You are on page 1of 20

LAPORAN

KERJA PRAKTEK

OLEH :
NAMA
: Salirago S.
Binteru
NIM : 1015025

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


POLITEKNIK KATOLIK SAINT PAUL SORONG
PAPUA BARAT
2013

SISTEM TRANSMISI SATELIT PADA


PT. TELEKOMUNIKASI INFRATEL SORONG

Latar Belakang Penulisan

Latar belakang penulis mengambil judul tentang


Transmisi Satelit pada PT.Telekomunikasi Infratel Sorong
adalah Telekomunikasi sekarang menjadi suatu kebutuhan
vital untuk umat manusia, dikarenakan di Papua masih
belum terjangkau oleh kabel optic sehingga sebagai
solusinya adalah dengan transmisi satelite.
Oleh sebab itu komunikasi yang mengunakan satelit
sangat baik digunakan karena mampu menjangkau daerah
yang jauh dan terpencil, seperti halnya dengan Papua
memiliki daerah geografis yang berbukit bukit, ini
sangatlah cocok menggunakan satelit sebagai sarana atau
media komunikasi

Media Transmisi

Media transmisi adalah media yang


menghubungkan antara pengirim dan
penerima informasi (data), karena
jarak yang jauh, maka data terlebih
dahulu diubah menjadi kode/isyarat,
dan isyarat inilah yang akan
dimanipulasi dengan berbagai macam
cara untuk diubah kembali menjadi
data.

Blog Diagram Alur Transmisi Satelit

Gambar 3.1 Blok diagram alur Transmisi Satelit SB Sorong

Dari Blok diagram diatas dapat diketahui bagian dari sistem Transmsi Satelit
adalah:
a. Digital Distribution Frame (DDF)
b. Adaptive Differential Pulse Code Modulation (ADPCM)
c. Modem
d. Up Down Converter
e. High Power Amlifier (HPA)
f. Antenna
g. Satelit
i. Low Noise Amplifier (LNA)
j. Switching Equipment (Sentral)
Untuk memahami masing masing bagian dari blok diagram alur Sistem
Transmisi Satelit Stasiun Bumi (SB) Sorong maka berikut adalah penjelasan
dari masing masing bagian tersebut.

Digital Distribution Frame (DDF)


DDF adalah perangkat distribusi, antara multiplekser digital dan
perangkat tukar menukar yang digunakan antara multiplexers equipment
digital atau peralatan non layanan suara, melaksanakan fungsi-fungsi seperti
koneksi kabel, kabel patch dan uji loop yang mentransmisikan sinyal digital.

Gambar 3.2 Digital Distribution Frame (DDF)


(Sumber : Materi PT.Telekomunikasi Infratel Sorong)

Adaptive Differential Pulse Code Modulation (ADPCM)


Adaptive Differential Pulse Code Modulation (ADPCM) adalah suatu
proses dimana sampel suara analog dikodekan menjadi sinyal digital
berkualitas tinggi. ADPCM digunakan untuk mengirim suara pada garis jarak
jauh serta menyimpan suara bersama dengan teks, gambar, dan kode pada
modem.
Pada dasarnya, ADCPM memiliki fungsi yaitu sebagai pengganda kanal.
Tujuan penggandaan kanal sendiri adalah untuk efisiensi modem, sehingga
tidak perlu menambahkan modem jika ternyata jumlah pelanggan bertambah.

Gambar 3.3 Adaptive Differential Pulse Code Modulation (ADPCM)


(Sumber : Materi PT.Telekomunikasi Infratel Sorong)

Modem
Modem adalah singkatan dari Modulator dan Demodulator. Modulator
terdapat di bagian pengirim, sedangkan demodulator terdapat di bagian
penerima. Modulator adalah rangkaian yang berfungsi melakukan proses
modulasi, yaitu proses menumpangkan data pada frekuensi pembawa
(carrier) agar bisa dikirim ke penerima melalui media satelit. Sedangkan
demodulator berfungsi kebalikannya, yaitu proses mendapatkan kembali data
atau proses membaca data dari sinyal yang diterima dari pengirim.

Gambar 3.4 Modulator dan Demodulator (MODEM)


(Sumber : Materi PT.Telekomunikasi Infratel Sorong)

Up Down Converter
Up Down Converter adalah pengembangan dari synchronous converter
yang menggabungkan fungsi up converter dan down converter dalam satu
rangkaian dengan suatu kontrol untuk menentukan proses counting yang
dilakukan. Dengan rangkaian up down converter ini proses counting dalam
suatu perjalanan counting dapat diubah secara langsung dari posisi data
output terakhi akan dilakukan proses up converter atau down converter.
Up Converter Berfungsi untuk mengkonversi sinyal Intermediate
frequency (IF) atau sinyal frekuensi menengah dengan frekuensi centernya
sebesar 70 MHz menjadi sinyal RF Up link (5,925 6,425 GHz).
Down Converter Berfungsi untuk mengkonversi sinyal RF Down link
(3,7 MHz 4,2 MHz) menjadi sinyal Intermediate Frequency dengan
frekuensi center sebesar 70 MHz.

Gambar 3.5 Up Down Converter


(Sumber : Materi PT.Telekomunikasi Infratel Sorong)

High Power Amlifier (HPA)


Merupakan perangkat yang memperkuat sinyal RF pada sisi upLink
transmitter agar sinyal dari stasiun bumi dapat di terima satelit sesuai dengan
daya yang di kehendakinya.
HPA terdapat pada bagian pengirim, fungsinya untuk menguatkan signal
uplink yang ditransmisikan. Faktor jarak yang jauh mempengaruhi kualitas
signal, oleh karena itu perlu penguatan supaya dapat sampai ke tujuan.

Gambar 3.6 High Power Amlifier (HPA)


(Sumber : Materi PT.Telekomunikasi Infratel Sorong)

Antenna

Antenna berperan penting dalam sistem komunikasi satelit.


Berfungsi sebagai transmitter ke satelit dan receiver dari satelit.

Gambar 3.7 Antenna


(Sumber : Materi PT.Telekomunikasi Infratel Sorong)

Satelit
Satelit adalah alat elektronik yang mengorbit bumi yang mampu bertahan
sendiri. Bisa diartikan sebagai repeater yang berfungsi untuk menerima
signal gelombang microwave dari stasiun bumi, ditranslasikan frequensinya,
kemudian diperkuat untuk dipancarkan kembali ke arah bumi sesuai dengan
coveragenya yang merupakan lokasi stasiun bumi tujuan atau penerima.
Prinsip satelit pada dasarnya sama dengan radio konvensional. Bedanya,
pemancarnya di atas angkasa. Tentu untuk menghubungkan sinyal tidak
menggunakan kabel. Paket siaran itu oleh masing-masing broadcaster
ditembakkan ( uplink ) ke satelit dari sembarang tempat, asal masih masuk
dalam daerah kekuasaan (cakupan pemancar) satelit.

Gambar 3.8 Satelit


(Sumber : Materi PT.Telekomunikasi Infratel Sorong)

Low-noise amplifier (LNA)


Di sisi penerima fungsinya selain untuk memblok noise, LNA juga
menyaring frekuensi yang diinginkan sebelum diteruskan ke down converter.
Low-noise amplifier (LNA) merupakan suatu bentuk dari penguat
elektronik atau penguat yang digunakan dalam sistem telekomunikasi untuk
menguatkan sinyal yang sangat lemah yang diterima oleh suatu antena.

Gambar 3.9 Low-noise amplifier (LNA)


(Sumber : Materi PT.Telekomunikasi Infratel Sorong)

Switching Equipment (Sentral)


Switching Equipment (Sentral) merupakan pusat pengaturan hubungan
antara pelanggan, sebagai alat penyambung antara saluran yang satu dengan
saluran yang lain sehingga informasi yang dibawa oleh saluran sampai
kepada tujuan.

Gambar 3.10 Switching Equipment (Sentral)


(Sumber : Materi PT.Telekomunikasi Infratel Sorong)

Sistem Transmisi Satelit

Satelit adalah media transmisi yang fungsi


utamanya menerima sinyal dari stasiun bumi dan
meneruskannya ke stasiun bumi lain. Satelit yang
mengorbit pada ketinggian 36.000 km di atas
bumi memiliki angular orbital velocity yang
sama dengan orbital velocity bumi. Hal ini
menyebabkan posisi satelit akan relatif stasioner
terhadap bumi (geostationary), apabila satelit
tersebut mengorbit di atas khatulistiwa. Pada
prinsipnya, dengan menempatkan tiga buah satelit
geostationary pada posisi yang tepat dapat
menjangkau seluruh permukaan bumi.

Keuntungan Satelit
1. Koneksi dimana saja. Tidak perlu LOS (Line of Sigth) dan tidak
ada masalah dengan jarak.
2. Jangkauan cakupannya yang luas baik nasional, regional maupun
global.
3. Pembangunan infrastrukturnya relatif cepat untuk daerah yang
luas, dibanding teresterial.
4. Komunikasi dapat dilakukan baik titik ke titik maupun dari satu
titik ke banyak titik secara broadcasting, multicasting.
5. Kecepatan bit akses tinggi dan bandwidth lebar.
7. Handal dan bisa digunakan untuk koneksi voice, video dan data,
dengan menyediakan bandwidth yang lebar.
8. Sangat baik untuk daerah yang kepadatan penduduknya jarang
dan belum mempunyai infrastuktur telekomunikasi.

Kekurangan Satelit
1. Waktu yang dibutuhkan dari satu titik di atas bumi ke
titik lainnya melalui satelite adalah sekitar 700
milisecond (latency), hal ini disebabkan oleh jarak yang
harus ditempuh oleh data yaitu dari bumi ke satelite
dan kembali ke bumi.
2. Sangat sensitif cuaca dan Curah Hujan yang tinggi,
Semakin tinggi frekuensi sinyal yang dipakai maka akan
semakin tinggi redaman karena curah hujan.
3. Rawan sambaran petir gledek.

Kesimpulan

1. Semua perangkat transmisi satelit harus ON 24 jam


karena digunakan untuk telekomunikasi.
2. Bila catuan dari PLN terputus maka perangkat UPS
yang akan mengganti catuan untuk perangkat transmisi
satelit
3. Perangkat elektronik dipengaruhi oleh suhu sehingga
maksimal suhu yang diperbolehkan adalah 50 0C
4. Pada dasarnya perangkat transmisi satelit ini
menggunakan sumber tegangan 3 phasa.
5. Cuaca juga menjadi suatu acuan yang mengakibatkan
telekomunikasi pelanggan terganggu.

Thank You !

You might also like