Professional Documents
Culture Documents
YUELSA FEBRIYANTI
NPM.110170073
PEMBIMBING:
dr. Sri Indras T.S
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
HIPERMETROPI
DEFINISI
Hipermetropi
GAMBARAN
HIPERMETROPI
ANATOMI MATA
Mata terdiri dari suatu lapisan luar keras yang transparan dianterior (kornea) dan
opak di posterior (skelera). Sambungan antara keduanya disebut limbus.
FISIOLOGI MATA
Cahaya
Mata
PERSARAPAN PADA
MATA
Dipersarafi oleh 4 macam N. kranialis yaitu:
N II (N. Optikus) : S, Penglihatan.
N III (N. Okulomotorius) : M, mengangkat palpebra
superior, memutar bola mata, mengecikan pupil dan
akomodasi.
N IV (N. Trochlearis) : M, Pergerakan bola mata ke
bawah.
N VI (N. abdusens) : M, Pergerakan mata ke lateral.
ETIOLOGI HIPERMETROPI
Hipermetrop dapat disebabkan oleh :
Hipermetropia
aksial.
Hipermetropia kurvatur.
Hipermetropia refraktif.
GEJALA HIPERMETROPI
Kabur
KLASIFIKASI
Hipermetropia diklasifikasikan sebagai berikut :
Hipermetropia
manifes .
Hipermetropia amsolut.
Hipermetropia fakultatif.
Hipermetropia laten.
Hipermetropia total.
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan
yaitu :
Secara subyektif
Dalam hal ini penderita aktif menyatakan
lebih tegas atau lebih kabur huruf-huruf pada
kartu uji snellen, baik cara coba-coba atau
pengabutan (fogging).
Pemeriksaan
obyektif
Dengan menggunakan alat-alat tertentu,
ditentukan keadaan refraksi tanpa menanya
pasien. Cara ini baik digunakan pada pasien
yang kurang kooperatif dan anak-anak. Alat
ini dapat juga dipakai untuk menilai ada atau
tidaknya kekeruhan media dan ada tidaknya
astigmatisme.
PENANGANAN
Penggunaan
kacamata
Pemakaian lensa kontak
PENGOBATAN
Pengobatan
KESIMPULAN
SARAN