtiva bulbi,
(3) Konjungtiva forniks,
(4) konjungtivia tarsal,
(5) pungtum lakrimalis,
(6) margin konjungtiva
(perbatasan konjungtiva
dengan kelopak mata,
dimana epitel mulai
mengalami keratinisasi.

Anatomi kornea
Keratonjungtivitis vernalis adalah
inflamasi konjungtiva dan kornea
musiman akibat reaksi hipersensitivitas
(tipe I dan IV) yang mengenai kedua
mata dan bersifat rekuren.
Keratokonjungtivitis

Epidemiologi

Keratokonjungtivitis vernal paling sering diderita
oleh anak-anak sampai pada masa pubertas
dan berlangsung selama 5-10 tahun. Penyakit ini
banyak terdapat terutama pada anak laki-laki
dari pada perempuan dengan usia terbanyak
pada 8-12 tahun. Penderita biasanya memiliki
riwayat atopi.
Keratokonjungtivitis lebih sering di daerah beriklim
sedang daripada di daerah dingin.
Peyakit ini hampir selalu lebih parah selama
musim semi, musim panas, dan musim gugur di
Negara dengan 4 musim. Pada Negara-negara
dengan iklim tropis, penyakit ini dapat terjadi
sepanjang tahun
Patofisiologi
Kondisi peradangan akibat reaksi
alergi biasanya mempengaruhi
permukaan bola mata seperti
konjungtiva, daerah limbus, kornea,
dan kelopak mata. Saat alergen
masuk ke mata (seperti debu, serbuk
sari bunga, dll), terjadi rekasi
hipersensitifitas, dalam hal ini yang
terjadi adalah reaksi sensitifitas tipe I
dan IV.

Reaksi hipersensistifitas tipe I
Peningkatan jumlah sel mast
yang mengalami degranulasi
dan peningkatan level
triptase, histamin, dan IgE
Pengaktifan histaminase
yang rendah juga berperan
terhadap terjadinya reaksi
peradangan akibat
menurunnya penghancuran
histamin
peningkatan jumlah sel
goblet konjungtiva yang
berefek pada peningkatan
produksi mukus

Reaksi hipersensitifitas tipe IV
Eosinofil tidak umum
dijumpai pada
konjungtiva, namum
pada
keratokonjungtivitis
vernalis ditemukan isolasi
eosinofil pada lipatan
konjungtiva dan bintik
Trantas
Eosinofil menyebabkan
granulasi protein yang
bisa menyebabkan
ulserasi kornea dalam
derajat alergi yang parah
serta pada beberapa
kasus terlihat
menunjukkan hubungan
dengan terjadinya
keratopati
Gejala Klinis
Penurunan
visus (+)
Tipe tipe keratokonjungtivitis
vernalis
Tipe palpebra
Tipe limbus
Horner-trantas dots
Tipe palpebra
Cobble stones
Tipe Limbus
Tatalaksana

Pada kasus ringan biasanya berhasil diterapi dengan
pemberian antihistamin topikal
Klimatoterapi seperti penggunaan pendingin ruangan
atau memindahkan pasien ke ruanagn yang bersuhu
lebih dingin diketahui dapat memperbaiki kondisi
pasien.
Pasien dengan derajat keparahan penyakit ringan-
sedang, mungkin dapat berespon dengan pengobatan
menggunakan mast-cell stabilizer topikal.
Pada pasien-pasien yang mengalami eksaserbasi
musiman, obat tetes mata tersebut harus mulai
diberikan setidaknya 2 minggu berdasarkan onset
penyakit yang biasanya terjadi.
Pasien dengan penyakit yang menahun juga dapat
ditatalaksana menggunakan mast-cell stabilizer topikal.

Pada kasus-kasus keratokonjungtivitis vernalis yang berat
mungkin membutuhkan kortikosteroid topical atau
imunomodulator topical seperti cyclosporine.
Kortikosteroid topical digunakan pada frekuensi yang
relative tinggi (contohnya setiap 2 jam) selama 5-7 hari
lalu secara bertahap dosis dikurangi.
Penggunaan kortokosteroid yang kurang poten tetapi
mudah larut, seperti dexamethasone phosphate, lebih
disarankan. Pasien dan keluarga pasien harus diberitahu
mengenai bahaya dari efek penggunaan kortikosteroid
topikal jangka panjang.
Pemakaian terapi anti inflamasi sistemik pada kasus-
kasus keratokonjungtivitis vernalis berat sudah
dilaporkan. Akan tetapi penggunaannya hanya untuk
beberapa kasus yang dianggap sangat berat
Pada kasus yang lebih berat,
penggunaan obat-obat sistemik
dapat disarankan. Pemberian steroid
sistemik seperti prednisolone asetat,
prednisolone fosfat, atau
deksamethason fosfat 23 tablet 4 kali
sehari selama 12 minggu diketahui
cukup membantu dalam meredakan
inflamasi
Edukasi
Pasien disarankan untuk tidak menggososk-gosok
mata.
Penderita dengan keratokonjungtivitis yang menahun
juga disarankan untuk menghindari daerah berangin
kencang untuk mencegah masuknya sari serbuk
bunga yang menjadi alergen.
Untuk meredakan peradangan dan mengurangi
nyeri juga dapat disarankan kompres air dingin pada
mata yang mengalami peradangan.
Penggunaan air mata buatan juga dapat
membantu memberikan rasa nyaman pada mata
yang mengalami peradangan, juga dapat
membantu menghalau alergen yang masuk ke mata
Terimakasih

You might also like