Professional Documents
Culture Documents
GINEKOLOGI
dr. Glondong Suprapto, SpOG
PENDAHULUAN
Pengertian
A.
Perdarahan
Perdarahan
Abortus
Abortus
insipien
insipien
Abortus
Abortus
Mola
Mola hidatosa
hidatosa
Abortus
Abortus
inkomplet
inkomplet
Missed
Missed
abortion
abortion
Menoragia
Menoragia
Robekan
Robekan
forniks
forniks
posterior
posterior
Trauma
Trauma genital
genital
Proses
Proses
keganasan
keganasan
Nyeri
Nyeri
KET
KET
Torsi
Torsi kista
kista
Ruptur
Ruptur kista
kista
Retensi
Retensi urin
urin
Ruptur
Ruptur
tuboovarial
tuboovarial
abses
abses
Sepsis
Abortus
provokatus
kriminalis
Tuboovarial
abses pecah
Kecelakaan
Laparoskopi
Perforasi
rahim
Kuldoskopi
Dehisensi
keluhan utama
riwayat menarche
riwayat haid
riwayat kontrasepsi
adanya kelainan perdarahan
penyakit-penyakit menahun
penyakit-penyakit endokrin
stress
d
r
e
P
n
a
h
ara
1. ABORTUS INKOMPLET
Definisi :
Abortus inklompet adalah pengeluaran sebagian
hasil konsepsi sebelum mencapai usia 20 minggu
Pathofisiologi :
terjadinya abortus adalah secara spontan yang
disebabkan oleh beberapa faktor.
Etiologi :
1. faktor genetic
2. kelainan anatomi
3. Infeksi
4. faktor immunologi
5. kelainan endokrin
6. idiopatik
Diagnosa :
Adanya perdarahan per vaginam yang disertai jaringan plasenta yang disertai
rasa mules
adanya riwayat amenorrhea
tes kehamilan positif
Pemeriksaan ginekologis :
portio terbuka
teraba jaringan atau sisa plasenta di OUE
rahim lebih kecil dari umur kehamilan
dari hasil USG tampak jaringan di rongga rahim dimana GS tidak ada atau
pecah
Penanganan :
Prinsip menghentikan perdarahan:
- perbaikan KU penderita
- infus NaCl, RL
- periksa lab (Hb, AL, Hct, golongan darah, CT, BT)
- evakuasi kavum uteri bila Hb lebih dari 10 gr %
- transfusi bila Hb kurang dari 10 gr
- uterotonika bila perut (methergin 1 ampul)
2. ABORTUS INSIPIENS
a.
b.
c.
d.
Definisi
: Adalah abortus yang sedang bedangsung.
Patofisiologi : Sama dengan abortus inkomplet
Etiologi
: Sama dengan abortus inkomplet
Diagnosa:
a. Perdarahan per vaginam; encer yang disertai dengan adanya
rasa mules oleh karena adanya kontraksi otot rahim.
b. Adanya riwayat amenorrhoe
c. Tes kehamilan positif
d. Perneriksaan ginekologis:
a)
b)
c)
Pemeriksaan USG
Rahim sesuai umur kehamilan, GS positif
e. Penanganan:
1.
2.
Perbaiki KU
3.
4.
3. MISSED ABORTION
a.
Definisi :
Retensi produk kehamilan dalam waktu lebih dari 8 minggu setelah
janin mati
b.
c.
Diagnosa:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
d. Penanganan:
Pada missed abortion perlu diperiksa kadar
fibrinogen karena sering disertai adanya
hipofibrinogenemia yang dapat menyebabkan
DIC.
1.
2.
3.
4. MOLA HIDATIDOSA
a. Definisi :
Adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar di mana tidak
seluruh atau sebagian villi choriales mengalami degenerasi hidropik dengan
atau tanpa janin.
b. Patofisiologi :
1. Teori missed abortion
2. Teori neoplasma
c. Etiologi :
belum diketahui secara pasti , diduga disebabkan defisiensi nutrisi asam
folat
d. Diagnosa:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
e. Penanganan:
1. Pada mola hidatidosa dapat terjadi perdarahan yang hebat maka sebelum evakuasi
perlu disiapkan darah minimal 2 kolf
2. 12 jam sebelum dilakukan evakuasi dipasang laminaria
3. Kuretase mola bisa dengan suction curettage atau dengan sendok kuret biasa yang
besar dan tumpul
4. Kuretase ulangan atau kedua dilakukan 7 - 10 hari kemudian
5. Follow up tiap 2 minggu sekali dengan memeriksa titer kadar HCG, hingga kadar HCG
negatif dalam 3 minggu berturut-turut, kemudian tiap 1 bulan sekali hingga kadar HCG
negatif dalam 3 bulan berturut-turut
6. Bila selama masa follow up terjadi peningkatan kadar HCG atau menetap berarti
prognosa buruk dirujuk
5. MENORRHAGI
a.
Definisi:
Adalah perdarahan haid yang banyak dan atau berlangsung lebih dari 1 minggu.
Metrorrhagi adalah perdarahan diantara 2 siklus haid yang banyak
b.
c.
Gangguan hormonal
Tumor uterus (myorna uteri)
Polip servix
Polip endometrium
Erosi portio yang berat
Proses kegananasan
Kelainan hematologi
Diagnosa:
1.
2.
3.
4.
5.
d. Penanganan:
1.
2.
3.
4.
Pada perdarahan per vaginam non organik yang berat diberikan estrogen
dosis tinggi yaitu conjugated estrogen 25 - 40 mg IV tiap 6 jam atau tablet oral
2,5 mg tiap 6 jam. Apabila perdarahan dapat dikontrol dilanjutkan dengan
pemberian progesteron oral untuk setiap hari
5.
Pada penyebab perdarahan oleh karena kelainan organik tetapi sesuai dengan
kelainannya.
A. CA SERVIKS
a.
Diagnosa:
1.
Kontak bleeding, kadang terjadi perdarahan yang hebat yang dapat mengancam
jiwa penderita.
2.
Pada perneriksaan ginekologi portio berubah menjadi masa tumor seperti
kembang kol, rapuh, mudah berdarah.
3.
Dinding vagina dan dinding panggul kaku bila sudah terinfiltrasi masa tumor.
4.
Biopsi dan pemeriksaan PA.
b. Penanganan:
Perbaikan KU penderita
2.
3.
4.
B. CHORIO CARSINOMA
a.
Pengertian :
Merupakan tumor ganas yang berasal dari trofoblas yang merusak stroma uteri
dengan akibat perdarahan dan nekrose jaringan
b.
Asal :
c.
Diagnosa:
1.
2.
3.
d.
Penanganan:
1.
2.
3.
4.
t
u
k
A
i
r
Nye
t
u
r
Pe
h
a
w
Ba
1. KET AKUT.
a.
Pengertian
Kehamilan ektopik yang mengalami gangguan (abortus atau robek) dari tempat
implantasi di luar rongga rahim.
b.
Patofisiologi
Proses implantasi ovum pada tuba bernidasi secara kolumner atau interkolumner
Tempat-tempat implantasi kehamilan ektopik antara lain ampulla tuba (lokasi tersering), isthmus,
fimbriae, pars interstitialis, kornu uteri, ovarium, rongga abdomen, serviks dan ligamentum kardinal.
c. Diagnosa:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
d. Penanganan:
10.
11.
12.
13.
14.
DIAGNOSIS BANDING
2. TORSI KISTA
Adalah terpuntimya tangkai tumor, tumor yang sering mengalami torsi adalah
:
1.
2.
3.
kista dermoid
kista adenoma pseudomusinosurn
kista techa lutein
a. Diagnosa:
1. Nyeri akut perut bagian bawah atau intermitten
2. Mual, muntah, sinkope atau syok
3. Nadi cepat nyeri tekan perut biasanya unilateral, defans muskuler lokal,
bising usus normal, teraba masa tumor kistik
4. USG tampak tumor kistik
b. Penanganan:
1. Perbaikan KU penderita
2. Analgetik untuk mengurangi rasa sakit
3. Lakukan laparotomi dan pengangkatan tumor
3. RUPTUR KISTA
a.
Pengertian :
Pecahnya dinding kista sehingga cairan kista keluar, hal ini
akan mengiritasi peritoneum sehingga memberikan gejalagejala peritonitis.
b.
Diagnosa :
1.
2.
3.
c.
Penanganan :
laparotomi
4. RETENSI URIN
a.
Pengertian
a.
b.
Penyebab:
1.
2.
3.
4.
c.
Diagnosa :
1.
2.
3.
d.
Tertahannya urin di dalam kantong kemih lebih dari 350 cc yang menimbulkan
keluhan (> 10-12 jam)
Penanganan:
1.
2.
Kateterisasi
Terapi kausa
Pengertian :
Pecahnya abses pada adnexa
Diagnosa:
b.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Penanganan:
c.
1.
2.
s
i
s
Sep
SEPSIS
a.
Definsi :
Sepsis didefinisikan sebagai respon sistemik tubuh terhadap infeksi disertai
adanya systemic inflammatory response syndrome (SIRS) dan adanya infeksi.
b.
Etiologi :
c.
Abortus
Tubo Ovarial Abses yang pecah
Pathofisiologi
1.
2.
Infeksi biasanya dimulai dari endometritis akibat sisa jaringan endometrium dan
produk kehamilan . Jika tidak diterapi infeksi akan menyebar melalui miometrium dan
parametrium. Parametritis dapat terjadi peritonitis. Akibatnya akan terjadi bakteremia
dan sepsis.
Pada Tubo Ovarial Abses yang pecah :
Infeksi menyebar secara langsung ke peritoneum, sehingga terjadi peritonitis, dan
dapat terjadi sepsis
d.
Diagnosa
1.
2.
3.
4.
e.
Terapi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Ke
a
k
a
l
e
c
n
a
k
a
d
n
i
T
an
Perforasi rahim :
Terjadi pada waktu kuretase, sondase pada pemasangan
AKDR
Terapi :
Kecil : Uterotonika dan observasi
Besar : Laparotomi
2.
3.
Dehisensi
a. Pengertian :
Terbukanya luka jahitan post operasi
b. Macam:
1. Total : Kulit s/d peritoneum terbuka sehingga organ perut tampak /keluar
2. Subtotal : Terbuka dari kulit s/d fascia
c. Penyebab:
1.
2.
3.
4.
5.
Infeksi
Anemia berat
Bahan benang tidak baik/tepat
Teknik penjahitan tidak benar
Penyakit: DM (Diabetes Mellitus)
d. Diagnosa :
1. Infeksi bila terdapat pus, AL meningkat, demam
2. Anemia berat, kurang gizi: Hb rendah
3. DM : gula darah tinggi
e. Penanganan:
1. Jahit ulang : peritoneum jahit jelujur, fascia s/d kulit dengan benang baja
atau sutera yang besar dijahit jadi satu, bila perlu ditutup"Amsterdam
verband
2. Terapi infeksi/anemianya DM nya
THANK YOU