Dokumen tersebut membahas beberapa metode analisis kimia mineral, meliputi analisis kimia basah yang melibatkan larutan asam dan teknik titrimetri/gravimetri, serta metode instrumental seperti spektroskopi serapan atom, fluoresensi sinar-X, mikroprobe elektron, dan spektroskopi emisi optik untuk menentukan komposisi mineral.
Dokumen tersebut membahas beberapa metode analisis kimia mineral, meliputi analisis kimia basah yang melibatkan larutan asam dan teknik titrimetri/gravimetri, serta metode instrumental seperti spektroskopi serapan atom, fluoresensi sinar-X, mikroprobe elektron, dan spektroskopi emisi optik untuk menentukan komposisi mineral.
Dokumen tersebut membahas beberapa metode analisis kimia mineral, meliputi analisis kimia basah yang melibatkan larutan asam dan teknik titrimetri/gravimetri, serta metode instrumental seperti spektroskopi serapan atom, fluoresensi sinar-X, mikroprobe elektron, dan spektroskopi emisi optik untuk menentukan komposisi mineral.
dari beberapa macam teknik analisis. Sebelum tahun 1947 analisis kuantitatif mineral diperoleh dengan teknik analisis basah, yang mana mineral dilarutkan dalam larutan tertentu. Penentuan unsur-unsur dalam larutan biasanya dipakai satu atau lebih teknikteknik berikut : (1) ukur warna (colorimetry), (2) analisis volumetri (titrimetri) dan (3) analisis gravimetri.
Sejak tahun 1960 sebagian besar analisis telah
dilakukan dengan teknik instrumental seperti : spektroskop serapan atom, analisis flouresen sinar X, analisis electron microprobe, dan spektroskop emisi optis. Masing-masing teknik ini memiliki preparasi sampel yang khusus dan memiliki keterbatasan deteksi dan kisaran kesalahan sedang baik. Hasil analisis biasanya ditampilkan dalam bentuk tabel persen berat dari unsur-unsur atau oksida dalam mineral yang dianalisis.
Teknik analisis basah memberikan
determinasi secara kuantitatif variasi kondisi oksidasi suatu kation (seperti Fe2+ dengan Fe3+) dan juga untuk determinasi kandungan H2O dari mineral-mineral hidrous.
Metode instrumen umumnya tidak dapat
memberikan informasi seperti kondisi oksidasi atau kehadiran H2O.
Dua macam analisis kimia mineral, yaitu
1. Analisis kualitatif menyangkut deteksi dan identifikasi seluruh komposisi dari suatu senyawa. 2. Analisis kuantitatif meliputi penentuan persen berat (atau parts per million [ppm]) unsur-unsur dalam suatu senyawa. Kedua analisis ini akan menjawab pertanyaan Apa yang dikandung dan berapa besar jumlahnya?.
1. ANALISIS KIMIA BASAH
Cara ini biasanya dilakukan di laboratorium kimia.
Setelah sampel digerus menjadi bubuk, langkah pertama yang dilakukan adalah menguraikan sampel. Biasanya pada tahap ini digunakan satu dari beberapa larutan asam, seperti asam klorida (HCl), asam sulfat (H2SO4), atau asam florida (HF), atau campuran dari larutan asam tersebut. Jika sampel sudah dalam bentuk larutan,langkah selanjutnya adalah colorimetry, volumetri atau gravimetri untuk menentukan unsur-unsur yang diinginkan.
Kisaran konsentrasi unsur-unsur berdasarkan
teknik analisis ini adalah: Metode Konsentrasi unsur dalam sampel Gravimetri : rendah 100% Volumetri : rendah 100% Colorimetri : ppm rendah Keuntungan menggunakan cara basah adalah reaksi dapat terjadi dengan cepat dan relatif mudah untuk dikerjakan.
ANALISIS SERAPAN ATOM (AAS)
ANALISIS FLUORESEN SINAR X (XRF)
Teknik fluoresensi sinar x (XRF)
merupakan suatu teknik analisis yang dapat menganalisa unsur unsur yang membangun suatu material. Teknik ini juga dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi unsur berdasarkan pada panjang gelombang dan jumlah sinar x yang dipancarkan kembali setelah suatu material ditembaki sinar x berenergi tinggi
X-Ray fluoresensi digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk :
Penelitian di petrologi beku, sedimen, dan metamorf
Survei tanah
Pertambangan (misalnya, mengukur nilai dari bijih)
Produksi semen
Keramik dan kaca manufaktur
Metalurgi (misalnya, kontrol kualitas)
Lingkungan studi (misalnya, analisis partikel pada filter udara)
Minyak industri (misalnya, kandungan sulfur minyak mentah dan
produk minyak bumi)
Bidang analisis dalam studi geologi dan lingkungan (menggunakan
portabel, tangan memegang spektrometer XRF)
Prinsip dasar XRF :
Berkas sinar-x yang mengenai sebuah sample, maka elektron dalam akan terpental keluar sehingga elektron di atasnya akan turun ke bawah, proses terakhir ini akan meradiasi sinar-x. Panjang gelombang sinar-x yang keluar dari sample tergantung dari jenis sample dan intensitasnya tergantung dari konsentrasi atom yang mengeluarkan sinar-x, sehingga teknik ini dapat digunakan untuk analisis jenis material (kualitatif) dan konsentrasi material (kuantitatif)
GAMBAR PROSES XRF (X-RAY
FLUORESCENCE SPECTROSCOPY) Hv
-e
hv
hv
INSTRUMEN XRF
Sample G
XX
RR
AA
NN
II
SS
Detektor
Kristal Analisator Tabung SinarX
Diagram spektroskopi fluoresensi sinar-x disini
meliputi Tabung Sinar-x, Sample dan Sistem Deteksi, serta Kristal Analisator. Adapun Kristal Analisator yang digunakan disini berupa kristal datar. Sample diletakkan pada sample holder (seringkali diputar untuk menambah keseragaman bagian yang terkena exposure) diradiasi dengan sinar-x yang mengakibatkan elemen yang ada pada sample menghasilkan garis-garis fluoresensi. Sinar ini masuk ke dalam sebuah goneometer dan diarahkan ke kristal analisator. Garis radiasi fluoresensi direfleksi oleh bidang kristal, sesuai dengan hukum Bragg, diteruskan ke sebuah detektor, disini kuanta energi sinar-x diubah menjadi pulsa listrik atau cacah.
SYARAT SAMPEL
Serbuk Ukuran
serbuk < 4 00 mesh
Padatan Permukaan
yang dilapisi akan meminimalisir
efek penghamburan Sampel harus datar untuk menghasilkan analisis kuantitatif yang optimal
Cairan Sampel
harus segar ketika dianalisis dan analisis
dilakukan secara cepat jika sampel mudah menguap Sampel tidak boleh mengandung endapan
FITUR XRF
kelebihan
ELECTRON PROBE MICROANALYSIS
ANALISIS SPEKTROGRAFIK OPTIS
ANALISIS SEM - EDAX
Scanning Elektron Microscopy (SEM) dapat
digunakan untuk mengetahui morfologi permukaan bahan untuk melihat struktur topografi permukaan, ukuran butiran, cacat struktural, dan komposisi pencemaran suatu bahan Hasil yang diperoleh dari karakterisasi ini dapat dilihat secara langsung pada hasil SEM berupa Scanning Elektron Micrograp yang menyajikan bentuk tiga dimensi berupa gambar atau foto.
Prinsip kerja SEM :
Sumber elektron dari filamen yang terbuat dari
tungsten memancarkan berkas elektron.
Jika elektron tersebut berinteraksi dengan bahan
(spesimen) maka akan menghasilkan elektron sekunder dan sinar-X karakteristik.
Scanning pada permukaan bahan yang dikehendaki
dapat dilakukan dengan mengatur scanning generator dan scanning coils.
Elektron sekunder hasil interaksi antara elektron
dengan permukaan spesimen ditangkap oleh detektor SE (Secondary Electron) yang kemudian diolah dan diperkuat oleh amplifier dan kemudian divisualisasikan dalam monitor sinar katoda (CRT).
Teknik EDAX (Energi Dispersive Analysis X-Ray)
digunakan untuk mengetahui kandungan berbagai unsur kimia dari suatu material. Sistem analisis EDAX bekerja sebagai fitur yang terintegrasi dengan SEM dan tidak dapat bekerja tanpa Scanning Elektron Microscopy (SEM). Apabila Teknik EDAX dan SEM digabungkan sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang dimiliki oleh fasa yang terlihat pada struktur mikro.
Prinsip kerja Energi Dispersive Analysis X-Ray :
Menangkap dan mengolah sinyal flourensensi sinar-x yang keluar apabila berkas elektron mengenai daerah tertentu pada bahan (specimen). Sinar-x tersebut dapat dideteksi dengan detektor zat padat, yang dapat menghasilkan pulsa intensitas sebanding dengan panjang gelombang sinar-x. Struktur suatu material dapat diketahui dengan cara melihat interaksi yang terjadi jika suatu specimen padat dikenai berkas elektron.
ANALISIS XRD (X RAY DIFRACTION)
Prinsip kerja XRD secara umum adalah sebagai berikut : XRD terdiri dari tiga bagian utama, yaitu tabung sinar-X, tempat objek yang diteliti, dan detektor sinar X. Sinar X dihasilkan di tabung sinar X yang berisi katoda memanaskan filamen, sehingga menghasilkan elektron. Perbedaan tegangan menyebabkan percepatan elektron akan menembaki objek. Ketika elektron mempunyai tingkat energi yang tinggi dan menabrak elektron dalam objek maka dihasilkan pancaran sinar X. Objek dan detektor berputar untuk menangkap dan merekam intensitas refleksi sinar X. Detektor merekam dan memproses sinyal sinar X dan mengolahnya dalam bentuk grafik.