You are on page 1of 16

Nama Kelompok :

1. Aziz Fadillah
2. Difqy Ernanda
3. Joshua Laksamana
4. Radhityo Ari Prabowo
5. Yazid Busthami

Kelas : XI IPA 1

Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Sel gamet
terdiri dari gamet jantan (spermatozoa) yang dihasilkan di testis dan gamet betina
(ovum) yang dihasilkan di ovarium. Terdapat dua jenis proses pembelahan sel
yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis yaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2
anakan tetapi tidak terjadi reduksi kromosom contoh apabila ada sel tubuh kita
yang rusak maka akan terjadi proses penggantian dengan sel baru melalui proses
pembelahan mitosis, sedangkan pembelahan meiosis yaitu pembelahan sel dari
induk menjadi 2 anakan dengan adanya reduksi kromosom, contohnya
pembelahan sel kelamin atau gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi
manusia. Pada pembelahan mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah
kromosomnya sama persis dengan sel induk yang bersifat diploid (2n) yaitu 23
pasang/ 46 kromosom, sedangkan pada meiosis jumlah kromosom pada sel baru
hanya bersifat haploid (n) yaitu 23 kromosom. Gametogenesis terdiri 4 tahap :
perbanyakan, pertumbuhan, pematangan dan perubahan bentuk. Gametogenesis
ada dua yaitu spermatogenesis dan oogenesis.

1. Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa (tunggal :
spermatozoon) yang terjadi di organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya
di tubulus seminiferus. Sel spermatozoa, disingkat sperma yang bersifat haploid
(n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses kompleks. Spermatogenesis
mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan
diferensiasi sel. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian
disimpan dalam epididimis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel
germinal yang disebut spermatogonia (jamak). Spermatogonia terletak di dua
sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia
berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk
sperma.
2. Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam
ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur
yang disebut oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur pada
manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus
perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang
bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan. Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan
oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer
membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan
miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya
mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian
setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit
melanjutkan pembelahan miosis I. hasil pembelahan tersebut berupa
dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel
berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan
mengalami pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan
membelah menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut
ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan polar sekunder.
Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga
diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan
lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub
mengalami degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum .
1 Proses Pematangan Ovum. Sebelum ovum dapat dibuahi itu harus menjalani
proses pematangan atau pematangan. Hal ini terjadi sebelumnya atau segera
setelah keluar dari kantong, dan pada dasarnya terdiri dari pembagian yang tidak
setara ovum terlebih dahulu menjadi dua dan kemudian menjadi empat sel. Tiga
dari empat sel kecil, tidak mampu pengembangan lebih lanjut, dan ini disebut
badan kutub atau polocytes, sementara keempat besar, dan merupakan sel telur
matang. Proses pematangan belum diamati dalam sel telur manusia, tetapi telah
dengan hati-hati belajar di ovum dari beberapa hewan yang lebih rendah, yang
deskripsi berikut berlaku. Hal ini ditunjukkan bahwa jumlah kromosom yang
ditemukan dalam inti adalah konstan untuk semua sel-sel hewan dari spesies
tertentu, dan bahwa dalam manusia jumlahnya mungkin dua puluh empat. Ini
tidak hanya berlaku pada sel somatik tetapi ovum primitif dan keturunan mereka.
Untuk tujuan ilustrasi proses pematangan suatu spesies dapat diambil di mana
jumlah kromosom nuklir adalah empat. Jika ovum dari diamati seperti pada awal
proses pematangan akan terlihat bahwa jumlah dari kromosom ternyata
berkurang menjadi dua. Namun dalam kenyataannya, jumlahnya dua kali lipat,
karena masing-masing kromosom terdiri dari empat butir dikelompokkan untuk
membentuk suatu tetrad. Selama metafase setiap tetrad dyads terbagi menjadi
dua, yang sama-sama didistribusikan antara dua inti sel yang dibentuk oleh
pembagian pertama ovum. Salah satu sel yang hampir sama besar dengan telur
asli, dan disebut oosit sekunder, yang lain kecil, dan disebut badan polar pertama.
Oosit sekunder sekarang mengalami subdivisi, dimana setiap angka dua dan
berkontribusi membagi satu kromosom ke inti masing-masing dari dua sel yang
dihasilkan.
2. Proses Pematangan Sperma Setiap bulan, testis memprosuksi 10-30
juta sel sperma. Sebelum menjadi sel-sel sperma yang matang, harus
melalui proses beberapa tahap. Tahap pertama merupakan
pengembangan sel kelamin awal sel sperma atau disebut
spermatogonium. Tahap kedua, menjadi sel kelamin spermatosit primer
dalam dinding tubulus semeniferous di testis. Selanjutnya, sel eklamin
spermatosit primer akan menjadi spermatoist sekunder lalu masing-
masing membelah lagi dan berkembang menjadi spermatid atau yang
disebut sel sperma muda. Tahap akhir adalah spermatid menjadi sperma
matang (spermatozoa) yang siap untuk membuahi. Kelima tahap proses
pemetangan sel sperma ini yang disebut spermatogenesis. Untuk
mencapai kematangan penuh, yaitu spermatogonium sampai
spermatozoa membutuhkan waktu 60-70 jam. Proses pematangan sel
sperma juga melalui beberapa organ reproduksinya. Sel sperma yang
baru terbentuk dalam testis akan berjalan melalui saluran mani (tubulus
seminiferous) menuju epididimis yang terletak di belakang testis. Di
dalam epidodimis, sel sperma disimpan dan akan berkembang.
Selanjutnya dari epididimis bergabung membentuk satu saluran mani
(vas deferens). Saluran ini yang akan menghubungkan epididimis dengan
kelenjar prostat. Di sini sel sperma bercampur dengan cairan mani yang
berkumpul pada sebuah tempat yang disebut ampula. Dari ampula
menuju duktus ejakulatorius yang bermuara pada pangkal saluran
kencing (uretra). Pada keadaan ini sel mani siap dipancarkan (ejakulasi)
Jika tudak digunakan sel-sel sperma akan kembali diserap oleh tubuh
atau si pria akan mangalami mimpi basah. Sebaliknya, jika terjadi
ejakulasi, sel-sel sperma tersebut akan keluar melalui vans deferens dan
bercampur dengan air mani. Sel-sel sperma akan habis jika terjadi 3-4
kali ejakulasi selama 12 jam. Tiga hari kemudian, epididimis akan terisi
kembali.
Fase Pra ovulasi / Follikuler.
Fase ini terjadi pada hari ke 5 s/d 15. Hormon yang berperan
adalah gonadotrophin releasing hormone ( GnRH ) yang
disekresikan oleh hipotalamus. GnRH akan merangsang hipofisis
anterior untuk mensekresikan FSH [ Follikel Stimulating Hormon ]
yang akan merangsang pertumbuhan folikel pada ovarium. Pada
fase ini hanya satu folikel yang tumbuh menjadi sebuah sel telur
[ ovum ]. Follikel akan mensekresi hormone esterogen.

Fase Ovulasi / ovulatoir
Fase ini terjadi pada hari ke-15.
Meningkatnya kadar esterogen yang disekresi follikel pada fase
pra ovulasi mengakibatkan kadar FSH turun sehingga
menyebabkan hipotalamus mensekresi GnRH yang akan
merangsang hipofisis anterior mensekresi Luteinizing hormone [
LH ] yang akan mendorong pemasakan folikel sehingga sel telur
dibebaskan.



Fase pasca ovulasi
Fase ini terjadi pada hari ke -15 hingga ke-28.
Follikel yang telah melepaskan telur akan mengalami perubahan
menjadi korpus luteum. Korpus luteum akan mensekresi
hormone progesterone yang berfungsi memelihara
endometerium.

Fase menstruasi
Terjadi pada hari ke-29.
Fase ini akan terjadi jika ovum yang dibebaskan oleh folikel tidak
terbuahi oleh spermatozoid, di mana korpus luteum meluruh
menjadi korpus albikans. Korpus albikans akan mensekresi
esterogen. Sekresi esterogen menyebabkan progesterone
menurun jumlahnya. Dengan menurunnya kadar progesterone
maka dinding endometerium meluruh bersma-sama dengan
ovum. Maka terjadilah menstruasi / perdarahan.

NB : Fase menstruasi tidak akan terjadi jika ovum terbuahi oleh
sperma, sebab jika terjadi pembuahan maka korpus luteum akan
mensekresikan hormone Human Chorionic Gonadotropin [ HCG ]
dan lama siklus mentruasi adalah berbeda-beda antara wanita
satu dengan wanita lainnya. Apa yang dijelaskan di atas adalah
sesuatu yang sifatnya umum

Proses Kelahiran proses persalinan terbagi ke dalam empat tahap, yaitu :

kala I Tahap Pembukaan
In partu (partus mulai) ditandai dengan lendir bercampur darah, karena serviks
mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah
kapiler sekitar karnalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan
terbuka. Pada kala ini terbagi atas dua fase yaitu:
Fase Laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai pembukaan 3
cm
Fase aktif: yang terbagi atas 3 subfase yaitu akselerasi, steady dan deselerasi
Kala I adalah tahap terlama, berlangsung 12-14 jam untuk kehamilan pertama dan
6-10 jam untuk kehamilan berikutnya. Pada tahap ini mulut rahim akan menjadi
tipis dan terbuka karena adanya kontraksi rahim secara berkala untuk mendorong
bayi ke jalan lahir. Pada setiap kontraksi rahim, bayi akan semakin terdorong ke
bawah sehingga menyebabkan pembukaan jalan lahir. Kala I persalinan di sebut
lengkap ketika pembukaan jalan lahir menjadi 10 cm, yang berarti pembukaan
sempurna dan bayi siap keluar dari rahim.
Masa transisi ini menjadi masa yang paling sangat sulit bagi ibu. Menjelang
berakhirnya kala I, pembukaan jalan lahir sudah hampir sempurna. Kontraksi yang
terjadi akan semakin sering dan semakin kuat. Anda mungkin mengalami rasa
sakit yang hebat, kebanyakan wanita yang pernah mengalami masa inilah yang
merasakan masa yang paling berat. Anda akan merasakan datangnya rasa mulas
yang sangat hebat dan terasa seperti ada tekanan yang sangat besar ke arah
bawah, seperti ingin buang air besar.
Menjelang akhir kala pertama, kontraksi semakin sering dan kuat, dan bila
pembukaan jalan lahir sudah 10 cm berarti bayi siap dilahirkan dan proses
persalinan memasuki kala II.


Kala II Tahap Pengeluaran Bayi
Pada kala pengeluaran janin, rasa mulas terkordinir, kuat,
cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala
janin turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara
reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Anda merasa
seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka.
Pada waku mengedan, kepala janin mulai kelihatan, vulva
(bagian luar vagina) membuka dan perineum (daerah
antara anus-vagina) meregang. Dengan mengedan
terpimpin, akan lahirlah kepala diikuti oleh seluruh badan
janin.
Ibu akan merasakan tekanan yang kuat di daerah
perineum. Daerah perineum bersifa elastis, tapi bila
dokter/bidan memperkirakan perlu dilakukan
pengguntingan di daerah perineum (episiotomi), maka
tindakan ini akan dilakukan dengan tujuan mencegah
perobekan paksa daerah perineum akibat tekanan bayi.



Kala III Tahap Pengeluaran Plasenta
Dimulai setelah bayi lahir, dan plasenta akan keluar dengan
sendirinya. Proses melahirkan plasenta berlangsung antara 5-30
menit. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah
kira-kira 100-200 cc. Dengan adanya kontraksi rahim, plasenta
akan terlepas. Setelah itu dokter/bidan akan memeriksa apakah
plasenta sudah terlepas dari dinding rahim. Setelah itu barulah
dokter/bidan membersihkan segalanya termasuk memberikan
jahitan bila tindakan episiotomi dilakukan.

Kala IV Tahap Pengawasan
Tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan
terhadap bahaya perdarahan. Pengawasan ini dilakukan selam
kurang lebih dua jam. Dalam tahap ini ibu masih mengeluarkan
darah dari vagina, tapi tidak banyak, yang berasal dari pembuluh
darah yang ada di dinding rahim tempat terlepasnya plasenta,
dan setelah beberapa hari anda akan mengeluarkan cairan
sedikit darah yang disebut lokia yang berasal dari sisa-sisa
jaringan. Pada beberapa keadaan, pengeluaran darah setelah
proses kelahiran menjadi banyak. Ini disebabkan beberapa faktor
seperti lemahnya kontraksi atau tidak berkontraksi otot-otot
rahim. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan sehingga jika
perdarahan semakin hebat, dapat dilakukan tindakan
secepatnya.

1. Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi
hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas,
impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi
hormon.
2. Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen
ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon
human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga,
dilakukan pembedahan.

3. Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air
kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis,
Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
4. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat yang sering disertai dengan peradangan pada uretra.
Gejalanya berupa pembengkakan yang dapat menghambat uretra sehingga timbul rasa nyeri
bila buang air kecil. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan
bakteri.

5. Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme
penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
6. Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada
pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.

7. Anorkidisme
Anorkidisme adalah penyakit dimana testis hanya bejumlah satu atau tidak ada sama sekali.

8. Hyperthropic prostat
Hyperthropic prostat adalah pembesaran kelenjar prostat yang biasanya terjadi pada usia-usia
lebih dari 50 tahun. Penyebabnya belum jelas diketahui.
9. Hernia inguinalis
Hernia merupakan protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding
rongga yang bersangkutan.
10. Kanker prostat
Gejala kanker prostat mirip dengan hyperthropic prostat. Menimbulkan banyak kematian pada
pria usia lanjut.
11. Kanker testis
Kanker testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar), yang bisa
menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum (kantung
zakar).
12. Impotensi
Impotensi yaitu ketidakmampuan ereksi ataupun mempertahankan ereksi penis pada pada
hubungan kelamin yang normal.
13. Infertilitas (kemandulan)
Yaitu ketidakmampuan menghasilkan ketururan. Infertilitas dapat disebabkan faktor di pihak
pria maupun pihak wanita. Pada pria infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan
mengfertilisasi ovum. Hal ini dapat disebabkan oleh:
- Gangguan spermatogenesis, misalnya karena testis terkena sinar radio aktif, terkena racun,
infeksi, atau gangguan hormon
- Tersumbatnya saluran sperma
- Jumlah sperma yang disalurkan terlalu sedikit
14. Gangguan menstruasi
Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore primer dan
amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun
dengan atau tanpa perkembangan seksual. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya
menstruasi selama 3 6 bulan atau lebih pada orang yang tengah mengalami siklus
menstruasi.
15. Kanker vagina
Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi yang
diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain dengan kemoterapi dan bedah
laser.

16. Kanker serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh
lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus,
oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.
17. Kanker ovarium
Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada
panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan
vagina abnormal. Penanganan dapat dilakukan dengan pembedahan dan
kemoterapi.
18. Kanker rahim
Kanker rahim (uterus) atau yang sebenarnya adalah kanker jaringan endometrium
adalah kanker yang sering terjadi di endometrium, tempat dimana janin tumbuh,
sering terjadi pada wanita usia 60-70 tahun.
19. Kanker payudara
Yaitu tumor yang bersifat ganas. Kanker payudara banyak terdapat pada wanita
yang telah menopause. Pengobatannya dengan operasi, sinar radio aktif, dan
obat-obatan.
20. Fibroadenoma
Yaitu tumor yang bersifat jinak. Gejalanya berupa benjolan kenyal pada payudara.
Pengobatannya dengan operasi.
21. Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar
uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus,
misalnya di paru-paru. Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa
sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat
menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan
pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser.
22. Infeksi vagina
Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina
menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan
kelamin, terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau bakteri
23 Syphilis
Syphilis ialah penyakit menular yang disebabkan oleh suatu bakteri berbentuk spiral yaitu
Treponema pallidum. Penyakit ini dapat menyerang berbagai organ dalam tubuh, dapat
ditularkan melalui hubungan seksual atau badaniah yang intim (misalnya ciuman), melalui
transfusi darah, serta melalui plasenta dari ibu ke bayinya.
24. Gonorrhoea
Gonorrhoea ialah suatu penyakit akut yang menyerang selaput lendir dari uretra, serviks,
rectum, kadang-kadang mata. Penyakit ini disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae.
25. Herpes Simplex Genitalis
Merupakan gangguan pada bagian luar kelamin berupa gelembung-gelembung berisi cairan.
Gelembung air diakibatkan karena infeksi virus Herpes (HSV2). Gejalanya dapat berupa demam
dan menimbulkan sensasi perih bila tersentuh. Bila menginfeksi sampai bagian dalam organ
intim wanita, virus ini bisa menyebabkan nyeri sendi hingga rasa pegal di area pinggang.
Pengobatan penyakit ini dengan obat antivirus. Pencegahannya dilakukan dengan menjaga
daerah organ intim agar tidak terlalu lembap dan tetap bersih.
26. Penyempitan Saluran Telur/ Oviduck
Kelainan ini merupakan faktor bawaan, tetapi adapula yang disebabkan karena infeksi kuman
tertentu. Saluran oviduk yang sempit akan membuat sperma sulit untuk menjangkau bagian
dalam saluran tersebut, sehingga menyebabkan pembuahan sulit terjadi.
27. Gonorhoe (Kencing Nanah)
Merupakan penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit
kelamin ini bisa menular melalui seks bebas. Gejalanya adalah keluar cairan berwarna putih,
rasa nyeri pada saat buang air kecil, pada pria mulut uretra bengkak dan agak merah.
28. Hamil Anggur (Mola Hidalidosa)
Merupakan suatu kehamilan yang tidak berisi janin, tetapi berisi gelembung-gelembung mola
dan bekuan darah. Hamil anggur dapat menyebabkan kesakitan atau kematian karena
pendarahan, tembusnya dinding rahim oleh proses mola dan infeksi.
29. HIV (AIDS)
Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga dalam waktu yang
lama, penderita tidak memiliki sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita dapat terbunuh
oleh infeksi penyakit ringan, seperti flu atau tifus.

You might also like