Professional Documents
Culture Documents
FILSAFAT ILMU
PENGERTIAN FILSAFAT
1. Dari sisi kebahasaan
Kata filsafat berasal dari bahasa
Yunani, yaitu philosophia. Philo=cinta
Sophia= kebijaksanaan/kebenaran.
Jadi philosophia adalah orang yang
mencintai kebenaran, sehingga
berupaya memperoleh dan
memilikinya.
3
lanjutan
Kata philosophia ditransformasikan ke
berbagai bahasa. Dalam bahsa arab
disebut falsafah. Dalam bahsa
Indonesia disebut falsafat/filsafat.
Dalam bahsa Belanda dan Jerman
disebut Philosophie.
lanjutan
Dari sisi filsafat sebagai ilmu
Plato, fisuf besar Yunani mengatakan,
filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
berusaha mencapai kebenaran yang asli,
karena kebenaran mutlak di tangan
Tuhan. Atau dengan singkat dikatakan
pengetahuan tentang segala yang ada.
5
lanjutan
Aristoteles, murid Plato mengatakan,
filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
meliputi kebenaran yang terkandung di
dalamnya ilmu matafisika, logika,
retorika, politik, sosial budaya dan
estetika.
lanjutan
Immanuel Kant, Filsuf barat dengan
gelar raksasa pemikir Eropa,
mengatakan filsafat adalah ilmu
pokok dan pangkal segala
pengetahuan yang mencakup di
dalamnya empat persoalan:
lanjutan
1. apa dapat kita ketahui, dijawab oleh
metafisika
2. apa yang boleh kita kerjakan,
dijawab oleh etika
3. apa yang dinamakan manusia,
dijawab oleh antropologi.
4. sampai dimana harapan kita,
dijawab oleh agama.
9
lanjutan
Hasbullah Bakry, filsafat adalah ilmu
yang menyelidiki segala sesuatu dengan
mendalam mengenai Ketuhanan, alam
semesta, dan manusia sehingga dapat
melahirkan pengetahuan tentang
bagaimana hakikatnya sejauh yang
dicapai manusia.
10
lanjutan
3. Filsafat dari sisi benda
Titus dkk, mengajukan dua pengertian
filsafat.
- filsafat adalah sekumpulan problemproblem yang langsung dan mendapat
perhatian dari manusia yang dicarikan
jawabannya oleh ahli filsafat.
11
lanjutan
Filsafat adalah sekumpulan
sikap dan kepercayaan
terhapadap kehidupan dan alam
yang biasanya diterima secara
tidak kritis.
12
lanjutan
4. Filsafat sebagai suatu aktifitas
Filsafat adalah sebagai suatu proses berpikir
untuk memperoleh jawaban-jawaban dari
berbagai problem.
Titus dkk, memberikan 3 pengertian filsafat sbg
aktifitas:
- Filsafat adlah suatu proses kritik atau pemikiran
terhadap kepercayaan diri dari sikap yang
sangat kita junjung tinggi.
13
lanjutan
- Filsafat adalah sebagai analisi logis dari
bahasa serta penjelasan tentang arti kata
dan konsep.
- Filsafat adalah suatu usaha untuk
memperoleh gambaran keseluruhan
14
lanjutan
2. SISTEMATIS, yaitu berpikir melalui alur yang
sistemik sehingga ditemukan adanya koheren
(saling runtut), diantara satu pertanyaan
dengan pertanyaan lainnya.
3. RADIKAL, berpikir sampai kepada akar
masalah.
4. UNIVERSAL, berpikir secara umum bukan
khusus. Disini perbedaannya ilmu berpikir
secara khusus, filsafat berpikir secara umum.
16
SEJARAH TIMBULNYA
FILSAFAT
KAPAN MUNCULNYA FILSAFAT?
Filsafat muncul sejak manusia ada dan sejak
adanya pembicaraan manusia. Maka sejarah
lahirnya filsafat dimana-mana Yunani, India,
Persia. Karena filsafat memiliki kualifikasi
tertentu, maka lahirnya filsafat diidentikan
dengan Yunani. Hal ini sesuai dengan karakter
orang yunani ialah Rasional
17
lanjutan
2. RASA INGIN TAHU
Karena mite hanya bersifat dongeng
belaka, maka orang mulai berpikir
rasional, untuk mencari jawabanjawaban yang logis. Keingintahuan
terhadap alam semesta, keingintahuan
terhadap penciptanya dsb.
19
lanjutan
3. RASA KAGUM
Menurut Plato, filsafat lahir adanya
kekaguman manusia tentang dunia dan
lingkungannya. Para filsuf atas
kekagumannya mencoba merumuskan
asal mula alam semesta.
Thales bapak filsafat Yunani, mengatakan
alam semesta berasal dari air.
20
lanjutan
Anaximandros, alam berasal dari
apairon (api)
Democrios, alam berasal dari atom
Empedokles, alam berasal dari empat
unsur; air, api, angin, tanah.
4. PERKEMBANGAN KESUSASTRAAN
Faktor lain yang menyebakan lahirnya
filsafat adalah kesusastraan.
21
KARAKTERISTIK
FILSAFAT
1. SKEPTISIS
Skeptisis adalah keraguan terhadap
suatu kebenaran sebelum mendapat
argumen yang kuat terhadap kebenaran
tersebut. Dikelompokan;
-bersifat Gradasi , dari ragu ke yakin
-bersifat degradasi, dari yakin ke ragu
-bertahan sophisme, terus menurus ragu.
22
Lanjutan
Sifat gradasi diungkapkan oleh RENE
DECARTES Filsuf Prancis cagito ergo sum
(saya berpikir maka saya ada)
2.KOMUNALISME
Hasil pemikiran filsafat dimiliki masyarakat
umum tidak memandang ras, kelas, ekonomi,
dan keyakinan. Misalnya hasil pemikiran
Yunani bermanfaat untuk orang Eropa, Asia
Afrika dsb.
23
lanjutan
3. DISENTERESTEDNESS
YANG BERASAL DARI KATA INTEREST, yaitu
suatu kegiatan filsafat yang tidak dimotivasi
untuk suatu kepentingan tertentu.
4. UNIVERSALISME
Filsafat bersifat umum, berati filsafat adalah
hak seluruh umat manusia secara umum atau
sifatnya internasional. Semua umat manusia
berhak mengadakan kajian filsafat.
24
lanjutan
Filsafat dapat memberikan kepuasan
bagi filsuf/seseorang karena
kemampuannya dalam
menggambarkan problem kehidupan
yang sedang dan akan dihadapi sesuai
dengan leluasan pemahamannya.
Plato mengatakan, berpikir dan memikirkan itu suatu
kenikmatan yang luar biasa dan kebahagian yang paling
berharga.
26
lanjutan
Filsafat dapat dijadikan sebagai bahan
pijakan untuk merubah dunia.
Karl Marx mengatakan, filsafat tidak
hanya hanya menjelaskan pada
dunia(interferd the world) melainkan juga
merubahnya.
27
PROBLEMATIKA
FILSAFAT
Secara Umum terbagi menjadi tiga;
1. ONTOLOGI, yaitu mengkaji hakikat
segala
sesuatu, terbagi 2:
1. Kualitas;
- Monisme, asal lam terdiri dari satu
unsur (mono=satu). Thales dari air,
Anaximandros dari apairon, Anaximenes
dari udara, Democritos dari tanah.
28
lanjutan
- Dualisme, yang mengatakan alam
semesta terdiri dari dua unsur yaitu
materi dan roh. Tokohnya Anaxagoras
dan Aristolteles.
- Pluralisme, alam semesta terdiri dari
empat unsur; air, angin, api, tanah.
Tokohnya Empedokles, Leukippos.
29
lanjutan
2. Kualitas
Pandangan ini membicarakan bagaimana
alam berproses, dalam kaitannya muncul 4
teori:
-Mekanisme, yang mengatakan bahwa segala
sesuatu berproses secara mekanik.
-Teleologi, mengatakan bahwa segala sesuatu yang
terjadi di alam raya berproses menuju suatu
tujuan, yaitu Tuhan.
30
31
PROBLEM FILSAFAT
2. EPISTEMOLOGI, membicarakan 2 hal;
a. Hakikat pengetahuan, muncul 2
pandangan;
- realisme, yaitu pengetahuan manusia riil
adanya dalam kehidupan.
- idealisme, yaitu hakikat ilmu pengetahuan
tidak terdapat dalam dunia riil, melainkan
konsep ideal atau dunia ide-ide.
32
lanjutan
b. Sumber Pengetahuan, muncul 3 pandangan;
- rasionalisme, mengatakan bahwa sumber
pengetahuan muncul dari rasio (akal) manusia.
- Empirisme, sumber pengetahuan adalah
indera manusia.
- Kritisme, pengetahuan manusia bersumber
dari luar diri manusia, yaitu Tuhan.
33
PROBLEM FILSAFAT
3. AXIOLOGI,
TERBAGI MENJADI 6
PANDANGAN;
a. naturalisme, yang menyatakan ukuran
baik buruk ialah sesuai tidaknya
perbuatan tersebut sesuai dengan
fitrah (natura) manusia.
b. Hedonisme, yang menyatakan bahwa
ukuran baik buruk ialah sejauh mana
suatu perbuatan mendatangkan
kenikmatan (hedone) bagi manusia.
34
lanjutan
a. Vitalisme, ukuran baik buruk
ditentukan oleh sejauh mana suatu
perbuatan tersebut dapat mendorong
manusia untuk hidup lebih maju.
b. Ultitarianisme, Ukuran baik buruk
ditentukan oleh ada tidaknya suatu
perbuatan mendatangkan manfaat
bagi manusia.
35
lanjutan
e. Idealisme, ukuran baik buruk ditentukan oleh
sesuai tidaknya sesuatu perbuatan dengan
konsep ideal (rancang bangun) pikiran
manusia.
f. Teologis, baik buruknya suatu perbuatan
ditentukan oleh sesuai tidaknya suatu
perbuatan dengan ketentuan agama
(teos=Tuhan, agama)
36
lanjutan
Berdasarkan uraian problematika di
atas kebenaran itu bersifat relatif
tergantung pada latar belakang
pendidikan, sosial, budaya, agama
dan sebagainya.
37
BAGAIMANA HUBUNGAN
ILMU, FILSAFAT, DAN
AGAMA
lanjutan
1. Merupakan akumulasi pengetahuan
yang disistematikan
2. Suatu pendekatan/metode pendekatan
terhadap seluruh dunia empiris, yaitu
dunia yang terikat oleh faktor ruang dan
waktu, dunia yang pada prinsipnya
dapat diamati oleh panca indra
manusia, dan
39
lanjutan
1. Suatu cara yang mengijinkan
kepada ahli-ahli lainnya untuk
menyatakan suatu proporsi.
40
lanjutan
Filsafat menurut Plato dan Al Faraby;
filsafat adalah pengetahuan tentang
segala yang ada.
AGAMA
Terdapat perbedaan pengertian agama
dikalangan tokoh agama. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan bidik
terhadap agama.
41
lanjutan
Agama diartikan secara praktis, adalah
suatu keyakinan akan adanya
aturan/jalan hidup (way of life) yang
bersumber dari suatu kekuatan yang
absolut (Tuhan).
Agama memiliki empat perangkat sbb:
1. Adanya pengatur (Tuhan) sebagai
kebenaran yang pertama dan terakhir.
42
lanjutan
2. adanya aturan (code hukum) yang harus
dipahami yang termaktub dalam kitab
suci dan kebenarannya bersifat ansolut.
3. Adanya seorang nabi sebagai pembawa
aturan hukum.
4. Adanya komunitas (manusia) sebagai
pelaksana aturan yang bersumber dari
Tuhan.
43
HUBUNGAN ILMU,
FILSAFAT DAN AGAMA
ILMU, mencari kebenaran dengan cara
penyelidikan (riset) sesuai dengan
eksistensinya yang berhubungan
dengan alam empiris.Dalam penyelidikan
ilmu selalu mencari hukum sebab
akibat. Sebagai hukum sebab akibat
maka kebenaranya pasti ada.
44
lanjutan
ILSAFAT, karena selalu berhadapan
denga alam empiris, (metafisika, ghaib)
maka ia komit dengan organon (alatnya)
yaitu logika. Cara kerjanya selalu diawali
dengan pertanyaan apa. Berpikir logis,
sistematis, radikal, dan universal.
45
lanjutan
AGAMA, menemukan konsep
kebenaran bersumber pada wahyu,
kebenarannya bersifat mutlak,
absolut sebagiai kebenaran
tertinggi.
46
47
lanjutan
Hubungan ilmu filsafat dan agama, Albert
Einstein menagatakan dengan singkat
science with out is blind, religion with out
science is blame Ilmu tanpa agama
buta, agama tanpa ilmu lumpuh.
48
BAGAIMANAKAH
KATEGORI MANUSIA
ITU?
1. MANUSIA ADA YANG TIDAK TAHU DALAM
KETIDAKAHUANNYA
2. MANUSIA TIDAK TAHU DALAM
KETAHUANNYA
3. MANUSIA TAHU AKAN
KETIDAKTAHUANNYA
4. MANUSIA TAHU AKAN KETAHUANNYA
Kategori manakah yang paling baik?
49
Lanjutan
DENGAN KATA LAIN
Malalui akalnya manusia mampu menyamai
makhluk lain.
Burung terbang tinggi, manusia tefrbang
dengan pesawat ciptaannya.
Angsa bisa berenang ke ujung pulau, manusia
berenang dengan kapal Feri ciptaannya.
Ikan mampu menembus dasar lautan, manusia
menembus lautan dengan kapal selam
ciptaannya.
51
52
54
lanjutan
Aktivitas memerlukan metode
Pengetahuan melahirkan ilmu-ilmu.
Ilmu dan pengetahuan tidak bisa
dipisahkan.
56
SIKLUS ILMU
ILMU
AKTIVITAS
METODE
PENGETAHUAN
57
PENGERTIAN ILMU
SEBAGAI PENGETAHUAN
Dari segi maknanya pengertian ilmu
sekurang-kurangnya merujuk tiga hal:
Pengetahuan
Aktivitas
metode
58
Pengertian Umum
Ilmu adalah sesuatu kumpulan
yang sistematis dari pengetahuan.
Ilmu berarti semua pengetahuan
yang dihimpun dengan perantara
metode ilmiah (John G. Kemeny).
59
lanjutan
Menurut Norman Campbell :
Ilmu adalah suatu kumpulan pengetahuan
yang berguna dan praktis dan suatu
metode untuk memperoleh pengetahuan
Ilmu tidak bersangkutan dengan
kehidupan praktis dan tidak dapat
mempengaruhinya kecuali dalam cara
yang paling tak langsung, baik kebaikan
atau keburukan.
60
SIMPULAN
Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang
rasional dan kognitif dengan berbagai metode
berupa aneka prosedur dan tata langkah
sehingga menghasilkan kumpulan
pengetahuan yang sistematis mengenai gejalagejala kealaman, kemasyarakatan atau
keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran,
memperoleh pemahaman, memberikan
penjelasan, ataupun melakukan penerapan.
61
LANJUTAN
62
lanjutan
1.
Teologis:
mencapai kebenaran
memperoleh
pemahaman
Memberi penjelasan
Meakukan penerapan dengan peramalan
atau pengendalian
63
ANALISIS (analysis)
PEMERIAN (description)
PENGUKURAN (measurement)
PERBANDINGAN (comparison)
SURVAI (survey)
64
Pengelompokan
Pengetahuan
Menurut Bertrand Russell, pengetahuan
dibedakan menjadi 2:
1. Pengetahuan mengenai fakta-fakta
(knowledge of facts)
2. Pengetahuan mengenai hubungan
umum antara fakta (knowledge of
general connection berween facts)
65
Ledger Wood
pengetahuan
membagi
menjadi:
66
Bentuknya:
Perception ;pengenalan objek diluar diri
seseorang
Introspection; pengenalan terhadap
dirinya sendiri dengan segenap
kemampuan, pikiran kehendak, dan
perasaan
67
Lanjutan
2. Inferential Knowledge, meliputi;
Knowledge of other selves; pengetahuan
mengenai diri orang lain.
Historical knowledge; pengetahuan
menyangkut masa lampau.
Scientific knowledge; pengetahuan
ilmiah.
68
George Klubertanz
Pengetahuan langsung berdasarkan
pengenalannya terhadap objek-objek
pengalaman.
Pengetahuan kemanusian (humanistic
knowledge) yang diperoleh karena
mempelajari
Pengetahuan Ilmiah (scientific knowledge)
berdasarkan azas-azas yang cocok dan dapat
membuktikan kesimpulannya kebenaran.
69
lanjutan
Pengetahuan Ilmiah (scientific
knowledge) berdasarkan azas-azas
yang cocok dan dapat
membuktikan kesimpulannya
kebenaran.
70
HAKIKAT
PENGETAHUAN
Darimanakah hakikat pengetahuan itu?
1. Realisme; pengetahuan manusia riil
adanya dari kehidupan.
2. Idealisme; pengetahuan tidak terdapat
dalam dunia riil melainkan hanya dalam
dunia konsep ideal atau dunia ide-ide.
71
Lanjutan
Jenis sasaran Pengetahuan Ilmiah:
Objek material; fenomena di dunia
ini yang ditelaah oleh ilmu
Objek formal; pusat perhatian
penelaahan ilmuwan terhadap
fenomena itu.
74
lanjutan
OBJEK MATERIAL PENGETAHUAN ILMIAH
DIKELOMPOKAN MENJADI 6:
IDE ABSTRAK
BENDA FISIK
JASAD HIDUP
GEJALA ROHANI
PERISTIWA SOSIAL
PROSES TANDA
75
OBJEK MATERIAL
MANUSIA
BIOLOGI
PSIKOLOGI
FILSAFAT KODRATI
OBJEK TELAAH
FORMAL
77
UKURAN
AZAS-AZAS
PETUNJUK
PROSEDUR
78
LANJUTAN
3. EKSPOSISI POLA
SOSIOLOGI
POLA-POLA
BUDAYA
ANTROPOLOGI
PERKEMBANGAN
BUDAYA
79
LANJUTAN
4. REKONTRUKSI
HISTORIS
HISTORIOGRAFI
PURBAKALA
PALEONTOLOGI
80
PROPOSISI ILMU
PENGETAHUAN
1. AZAS ILMIAH
MENGANDUNG
KEBENARAN UMUM
BERDASARKAN
FAKTA YANG TELAH
DIAMATI
ILMU SOSIAL
81
LANJUTAN
2. KAIDAH ILMIAH
Mengungkapkan
keajegan atau hubungan
tertib yang dapat
diperiksa kebenarannya
diantara fenomena
secara umum berlaku
pula untuk berbagai
fenomena yang sejenis.
Boyle, Newton, Pascal
82
LANJUTAN
3. TEORI ILMIAH
Kemampuan
proposisi yang
saling berkaitan
secara logis untuk
memberi penjelasan
mengenai
sejumlah fenomena.
Teori Darwin
83
lanjutan
Teori; sekumpulam proposisi yang
mencakup konsep-konsep tertentu
yang saling berhubungan
84
lanjutan
Memberikan skema atau rencana
sementara mengenai medan yang
semula belum dipetakan sehingga
terdapat suatu orientasi
Menunjukkan atau menyarankan araharah untuk penyelidikan lebih lanjut.
86
PEMBAGIAN
ILMUatas:
Ilmu Pengetahuan
dibedakan
PENGETAHUAN
1. Ilmu Pengetahuan
Sosial (social science);
membahas hubungan manusia sebagai
makhluk sosial.
a. Psikologi; ilmu pengetahuan yang
mempelajari proses mental dan tingkah laku.
b. Pendidikan; suatu perlakuan atau nproses
latihan yang terarah dan sistematis meneju
ke suatu tujuan.
87
Lanjutan
c. Antropologi; suatu ilmu pengetahuan yang
pempelajari asal-usul dan perkembangan
jasmani, sosial, kebudayaan serta tingkah
laku manusia.
d. Etnologi; studi antropologi dari aspek
sistem sosio ekonomi dan pewarisan
kebudayaan terutama keaslian,
perkembangan dan perubuhan dalam
masyarakat primitif.
88
Lanjutan
e. Sejarah; suatu pencataan peristiwa
peristiwa yang telah terjadi pada suatu
bangsa, negara atau individu.
f. Ekonomi; ilmu penghetahuan yang
berhubungan dengan produksi, tukar
menukar barang produksi, pengelolaan
dalam lingkup rumah tangga,
perusahaan atau negara.
89
Lanjutan
g. Sosiologi; suatu studi tingkah laku sosial,
terutama asal-usul organisasi, institusi dan
perkembangan masyarakat manusia.
2. Ilmu Pengetahuan Alam; yang membahas
alam semesta dengan segala isinya, ilmu ini
terbagi atas:
a. Fisika (physics); suatu kajian tentang benda
mati dari aspek wujud dengan perubahan yang
bersifat sementara.
90
lanjutan
b. Kimia (chemistry); mempelajari benda hidup
lanjutan
Cabang-cabang biologi:
1. Botani; mempelajari seluk beluk
tumbuhan
2. Zoologi; mempelajari hewan
3. Anatomi; mempelajari strukur dalam
makhluk hidup
4. Fisiologi; studi tentang fungsi tubuh
92
lanjutan
3. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (earth
science and space)
a. Geologi; studi tentang struktur bumi
Petrologi membahas batu-batuan
Vulkanologi, membahas gempa bumi
Mineralogi, membahas bahan mineral/bahan
galian
Kristalografi, membahas bentuk-bentuk
kristal dari mineral.
94
lanjutan
b. Astronomi; suatu ilmu pengetahuan
yang membahas benda-benda ruang
angkasa dan alam semesta.
b. Geografi; ilmu pengetahuan tentang
muka bumi dan produk ekonomi
sehubungan dengan makhluk hidup
terutama manusia.
95
ILMU PENGETAHUAN
BERDASARKAN KURUN
WAKTUNYA
ILMU PENGETAHUAN
KONVENSIONAL
ILMU PENGETAHUAN MODERN
96
Lanjutan
Ilmu penetahuan konvensional
mengedepankan mitos, daripada logos.
Ilmu pengetahuan modern
mengutamakan rasio, akal sehingga
segala sesuatu harus bersifat rasional.
Mengedepankan logos daripada mitos.
97
PERKEMBANGAN
PENGETAHUAN MODERN
Konsep atau teori Pengetahuan modern
berkembang berabad-abad, sejak manusia
mempelajari alam semesta. Thales sebagai
Bapak ilmu pengetahuan, Aristoteles, Scorattes
sampai ke generasi Newton.
lanjutan
Berdasarkan pemikiran manusia
pengetahuan terus berkembang hingga
melahirkan teori-teori dan wujud untuk
kepentingan umat manusia.
99
lanjutan
Aristoteles berpendapat, berdasarkan
pengamatan bebnda-benda hidup itu
mungkin dapat timbul dari benda tak
hidup. Contoh cacing berasal dari
lumpur, ulat berasal dari daging yang
membusuk dan lain lain.
100
ILMU PENGETAHUAN
ABAD KE-13
TOKOH; NIKOLAS KOPERNIKUS
Berkebangsaan Polandia yang
mencetuskan revolusi dunia ilmu.
Teorinya menyatakan bahwa matahari
merupakan pusat tata surya yang diedari
oleh bumi serta planet lainnya.
101
ILMU PENGETAHUAN
ABAD KE-16
TOKOH; SIR ISAAC NEWTON
Berkebangsaan Inggris yang
mencetuskan hukum gravitasi
bumi,pencipta teleskop cermin.
Teorinya sangat mempengaruhi alam
pikiran abad-18
102
lanjutan
Perkembangan ilmu pengetahuan abad
18, 19 melahirkan ilmu ilmu yang sangat
bermanfaat bagi kehidupan umat
manusia.
Thomas Alpha Edison, dengan lampu
listriknya
Albert Enstain dengan teori atomnya
103
PUNCAK PENGETAHUAN
DI ABAD 20
Para ilmuwan memanfatkan materi dan
energi. Materi merupakan benda
sedangkan energi yang memiliki
kekuatan.
Materi merupakan benda-benda hasil
olahan
104
lanjutan
Dalam kehidupan modrn penggunaan
energi semakin meluas.
Energi berwujud dalam berbagai bentuk;
cahaya, kimia, panas, gerak, nuklir dan
sebagainya.
105
TERIMA KASIH
SELAMAT BELAJAR
106
REFERENSI
Nasution, HB. 2001. Filsafat Umum.
Jakarta :Gaya Media Pratama
Haryono Imam. 1994. Filsafat Ilmu
Pengetahuan. Jakarta : Gramedia
The Lian Gie. 1991. Pengantar Filsafat
Ilmu. Yogyakarta : Liberty
107
108
Bab 3
109
Orientasi Sejarah
Hubungan Sejarah
Filsafat dan ilmu di dalam filsafat ilmu berhubungan dengan sejarah barat
Berpusat di Eropa, terutama Eropa Barat
Pembabakan Sejarah
Sejarah dibagi ke dalam sejumlah babak, dari zaman dahulu sampai
sekarang
Pembabakan sejarah mengikuti pembabakan yang lazim di sejarah Eropa
110
Pembabakan Zaman
Zaman Kuno
sebelum abad ke-5 sM
Zaman Romawi
abad ke-1 sM sampai abad ke-5
Zaman Modern
abad ke-18 sampai sekarang
111
Zaman Kuno
Sebelum Abad ke-5 sM
Keteraturan Alam (Louis de Broglie)
Gembala Chaldea di Mesopotamia memperhatikan gejala di langit
terutama di malam hari
Gerak benda langit teratur sehingga mereka yakin akan keteraturan
alam
Muncul pengetahuan astronomi termasuk kalender bulan dan muncul
ilmu
Mereka juga mengenal musim, sehingga satu tahun terdiri atas 12
bulan (tidak tepat)
116
Zaman Kuno
Sebelum Abad ke-5 sM
Keteraturan Alam (di Mesir Kuno)
Sungai Nil banjir setiap tahun secara teratur menghapus batas
tanah sehingga lahir ilmu ukur untuk menemukan kembali batas itu
Ilmu ukur digunakan juga untuk membuat piramida
Secara teratur, gerak naik bintang sothis (sirius) sinkron dengan
siklus banjir sungai Nil, dan berlangsung setahun sekali
Muncul pengetahuan astronomi dan kalender matahari di samping
kalender bulan
Zaman Kuno
Sebelum Abad ke-5 sM
Keteraturan Alam (di Romawi Kuno)
Sebelum Romawi menjadi negara adikuasa (abad ke-1 sM), mereka
juga menerima kalender dari Yunani Kuno
Romawi menyusun kalender matahari yang berubah-ubah yang
kemudian distandardisasi oleh Julius Ceaser
Kalender inilah yang kemudian menjadi kalender internasional yang
kita pergunakan sekarang (disempurnakan oleh Paus Gregorius)
LUNAR CALENDAR
Any dating system based on a year consisting of synodic months
i.e. complete cycles of phases of the Moon. In every solar year (or year of
the seasons), there are about 12.37 synodic months. Therefore, if a lunaryear calendar is to be kept in step with the seasonal year, a periodic
intercalation (addition) of days is necessary.
The Sumerians were probably the first to develop a calendar based
entirely on the recurrence of lunar phases. Each Sumero-Babylonian month
began on the first day of visibility of the new Moon. Although an intercalary
month was used periodically, intercalations were haphazard, inserted when
the royal astrologers realized that the calendar had fallen severely out of
step with the seasons. Starting about 380 BC, however, fixed rules
regarding intercalations were established, providing for the distribution of
seven intercalary months at designated intervals over 19-year periods.
Greek astronomers also devised rules for intercalations to coordinate the
lunar and solar years. It is likely that the Roman republican calendar was
based on the lunar calendar of the Greeks.
119
months of 30 days each, with a 5 days added at the years end. The
Egyptians failure to account for the extra fraction of a day, however,
caused their calendar to drift gradually into error.
Ptolemy III Euergetes of Egypt, in the Decree of Canopus
(237 BC), introduced an extra day every four years to the basic 365day calendar (this practice also having been introduced in the
Seleucid calendar adopted in 312 BC). In the Roman Republic,
Julius Ceaser in 45 BC replaced the confused Roman Republican
calendar. Which probably was based on the lunar calendar of the
Greeks, with the Julian calendar. The Julian calendar assigned 30 or
31 days to 11 months but fewer to February; it allowed for a leap
year every four years. The Julian calendar, however, made the solar
year slightly too long by adding a full quarter of day annuallythe
solar year actually runs 365.2422 days. By mid-16th century the
extra time had resulted in an accumulated error of about 10 days. To
correct this error, Pope Gregory XIII instituted the Gregorian
calendar in 1582, dropping October 5-14 that year and omitting leap
years when they fell on centurial years not divisible by 400 e.g.,
1700, 1800, 1900.
121
Penanggalan Romawi mula-mula hanya 10 bulan, dari Martius sampai December. Oleh
kaisar Romawi ke-2, ditambah 2 bulan pada musim dingin sehingga menjadi
Martius
Aprilis
Maius
Junius
Quintilis (Julius)
Sextilis (Augustus)
September
October
November
December
Januarius
Februarius
Karena ada upacara pada bulan Januarius, maka kemudian awal tahun digeser ke
Januarius
122
Penanggalan
Masehi
Hijrah
Jawa
Yahudi
Koptik
Ethiopia
Persia
Hindu
Konghucu
Jepang
Romawi
Thailand
: 1 1 2000
: 24 Ramadhan 1420
: 24 Pasa 1932
: 5761
: 1717
: 1993
: 1379
: 5101
: 25 11 2550
: 1 1 2660
: 2753
: 1 1 - 2543
124
125
126
127
19 x 15 x 28 = 7980 tahun
128
Zaman Kuno
Sebelum Abad ke-5 sM
Keteraturan Alam (Ramuan Bahan)
Keteraturan alam lainnya terdapat pada ramuan bahan (material,
logam, obat)
Mereka menjadi ilmu bahan dan farmasi
Di samping ilmu bahan dan farmasi, terdapat pula ramuan
bercampur kepercayaan dan mistik yang dikenal sebagai alkemi
Zaman Kuno
Sebelum Abad ke-5 sM
Keteraturan Alam (Pertukangan)
Keteraturan alam lainnya adalah pembuatan alat
Mereka dikenal sebagai pertukangan
Salah satu kegiatan arkeologi adalah mencari karya pertukangan
pada zaman purbakala
Tenung
Merupakan kekuatan gaib yang dapat menyembuhkan atau
menyakitkan orang
Sekalipun tidak ada dasar ilmiahnya, sampai sekarang pun,
kalangan tertentu masih percaya akan kekuatan tenung (gunaguna)
130
Zaman Kuno
Sebelum Abad ke-5 sM
Astrologi
Di samping astronomi, muncul juga pengetahuan lain yang dikenal
sebagai astrologi
Menurut astrologi, dunia bintang-bintang adalah makrokosmos dan
dunia manusia adalah mikrokosmos
Mikrokosmos adalah refleksi dari makrokosmos sehingga nasib
manusia dapat diramal dari gejala bintang-bintang di langit
Jam dan tanggal lahir menjadi patokan untuk ramalan nasib manusia
Peranan Astrologi
Peranan astrologi melampau batas zaman kuno
Sampai sekarang pun masih muncul ramalan astrologi di dalam
majalah
131
ASTROLOGY
Astrology is the type of divination that consists in interpreting the
influence of planets and the stars on earthly affairs in order ot predict
the destinies of individuals, groups, or nations. At times regarded as
science, astrology has exerted an extensive or a peripheral influence
in many civilizations, both ancient and modern. Astrology has also
been defined as a pseudoscience and considered to diametrically
opposed to the theories and findings of modern science.
Astrology originated in Mesopotamia, perhaps in the 3rd millenium
BC, but attained its full development in the Western world much later,
within the orbit of Greek civilization of the Hellenistic period. It spread
to India in its older Mesopotamian form. Islamic culture absorbed it
as part of the Greek heritage; and in the Middle Ages, when Western
Europe was strongly affected by Islamic science, European astrology
also felt the influence of the Orient.
The Egyptian also contributed though less
132
Mongol times, their data were also integrated into the Chinese
astrological corpus. In the later centuries of Imperial China it was
universal practice to have a horoscope case for each newborn child
and at all decisive junctures in life.
Once established in the classical world, the astrological
conception of causation invaded the sciences; particularly medicine
and allied disciplines. The Stoics, espousing the doctrine of a universal
sympathy linking microcosm of man with the macrocosm of nature,
found in astrology a virtual map of such a universe.
Greek astrology was slow to be absorbed by the Romans, who
had their own native methods of divination, but by the times of
Augustus, the art had resumed its original role as a royal prerogative.
Attempts to stress its influence on the populace met repeatedly with
failure.
Throughout pagan antiquity the words astronomy and
astrology had been synonymous; in the first Christian centuries the
modern distinction between astronomy, the science of stars, began to
appear. As against the omnipotence of the stars, Christianity
134
Zaman Kuno
Sebelum Abad ke-5 sM
Alkemi
Di samping ramuan bahan secara alamiah, muncul kepercayaan
dan mistik berkenaan dengan ramuan bahan itu
Ramuan dengan kepercayaan seperti ini dikenal sebagai alkemi
Alkemi bertujuan untuk membuat emas dari bahan murah serta
membuat obat panjang umur yang membuat orang tidak mati
Ada alkemi yang hanya rajin menulis melalui sandi rahasia serta
ada alkemi yang rajin meramu bahan
Peranan Alkemi
Peranan alkemi melampaui batas zaman kuno
Mereka baru hilang pada zaman modern (abad ke-18 dan ke-19)
136
Zaman Kuno
Sebelum Abad ke-5 sM
Asas Determinisme Universal
Asas Indeterminisme
Dikenal sebagai uncertainty principle, ditemukan oleh Heisenberg
pada tahun 1928
Bertentangan dengan asas determinisme universal, tetapi hanya
berlaku di fisika partikel subatomik dan dalam ukuran yang sangat
kecil
137
Babakan
Zaman pra-Sokrates
Zaman Sokrates
Zaman pasca-Sokrates
138
Ada tiga pemikiran besar pada zaman itu yang dibicarakan di sini:
Unsur dasar pembentuk alam dan bentuk alam
Alam tunggal dan alam jamak
Realitas bilangan
Dialog
Metafisika dan epistemologi
Logika
Etika dan estetika
Zaman Pasca-Sokrates
Stoik, Epikurus, Cynics, dan Skeptik
139
Greece
Greece, officially called Hellenic Republic (Greek: Eliniki
Dhimokratia), is a country in the southeast of Europe on the southern tip of the
Balkan peninsula.
The historical name of Greece in Greek is Ellas. This name is also written
Hellas in English, following the ancient Greek pronunciation. More commonly, it
is called Elladha in modern Greek. The mythical ancestor of the Greek is
the eponymous Hellen.
The name of Greece in European languages (English: Greece, French: Grce,
Portuguese: Grcia, Spanish and Italian: Grecia, German: Griechenland,
Russian: , etc) comes from a different root: Graiks (via Latin
Graecus) which according to Aristotle was an ancient name of the Greeks. On
the other hand, the name of Greece in some Middle Eastern and Eastern
languages (Turkish: Yunanistan, Arabic (tulisan Arab Yunan), Hebrew (tulisan
Hebrew), ancient Persian: Yaun, Indian Pali: Yona, Malay and Indonesian:
Yunani) derives from the Greek toponym Inia. Norwegian is one of the
few languages apart from Greek in which the name Hellas predominates.
140
one was an infant and the other was not yet born. Each had
supporters, but in the resultant civil war both were thrust aside. In the
end, his empire was divided between the families of three generals, of
whom, roughly speaking one obtained the European, one the African,
and one the Asiatic parts of Alexanders possessions. The European
part fell ultimately to Antigonuss descendants; Ptolemy, who obtained
Egypt, made Alexandria his capital; Seleucus, who obtained Asia after
many wars, was too busy with campaigns to have a fixed capital, but at
later times Antioch was the chief city of his dynasty.
From the point of view of Hellenistic culture, the most brilliant
success of the third century BC was the city of Alexandria. Egypt was
less exposed to war than the European and Asiatic parts of the
Macedonian domain, and Alexandria was in extraordinarily favoured
position for commerce. The Ptolemies were patrons of learning, and
attracted to their capital many of the best men of the age. Mathematics
became, and remained until the fall of Rome, mainly Alexandrian
[from Bertrand Russell, History of Western Philosophy]
142
THALES OF MILETUS
Thales of Miletus (fl. 6th century BC), philosopher remembered for
his cosmology based on water as the essence of all matter.
According to the Greek thinker Apollodorus, he was born in 624;
the Greek historian Diogenes Laeritus placed his death in the 58 th
Olympiad (548-545) at the age of 78.
No writings by Thales survive, and no contemporary sources exist;
thus, his achievement are difficult to assess. Inclusion of his
name in the canon of legendary Seven Wise Men led to his
idealization, and numerous acts and sayings, many of them no
doubt spurious, were attributed to him. According to Herodotus,
Thales was a practical statesman who advocated the federation of
Ionian cities of the Aegian region. The Greek scholar Callimachus
recorded a traditional belief that Thales advised navigators to
steer by the Little Bear (Ursa Minor) rather than by the Great Bear
(Ursa Major), both prominent constellation in the north.
144
Air
di tepi tanah, air keluar dari tanah melalui mata air karena kembali ke letak
asal
udara
di tepi air, udara di dalam air bergelembung naik karena kembali ke letak asal
api
di tepi udara, dalam bentuk kilat di langit
kering dingin
basah dingin
basah panas
kering panas
Benda
Benda merupakan kombinasi dari keempat unsur beserta sifat mereka
Asumsi
Unsur alam beserta sifatnya ini dijadikan asumsi di dalam
pengetahuan kemudian
148
q u in t e s s e n t ia l
a la m
d a n
s ifa t m e r e k a
( u n s u r k e lim a )
a p i
( k e r in g
d a n p a n a s )
u d a ra
(b a s a h d a n p a n a s )
a ir
( b a s a h d a n d in g in )
ta n a h
( k e r in g
d a n d in g in )
149
Alam
alam terdiri atas substansi dan bentuk
151
152
Heraklitus
Mengagumi api yang bergerak dan air yang mengalir
Ucapan terkenal panta rhei = semua mengalir
Menganut alam jamak
Empedokles
Substansi alam terus bergerak, berpadu melalui kasih, dan bercerai
melalui benci, berulang-ulang terjadi secara periodik
Menganut alam jamak
153
PARMENIDES
Parmenides (b. c. 515 BC), Greek philosopher of Elea in
southern Italy who founded Eleaticism, one of the leading perSocratic schools of Greek thought. His general teaching has been
diligently reconstructed from the few surviving fragments of his
principal work, a lengthy three-part verse composition titled On
Nature.
Parmenides held that the multiplicity of existing things, their
changing forms and motion, are but an appearance of a single
eternal reality (Being), thus giving rise to the Parmenidian principle
that all is one. From this concept of Being, he went on to say that
all claims of change or or bob-Being are illogical. Because he
introduced the method of basing claims about appearances on a
logical concept of Being, he is considered one of the founders of
metaphysics.
Platos dialogue the Parmenides deals with his thought. An
English translation of his work was edited by L. Taran (1965).
154
Cara
Menggunakan paham alam jamak (terbagi) dan menunjukkan
ketidaklogisan
155
B
156
Kura-kura
157
Paham Pythagoras
Segala sesuatu duduk di atas bilangan dan dapat dinyatakan
dalam bilangan
Perguruan Pythagoras menemukan berbagai sifat bilangan
Tugas ahli filsafat, menurut perguruan Pythagoras, adalah
mencari bilangan itu
159
PYTHAGOREAN PHILOSOPHY
Although much of the tradition about Pythagorean philosophy is
confused because of dissensions within the school and on account of
intermixture of later speculation with earlier doctrine, yet some of the
chief principles are quite clear. Pythagorass discoveries in musical
theory, such as that the basic musical harmonies depend on very simple
numerical ratios between the dimensions of the instruments (such as
strings, pipes, disks) producing them, let him interpret the world as a
whole through numbers. The discovery was the basis for the
Pythagorean theory of numbers, of which the systematic study induced
the intense Pythagorean devotion to mathematics and the subsequent
development of this science by Greek scientists. Pythagoras taught that
number is the fundamental part of the worlds framework. According to
his theory that the dominant note of the universe are proportion, order,
and harmony. All three are expressible by numerical relations.
Pythagoreans thus considered that the universes essential character is
number, but they went beyond this by asserting that the world is made
of numbersa doctrine that is the core of Pythagorean
160
163
=
=
=
=
=
=
=
=
=
titik; penalaran
garis; pendapat
bidang
bentuk ruang; keadilan
kualitas fisik; perkawinan
animasi; semangat
inteligensi; kesehatan
cinta; persahabatan; kearifan
keadilan
Genap Ganjil
Bilangan genap (artios) tidak disukai karena mudah terbagi/pecah
Bilangan ganjil (perissos) disukai karena tidak mudah terbagi/pecah
165
Bilangan Irasional
Bilangan 2, 3 membingungkan perguruan ini karena tidak dapat dinyatakan
sebagai rasio dua bilangan bulat
167
168
= b/a
169
1 + 2 + 4 + 7 + 14 = 28
Bilangan berkekurangan
jumlah faktor < bilangan
mis. 1 + 2 + 4 < 8
Bilangan berlimpahan
jumlah faktor > bilangan
mis. 1 + 2 + 3 + 4 + 6 > 12
Bilangan bersahabat
jumlah faktor bilangan = bilangan sahabatnya
mis. 1+2+4+5+10+11+20+22+44+55+110=284
1+2+4+71+142=220
170
Ukuran
Menurut Protagoras, manusia adalah ukuran dari semua benda,
tentang benda yang ada dan tentang benda yang tidak ada
Akibatnya, menurut orang yang satu, benda adalah seperti ini,
tetapi menurut orang yang lain, bisa lain lagi
Memiliki perguruan
Tidak menulis buku; karyanya terdapat di dalam tulisan Plato
Ikut dalam politik sehingga dihukum mati pada tahun 399 sM
Merintis metoda dialog
Filsafat moral dan hipotesis
172
Perguruan Akademia
Akademia tua oleh Plato (387 sM), diteruskan oleh pengikutnya
(dan kemanakan) Speusippus, Xenokrates dari Khalkedon,
Polemon dari Athena, Krates
Akademia pertengahan diteruskan oleh Arkesilaus (316 - 241
sM)
Akademia baru oleh Kameades (214?sM - 129 sM)
Dibubarkan oleh Kaisar Justinian pada tahun 529
173
Filsafat Alam
Psikologi
raga dan jiwa (materi dan bentuk)
pikiran
Metafisika
Etika dan Politik
Seni dan Retorika
177
CATEGORY
Category, in logic, a term used to denote the several most general or
highest types of thought forms of entities, or to denote any distinction
such that, if a form or entity belonging to one category is substituted into
a statement in place of one belonging to another a nonsensical assertion
must result.
The term was used by Aristotle to denote a predicate type; i.e., the
many things that may be said (or predicated) of a given subject fall into
classessuch as quantities, substances, relations, and stateswhich
Aristotle called categories. To the Greeks, the clarification of predicate
categories helped resolve questions that seemed to be paradoxes. In the
course of a year or so, for example, Socrates could cease to be taller and
come to be shorter than Alcibiades; so he is not now what he was at an
earlier date. Yet he does not cease to be human being. One may wonder
how he can not be what he used to be (taller) and still be what he used to
be (a human being). The answer is that the categories are different: a
change of relation is not a change of substance.
Though the Stoics, philosophers of ancient Greece, had recognized
only 4 most generic notions, Aristotles 10 categories were treated
throughout the
178
179
reduced list of categories. He defended the view that there can be three and
only three types of predicates: firstness, that of pure possibility;
secondness, that of actual existence; and thirdness, that of real
generality. Clearly, if universals belong to the category of thirdness, then the
Nominalist, who urges that universals have no existence (the secondness
category) is confusing categories and, by the definition of category, is
making a nonsensical statement. Such misjudgments, made famous as
category-mistakes by Gilbert Ryle, a mind 20 th-century Oxford Analytical
philosopher, have played an important role in recent linguistic philosophy,
which, with the proliferation of categories, has applied this critique, with
powerful therapeutic effect, to philosophical discourse.
Stanislaw Lesniewski (1886-1939), a Polish logician, and Rudolf Carnap
(1891-1970), a German-American semanticist, distinguished between
syntactical categories (dealing with the interrelations of concepts) and
semantical categories (dealing with concepts and referents). Distinctions
akin to those of Aristotle are thus apt to be described today as semantical, as
distinctions between kinds and modes of significance rather than kinds of
linguistic expressions or of things or happenings. P.F. Strawson, another
Oxford philosopher, discussed the implications of category theory for a
descriptive metaphysics.
180
Sebab
CAUSE
Cause, in the philosophy of Aristotle, is a special generic term referring to
the four principles through which one arrives at knowledge of any entity. In
distinguishing between the material, formal, efficient, and final causes of a
substance, Aristotle attempted to take into account everything necessary to
produce it.
Background. The theories of the pre-Socratic philosophers postulated the
elements from which all things were formed: earth, air, fire, and water. This
view corresponds somewhat to Aristotles concept of a material cause;
however, it was too limited to account for an ordered cosmos and its
intelligibility.
Platos concept of the causes of things in part resembles Aristotles formal
cause. Plato made the mistake of treating the essences of entities (the
Platonic Forms or Ideas) as though they were substances in their own right.
The Four Causes. Aristotle found unacceptable Platos view that the
essence of entities reside in a separate realm of Forms. He attempted to
describe the existence of all things in terms of the things themselves, without
postulating a special metaphysical realm. According to Aristotelian analysis,
all material things (sensible substances) are composed of matter and form.
Matter, or the material cause, is the stuff
182
184
Paham Stoik
Dasar kebahagiaan adalah hidup dalam kecocokan dengan diri sendiri
(kemudian dengan alam)
Kebaikan sejati adalah kebajikan dan bukan harta; dasar kebajikan
adalah kontrol diri
Paham Epikurus
Hal terpenting di dalam kehidupan adalah kesenangan (pleasurre)
186
Pengobatan
Tokoh terkenal di bidang pengobatan mencakup Hippocrates, Galen (zaman Romawi)
Fisika
Tokoh terkenal di bidang fisika mencakup Archimedes (gaya timbul, pengungkit, katrol)
Atronomi
Tokoh di bidang ini Aristarchus, Hipparchus, Sosigenes, Ptolemaeus (zaman Romawi)
187
Perguruan Philosopher
Para philosopher seperti Sokrates, Plato, dan Aristoteles sebagai guru;
mereka membentuk perguruan
Pendidikan Anak
Anak belajar pada waktu senggang
Dalam bahasa Yunani, waktu senggang adalah skhole, dan daripadanya
lahir kata sekolah
Guru adalah paidagogos yakni budak tua yang sudah berpengalaman
dan dipercaya
188
Zaman Romawi
Abad ke-1 sM - Abad ke-5
Karateristik Zaman
Romawi menjadi besar pada abad ke-1 sM dengan
menaklukkan Yunani, Eropa, Asia Barat, dan Afrika Utara
Tokoh terkenal: Julius Ceaser, Augustus Ceaser
Lebih tertarik kepada peperangan, memerintah, hukum,
daripada kepada filsafat
Membiarkan filsafat diteruskan oleh orang Yunani, sehingga
perguruan Akademia dapat terus hidup
Mula-mula bukan nasrani, tetapi kemudian menjadi nasrani (di
mulai dari Romawi Timur)
Dengan alasan bukan nasrani, Perguruan Akademia ditutup
oleh Kaisar Justinian pada tahun 529
189
Zaman Romawi
Abad ke-1 sM - Abad ke-5
Runtuhnya Romawi
Zaman Romawi
Filsafat dan Ilmu
Filsafat
Astronomi
Pada waktu itu, Claudius Ptolemaeus mengemukakan paham
geosentris (benda langit beredar mengelilingi bumi)
Asumsi ini cocok dengan anggapan bahwa manusia adalah pusat
alam dan dianut oleh katedral (gereja)
Asumsi ini bertahan sampai Zaman Kebangkitan
191
Zaman Romawi
Filsafat dan Ilmu
Kalender
Julius Ceaser menugaskan Sosigenes menstandarkan kalender
Sebelum menggunakan kalender baru, tahun terakhir
berlangsung selama 445 hari
Kalender ini yang kita gunakan sekarang (pada abad ke-15
dikoreksi oleh Paus Gregorius) dengan mengurangi tiga hari pada
setiap empat abad; ketika diterapkan, terjadi lompatan 10 hari
Ilmu
Sebagian ilmu diteruskan oleh orang Yunani dan sebagian lagi
oleh orang Romawi
Tokoh terkenal pada waktu itu: Ptolemaeus (astronomi),
Sosigenes (astronomi), Galen, Celsus (medik), Vitruvius (arsitek),
Diophantus, Pappus, Hypatia (matematika)
192
Zaman Romawi
Karya
Karya Zaman Romawi
Banyak karya peninggalan zaman ini
Karya arsitektur melalui bangunan besar yang reruntuhannya masih
tampak sampai sekarang
Karya di bidang jalan untuk transportasi yang menghubungkan banyak
daerah
Karya akuadak di bidang penyaluran air ke kota Roma
Karya di bidang bahan (logam dan nonlogam)
Astrologi
Alkemi
Tenung dan witchcraft
193
Zaman Romawi
Alkemi
Kemunculan
Berkembang sekitar tahun 100 di Alexandria, Mesir
Gabungan dari beberapa sumber
Zaman Romawi
Alkemi
Pertukangan Mesir
Astrologi Mesopotamia
Logam berkaitan dengan planet (makrokosmos)
Planet berkaitan dengan kehidupan manusia (mikrokosmos),
hewan, dan tumbuhan yang bisa lahir, tumbuh, sakit, dan mati
Logam dapat lahir, tumbuh, sakit, dan mati
Karena itu, logam dapat disempurnakan
Emas adalah logam sempurna
195
Zaman Romawi
Alkemi
Kegiatan Alkemi
Meramu berbagai bahan dengan harapan menghasilkan emas dari
bahan murah
Membuat catatan yang dirahasiakan (emas tidak akan berharga
lagi kalau rahasia membuatnya dari bahan murah diketahui orang
lain)
Zaman Gelap
Abad ke-5 sampai Abad ke-10
Karakteristik Zaman
Berlangsung setelah keruntuhan Romawi (Barat) pada abad
ke-5 karena serangan Goth dan Vandal
Penyerangan Goth dan Vandal berlangsung secara
barbarisme
Terjadi kemunduran di bidang ekonomi dan demofrafi
Terlalu sedikit dokumen yang ditemukan (survive) untuk
menceriterakan keadaan pada waktu itu, sehingga muncul
istilah Zaman Gelap (Dark Ages)
Pada zaman itu, Arab bangkit dan memiliki pusat
kecendekiaan di Baghdad (Sultan Harun Al-Rasyid) dan di
Cordoba (Spanyol)
197
Zaman Gelap
Cendekiawan Arab
Sultan Harun Al-Rasyid
Mula-mula penguasa adalah kalifat Umayyad dan kemudian diganti
oleh Kalifat Abbasid
Kalifat Abbasid memindahkan pusat pemerintahan dari Damaskus ke
Baghdad
Kalifat Abbasid mencapai puncaknya pada Sultan Harun Al-Rasyid
yang mengumpulkan para cendekiawan
Para cendekiawan ini mempelajari ajaran Plato dan Aristitoles serta
ajaran dari India dan Cina
Zaman Gelap
Cendekiawan Arab
Cendekiawan Arab
Zaman Gelap
Cendekiawan Arab
Cendekiawan di Bidang Filsafat
Al-Kindi ( - 867)
Ar-Razi ( 865 - 925)
Al-Farabi ( 870 - 950)
Ibn-Sina (980 - 1037)
Al-Ghazali (1058 - 1111) Teologi
Ibn-Rushdi (1126 - 1198) Teologi
Zaman Gelap
Abad ke-5 sampai Abad ke-10
Akhir Cendekiawan Arab
Setelah tahun 1100, cendekiawan Arab terus berkurang (tidak ada
penerus)
Alkemi
Arab juga meneruskan kegiatan alkemi
Mereka memadukan alkemi dari Yunani dengan alkemi dari Cina (dari
Taoisme)
Kelompok eksoterik menguat lagi sehingga kedua-duanya esoterik dan
eksoterik sama kuatnya
Dari kegiatan mereka ditemukan bahan alkali caustik (soda alkali)
Zaman Pertengahan
Zaman Gelap disusul oleh Zaman Pertengahan (Medieval) pada abad ke10
201
Zaman Gelap
Abad ke-5 sampai Abad ke-10
Akhir Cendekiawan Arab
Alkemi
Zaman Pertengahan
202
Zaman Pertengahan
Abad ke-10 sampai Abad ke-15
Karakteristik Zaman
Kehidupan di Eropa relatif lebih tenang
Kegairahan belajar mulai bangkit lagi. Mulai ada pendidikan
di luar katedral
Karya Yunani dan Arab diterjemahkan dari bahasa Arab ke
bahasa Latin terutama oleh orang Yahudi
Perhatian kepada filsafat tararah ke metafisika dan bahkan
diperdebatkan
Filsafat digunakan untuk menjustifikasi agama
Universitas dengan istilah universitas mulai muncul pada
zaman ini
Metoda induktif mulai digunakan di dalam pencarian
203
pengetahuan
Zaman Pertengahan
Filsafat Metafisika
Aliran Filsafat
Sejak zaman Yunani Kuno sudah ada perbedaan aliran di
bidang metafisika
Pada zaman pertengahan, setiap aliran mengemukakan
argumentasi masing-masing
Ada yang berpegang kepada Plato serta ada yang
berpegang kepada Aristoteles
Perdebatan
Ada kalanya, aliran berbeda saling berdebat
Argumentasi cukup marak pada abad ke-12 sampai ke-14;
Universitas juga mempelajari esensi universal pada filsafat 204
Dari zaman ke zaman terjadi pergeseran anutan dari satu
Zaman Pertengahan
Studium dan Universitas
Studium
Bermunculan studium yakni tempat orang mempelajari
bidang pengetahuan tertentu di bawah pengajar
Ada tiga studium yang sangat terkenal yakni studium di
Salerno (medik), Bologna (hukum dan teologi), dan Paris
(seni dan teologi); semacam program studi sekarang
Studium Generale
Studium generale adalah studium yang terbuka untuk
semua pelajar (dari berbagai negeri)
Jadi generale di sini berarti terbuka untuk semua jenis
pelajar
205
Biasanya studium yang terkenal berbentuk studium generale
Zaman Pertengahan
Studium dan Uunivesitas
Docendi, Doctor, Magister
Pengajaran di studium dilakukan melalui docendi
(menggurui)
Kemudian pengajar dibekali lisensi mengajar oleh katedral
atau kaisar berupa licentiae docendi dan ius ubique docendi
(berhak mengajar di mana-mana)
Pelaksana docendi adalah doctor sehingga arti doctor
adalah pemberi docendi atau guru
Pengajar juga dikenal sebagai magister yang artinya juga
guru
Doctor dan magister adalah sejajar. Ada jenis studium yang
menggunakan istilah doctor dan ada yang menggunakan
206
istilah magister
Zaman Pertengahan
Studium dan Universitas
Legere
Jarang ada buku sehingga buku hanya dimiliki oleh para
pengajar
Pengajaran berlangsung melalui pembacaan (legere,
lectus) oleh pengajar dan pelajar mencatatnya
Pengajar yang membaca dikenal sebagai lektor yakni
mereka yang membaca (sekarang dikenal sebagai lektor)
Ada juga commentatio (komentar) dan summa (ringkasan)
207
Zaman Pertengahan
Studium dan Universitas
Tujuan Belajar
Tujuan belajar di studium adalah untuk menjadi doctor atau
magister dengan hak mengajar (dengan semua hak yang
berkenaan dengan jabatannya)
Gelar
Kecuali hukum, medik, dan teologi, semua lainnya adalah
filsasat, sehingga gelar lulusan menjadi PhD
Lulusan medik adalah MD dan luluan hukum LLD (bukan
PhD)
Pakaian
Di Oxford dan Cambridge, toga adalah pakaian sehari-hari
(kini dipakai pada upacara saja)
208
Zaman Pertengahan
Studium dan Universitas
Universitas Scholarium
Dalam bahasa Latin, universitas berarti organisasi atau
korporasi
Karena mahasiswa luar kota di Bologna mengalami
sejumlah kesulitan (pemondokan, makan), pada tahun
1158, mereka membentuk universitas scholarium (korporasi
pelajar)
Mahasiswa berasal dari setiap negeri membentuk consiliarii
masing-masing
Mereka mengangkat rector scholarium (rektor pelajar) untuk
menentukan kurikulum dan upah pengajar
Dari Bologna, model universitas scholarium menyebar ke
Padua, Roma, Montpellier, Salamanca, Perancis bagian
selatan (umumnya di Eropa selatan)
209
Zaman Pertengahan
Studium dan Universitas
Universitas Magistrorum
Di Paris, universitas dibentuk oleh para magister menjadi
universitas magistrorum (korporasi pengajar)
Pimpinan dan organisasi universitas dipegang oleh para
magister
Model universitas magistrorum menyebar ke Oxford,
Cambridge, dan Eropa utara (dan ke jajahan mereka)
Cessatio
Cessastio adalah berhenti (mogok). Cessatio terjadi kalau
timbul masalah serius
Pada tahun 1229, terjadi cessatio di Universitas Paris
210
selama hampir dua tahun. Banyak magister dan pelajar
Zaman Pertengahan
Studium dan Universitas
Tradisi di Universitas Paris
Metoda ajar belajar: collatio (kuliah) dan lectio (penjelasan)
Masa kuliah:
1. St Remi (Okt) - Lent, dan
2. Easter - St. Pierre (29 Juni)
211
Zaman Pertengahan
Studium dan Universitas
Pembentukan Universitas Baru
Mula-mula reputasi universitas bergantung kepada
namanya yang terkenal
Pengajar dari universitas kurang terkenal yang pindah ke
universitas lebih terkenal sering harus menempuh ujian
dulu
Kaisar atau raja ingin mendirikan universitas. Agar memiliki
reputasi, pendiriannya dilakukan melalui keputusan kaisar
atau raja
Sering terjadi bahwa kaisar atau raja sendiri yang menjadi
kepala dari universitas itu dan menjabat sebagai chancellor
Dengan demikian, orang yang sehari-hari mengepalai
212
universitas menjadi vice chancellor. Di sejumlah
universitas, tradisi ini masih berlaku sampai sekarang
Zaman Pertengahan
Metoda Deduktif dan Induktif
Metoda Deduktif
Dimulai dari yang telah diketahui (premis), melalui
penalaran, mencapai konklusi
Metoda ini digemari karena argumentasinya sangat kuat
dan lagi pula mereka tidak usah melakukan kegiatan
manual (kegiatan manual dilakukan oleh para budak)
Asumsi
Kelemahan metoda deduktif terletak pada kasus ketika
yang diketahui itu (premis) tidak ada
Diciptakan asumsi untuk dijadikan yang diketahui itu yakni
dijadikan premis
213
Asumsi tidak diuji, terserah mau diterima atau tidak
Zaman Pertengahan
Metoda Deduktif dan Induktif
Belantara Asumsi
Karena banyak hal tidak memiliki atau menemukan
premis, maka asumsi bermunculan tanpa kendali
Hal yang sama dapat diterangkan melalui asumsi yang
berbeda-beda