You are on page 1of 49

PERATURAN DIREKSI

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL


KESEHATAN
NOMOR 02 TAHUN 2014
TENTANG
KEPEGAWAIAN

Grup Manajemen SDM


Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan
Jl. Letjen. Soeprapto - Cempaka Putih
Jakarta Pusat, Indonesia - 10510

www.bpjs-kesehatan.go.id

KONTEN
1. Pendahuluan (Tujuan)
2. Peraturan Direksi Tentang Kepegawaian :
a. Pengangkatan Pegawai Tetap
b. Penempatan Pegawai
c. Perubahan Status
d. Pengangkatan Pertama
e. Seleksi Jabatan
f. Kenaikan/ Penyesuaian Grade/ Skala Gaji Reguler
g. M u t a s i
h. P r o m o s I
i. SMKPBK
j. Pola Penggajian
k. Izin dan Cuti
l. Kewajiban Pegawai
m. Hak Pegawai
n. Pelanggaran Disiplin
o. Sanksi Pelanggaran Disiplin
p. Pegawai Mangkir
q. Pemberhentian sbg Calon Pegawai
www.bpjs-

PENDAHULUAN

Pengertian :
Peraturan
perusahaan
adalah
peraturan yang dibuat secara tertulis
oleh pengusaha yang memuat syaratsyarat
kerja
dan
tata
tertib
perusahaan.

www.bpjs-

Lanjutan
PENDAHULUAN

TUJUAN :
KEPASTIAN HAK DAN KEWAJIBAN
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN
MENGISI KEKOSONGAN HUKUM
MENCIPTAKAN KETENANGAN KERJA DAN
USAHA

www.bpjs-

Lanjutan
PENDAHULUAN

ISI PERATURAN :
1. Kriteria penerimaan pegawai,
2. Ketentuan perjanjian kerja,
3. Hari dan waktu kerja,
4. Waktu kerja lembur dan upah lembur,
5. Gaji dan tunjangan,
6. Hak cuti,
7. Program keselamatan dan kesehatan kerja,
8. Perawatan kesehatan dan pengobatan,
9. Ketentuan dan tindakan disiplin,
10. Pemutusan hubungan kerja dan pesangon,
11. Penyelesaian dan perselisihan, dan
12. Jaminan sosial dan pensiun.
www.bpjs-

PERATURAN DIREKSI NOMOR 02


TAHUN2014
TENTANG
KEPGAWAIAN

www.bpjs-

PASAL 6
PENGANGKATAN PEGAWAI TETAP

(2)

Pengangkatan sebagai Calon Pegawai Tetap mengikuti


ketentuan sebagai berikut :
a. Calon pegawai tetap dari jalur Reguler :
1) Setelah lulus seleksi penerimaan yang bersangkutan
diangkat menjadi Calon Pegawai Tetap BPJS Kesehatan
selama 1 (satu) tahun;
2) Calon Pegawai Tetap menerima gaji yang terdiri dari :
a. Gaji Pokok 80 %;
b. Tunjangan Utilitas 100%;

b. Calon pegawai tetap dari jalur Calon Pimpinan :


1)
Setelah lulus seleksi penerimaan dan dinyatakan lulus
program calon pimpinan selama 1 (satu) tahun yang
bersangkutan diangkat menjadi Calon Pegawai Tetap BPJS
Kesehatan selama 3 (tiga) bulan;
2)
Calon Pegawai Tetap menerima gaji yang terdiri dari :
a. Gaji Pokok 80 %;
b. Tunjangan Utilitas 100%;
www.bpjs-

LANJUTAN
PENGANGKATAN PEGAWAI TETAP

(4)

Calon Pegawai Tetap dapat diangkat menjadi Pegawai Tetap


apabila yang bersangkutan:
a. Lulus dari ujian pengangkatan menjadi pegawai;
b. Memperoleh penilaian kinerja dengan minimal predikat Kinerja
Baik (KB).

(6) Calon Pegawai Tetap yang tidak memenuhi persyaratan untuk


diangkat menjadi Pegawai Tetap, akan diberhentikan sebagai
Calon Pegawai Tetap dari BPJS Kesehatan tanpa mendapatkan hak
uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja;

www.bpjs-

LANJUTAN
PENGANGKATAN PEGAWAI TETAP

(7)

Calon Pegawai yang memenuhi persyaratan untuk diangkat


menjadi pegawai tetap dengan gaji sebagai berikut:
a. Tahun pertama sebagai Calon pegawai Tetap
1) Gaji Pokok 80 %;
2) Tunjangan Utilitas 100%;

b. Tahun kedua dan seterusnya sebagai pegawai tetap diberikan


secara penuh sesuai dengan ketentuan yang berlaku

www.bpjs-

Pasal 10
PENEMPATAN PEGAWAI

(1) Penempatan Pegawai merupakan kewenangan Direksi sesuai


dengan kebutuhan organisasi BPJS Kesehatan dan kompetensi
yang dimiliki oleh Pegawai.

(2) Untuk menghindari konflik kepentingan (conflict of interest) di


dalam BPJS Kesehatan, pegawai yang mempunyai hubungan
darah/hubungan keluarga/seperti : anak, saudara
kandung/tiri/sepupu, kakak ipar/adik ipar, menantu/mertua tidak
diperbolehkan ditempatkan dalam satuan kerja.

(3) Penandatanganan Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didelegasikan kepada
Direktur SDM dan Umum.

www.bpjs-

Pasal 15
PENGANGKATAN PERTAMA PEGAWAI TETAP

(1) Pengangkatan pertama Calon Pegawai Tetap setingkat Pelaksana


ditetapkan berdasarkan ijazah dengan Grade dan Skala Gaji
sebagai berikut :
1. SMA/SMK

Grade/Skala gaji

2. Sarjana Muda (D3)


3. Sarjana (S1)
4. Dokter/Dokter Gigi

: XIV - 0

Grade/Skala gaji
Grade/Skala gaji

: XIII - 9

: XII - 16

Grade/Skala gaji

: XII - 20

www.bpjs-

Pasal 18
SELEKSI JABATAN

(1)

Proses pengisian jabatan dilakukan melalui pemilihan


kandidat dari Pegawai Tetap yang memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan.

(2) Proses pengisian jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


antara lain meliputi:
a. Penentuan kriteria;
b. Assessment atau test kepatutan dan kelayakan;
c. Menentukan kandidat untuk mengisi setiap jabatan.
d. Masuk dalam talent pool (current/feature/consistent star)

www.bpjs-

Pasal 19
KENAIKAN GRADE ATAU SKALA GAJI
REGULER

(1) Periode kenaikan Grade atau Skala Gaji reguler Pegawai Tetap
dilaksanakan setiap tanggal 1 April atau 1 Oktober.

(2) Kenaikan Grade atau Skala Gaji Reguler setingkat lebih tinggi
dapat dipertimbangkan apabila Pegawai Tetap yang
bersangkutan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun telah
menduduki Skala Gaji pada Grade yang dipangkunya.

(3) Syaratsyarat untuk memperoleh kenaikan Grade atau Skala Gaji


Reguler sebagai berikut :
a.
Penilaian Kinerja sekurangkurangnya Kinerja Baik (KB)
pada 2 (dua) tahun terakhir;
b. Tidak sedang menjalani sanksi disiplin sedang atau berat.

www.bpjs-

Pasal 24
MUTASI

(1)
Untuk kepentingan pelaksanaan tugas kedinasan dan
meningkatkan prestasi kerja, dapat dilakukan mutasi dengan atau
tanpa disertai promosi.

(2)
Mutasi dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan BPJS
Kesehatan, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a. Pendidikan dan pengalaman; atau
b. Dalam rangka pembinaan; atau
c. Dalam rangka memilih domisili pensiun (daerah asal); atau
d. Kesehatan Pegawai.

(3)
Ketentuan mutasi diberlakukan kepada semua Pegawai.

(4) Mutasi memilih domisili pensiun diberikan kepada Pegawai Tetap


dalam kurun waktu 1 (satu) tahun sebelum masa persiapan
pensiun.

www.bpjs-

Pasal 25
PROMOSI

(1) Direksi menetapkan Promosi pejabat Pegawai Tetap dengan


mempertimbangkan
a.

Pendidikan minimal Sarjana (S1);

b.Prestasi kerja tahun terakhir Berkinerja Baik (KB);


c. Tidak sedang menjalani sanksi disiplin;
d. Telah mengikuti Diklat Penjenjangan sebagai berikut:
1) Pejabat Struktural Setingkat Asisten Manager : telah
mengikuti Diklat Manager Pratama;
2) Pejabat Struktural Setingkat Manager atau Senior Manager :
telah mengikuti Diklat Manager Muda.

www.bpjs-

Pasal 26
SMKPBK

(1) Manajemen kinerja Pegawai Tetap pada BPJS Kesehatan adalah


berbasis kompetensi yang mengacu kepada Peraturan Direksi
tentang SMKPBK (Sistem Manajemen Kinerja Pegawai Berbasis
Kompetensi).
(2) Sistem Manajemen Kinerja Pegawai Berbasis Kompetensi (SMKP
BK) merupakan sistem yang mengatur pengelolaan sumber daya
manusia sesuai dengan hasil kinerja dan kompetensi pegawai
agar tercapai sasaran individu maupun sasaran organisasi,
kejelasan apa yang harus dilakukan dan apa yang akan dicapai,
serta bagaimana cara mengukurnya.

www.bpjs-

LANJUTAN
SMKPBK

(3) Tujuan Sistem Manajemen Kerja Pegawai Berbasis Kompetensi


(SMKPBK) :

a.
Memastikan pencapaian sasaran BPJS Kesehatan melalui
pencapaian sasaran seluruh individu BPJS Kesehatan;

b. Membangun komitmen bersama manajemen dan Pegawai


untuk mencapai sasaran kinerja yang diharapkan BPJS
Kesehatan;

c. Mengembangkan budaya kerja BPJS Kesehatan yang positif


dan berorientasi kepada pencapaian kinerja ekselen.

www.bpjs-

Pasal 27
Faktor-Faktor yang Dinilai

(1)Faktor faktor yang dinilai meliputi :


a. Hasil kerja yaitu output atau luaran atas penyelesaian suatu
tanggung jawab tertentu oleh organisasi, tim atau individu
didalam organisasi;
b.
Kompetensi yaitu sekelompok perilaku yang spesifik, dapat
diamati serta dapat diverifikasi, yang harus dimiliki seorang
pemangku jabatan agar sukses/meraih keberhasilan pada
jabatan tersebut;
c. Komitmen yaitu kesesuaian perilaku pemangku jabatan dengan
key behavior (perilaku kunci) yang dijabarkan dari nilainilai
BPJS Kesehatan sehingga jika semua pegawai menunjukkan
perilakuperilaku tersebut maka akan terbentuk budaya BPJS
Kesehatan;

www.bpjs-

Lanjutan
Faktor-Faktor yang Dinilai

d.
Tugas Tambahan yaitu kegiatan diluar tugas utama yang
berasal dari atasan atau pihak lain yang untuk
penyelesaiannya diperlukan usaha dan waktu yang signifikan
dan memberikan kontribusi kepada BPJS Kesehatan;
e.
Kejadian Kritis (critical incidence) yaitu pencapaian atau
perilaku tertentu yang ditunjukkan oleh pegawai yang
dianggap menonjol atau diluar sesuatu yang dikategorikan
normal atau wajar, dapat berupa perilaku yang positif dan
menguntungkan BPJS Kesehatan atau perilaku yang negatif
atau merugikan BPJS Kesehatan;

www.bpjs-

Pasal 29
Hasil Penilaian SMKPBK

(1). Nilai akhir atau Predikat Kinerja Pegawai Tetap terdiri dari:

a. Kinerja Unggul (KU);


b. Kinerja Sangat Baik (KSB);
c. Kinerja Baik (KB);
d. Kinerja Kurang Berprestasi (KKB);
e. Kinerja Sangat Kurang Berprestasi (KSKB);
f.
Tidak Berprestasi (TB).

(2) Predikat kinerja Pegawai Tetap digunakan sebagai dasar


pemberian Tunjangan Prestasi dan besaran Tunjangan Prestasi
diatur dengan Peraturan Direksi.

www.bpjs-

Pola Penggajian
Pasal 31
Komponen Gaji

(1) Pegawai Tetap diberikan gaji yang terdiri dari :


a. Gaji Pokok;
a. Tunjangan Tetap;
b. Tunjangan Tidak Tetap.

(2)
Tunjangan Tetap terdiri dari: Tunjangan Utilitas, Tunjangan
Jabatan, Tunjangan Daerah Terpencil.

(3) Tunjangan Tidak Tetap terdiri dari Tunjangan Prestasi.

www.bpjs-

Pasal 48
IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN DGN TETAP
MENDAPAT GAJI

(1)
Pegawai diberikan izin meninggalkan pekerjaan dengan tetap
mendapat gaji untuk keperluan sebagai berikut :
a. Pegawai menjalankan hak dan kewajiban dalam pemilihan
umum.
a. Pegawai menjalani wajib militer, kecuali bila Peraturan
PerundangUndangan menetapkan lain.
b. Pegawai menghadiri sidangsidang atau melaksanakan
kewajiban yang berkaitan dengan keanggotaannya pada
badanbadan/ lembagalembaga Pemerintah yang ditetapkan
dengan Peraturan PerundangUndangan, kecuali bila Peraturan
PerundangUndangan menetapkan lain.
c. Pegawai yang absen karena harus memenuhi panggilan pihak
berwajib.
www.bpjs-

lanjutan
IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN DGN TETAP
MENDAPAT GAJI

d. Pegawai meninggalkan pekerjaan untuk tersebut dibawah ini,


yaitu :

1) Pernikahan pegawai sendiri


= 3 hari kerja
2) Pernikahan anak
= 2 hari kerja
3) Pernikahan, saudara kandung/ipar
= 1 hari kerja
4) Istri pegawai melahirkan
= 2 hari kerja
5) Istri/suami/anak/orangtua/saudara kandung/
= 2 hari kerja
mertua/menantu meninggal
6) Orang yang menjadi tanggungan dan tinggal = 1 hari kerja
di rumah Pegawai meninggal dunia
7) Khitanan anak pegawai
= 2 hari kerja
8) Baptisan anak pegawai
= 2 hari kerja
9) Hari Raya Galungan
= 1 hari kerja
10)
Upacara Ngaben Orangtua/ Isteri/ Suami/ Anak = 3 hari
kerja
11)
Pegawai yang tidak dapat bekerja karena sakit = 2 hari
kerja
www.bpjs-

lanjutan
IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN DGN TETAP
MENDAPAT GAJI

f. Pegawai yang hamil dan akan melahirkan berhak atas istirahat


melahirkan 3 (tiga) bulan, yakni 1,5 (satu setengah) bulan
sebelum saatnya melahirkan dan 1,5 (satu setengah) bulan
sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau
bidan.

g. Pegawai yang mengalami gugur kandungan berhak atas cuti


gugur kandungan selama 1,5 (satu setengah) bulan sesuai
dengan surat keterangan dokter kandungan atau bidan.

www.bpjs-

Pasal 49
IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN TANPA
MENDAPAT GAJI

(1) Pegawai dapat diberi izin meninggalkan pekerjaan tanpa Gaji


untuk keperluan:
a. Kepentingan keluarga untuk paling lama 3 (tiga) hari kerja
dalam satu bulan, tetapi tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari
kerja dalam setahun;
b. Keperluan perjalanan suci keagamaan yang kedua dan
seterusnya atau sebagai Tim Kesehatan Haji kedua atau
Pengurus Perjalanan suci kedua dan seterusnya.

(2) Izin meninggalkan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1


dapat diberikan apabila hak cuti tahunan Pegawai bersangkutan
sudah habis.

(3) Ketentuan tentang tata cara permohonan dan pemberian izin


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan
Direksi.
www.bpjs-

Pasal 50
CUTI TAHUNAN

1) Setiap tahun Pegawai berhak mengambil cuti tahunan dengan


tunjangan cuti sesuai dengan ketentuan.
2) Pegawai yang baru diterima bekerja berhak atas cuti tahunan
pertama setelah menyelesaikan masa kerja tanpa terputus
selama 12 (dua belas) bulan sejak diangkat sebagai Calon
Pegawai.
3) Cuti tahunan yang kedua dan seterusnya hanya dapat diberikan
setelah Pegawai bekerja sekurangkurangnya 3 (tiga) bulan
setelah melaksanakan cuti tahunan tahap pertama.
4) Lamanya cuti tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja dan dapat
dilaksanakan secara bertahap.
5) Dalam hal terjadi cuti bersama sesuai dengan Keputusan
Pemerintah, maka cuti bersama mengurangi hak cuti tahunan
Pegawai.
www.bpjs-

Pasal 51
CUTI BESAR

1) Pegawai yang bekerja sekurangkurangnya 6 (enam) tahun


secara terus menerus berhak atas cuti besar yang lamanya 2
(dua) bulan dengan memperoleh gaji penuh, dan dilaksanakan
pada tahun ketujuh dan kedelapan, masingmasing lamanya 1
(satu) bulan.
2) Pegawai yang menjalani hak cuti besar tidak berhak lagi atas hak
cuti tahunannya dalam 2 (dua) tahun berjalan, namun tetap
berhak atas tunjangan cuti tahunan dan selanjutnya berlaku
untuk kelipatan 6 (enam) tahun.
3) Pegawai yang tidak mengambil hak cuti besar pada waktunya
sesuai dengan ketentuan pada ayat (1) atau hanya mengambil
hak cuti besar kurang dari 2 (dua) bulan, maka tidak berhak atas
sisa hak cuti besarnya dalam jangka waktu 6 (enam) bulan untuk
masing masing tahun.
4) Pegawai yang tidak mengambil hak Cuti besar pada waktunya
sesuai dengan ketentuan pada ayat (1) melalui surat pernyataan
diberikan kompensasi tunjangan cuti besar yang nilainya 2 (dua)
kali gaji.
www.bpjs-

Pasal 55
CUTI SAKIT

1) Pegawai yang sakit lebih dari 2 (dua) hari diberikan cuti sakit dan
harus diajukan kepada Pejabat sebagaimana diatur dalam Pasal
50 ayat (10) atau ayat (11) melalui jalur hirarki dengan dilampiri
surat keterangan dokter.
2) Cuti sakit dapat diberikan atas dasar surat keterangan dokter
Pemerintah atau swasta yang ditunjuk oleh Direksi.
3)Selama menjalani Perawatan, maka gaji Pegawai dibayarkan
sebagai berikut :
a. Untuk 4 bulan pertama dibayarkan 100% dari Gaji;
a. Untuk 4 bulan kedua dibayar 75% dari Gaji;
b. Untuk 4 bulan ketiga dibayar 50% dari Gaji;
c. Untuk bulan selanjutnya dibayar 25% dari Gaji sebelum
Pemberhentian dilakukan oleh BPJS Kesehatan.

4) Apabila dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan


penyakitnya belum sembuh atau belum mampu melaksanakan
tugas, maka yang bersangkutan harus diuji oleh Tim Penguji
Kesehatan yang ditunjuk oleh Direksi.
www.bpjs-

Lanjutan
CUTI SAKIT

5) Jika hasil pengujian tersebut pada ayat (4) menyatakan


bahwa Pegawai tersebut dapat bekerja, maka yang
bersangkutan tetap dapat bekerja kembali.

6) Dalam hal Pegawai tersebut dinyatakan tidak mampu


bekerja, maka Pegawai yang bersangkutan diberhentikan
dengan hormat sebagai Pegawai BPJS Kesehatan dengan
mendapatkan hakhak kepegawaian sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

www.bpjs-

Pasal 56
Masa Persiapan Pensiun

1) Guna mempersiapkan Pegawai menjelang pensiun kepada


pegawai diberikan cuti masa persiapan pensiun (MPP) selama 6
(enam) bulan.
2) Cuti masa persiapan pensiun wajib diambil oleh Pegawai 6
(enam) bulan sebelum pensiun
3) Selama menjalani cuti masa persiapan pensiun kepada Pegawai
diberikan penghasilan sesuai dengan penghasilan pada bulan
terakhir.
4) Pegawai yang menjalani cuti masa persiapan pensiun tidak lagi
menjabat dalam jabatan struktural maupun fungsional.
5) Formasi jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) akan
digantikan oleh Pejabat baru.
6) Cuti masa persiapan pensiun dapat ditangguhkan atas
kepentingan BPJS Kesehatan dengan persetujuan Pegawai yang
bersangkutan dengan mendapatkan tambahan kompensasi 15%
dari gaji.
www.bpjs-

Pasal 58
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

(1) BPJS Kesehatan memberikan kesempatan kepada semua

Pegawai untuk mengembangkan kompetensinya


(knowledge, skills & attitude) agar Pegawai dapat
melaksanakan tugastugas dalam jabatan yang sekarang
maupun yang akan datang sesuai dengan standar
kompetensi yang dipersyaratkan pada level jabatannya.

(2) Program pendidikan dan pelatihan Pegawai bertujuan untuk


meningkatkan loyalitas, disiplin dan semangat pengabdian,
kompetensi, serta meningkatkan profesionalisme Pegawai.

www.bpjs-

LANJUTAN
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

(3) Program pendidikan dan pelatihan Pegawai dapat


dilaksanakan dalam bentuk seminar, workshop, classical
class room, praktek kerja (on the job training), studi
banding, program belajar mandiri dengan bantuan tutor,
modul atau panduan elearning, pendidikan managerial,
kepemimpinan, profesional, baik yang diselenggarakan
dalam lingkungan BPJS Kesehatan (in house training)
ataupun kerja sama dengan lembaga pendidikan lainnya
di dalam negeri atau apabila dibutuhkan di luar negeri.

www.bpjs-

PASAL 58
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

(4) Jenisjenis pendidikan dan pelatihan Pegawai sebagai berikut :


Pendidikan dan Pelatihan Dasar
Pendidikan dan Pelatihan Penjenjangan
Pendidikan dan Pelatihan Kompetensi
Pendidikan dan Pelatihan di Luar Negeri
Pendidikan Program Strata Dua (S2) dan Strata Tiga (S3)
Pendidikan dan Pelatihan Profesi atau Sertifikasi.

www.bpjs-

Pasal 72
KEWAJIBAN DAN HAK PEGAWAI

(1) Setiap Pegawai wajib mentaati halhal sebagai berikut:


a) Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UndangUndang
Dasar 1945, Negara dan Pemerintah Republik Indonesia.
b) Mentaati kode etik BPJS Kesehatan.
c) Menyimpan rahasia BPJS Kesehatan dan atau rahasia Jabatan.
d) Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaikbaiknya dan
dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab.
e) Bekerja dengan jujur untuk kepentingan BPJS Kesehatan.
f) Bekerja dengan tertib, cermat dan bersemangat untuk
kepentingan BPJS Kesehatan.
g) Mentaati ketentuan jam kerja.
h) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik.
i) Menggunakan dan memelihara inventaris milik BPJS Kesehatan
sebaikbaiknya.
j) Memberikan pelayanan dengan sebaikbaiknya kepada
masyarakat menurut bidang tugasnya masingmasing.
www.bpjs-

Lanjutan Pasal 72
KEWAJIBAN

k) Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugas.


l) Memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengembangkan karir.
m) Melakukan pembinaan yang sebaikbaiknya terhadap bawahan.
n) Tidak bertindak sewenangwenang terhadap bawahannya.
o) Bekerja sama yang sebaikbaiknya secara horisontal dan
mentaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang.
p) Memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaikbaiknya
setiap laporan yang diterima mengenai pelanggaran disiplin.
q) Mengutamakan kepentingan BPJS Kesehatan daripada
kepentingan pribadi atau Golongan.
r) Mentaati Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1983 jo Peraturan
Pemerintah No. 45 tahun 1990, tentang izin perkawinan dan
perceraian pegawai negeri sipil.
s) Mentaati mutasi.
www.bpjs-

Lanjutan Pasal 72
KEWAJIBAN

t) Mentaati dan melaksanakan pengobatan/perawatan dan


pemeriksaan jasmani/rohani oleh dokter yang ditunjuk BPJS
Kesehatan.
u) Tidak melakukan kegiatan usaha yang dapat menimbulkan konflik
kepentingan dengan BPJS Kesehatan.
v) Bersikap Netral dan tidak mempergunakan fasilitas BPJS
Kesehatan untuk kepentingan Golongan/Partai Politik tertentu.
w) Tidak merangkap jabatan menjadi Pengurus Partai Politik
dan/atau merangkap jabatan sebagai Anggota Legislatif. dan
tidak dibenarkan melakukan kampanye serta menggunakan
fasilitas BPJS Kesehatan untuk kepentingan Partai Politik.
x) Wajib melaporkan perubahan susunan keluarga pada setiap
terjadinya perkawinan, perceraian, kelahiran, kematian dan lepas
dari tanggungan, alamat tempat tinggal, tingkat pendidikan yang
berhasil dicapai oleh Pegawai Tetap yang bersangkutan selambat
lambatnya 3 (tiga) bulan sejak terjadinya perubahan.
www.bpjs-

Lanjutan Pasal 72
HAK

(2) Setiap Pegawai mempunyai hak yang sama dalam :


a) Memperoleh gaji dan benefit sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di BPJS Kesehatan.
b) Memperoleh waktu dan hari istirahat serta cuti.
c) Memperoleh program Jaminan Sosial Tenaga Kerja yaitu
Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian dan Jaminan Hari
Tua yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan.
d) Memperoleh jaminan pemeliharaan kesehatan.
e) Memperoleh pembinaan untuk mengembangkan diri sesuai
dengan kompetensi yang dimiliki.
f) Memperoleh bantuan atas biaya BPJS Kesehatan apabila
terancam dan atau terkena tindakan hukum oleh yang berwajib
dalam rangka menjalankan tugas yang diberikan BPJS
Kesehatan.

www.bpjs-

Lanjutan Pasal 73
TUJUAN PENJATUHAN SANKSI

1) Pimpinan dan Pegawai berkewajiban mengembangkan rasa saling


menghormati hak dan kewajiban masing-masing.
2) Pegawai wajib mematuhi segala peraturan yang berlaku di BPJS
Kesehatan termasuk menjalankan kebijakan Pimpinan BPJS
Kesehatan sepanjang kebijakan tersebut tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan.
3) Dalam menegakkan disiplin, Atasan langsung wajib memberikan
arahan, bimbingan dan instruksi kepada Pegawai sesuai
tingkatannya sehingga pengambilan tindakan disiplin dapat
dibatasi seminimal mungkin.
4) Pimpinan memberikan sanksi disiplin kepada Pegawai yang
melakukan pelanggaran sebagai upaya untuk mendidik,
memperbaiki dan memberikan efek jera.
5) Penetapan sanksi didasarkan pada jenis pelanggaran disiplin
pegawai yang bersangkutan berdasarkan hasil pembinaan dan
atau pemeriksaan yang telah dilakukan.
www.bpjs-

Lanjutan Pasal 74
JENIS PELANGGARAN DISIPLIN

Jenis Pelanggaran Disiplin terdiri dari :

a. Pelanggaran Disiplin Ringan;


a. Pelanggaran Disiplin Sedang;
b. Pelanggaran Disiplin Berat

www.bpjs-

Pasal 77
Pengulangan Pelanggaran Disiplin
Katagori Sedang dan Berat

(1) Dalam hal Pegawai yang sedang menjalani masa sanksi disiplin
melakukan pelanggaran disiplin kategori yang lebih berat, maka
Pegawai tersebut dihukum sesuai dengan pelanggaran yang
dilakukannya dan sanksi yang sedang dijalaninya dinyatakan
tidak berlaku.

(2) Dalam hal Pegawai yang sedang menjalani masa sanksi disiplin,
melakukan pelanggaran disiplin kategori yang lebih ringan atau
kategori yang sama maka Pegawai tersebut dihukum setingkat
lebih berat dari sanksi yang sedang dijalaninya dan sanksi yang
sedang dijalaninya dinyatakan tidak berlaku.

www.bpjs-

Pasal 80
Jenis Sanksi Pelanggaran Disiplin Katagori
Ringan

(1) Sanksi terhadap pelanggaran disiplin kategori ringan terdiri dari


a. Peringatan lisan;
b. Peringatan tertulis.

(2) Menurut tingkatannya Surat Peringatan Tertulis terdiri dari :


c. Surat Peringatan Pertama;
d. Surat Peringatan Kedua;
e. Surat Peringatan Ketiga.
(3) Jangka waktu berlakunya Surat Peringatan adalah sebagai
berikut :
Surat Peringatan Pertama
= 6 bulan
Surat Peringatan Kedua
= 6 bulan
Surat Peringatan Ketiga dan Terakhir = 6 bulan.

www.bpjs-

Pasal 87
Jenis Sanksi Pelanggaran Disiplin Katagori
Sedang

Sanksi pelanggaran disiplin kategori sedang terdiri dari:


a. Penundaan Kenaikan Skala Gaji Pegawai selama 6 bulan;
b. Penundaan Kenaikan Skala Gaji Pegawai selama 1 tahun;
c. Penurunan Skala Gaji Pegawai Dua Tingkat.

www.bpjs-

Pasal 93
Jenis Sanksi Pelanggaran Disiplin Katagori
Berat

Sanksi pelanggaran disiplin kategori berat terdiri dari :


a. Pembebasan dari jabatan.
b. Penurunan jabatan.
c. Penurunan Grade Pegawai.
d. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permohonan sendiri
sebagai Pegawai.
e. Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai Pegawai.

www.bpjs-

PEGAWAI MANGKIR

Pasal 105
Tidak Masuk Kerja Tanpa Izin

Pegawai dinyatakan mangkir apabila pegawai yang bersangkutan


tidak masuk kerja tanpa izin.

Pasal 106
Mangkir Selama Satu Hari Kerja

Pegawai yang mangkir selama 1 (satu) hari kerja dikenakan sanksi


sanksi disiplin kategori ringan berupa Surat Peringatan.

www.bpjs-

Lanjutan
PEGAWAI MANGKIR

Pasal 107
Mangkir Selama Dua Hari Kerja Berturut-turut
(1)
Pegawai yang mangkir selama 2 (dua) hari kerja berturutturut dikenakan sanksi disiplin kategori ringan berupa Surat
Peringatan Tertulis Pertama dan Terakhir.
(2) Dalam hal Pegawai telah dijatuhi sanksi peringatan tertulis
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan mengulangi mangkir
selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari kerja berturut-turut dalam masa
berlakunya Surat Peringatan maka Pegawai yang bersangkutan
dijatuhi sanksi disiplin kategori sedang berupa Penundaan
kenaikan Skala Gaji selama 6 bulan.

www.bpjs-

Lanjutan
PEGAWAI MANGKIR

Pasal 108
Mangkir Selama Tiga Hari Kerja Berturut-turut
Dalam hal Pegawai mangkir selama 3 (tiga) hari kerja berturut-turut
maka Pegawai yang bersangkutan dijatuhi sanksi disiplin kategori
sedang berupa Penundaan Skala Gaji Pegawai selama 1 tahun.

Pasal 109
Mangkir Selama Empat Hari Kerja Berturut-turut
Dalam hal Pegawai mangkir selama 4 (empat) hari kerja berturutturut maka Pegawai yang bersangkutan dijatuhi sanksi disiplin
kategori sedang berupa Penurunan Skala Gaji Pegawai.

Pasal 110
Mangkir Selama Lima Hari Kerja Berturut-turut
Dalam hal Pegawai mangkir 5 (lima) hari kerja berturut-turut maka
Pegawai yang bersangkutan diberhentikan.

www.bpjs

Pemberhentian Sebagai Pegawai


Pasal 118
Pemberhentian Sebagai Calon Pegawai

(1)

Direksi dapat melakukan pemberhentian sebagai Pegawai


terhadap Calon Pegawai dalam hal yang bersangkutan :

a. Predikat kinerjanya kurang berprestasi atau sangat kurang


berprestasi atau tidak Berprestasi; atau
b. Melakukan pelanggaran disiplin yang dijatuhi sanksi disiplin
kategori sedang atau berat terhadap peraturanperaturan BPJS
Kesehatan yang berlaku; atau
a. Tidak memenuhi syaratsyarat kesehatan; atau
b. Pada waktu melamar ternyata dengan sengaja memberikan
keteranganketerangan atau buktibukti yang tidak benar;
atau
c. Tidak bersedia ditempatkan/ditugaskan sesuai dengan
keputusan Direksi BPJS Kesehatan.

www.bpjs-

Lanjutan
Pemberhentian Sebagai Calon Pegawai

(2)

(3)

Calon Pegawai yang diberhentikan sesuai ayat (1) tidak


berhak atas uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja,
terkecuali gaji sampai hari terakhir pegawai bekerja dan hak-hak
lainnya yang belum dibayarkan.
Wewenang penandatanganan Surat Keputusan
Pemberhentian sebagai Pegawai sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatas, didelegasikan kepada Direktur SDM dan Umum.

www.bpjs-

www.bpjs-

You might also like