You are on page 1of 45

OLEH : SUCI ANGGRAENI,S.

Kep,Ns

PERSALINAN
Menurut Manuaba (2002) adalah proses

pengeluaran hasil konsepsi(janin dan uri)


yang telah cukup bulan atau dapat hidup
di luar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan atau
tanpa bantuan.

TEORI PERSALINAN
Teori penurunan progesteron
Teori oksitosin
Teori peregangan otot rahim
Teori janin
Teori prostaglandin

TEORI PENURUNAN
PROGESTERON

Selama kehamilan, hormone Estrogen dan progesteron


kedua hormon akan mengatur konsentrasi oksitosin
dalam uterus sehingga uterus tidak berkontraksi. Ketika
proses persalinan dimulai progesteron menurun,
sehingga yang dominan estrogen. Hormon Estrogen
akan memfasilitasi terjadinya kontraksi uterus.

TEORI OKSITOSIN

Oksitosin menstimulasi kontraksi uterus dengan aksi


langsungnya pada miomertium dan secara secara tidak
langsung meningkatkan prostaglandin pada desidua
basalis. Pada uterus akan terjadi peningkatan sensitif
oksitosin pada akhir kehamilan.

TEORI PEREGANGAN OTOT


RAHIM

Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan maka


bertambah meregang pula otot-otot rahim,. Otot rahim
ini mempunyai batas optimal untuk meregang dengan
matangnya kehamilan, akhirnya setelah optimal otot ini
berusaha untuk mengeluarkan hasil konsepsi dengan
berkontraksi pada proses persalinan.

TEORI JANIN

Dalam glan adrenal fetal memproduksi sekret


kortikosteroid yang akan memacu mekanisme pimpinan
persalinan, dikeluarkan setelah fetal itu metur. Fetal
steroid ini akan menstimulasi pelepasan prekursor
prostaglandin sehingga merangsang kontraksi uterus.

TEORI PROSTAGLANDIN

Prostaglandin mempunyai kemampuan efektif untuk


merangsang kontraksi uterus pada beberapa fase
kehamilan. Diproduksi oleh desidua uterus, tali pusat
dan amnion.

TANDA TANDA PERMULAAN


PERSALINAN
Lightening / dropping / settling
Perut tampak melebar fundus turun
Sering miksi atau sulit berkemih
Sakit di pinggang dan di perut
Serviks mulai lembek dan mendatar
False labor pains
Bloody show

TANDA TANDA INPARTU


His persalinan
Pengeluaran lender bercampur darah
Kadang kadang ketuban pecah dengan sendirinya
Hasil pemeriksaan dalam (VT) menunjukkan

terjadinya perlunakan, pendataran dan pembukaan


serviks

PERBEDAAN FALSE LABOR


PAINS DENGAN LABOR PAINS
FALSE LABOR PAINS

LABOR PAINS

Rasa nyeri ringan di bagian


bawah

Pinggang terasa sakit dan


menjalar ke depan

Datangnya tidak teratur

Teratur

Durasi pendek

Durasi makin pendek dan


semakin kuat

Tidak bertambah dengan aktivitas Dengan beraktivitas kekuatan


makin bertambah
Tidak ada perubahan serviks

Terjadi perubahan serviks

FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERSALINAN
a.Passage (Jalan Lahir)
b.Power.
Dua kekuatan yang berpengaruh selama proses
persalinan yaitu kontraksi uterus dan kemampuan ibu
untuk mengejan.
c.Passenger (faktor janin)
1).Sikap
2).Letak
3).Presentasi janin
4).Posisi janin

SIKAP

LETAK

PRESENTASI

d.Psyche
Keadaan psikis mempengaruhi proses persalinan.
Cara mengatasinya adalah dengan cara
memberikan nasehat dan motivasi.
e.Faktor penolong
Kompetensi tenaga kesehatan yang menolong
persalinan sangat bermanfaat bagi kelancaran
proses persalinan dan mencegah kematian maternal
neonatal.

TAHAP PERSALINAN

KALA I (PEMBUKAAN)
Kala satu persalinan dimulai saat munculnya kontraksi uterus

yang teratur sampai pembukaan serviks lengkap (10cm).


a.Fase laten
Terjadi saat uterus mulai berkontraksi sampai
pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan kontraksi
terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10 menit
selama 40 detik.
b.Fase aktif
Dimulai jika pembukaan serviks lebih dari 4 cm sampai
pembukaan lengkap. Pada fase aktif kontraksi uterus akan
meningkat secara bertahap (3 kali atau lebih dalam 10 menit)

PARTOGRAF

Alat untuk memantau kemajuan persalinan dan

membantu petugas kesehatan dalam mengambil


keputusan dalam pelaksanaan. Partograf dimulai
pada pembukaan 4 cm (fase aktif).
Hal-hal yang dicatat dalam partograf antara lain:
1).Denyut Jantung Janin (DJJ), catat setiap 1 jam.
2).Air ketuban
Catat warna air ketuban setiap melakukan
pemeriksaan vagina:
U: selaput utuh, J: selaput pecah, air ketuban
jernih, M: air ketuban bercampur mekoneum, D: air
ketuban bernoda darah, K: tidak ada cairan ketuban
atau kering.

3).Perubahan bentuk kepala janin (molding): 0:


sutura terpisah, 1: sutura bersesuaian, 2: sutura
tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki, 3: sutura
tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki.
4).Pembukaan mulut serviks
dinilai setiap setiap 4 jam dan diberi tanda
silang.
5).Penurunan
6).Waktu/jam

7).Kontraksi, catat setiap setengah jam.Tiap-tiap


kontraksi dalam hitungan detik: <20 detik, 20-40
detik, > 40 detik selama 10 menit
8).Oksitosin dan obat-obatan yang diberikan
9).Nadi, catat setiap 30-60 menit
10).Tekanan darah, catat setiap 4 jam dan tandai
dengan anak panah
11).Proein, aseton, dan volume urin, catat setiap
kali ibu berkemih

KALA II (PENGELUARAN)
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan

pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan


sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di
vulva dengan diameter 5-6 cm sampai bayi lahir.

MEKANISME PERSALINAN
Engagement
Descent
Fleksi
Rotasi internal

- putar paksi dalam:di dlm panggul terjadi


moulage kepala janin
Ekstensi
- hipomochlion: uuk dibwh simpisis
- berturut lahir : uub, dahi, muka, dagu

Rotasi eksterna

- putar Paksi luar


Ekspulsi

- cara melahirkan :
a.bahu depan
b.bahu blkng
c.seluruh bdn & ektrimitas

KALA III (URI)


Kala III terjadi setelah lahirnya bayi sampai dengan

lahirnya plasenta. Penatalaksanaan aktif kala III


(pengeluaran aktif plasenta) membantu
menghindarkan terjadinya perdarahan
pascapersalinan. Penatalaksanaannya meliputi:
a.Pemberian oksitosi dengan segera
b.Pengendalian tarikan pada tali pusat
c.Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir.

KALA IV (PENGAWASAN)
Dua jam pertama setelah persalinan.
Penanganan:

a.Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama


dan setiap 20-30 menit selama jam kedua.
b.Periksa tekanan, nadi, kantung kemih, perdarahan
setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30
menit pada jam kedua.
c.Anjurkan ibu untuk minum untuk mencegah
dehidrasi.
d.Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu
yang bersih dan kering.

e.Biarkan ibu beristirahat, bantu ibu pada posisi


nyaman.
f. Biarkan bayi pada ibu untuk meningkatkan
hubungan ibu dan bayi.
g.Pemberian ASI/inisiasi menyusui dini
h. Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam
persalinan.
i. Ajari ibu atau anggota keluarga tentang: bagaimana
memeriksa fundus dan memasage fundus.

ASUHAN
KEPERAWATAN

Persalinan Fase Laten


Pengkajian :
Pemeriksaan Vagina :Kaji dilatasi serviks, posisi
dan presentasi
Kaji status membran amnion
Perawat harus memastikan bahwa membran
amnion utuh karena :
- Persalinan harus segera dilakukan setelah
terjadi ruptur membran bila kehamilan sudah
aterm
Evaluasi pola kontraksi uterus
Intensitas kontraksi dapat dideteksi dengan
meraba pada fundus pada saat kontraksi
berlangsung

Lakukan pengkajian fisik

Temperatur & respirasi cenderung normal, tetapi bila


ada peningkatan > 37,2 C, maka pernafasan & respirasi
akan meningkat juga, dimonitor minimal tiap 4 jam
Evaluasi janin
Perkiraan tanggal kelahiran, kehamilan dikatakan aterm
pada usia 38 42 minggu
TFU dihubungkan dengan usia kehamilan
Membedakan posisi fetus dengan palpasi abdomen
Mendengarkan DJJ

Diagnosa Keperawatan Yang mungkin muncul


Risiko tinggi infeksi b.d ruptur membran prematur
Nyeri b.d kontraksi uterus
Kecemasan b.d tidak familiar terhadap kondisi RS
Ketakutan b.d perkembangan persalinan & kelahiran
Koping individu tidak efektif b.d kurangnya support
sistem

Persiapan fisik :
Penerimaan pasien di ruang bersalin
Pengkajian secara umum riwayat kehamilan &
persalinan
Persiapan daerah perineal
Enema atau ibu dipersilahkan BAB dulu
Intervensi :
- Membantu ibu untuk memilih posisi melahirkan
- Manajemen kontraksi
- Teknik pernafasan
- Intake makanan & cairan

Persalinan Fase Aktif


Ibu harus berkonsentrasi pada teknik
pernafasannya & membutuhkan seseorang yang
mensupportnya
Posisi yang nyaman
Membantu mengelap dahi dengan kain basah
Asistensi untuk pemberian analgetik
Pengkajian : Kaji status fisik & emosi, Kaji dilatasi
servik, membran amnion, pola kontraksi, Kaji
respon klien & keluarga terhadap persalinan

Diagnosa Keperawatan Yang mungkin muncul


Risiko tinggi infeksi b.d KPD
Nyeri b.d kontraksi uterus
Kecemasan b.d Kurang pengetahuan tentang
proses persalinan
Fatigue b.d panjangnya waktu persalinan
Koping individu tidak efektif b.d panjangnya waktu
persalinan
Gangguan perfusi jaringan b.d posisi ibu selama
proses persalinan
Defisit perawatan diri b.d penurunan energi & nyeri
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d kurangnya intake selama persalinan

Rencana Keperawatan
- Memberikan nutrisi & hidrasi
- Membantu eliminasi
- Memberikan support emosional
- Memfasilitasi koping yang efektif
- Meningkatkan rasa nyaman
- Merubah posisi
- Membantu melakukan self care

Persalinan Fase Transisi


Pengkajian :
Dilatasi servik
Status emosi
BAB
Respirasi, mual & muntah

Diagnosa Keperawatan Yang mungkin muncul


Nyeri b.d kontraksi uterus, tekanan pada bagian
presentasi
Takut b.d sensasi pada masa transisi & proses
persalinan lama
Pola nafas tidak efektif b.d kebutuhan fisiologis

Rencana Keperawatan :
- Mengontrol waktu meneran
- Meningkatkan rasa nyaman
- Memberikan support emosi
- Mencegah terjadinya hiperventilasi
- Memonitor kemungkinan terjadinya komplikasi

MANAJEMEN NYERI
Nyeri dalam persalinan bersifat fisiologis.
Beberapa penyebab terjadinya nyeri persalinan

antara lain :
1).Adanya dilatasi serviks dan segmen bawah rahim
sehingga terjadi peregangan dari otot otot halus
yang akan memberikan rangsangan nyeri vesceral.
2).Adanya tahanan yang berlawanan, tarikans erta
perlukaan pada jaringan otot maupun ligamen.

Beberapa managemen non farmakologik yang bisa

dilakukan untuk mengatasi nyeri antara lain :


1.Perubahan posisi ibu
2.Pijatan ringan
3.Distraksi
4.Tehnik nafas dalam

KEBUTUHAN DASAR IBU


BERSALIN

PERSALINAN

You might also like