You are on page 1of 29

PRINSIP-PRINSIP DASAR

PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP

Dosen
Aria Herjon
Dosen Fakultas Hukum UMSB
PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP
• Upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan
untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup
dan mencegah terjadinya pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup yang meliputi
• perencanaan,
• pemanfaatan,
• pengendalian,
• pemeliharaan,
• pengawasan, dan
• penegakan hukum.
Hakekat terpenting
Pengelolaan LH
• Upaya terpadu, karena persoalan lingkungan tidak bisa
dilaksanakan secara sektoral dan tidak mengenal wilayah
administratif.
• Pelestarian fungsi lingkungan hidup --- memelihara daya
dukung dan daya tampung lingkungan
– Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan
hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup
lain, dan keseimbangan antarkeduanya.
– Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan
hidup untuk menyerap zat, energi, atau komponen lain yang
masuk atau dimasukkan ke dalamnya.
Asas Perlindungan dan
Pengelolaan LH
Asas Tanggung Jawab Negara
• negara menjamin pemanfaatan sumber daya alam
akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
bagi kesejahteraan dan mutu hidup rakyat, baik
generasi masa kini maupun generasi masa depan.
• negara menjamin hak warga negara atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat.
• negara mencegah dilakukannya kegiatan
pemanfaatan sumber daya alam yang
menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup.
asas kelestarian dan beberlanjutan”
• setiap orang memikul kewajiban dan
tanggung jawab terhadap generasi
mendatang dan terhadap sesamanya
dalam satu generasi dengan
melakukan upaya pelestarian daya
dukung ekosistem dan memperbaiki
kualitas lingkungan hidup.
asas keserasian dan keseimbangan.
• pemanfaatan lingkungan hidup harus
memperhatikan berbagai aspek seperti
kepentingan ekonomi, sosial, budaya, dan
perlindungan serta pelestarian ekosistem
asas keterpaduan.
• perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup dilakukan dengan memadukan
berbagai unsur atau menyinergikan
berbagai komponen terkait.
asas manfaat.
• segala usaha atau kegiatan pembangunan yang
dilaksanakan disesuaikan dengan potensi sumber daya
alam dan lingkungan hidup untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan harkat manusia selaras
dengan lingkungannya.
asas kehati-hatian.
• bahwa ketidakpastian mengenai dampak suatu usaha
atau kegiatan karena keterbatasan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi bukan merupakan alasan
untuk menunda langkah-langkah meminimalisasi atau
menghindari ancaman terhadap pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup.
asas keadilan
• perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
harus mencerminkan keadilan secara proporsional
bagi setiap warga negara, baik lintas daerah, lintas
generasi, maupun lintas gender.
asas ekoregion.
• perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
harus memperhatikan karakteristik sumber daya
alam, ekosistem, kondisi geografis, budaya
masyarakat setempat, dan kearifan lokal.
• asas keanekaragaman hayati:
• bahwa perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup harus memperhatikan upaya
terpadu untuk mempertahankan keberadaan,
keragaman, dan keberlanjutan sumber daya
alam hayati yang terdiri atas sumber daya
alam nabati dan sumber daya alam hewani
yang bersama dengan unsur nonhayati di
sekitarnya secara keseluruhan membentuk
ekosistem.
asas pencemar membayar
• bahwa setiap penanggung jawab yang usaha
dan kegiatannya menimbulkan pencemaran
atau kerusakan lingkungan hidup wajib
menanggung biaya pemulihan lingkungan
• asas partisipatif
• setiap anggota masyarakat didorong untuk
berperan aktif dalam proses pengambilan
keputusan dan pelaksanaan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup, baik secara
langsung maupun tidak langsung
asas kearifan lokal:
• dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup harus memperhatikan
nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata
kehidupan masyarakat
asas tata kelola pemerintahan yang baik
• adalah bahwa perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup dijiwai oleh
prinsip partisipasi, transparansi,
akuntabilitas, efisiensi, dan keadilan
• asas otonomi daerah
• Pemerintah dan pemerintah daerah
mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan di bidang
perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup dengan
memperhatikan kekhususan dan
keragaman daerah dalam bingkai
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tujuan Pengelolaan LH
• Untuk mewujudkan pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan hidup dalam rangka
pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan
masyarakat Indonesia seluruhnya
yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa
Sasaran Pengelolaan LH
• Tercapainya keselarasan, keserasian,
dan keseimbangan antara manusia
dan lingkungan hidup
• Terwujudnya manusia Indonesia
sebagai insan lingkungan hidup yang
memiliki sikap dan tindak melindungi
dan membina lingkungan hidup
• Terjaminnya kepentingan generasi
masa kini dan generasi mendatang
Lanjutan sasaran…
• Tercapainya kelestarian fungsi
lingkungan hidup
• Terkendalinya pemanfaatan sumber
daya secara bijaksana
• Terlindunginya Negara Kesatuan RI
terhadap dampak usaha dan/atau
kegiatan di luar wilayah negara yang
menyebabkan pencemaran dan/atau
perusakan Lingkungan Hidup
HAK dalam PENGELOLAAN
LH
• Hak yang sama atas lingkungan
hidup yang baik dan sehat (Pasal 5
ayat (1) UULH)
• Hak atas informasi lingkungan hidup
(Pasal 5 ayat (2) UULH)
• Hak untuk berperan dalam
pengelolaan lingkungan hidup (Pasal
5 ayat (3) UULH)
KEWAJIBAN PENGELOLAAN
LH
• Kewajiban memelihara kelestarian fungsi LH serta
mencegah dan menanggulangi pencemaran dan
perusakan LH (Pasal 6 ayat (1)
• Penanggung jawab usaha/kegiatan berkewajiban
memberikan informasi yang benar dan akurat
mengenai pengelolaan LH
• Penanggung jawab usaha/kegiatan wajib
melakukan pengelolaan limbah hasil usaha
dan/atau kegiatan
• Penanggung jawab usaha/kegiatan wajib
melakukan pengelolaan B3
Lanjutan kewajiban…
• Penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan wajib memenuhi
permintaan petugas pengawas
sewaktu petugas pengawas tersebut
melaksanakan tugas pengawasan
pada tempat usaha dan/atau
kegiatan yang dipimpinnya (Pasal 24
ayat (2) UU No. 23/1997)
PERANSERTA MASYARAKAT
• Artikel 164 Deklarasi Johannesburg 2002
menegaskan kembali komitmen perlunya
peranserta masyarakat
• Pasal 5 ayat (3) UU No. 23 / 1997
• Peranserta masyarakat dapat terlaksana,
jika didahului adanya optimalisasi
penggunaan hak atas informasi LH
• Bandingkan “konsep Inspraak” di Belanda
Dasar Pemikiran Perlunya
Peranserta Masyarakat menurut
Prof. Koesnadi
• Memberi informasi kepada pemerintah
• Meningkatka kesediaan masyarakat
untuk menerima keputusan
• Membantu perlindungan hukum
• Mendemokratisasikan pengambilan
keputusan
(mengakomodir pandangan Lothar
Gundling)
Pasal 5 ayat (3) perlu dihubungkan
dengan Pasal 7 UU No. 23/ 1997
• Kesempatan yang sama dan seluas-luasnya
untuk berperan dalam pengelolaan LH
• Dilaksanakan dengan cara:
1) Meningkatkan kemandirian, keberdayaan
masyarakat dan kemitraan
2) Menumbuhkembangkan kemampuan dan
kepeloporan masyarakat
3) Menumbuhkan ketanggapsegeraan masyarakat
4) Memberikan saran dan pendapat
5) Menyampaikan informasi dan/atau
menyampaikan laporan
Syarat-syarat agar peranserta
masyarakat berdayaguna &
berhasilguna
• Pemimpin eksekutif yang terbuka
• Peraturan yang akomodatif
• Masyarakat yang sadar lingkungan
• LSM yang tanggap
• Informasi yang tepat
• Keterpaduan
KEWENANGAN &
KELEMBAGAAN LINGKUNGAN
HIDUP
• Kewenangan melakukan pengelolaan LH
bersumber dari Pasal 33 ayat (1) UUD
1945 : “Bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan sebesar-
besarnya untuk kemakmuran rakyat”
• Konsekuensinya memuat prinsip “hak
menguasai negara”
• Pelaksanaannya dilakukan oleh
“pemerintah”
Kewenangan Pengelolaan LH di
tingkat Pusat
• Kewenangan di tingkat pusat dinyatakan
dalam Pasal 8 s.d 13 UU No. 23/1997
• Konsekuensi dari wewenangnya,
menimbulkan kewajiban bagi pemerintah
• Perhatikan nilai-nilai agama, adat istiadat
& nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat
• Prinsip keterpaduan mutlak diwujudkan
dalam kebijaksanaan nasional dari
berbagai aspek
Kelembagaan Pengelolaan LH di
tingkat Pusat
• Pada awalnya dilaksanakan Menteri PPLH
pada tahun 1978
• Perkembangan berikutnya oleh Menteri
KLH, kemudian Menteri LH
• Tahun 1990 dibentuk BAPEDAL (Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup)
yang membantu secara teknis tugas-tugas
Menteri LH berdasarkan Keppres No.
23/1990
• Tahun 2002 BAPEDAL dilebur ke dalam
Kementerian LH berdasarkan Keppres No.
2 dan 4 Tahun 2002.
Kewenangan Pengelolaan LH
di Daerah
• Pasal 12 UU No. 23 Tahun 1997 ---
penerapan asas dekonsentrasi dan
mede bewind
• Pasal 13 ayat (1) huruf j dan Pasal 14
ayat (1) huruf J UU No. 32 Tahun
2004, urusan lingkungan hidup
merupakan urusan yang wajib
dilaksanakan oleh Daerah ---
penerepan asas Desentralisasi
Kelembagaan Pengelolaan LH di
Daerah
• Pengelolaan LH di Daerah pada dasarnya menjadi
tanggung jawab KDH
• Pelaksananya dilaksanakan instansi Badan atau Dinas,
bahkan ada yang berbentuk Kantor Contoh BAPEDALDA
Propinsi Sumbar, Bapedalda Kota Padang, Bapedalda Kab.
Dharmasraya, Kantor LH Kota Padang Panjang
• Di beberapa daerah lain ditemui kelembagaan LH
digabungkan dengan urusan sektoral, misal Dinas LH dan
Pertambangan di Kabupaten Solok, Solok Selatan,
Pasaman
• Bahkan ada di daerah lain pengelolaan LH berada dalam
struktur Sekretariat Daerah, misal pada Pemkot
Bukittinggi, Kab. 50 Kota, Tanah Datar, Payakumbuh, Kab.
Kerinci Jambi
Standar Pelayanan Minimal urusan
LH di Daerah
• Pelayanan perlindungan sumber air
• Pelayanan pencegahan pencemaran air
• Pelayanan pemulihan pencemaran air pada
sumber air
• Pelayanan pencegahan pencemaran udara
• Pelayanan pencegahan dan penanggulangan
dampak lingkungan akibat sampah
• Pelayanan tindak lanjut laporan masyarakat
akibat pencemaran dan atau kerusakan
lingkungan
Kuis PB III
9. Hak asasi lingkungan sangat penting dalam hukum lingkungan
Indonesia, karena :
(A) Semua negara anggota PBB meratifikasi Deklarasi Stockholm
1972.
(B) Dasar mengajukan gugatan dan/atau tuntutan atas
pencemaran dan perusakan lingkungan
(C) Jawaban (A) dan (B) Salah
(D) Jawaban (A) dan (B) Benar

10. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup


diperlukan dalam hal :
(A) Meningkatkan pengambilan keputusan oleh pemerintah;
(B) Agar tidak terjadinya fait accompli
(C) Jawaban (A) dan (B) Salah (D) Jawaban (A) dan
(B) Benar

You might also like