You are on page 1of 8

KEBIJAKAN

BELANDA DAN
JEPANG
TERHADAP
PENDIDIKAN AGAMA

INTISARI
BUKU
Prinsip onthoudngspolitik
(politik tidak mencampuri
urusan agama)
Belanda mendirikan sekolah
umum sejak tahun 1900
Membentuk Dewan Ulama
atau Priesteraad
Memberlakukan Goeroe
orndonantie (Peraturan Guru)

INTISARI
BUKU

Kebijakan BELANDA :
Kontrol (Pengaturan dan
Pengawasan) yang sangat Ketat

INTISARI
BUKU
KEBIJAKAN JEPANG :
mengakui sekolah
pemerintah, tidak mengakui
sekolah swasta, madrasah,
dan pesantren
menghapus semua lembaga
pendidikan yang bercorak
Belanda dan menggantinya
dengan corak Jepang

PEMBAHASAN

Kebijakan Belanda terbagi 3


Tahap :
1. Prinsip onthoudngspolitik
(politik tidak mencampuri
urusan agama)
2. Pemberlakuan Goeroe
Ordonantie (Peraturan Guru)
dan Ordonantie
Wildescholen (Ordonansi
Sekolah Liar)
3. Politik Asosiasi (Snouck
Hurgronje) dan Politik Etis

PEMBAHASAN

Meski kontrol Belanda sangat


ketat, banyak lembaga
pendidikan Islam yang tetap
survive, bahkan melahirkan
pejuang kemerdekaan

PEMBAHASAN

Jepang mengambil hati


pribumi :
Tokoh Islam memimpin
lembaga bentukan
Pesantren dikunjungi dan
diberi bantuan

SIMPULAN
1. Kebijakan penjajah Belanda dan Jepang
selalu bersifat kontrol yang ketat dan
berbasis kepentingan penjajah.
2. Pendidikan menjadi unsur penting
dalam kebijakan politik penjajah,
3. Lembaga pendidikan agama perlu
mengembangkan prinsip, sikap dan
kemandirian agar ketika terjadi
perubahan kebijakan pemerintah yang
bersifat represif dan sentralistik,
lembaga pendidikan Islam dapat tetap
eksis dan survive.

You might also like