Professional Documents
Culture Documents
SULFAS ATROPINE
Oleh :
Nadra Dwi Silvana, S.Ked
090610035
Pembimbing :
dr. Kurnian, Sp.An
dr. Fakhrurrazi, Sp.An, M.Kes
PENGERTIAN ATROPINE
Atropine adalah antagonis reseptor kolinergik.
Atropine merupakan agen preanestesi yang
digolongkan sebagai antikolinergik atau
parasimpatolitik.
Atropine menyekat reseptor muskarinik baik di
sentral maupun di saraf tepi. Kerja obat ini
secara umum berlangsung sekitar 4 jam kecuali
bila diteteskan ke dalam mata, maka kerjanya
bahkan sampai berhari-hari.
Kerja Atropine
Mata: Atropine menyekat semua aktifitas
kolinergik pada mata, sehingga menimbulkan
midriasis (dilatasi pupil), mata menjadi tidak
bereaksi terhadap cahaya dan sikloplegia
(ketidakmampuan memfokus untuk penglihatan
dekat).
Gastrointestinal (GI): Atropine digunakan
sebagai obat anti spasmodic untuk mengurangi
aktivitas saluran cerna.
System kemih: Atropine digunakan pula untuk
mengurangi keadaan hipermotilitas kandung
kemih.
Kardiovaskular:
Atropine menimbulkan
efek divergen pada system kardiovaskular,
tergantung pada dosisnya. Pada dosis rendah,
efek yang menonjol adalah penurunan denyut
jantung (bradikardia).
Sekresi: Atropine menyekat kelenjar saliva
sehingga timbul efek pengeringan pada
lapisan mukosa mulut (serostomia).
Kelenjuar saliva sangat peka terhadap
atropine.
Penggunaan terapi
Oftalmik: Pada mata, salep mata atropine
menyebabkan efek midriatik dan sikloplegik dan
memungkinkan untuk pengukuran kelainan
refraksi tanpa gangguan oleh kapasitas
akomodatif mata.
Obat anti spasmodic: Atropine digunakan
sebagai obat antispasmodic untuk melemaskan
saluran cerna dan kandung kemih.
Indikasi
Kontra Indikasi
Efek Samping
Interaksi Obat
Aktivitas antikolinergik bisa meningkat oleh
parasimpatolitikum lain.
Guanetidin, histamine, dan reserpin dapat
mengantagonis efek penghambatan
antikolinergik pada sekresi asam lambung.
Antasida bisa mengganggu penyerapan atropine
Farmokodinamik
Susunan saraf pusat: Atropine merangsang
medulla oblongata dan pusat lain di otak. Dalam
dosis 0,5 mg (untuk orang Indonesia mungkin
0,3 mg) atropine merangsang nervus vagus dan
frekuensi jantung berkurang.
Mata: Alkaloid belladonna menghambat
musculus constrictor pupilae dan musculus
ciliaris lensa mata, sehingga menyebabkan
midriasis dan sikloplegia (paralisis mekanisme
akomodasi).
Farmakokinetik
Dosis
KESIMPULAN
TERIMA KASIH