You are on page 1of 33

RP09 1206

SISTEM INFORMASI
PERENCANAAN

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
(KEMAMPUAN DAN
KESESUAIAN LAHAN)
LOGO
Surya Hadi Kusuma, ST. MT. (surya_hadikusuma@yahoo.com)

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
LATAR BELAKANG:
1. Kondisi lingkungan hidup di Indonesia saat ini
banyak mengalami kerusakan lingkungan yang
cukup parah.
2. Berbagai bentuk kerusakan dan bencana lingkungan
seringkali merupakan permasalahan lingkungan
yang timbul akibat daya dukung lingkungan hidup
telah terlampaui.
3. Perencanaan Tata Ruang Wilayah disusun secara
tidak tepat, sehingga gagal mencegah berbagai
kerusakan dan bencana lingkungan.
4. Ketersediaan Sumber Daya Alam (Air, Tanah, Udara,
dan Sumber daya alam lainnya) yang terbatas dan
LOGO
spesifik pada tiap
wilayah.

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
KONSEP DAYA DUKUNG LINGKUNGAN :
Salah satu pendekatan dalam mengkaji batas-batas
keberlanjutan suatu ekosistem adalah Ecological
Footprint, yaitu mengukur permintaan penduduk atas
alam dalam satuan metrik.
Cara pandang konsep ecological footprint (McDonald
and Petterson, 2003):
1. Ecological Footprint mengukur total biaya ekologis
dari suplai barang/jasa kepada penduduk.
2. Ecological Footprint sebagai indikator keberlanjutan
(carrying capacity) jumlah populasi maksimum
yang dapat
ditampung / didukung oleh area
LOGO
lahan tertentu.

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
KONSEP DAYA DUKUNG LINGKUNGAN :
Konsep daya dukung menekankan kemampuan suatu
daerah (wilayah) untuk mendukung jumlah maksimum
populasi suatu spesies secara berkelanjutan pada
suatu tingkat kebutuhan sumber daya yang diperlukan.
Dengan demikian, kemampuan tersebut sangat
bergantung pada kekayaan sumber daya yang dimiliki
oleh suatu daerah dan tingkat kebutuhan sumber daya
oleh suatu organisme.

LOGO

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
KONSEP DAYA DUKUNG LINGKUNGAN :
Dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009, tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup :
Daya Dukung Lingkungan Hidup adalah kemampuan
lingkungan hidup untuk mendukung
kegiatan/pemanfaatannya ataupun keseimbangan antar
keduanya.
Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah
kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap hasil
kegiatan (baik berupa zat, energi, dan atau komponen
lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya.

LOGO

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
KONSEP DAYA DUKUNG LINGKUNGAN :
Bagaimana menetapkan batasan wilayah dalam
menentukan daya dukung lingkungan?
Tepatkah menentukan daya dukung lingkungan atas
suatu wilayah administrasi?
Berapa luas minimal wilayah atau area yang dapat
digunakan di dalam penentuan daya dukung
lingkungan hidup?

LOGO

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
KONSEP DAYA DUKUNG LINGKUNGAN :
Pertimbangan dalam penentuan daya dukung
lingkungan:
1. Konsep Wilayah, sebagai suatu sistem yang dilandasi
atas pemikiran bahwa suatu wilayah adalah suatu
komunitas yang terdiri atas bagian-bagian yang
memiliki keterkaitan, ketergantungan, dan saling
berinteraksi satu sama lain. Misalnya: batasan
wilayah administratif
2. Konsep Wilayah Fungsional Ekologi, ditunjukkan
dengan banyaknya jumlah dan jenis komponen yang
ada serta keragaman bentuk hubungan antara
komponen-komponen penyusun sistem wilayah
LOGO
tersebut. Misalnya : Daerah Aliran Sungai (DAS),
Wilayah Sungai (WS), Gugus Pulau/Kepulauan, dan

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
KONSEP DAYA DUKUNG LINGKUNGAN :
3. Konsep Bioregion dan Ekoregion.
Menurut Sale (2000), bioregion bersifat lebih
generic dan menganggap ekoregion merupakan
salah satu dari konsep umum bioregion berbagai
konsep ukuran wilayah alami (natural region) yang
berhirarki, dari ukuran terbesar hingga lebih mikro:
Ekoregion konsep alami terluas, dengan
karakteristik distribusi vegetasi alami yang terluas
dan jenis-jenis tanah tertentu.
Georegion bioregion yang lebih kecil dengan
karakteristik yang koheren (sama), umumnya
diidentifikasikan oleh kondisi fisiografis. Seperti :
LOGO
DAS, lembah, kawasan pegunungan.
Morforegion bentuk bioregion terkecil dengan

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
KONSEP DAYA DUKUNG LINGKUNGAN :
Lahirnya konsep bioregion dan ekoregion, saat ini
dikenal sebagai suatu bioregionalisme, yang
merupakan sistem (gerakan) politis, kultural dan
lingkungan yang berdasarkan pada area alamiah
bioregion atau ekoregion. Jadi dalam menciptakan
suatu lingkungan yang berkelanjutan, tidak saja hanya
melihat dari ekosistem, tapi juga dari wilayah sistem
ekologinya (bioregion).
Bioekoregion (UU Nomor 27 Tahun 2007, tentang
Pengelolaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil) adalah
bentang alam yang berada di dalam satu hamparan
kesatuan ekologis yang ditetapkan oleh batas- LOGO
batas
alam, seperti DAS, teluk, dan arus.

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
KONSEP DAYA DUKUNG LINGKUNGAN :
Suatu visi kota harus dibangun berdasarkan prinsipprinsip pembangunan kota yang berkelanjutan
(Sustainable City atau Ecocity) Pembangunan kota
yang didasarkan atas pertimbangan dampak-dampak
lingkungan , hemat energi, air dan makanan, serta
sedikit menghasilkan limbah (waste), pemanasan
global, serta polutan udara dan air.
Selain konsep Sustainable City dan Ecocity, juga
berkembang istilah Green Communities dan Green City,
karena adanya pemahaman mengenai batas
lingkungan atau kemampuan lingkungan yang terbatas
LOGO
dengan pemakaian sumber daya alam.

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
KONSEP DAYA DUKUNG LINGKUNGAN BERBASIS
KEMAMPUAN LAHAN:
Lahan adalah lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim,
relief, hidrologi dan vegetasi, dimana faktor-faktor
tersebut mempengaruhi potensi penggunaannya.
Keperluan penilaian lahan dilakukan dengan pendekatan
evaluasi kemampuan lahan dan evaluasi kesesuaian
lahan.
Kemampuan lahan adalah potensi suatu lahan atau
area yang dimiliki untuk digunakan atau dimanfaatkan
sesuai dengan fungsinya atas dasar kecocokan lahan.
Kesesuaian lahan adalah kecocokan pemanfaatan
lahan
berdasarkan potensi yang dimiliki dengan
LOGO
tingkat
pengelolaan tertentu.

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
KONSEP DAYA DUKUNG LINGKUNGAN BERBASIS
KEMAMPUAN LAHAN:
Penggunaan suatu lahan seharusnya sesuai dengan
kemampuan atau sesuai daya dukung. Untuk
memanfaatkan lahan yang baik, maka diperlukan suatu
perencanaan yang baik Rencana Tata Ruang
Jadi, penggunaan ruang yang baik adalah perencanaan
yang berbasis kemampuan (yang berarti berbasis daya
dukung).
Kemampuan lahan dapat digunakan sebagai petunjuk
pemanfaatan ruang membuat rencana tata ruang,
LOGO
dan sebagai evaluasi memperbaiki rencana tata
ruang.

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
KLASIFIKASI KEMAMPUAN LAHAN:
Adalah proses karakterisasi lahan yang mencakup sifatsifat tanah (fisik dan kimia), topografi, drainase, dan
kondisi lingkungan lainnya.
Tujuan :
1. Untuk mengecek apakah suatu lahan sudah sesuai
dengan kemampuan/kesesuaian lahan. Dalam hal ini,
penggunaan lahan yang ada dicocokkan dengan
kelas kemampuan lahan.
2. Membantu dalam penggunaan dan interpretasi peta
tanah (dapat diketahui lahan yang sesuai untuk
berbagai kegiatan budidaya
dan kegiatan lindung)

LOGO

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
KLASIFIKASI KEMAMPUAN LAHAN:
Klasifikasi kemampuan lahan dapat dikategorikan
kedalam 3 bentuk:
1. Kemampuan lahan dalam tingkat kelas.
Kemampuan lahan diklasifikasikan ke dalam 8 kelas
kemampuan. Dua kelas pertama (kelas I dan II)
adalah lahan yang cocok untuk penggunaan
pertanian, dan dua kelas terakhir (kelas VII dan VIII)
adalah lahan yang harus dilindungi (konservasi).
Kelas III s/d VI dapat dipertimbangkan untuk berbagai
pemanfaatan lainnya. Meskipun demikian, lahan
kelas III dan IV masih dapat digunakan untuk kegiatan
pertanian.

LOGO

Kel
as
I

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
Tabel Klasifikasi Kemampuan
Lahan dalam
Tingkat Kelas
Kriteria

Lahan ini tidak mempunyai atau


hanya sedikit hambatan yang
membatasi penggunaannya. Lahan
Kelas I sesuai untuk berbagai
penggunaan, terutama pertanian.
Karakteristik lahannya antara lain:
topografi landai, erosi kecil, drainse
baik, mudah diolah, tanah subur,
tidak terancam banjir.

II

..

III

Lahan ini mempunyai beberapa


hambatan yang berat dan
memerlukan tindakan konservasi
khusus. Lahan ini memiliki pembatas
lebih berat dari kelas II dan jika
dipergunakan untuk tanaman perlu
pengolahan tanah dan tindakan

Pilihan
Penggunaan

Arah
Ruang

Pertanian :
Tanaman
Pertanian
semusim,
tanaman
rumput, hutan
dan cagar alam

Tanaman
Pangan

Pertanian

Tanaman
pangan

Pertanian:
tanaman yang
memerlukan
pengolahan
tanah, hutan
produksi, hutan
lindung

Tanaman
tahunan /
keras,
permuki
man

LOGO

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
Kel
as

Kriteria

Pilihan
Penggunaan

Arah
Ruang

IV

Pertanian
dan
non-pertanian

Tanaman
tahunan /
keras

..

Pertanian
dan
non-pertanian

Tanaman
tahunan /
keras /
peternak
an

VI

..

Pertanian
dan
non-pertanian

Peternak
an,
tanaman
keras

VII

..

Padang rumput
dan hutan
produksi

Hutan
Produksi

VIII

Lahan ini sebaiknya dibiarkan secara


alami. Pembatas dan ancaman

Hutan lindung,
rekreasi alam

Hutan
LOGO
lindung

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
KLASIFIKASI KEMAMPUAN LAHAN:
2. Kemampuan lahan dalam tingkat subkelas
Didasarkan pada kemampuan lahan tingkat kelas
dengan jenis faktor penghambat atau ancaman
dalam penggunaannya, seperti kemiringan lereng (t),
bahaya erosi (e), pembatas perakaran tanaman (s),
pembatas genangan air (w), dan lainnya.

LOGO

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
KLASIFIKASI KEMAMPUAN LAHAN:
Contoh:
Subkelas (t) lereng terdapat pada lahan yang faktor
lerengnya menjadi penghambat utama.
Subkelas (s) terdapat pada lahan yang faktor kedalaman
tanah sebagai penghambat terhadap
perakaran tanaman.
Subkelas (e) erosi terdapat pada lahan dimana erosi
merupakan problem utama .
Subkelas (w) kelebihan air terdapat pada lahan dimana
kelebihan air merupakan faktor penghambat
utama.

LOGO

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
KLASIFIKASI KEMAMPUAN LAHAN:
3. Kemampuan lahan pada tingkat unit pengelolaan.
Memberikan keterangan yang lebih spesifik dan lebih
detail dari subkelas.
Biasanya digunakan untuk melakukan evaluasi
kecocokan penggunaan lahan saat ini.
Penggunaannya memperhitungkan faktor-faktor
penghambat yang bersifat permanen atau sulit
diubah seperti tekstur tanah, lereng permukaan,
drainase, kedalaman efektif tanah, tingkat erosi yang
telah terjadi, liat masam (cat clay), batuan di atas
permukaan tanah, dan ancaman banjir. LOGO

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
KLASIFIKASI KEMAMPUAN LAHAN:
Faktor-faktor penghambat:
a. Tekstur tanah (t)
Dapat dikelompokkan kedalam lima kelompok:
~ t1 = halus : liat, liat berdebu
~ t2 = agak halus : liat berpasir, lempung liat
berpasir dan berdebu
~ t3 = sedang : debu, lempung berdebu, lempung
~ t4 = agak kasar : lempung berpasir
~ t5 = kasar : pasir berlempung, pasir

LOGO

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
KLASIFIKASI KEMAMPUAN LAHAN:
Faktor-faktor penghambat:
b. Permeabilitas (p)
Dapat dikelompokkan kedalam tiga kelompok:
~ p1 = lambat : < 0.5 cm/jam
~ p2 = agak lambat : 0.5 2.0 cm/jam
~ p3 = sedang : 2.0 6.25 cm/jam

LOGO

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
KLASIFIKASI KEMAMPUAN LAHAN:
Faktor-faktor penghambat:
c. Kedalaman efektif tanah (k)
Dapat dikelompokkan kedalam empat kelompok:
~ k0 = dalam : > 90 cm
~ k1 = sedang : 50 90 cm
~ k2 = dangkal : 25 50 cm
~ k3 = sangat dangkal : < 25 cm

LOGO

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
KLASIFIKASI KEMAMPUAN LAHAN:
Faktor-faktor penghambat:
d. Lereng permukaan (l)
Dapat dikelompokkan kedalam tujuh kelompok:
~ l0 = datar : 0 3 %
~ l1 = landai/berombak : 3 8 %
~ l2 = agak miring/bergelombang : 8 15 %
~ l3 = miring berbukit : 15 30 %
~ l4 = agak curam : 30 45 %
~ l5 = curam : 45 65 %
~ l6 = sangat curam : > 65%

LOGO

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
KLASIFIKASI KEMAMPUAN LAHAN:
Faktor-faktor penghambat:
e. Erosi (e)
Dapat dikelompokkan kedalam lima kelompok:
~ e0 = tidak ada erosi
~ e1 = ringan : < 25% lapisan atas hilang
~ e2 = sedang : 25 75% lapisan atas hilang, < 25%
lapisan bawah
~ e3 = berat : > 75% lapisan atas hilang, < 25%
lapisan bawah
~ e4 = sangat berat : > 25% lapisan bawah hilang

LOGO

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
KLASIFIKASI KEMAMPUAN LAHAN:
Faktor-faktor penghambat:
a. Tekstur tanah
Dapat dikelompokkan kedalam lima kelompok:
~ t1 = halus : liat, liat berdebu
~ t2 = agak halus : liat berpasir, lempung liat
berpasir dan berdebu
~ t3 = sedang : debu, lempung berdebu, lempung
~ t4 = agak kasar : lempung berpasir
~ t5 = kasar : pasir berlempung, pasir

LOGO

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
KLASIFIKASI KEMAMPUAN LAHAN:
Hambatan dalam penentuan kelas terutama bersumber
dari kesulitan memperoleh data sesuai kriteria (tidak
menyediakan data utuh pernilai kemampuan lahan,
parameter maupun skala yang digunakan).
Jika data dicari dari sumber lain, maka harus dilakukan
proses standarisasi. Jika data dilakukan melalui
pengamatan lapangan secara langsung, maka prosesnya
harus dilakukan oleh pihak yang relatif sudah ahli atau
paham dengan terminologi kriteria yang ada.

LOGO

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN (KESESUAIAN LAHAN):
Evaluasi dilakukan dengan mencocokan tipe
penggunaan lahan sekarang ini dengan kelas
kemampuan lahan. Hal penting yang perlu diperhatikan
adalah pemahaman hubungan antara kondisi aktual
penggunaan lahan yang ada dengan kelas kemampuan
lahan, mengingat kondisi aktual penggunaan lahan
dapat memiliki makna ganda jika diletakkan dalam
konteks sesuai kemampuan atau tidak.

LOGO

DAYA DUKUNG
Contoh MatriksLINGKUNGAN
Kesesuaian
Lahan
Kelas
Kemampu
an Lahan

Penggunaan
Lahan

Evaluasi

Keterangan

Hutan
Permukiman
Sawah, dll

sesuai

Pilihan rasional secara ekonomi


mungkin akan menang kecuali
dengan pilihan kebijakan

III l1

Sawah

Sesuai

Sudah sesuai kondisi aktual

IV l3

Permukiman

Tidak
sesuai

Sesuai jika dibuat agak miring,


berarti kelas kemampuan lahan
dapat berubah

LOGO

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
INTEGRASI KEMAMPUAN LAHAN KEDALAM PENATAAN
RUANG:
~ RTRW Provinsi 1 : 250.000 peta dari RTRW
Kabupaten / Kota
~ RTRW Kabupaten / Kota 1 : 25.000
~ RDTR 1 : 5.000 Zonasi (Zoning Regulation)
~ RTBL 1 : 1.000 / 1 : 500
Penyusunan evaluasi kemampuan lahan dan kesesuaian
lahan
idealnya dilakukan pada level kabupaten / kota .Evaluasi
kesesuaian ini juga biasanya digunakan untuk membuat
LOGO
zonasi kawasan.

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
CARA PENENTUAN KEMAMPUAN LAHAN:
Penentuan kemampuan lahan terutama dilakukan untuk
keperluan perencanaan ruang atau alokasi pemanfaatan
ruang. Mengingat ketersediaan data yang bersifat umum
dan juga teknologi informasi yang sudah berkembang di
Indonesia, maka digunakan 2 pendekatan umum yang
berbasis GIS atau SIG.
Kenapa SIG?
1. Kemampuan teknologi mampu mengintegrasikan
berbagai data spasial (setelah melalui standarisasi)
2. Tersedia fasilitas pengolahan data (alat analisis)
dengan berbagai variasi pendekatan
3. Proses yang lebih cepat dan dapat diintegrasikan
secara mudah ke revisi RTRW jika LOGO
diperlukan.

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
CARA PENENTUAN KEMAMPUAN LAHAN:
Pendekatan penentuan kemampuan lahan dalam SIG:
1. Menggunakan data dasar yang sudah mempunyai
komponen data yang diperlukan untuk menyusun
kemampuan lahan. Contoh: peta penggunaan lahan
(skala 1:250.000 dan 1:50.000), peta curah hujan
(skala 1:250.000), peta topografi (skala 1:5.000).
Bersumber dari bakosurtanal.
2. Menggunakan berbagai peta tematik sesuai dengan
variabel yang diperlukan dalam menyusun
kemampuan lahan. Contoh: peta kelerengan, peta
geologi, peta bencana alam, dll (bersumber dari
berbagai instansi terkait). Sehingga semua data perlu
LOGO
prosess standarisasi terlebih dahulu.

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN
PENERAPAN PETA KEMAMPUAN LAHAN KEDALAM
PENATAAN RUANG:
Peta kemampuan lahan dapat digunakan untuk
keperluan penataan ruang, khususnya untuk keperluan :
1. Perencanaan Ruang Wilayah atau Revisi Rencana Tata
Ruang
2. Pemanfaatan Ruang, dan
3. Pengendalian Ruang.

LOGO

DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN

SEKIAN DAN TERIMA


KASIH..!!!
Ardy Maulidy Navastara, ST. MT.
Nursakti Adhi Pratomoatmojo, ST. M.Sc.
Surya Hadi Kusuma, ST. MT.

LOGO

You might also like