You are on page 1of 41

LAPORAN KASUS GAGAL JANTUNG KONGESTIF

PADA WANITA USIA 59 TAHUN DI PUSKESMAS


SAMUDRA KABUPATEN ACEH UTARA AGUSTUS
2015
Oleh :
Alwi qatsir
Della astiliana
Fitri annisak
Rauzah
Rossi monisa
Vonalia nurul annisa

Pembimbing :
Dr.Yuziani, M.Si
Dr. Jarita

DEFINISI
Gagal jantung merupakan suatu keadaan
dimana jantung tidak dapat lagi memompa
darah ke jaringan untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh, walaupun
darah balik masih dalam keadaan normal.

Etiology of
Heart Failure
Main Causes
Ischemic heart disease
(35%-40%)

Cardiomyopathy(dilated)
(30-40%)

Hypertension ( 15-20%)

Other Causes
Arrhythmias
Valvular heart disease
Congenital heart
disease
Pericardial disease
Hyperdynamic
circulation
Alcohol and

KRITERIA FRAMINGHAM

Klasifikasi New York Heart Association

Klasifikasi ACC / AHA ( American College of


Cardiology / American College Heart Association
Tahapan Gagal Jantung Kronis
Tahap A
Pasien dengan resiko gagal jantung, tapi belum ada disfungsi struktur.
Tahap B
Pasien dengan kerusakan struktur jantung berkaitan dengan gagal
jantung tapi belum muncul gejala.
Tahap C
Pasien yang saat ini atau sebelumnya ada gejala gagal jantung yang
berkaitan dengan kerusakan struktur jantung.
Tahap D
Pasien dengan kerusakan structural jantung dan gejala gagal jantung
yang bermakna, walaupun sudah dengan terapi medis maksimal dan
membutuhkan intervensi lanjut seperti transplant jantung

Patofisiologi

10

Gejala Klinis

11

12

Studi Diagnostik

13

Tatalaksana

14

LAPORAN KASUS

15

IDENTITAS

Nama : Ny. N
Umur : 59 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Mancang
Pekerjaan : Petani
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Aceh
Tanggal Pemeriksaan : 23 Juli 2015
No. RM : N/133344/w/15

16

ANAMNESIS
Keluhan Utama : Sesak napas
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas yang dirasakan lebih
kurang 3 hari sebelumnya dan memberat 5 jam sebelum masuk
rumah sakit. Sesak nafas muncul saat beraktifitas bahkan saat
berjalan dari kamar ke kamar mandi ( 5m). Sesak juga memberat
saat berbaring terutama dimalam hari sampai pasien terbangun dan
lebih nyaman tidur dengan posisi setengah duduk. Namun sejak 3
hari SMRS os mengeluh sesak napas bertambah meskipun os
beristirahat. Sesak tidak dipengaruhi cuaca, debu dan emosi. Batuk
(+), tidak berdahak, tidak berdarah. Di malam hari os mengeluh
mual (+), muntah (+) sebanyak 3x. Bengkak pada kaki (-). Demam
(-), berkeringat dingin (+), BAK dan BAB biasa. Riwayat kaki
bengkak (+), riwayat hipertensi 6 tahun yang lalu (+), riwayat DM
(-).

17

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat Hipertensi : pasien menderita
hipertensi sejak 6 tahun yang lalu dan berobat
secara tidak teratur
Riwayat DM
: disangkal
Riwayat Alergi Obat : disangkal
Riwayat OAT
: disangkal

18

Riwayat Keluarga
Riwayat penyakit serupa : disangkal
Riwayat Hipertensi : Ayah pasien menderita
hipertensi
Riwayat DM
: disangkal
Riwayat Alergi Obat : disangkal
Riwayat OAT
: disangkal

19

Riwayat Kesehatan Lingkungan


Riwayat konsumsi makanan berlemak yang
berlebih disangkal. Saat masih
berusia
produktif, pasien bekerja di sawah. Namun
karena usia yang sudah lanjut, pasien hanya di
rumah dan tidak beraktifitas fisik sama sekali.

20

Pemeriksaan fisik

Tekanan Darah : 130/100 mmHg


Nadi
: 100x/menit
Respirasi Rate
: 28 x/menit
Suhu
: 36,2oC
BB
: 50 kg
TB
: 155 cm
IMT
: 20 (normoweight)

21

Pemeriksaan fisik Lanjt


Kepala : Konjungtiva Anemis -/-, Sklera Ikterik -/-, Nafas
Cuping hidung -/Leher : Retraksi suprasterna (-), deviasi trakhea (-), peningkatan
JVP -/-, pembesaran kelenjar limfe -/Thorax
Paru-Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, gerak pernafasan hemithoraks
kiri dan kanan asimetris
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler (+), ronkhi basah halus (+) di basal kedua
paru

22

Pemeriksaan fisik Lanjt


Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi: Ictus cordis teraba pada ICS VI medial
midklavikula
Perkusi : Batas atas ICS II, batas kanan linea parasternalis
dextra,
batas kiri linea axilaris anterior sinistra
ICSVI
Auskultasi : B I/II murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi : tidak ditemukan distended
Auskultasi : peristaltik normal
Palpasi : tidak ditemukan nyeri tekan
Perkus i: timpani

Ekstremitas : Clubbing finger tidak ditemukan, edema tidak


ditemukan.

23

Pemeriksaan penunjang

Rontgen (24-6-2015) :
Cor : CTR > 0,5, elongasi aorta
Pulmo : dalam batas normal
Kesan :Kardiomegali

24

Hasil EKG(Tanggal 21 juli 2015)

Irama sinus, normoaksis, HR: 115x/m, Axis deviasi ke kiri, kompleks


QRS 0,2 detik, ST elevasi : V1-V4, ST depresi : V5-V6, T inverted : 1,
aVL, V5, V6, Q wave V3-V4
Kesimpulan : irama sinus takikardi dengan deviasi aksis ke kiri, left
ventrikel hipertropi, blok cabang berkas kiri dan old miokard infark
anteroseptal

25

Hasil Laboratorium (Tanggal 21 juli 2015)


No

Pemeriksaan

Hasil

Hemoglobin

12,7 g/dl

Eritrosit

4,55 x 106/mm3

Hematokrit

38,7 vol%

Leukosit

5,8 x 103/mm3

Trombosit

304 x 103/mm3

Glukosa random

133 mg/dl

Kolesterol

300 mg/dl

26

Resume
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas yang dirasakan lebih
kurang 3 hari sebelumnya dan memberat 5 jam sebelum masuk
rumah sakit. Sesak muncul saat beraktifitas bahkan saat berjalan
dari kamar ke kamar mandi ( 50m) dan berkurang dengan
istirahat. Sesak juga memberat saat berbaring terutama dimalam
hari sampai pasien terbangun dan lebih nyaman tidur dengan
posisi setengah duduk. Namun sejak 3 hari SMRS os mengeluh
sesak napas bertambah meskipun os beristirahat. Sesak tidak
dipangaruhi cuaca, debu dan emosi. Batuk (+), tidak berdahak,
tidak berdarah. Di malam hari os mengeluh mual (+), muntah (+)
sebanyak 3x. Bengkak pada kaki (-). Demam (-), berkeringat
dingin (+), BAK dan BAB biasa. Riwayat kaki bengkak (+),
riwayat hipertensi 6 tahun yang lalu (+), riwayat DM (-).

27

Diagnosis kerja
CHF Fc NYHA III ec HHD
Dispepsia

Usulan pemeriksaan
Kimia darah
Urinalisa
Echocardiography
Cor Angiography

28

Diagnosa banding
CHF
CAD
PPOK
Terapi :
Non farmakologi :
Istirahat
Oksigen 2-3 liter
Diet jantung II

29

Farmakologi :
Carvedilol 6,25mg 1x1 tab
Ramipril 2,5 mg 1x1 tab
Aspirin 80 mg 1x1 tab
Simvastatin 20 mg 1x1 tab
Antasida syr 3x1 cth
Prognosis
Dubia ad malam

30

Pencegahan
Pencegahan primer
Ditujukan kepada keluarga pasien yang memiliki resiko
hipertensi, dengan cara melakukan pola hidup sehat seperti
mengurangi asupan garam dan makanan berlemak, berolahraga
secara teratur, menghindari stres dan tidak merokok.

Pencegahan Sekunder
Ditujukan untuk mencegah komplikasi dengan cara memberi
pemahaman tentang penyakit yang dideritanya dan pengetahuan
bahwa penyakit ini memerlukan pengobatan jangka panjang yang
dapat dikontrol dengan cara mengatur pola hidup sehat, diet
rendah garam dan makanan berlemak, batasi aktivitas, minum
obat teratur, dan rutin kontrol ke pelayanan kesehatan.

31

Anjuran untuk keluarga


Mengurangi asupan garam
Melakukan pola hidup sehat, menjaga berat
badan ideal, tidak merokok dan hindari stress.
Memeriksa tekanan darah rutin ke pelayanan
kesehatan
Mengurangi makanan tinggi lemak dan kolesterol

32

Kendala yang dihadapi :


Kurangnya perhatian keluarga terhadap pasien
dalam memonitoring pengobatan pasien
Kurangnya kesadaran diri pasien dalam
mengubah pola makan
Ketidaksediaannya obat-obatan yang diperlukan
pasien di Puskesmas

33

Analisa kasus
Pada kasus ini diagnosis
fungsionalnya yaitu CHF. Hal
ini didasarkan pada kriteria
framingham minimal satu
kriteria mayor dan 2 kriteria
minor:
Kriteria minor:
Edema ekstremitas
Batuk malam hari
Dispnea deffort
Hepatomegali
Efusi pleura
Penurunan kapasitas vital
Takikardi (> 120 x/menit)

Kriteria mayor:
Paroksisimal
nocturnal
dispneu
Distensi vena leher
Ronki paru
Kardiomegali
Edema paru akut
Gallop s3
Peninggian tekanan vena
jugularis
Refluks hepatojugular

34

Pada pasien ini didapatkan tiga kriteria mayor. Pertama


terdapatnya paroksismal nokturnal dispneu dari hasil
anamnesis. Kedua, dari hasil pemeriksaan fisik perkusi
jantung, didapatkan adanya pembesaran jantung. Batas atas
ICS II, batas kanan linea parasternalis dextra, batas kiri linea
axilaris anterior sinistra ICSVI. Hal yang sama juga
didapatkan dari hasil rontgen yang menyatakan bahwa pada
pasien terdapat kardiomegali dengan CTR > 0,5.
Sedangkan untuk kriteria minor didapatkan batuk malam
hari. Kedua terdapatnya dispnea deffort yang didapatkan
dari hasil anamnesis pasien mengeluh sesak saat berjalan dari
kamar ke kamar mandi ( 5m). Oleh karena itu pada pasien
ini kami simpulkan diagnosis fungsionalnya adalah CHF.

35

Kesimpulan dan saran


Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi kasus tentang Congestive
Heart Failure di Puskesmas Samudera Kabupaten
Aceh Utara Agustus 2015 didapatkan bahwa :
Masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang
penyakit CHF dan komplikasi yang akan
ditimbulkannya.
Masih rendahnya pengetahuan masyarakat akan faktor
risiko yang dapat menyebabkan timbulnya CHF.
Kurangnya perhatian masyarakat akan pencegahan
penyakit CHF.

36

Saran
Bagi puskesmas Samudera Kabupaten Aceh Utara
agar
memberikan informasi tentang faktor risiko yang dapat
menyebabkan CHF, terutama kepada pasien yang datang berobat
ke poli umum baik melalui konseling maupun media seperti poster.
Bagi masyarakat agar mendapat informasi mengenai penyakit CHF
dan mengenal berbagai faktor risiko dan dampak dari penyakit ini.
Bagi penulis agar melakukan studi kasus penyakit CHF lebih
spesifik lagi dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan lebih
lengkap.

37

Lampiran 1

38

39

Lampiran 2

40

Keadaan halaman depan rumah pasien

41

THANK
YOU

You might also like