You are on page 1of 25

Manajemen Perubahan menuju

SEKOLAH EFEKTIF

CIRI SEKOLAH EFEKTIF


Menurut Edmond (1979)
1.
2.
3.
4.
5.

Kepemimpinan Kepala Sekolah yang kuat


Iklim sekolah yang aman dan kondusif
Penekanan pada penguasaan kecakapan
dasar
Harapan guru yang tinggi terhadap hasil
belajar siswa
Evaluasi belajar secara teratur

CIRI SEKOLAH EFEKTIF


Menurut Umaedi (2004)
Lingkungan sekolah yang aman & tertib
Visi dan misi sekolah yang jelas
Kepemimpinan instruksional yang kuat
Harapan yang tinggi terhadap
keberhasilan belajar siswa
Pengembangan staf sekolah

Pemantauan dan penilaian hasil


belajar siswa secara teratur
Dukungan dan komunikasi efektif
antara sekolah dengan orang tua
dan masyarakat
Komitmen seluruh warga sekolah
akan pentingnya peningkatan mutu

CIRI SEKOLAH EFEKTIF


Berdasarkan rangkuman pendapat para ahli
Kepemimpinan Kepala Sekolah yang kuat: visioner,
tegas, membimbing, optimis & komunikatif
Penghargaan atas waktu dan disiplin dari semua
warga sekolah
Komitmen guru pada terciptanya budaya
keunggulan
Aktivitas sekolah yang kaya dan penuh gairah
Antusiasme yang tinggi untuk maju dan berubah
Suasana sekolah yang tertib, aman, bersih, nyaman
dan merangsang.

Rasa harga diri dan rasa bangga warga sekolah


terhadap sekolah
Pembelajaran yang bermutu
Pembentukan karakter siswa sebagai pembelajar
mandiri
Harapan & komitmen yang tinggi pd prestasi siswa
Penilaian & evaluasi berkesinambungan
Dukungan dan keterlibatan yang tinggi dari orang
tua dan masyarakat pada program-program sekolah
Pengembangan & pembinaan guru dan staf yang
berkesinambungan dan terprogram

LEADERSHIP vs MANAGERSHIP
Fokus Leadership melaksanakan sesuatu
yang tepat, managership melakukan
dengan benar
Leadership mengupayakan efektifitas,
managership menekankan efisiensi
Leadership berkaitan dengan terobosan,
inovasi dan pemicuan inisiatif, managership
berkaitan dengan duplikasi, pengelolaan
status quo dan rutinitas.

Leadership berkaitan dengan visi, filosofi, nilainilai, trust, networking, dan motivasi,
managership berkaitan dengan sistem,
pengendalian, kebijakan, prosedur dan struktur.
Leadership berkaitan dengan keberanian,
pengambilan resiko dan pengaruh untuk
menarik orang lain, managership berkaitan
dengan keteraturan, ketekunan dan usaha untuk
memastikan bahwa semua hal terlaksana
sebagaimana mestinya

Leadership berkaitan dengan integritas,


managership berkaitan dengan kompetensi.
Leadership memberi inspirasi di depan,
managership mengurus, mengawasi dan
memberi dukungan
Leadership menggariskan visi dan strategi,
managership menindaklanjuti dengan
rencana dan anggaran
Leadership lebih banyak berhubungan
dengan manusia, managership lebih banyak
berhubungan dengan pekerjaan

MANAJEMEN PERUBAHAN
LEADER SEKOLAH selalu memiliki
komitmen tinggi atas terjadinya perubahan,
kadang-kadang sangat besar dan radikal.
LEADER SEKOLAH mempertaruhkan
segenap reputasi pribadinya, mengerahkan
segala kemampuannya, menggunakan daya
pengaruhnya, untuk menggerakkan
terjadinya perubahan positif.
LEADER SEKOLAH tidak mengeluhkan
keadaan dan SDM yang buruk. Justru
memandangnya sebagai tantangan & sasaran

3 Leadership Skill utama:


Watching (Kepekaan dan kemampuan
melihat: Ke depan-ke belakang, ke
dalam-ke luar, ke atas-ke bawah)
Visioning (kemampuan menggambarkan
perubahan positif di masa depan)
Communicating (kemampuan menjalin
relasi positif, memotivasi, menjelaskan,
mencari dukungan, dsb.)

TAHAP-TAHAP PERUBAHAN
I. TAHAP PEMICUAN
II. TAHAP KETIDAKPASTIAN
III. TAHAP TRANSFORMASI
IV. TAHAP RUTINISASI

1.
2.
3.
4.
5.

I. TAHAP
PEMICUAN
Membangkitkan Sense of
Urgency
Membentuk Tim Pemandu
Merumuskan Visi & Strategi
Mengkomunikasikan Visi
Perubahan
Menghadapi Resistensi

Faktor Keengganan Berubah


Sifat manusia untuk menghindari masalah
atau beban baru
Tidak melihat adanya krisis
Merasa Sumber Daya telah melimpah
Standar kinerja terlalu rendah
Berfokus pada prosedur, bukan prestasi
Masing-masing bidang terlalu asyik dengan
bidangnya sendiri

Tak ada umpan balik eksternal


Takut pada berita-berita buruk
Para Top Leader sibuk dengan
pembicaraan serba-menyenangkan
(mabuk)
Merasa tidak mampu & tidak berdaya
Frustrasi atau trauma

Membentuk Tim Pemandu


(Perubahan Besar perlu Kekuatan Besar)
Karakter anggota Tim:
Memiliki legitimasi (posisi penting)
Memiliki Skill/kapasitas yang andal
Memiliki idealisme/progresif
Memiliki kridibilitas
Memiliki kemampuan leadership
Tim Pemandu adalah pemicu dan pelopor
perubahan.

Merumuskan &
Mengkomunikasikan Visi
Perubahan

Gambaran akhir dari upaya perubahan


harus JELAS, sehingga membangkitkan
motivasi.
Visi perubahan harus dirumuskan dan
dikomunikasikan sehingga diketahui semua
warga/SDM.
Reaksi warga: mendukung, apatis, resisten

Selalu ada kendala bagi


perubahan
Selalu ada perlawanan, baik terang-terangan
maupun diam-diam
Tak perlu menunggu kesiapan & solid 100%
untuk berubah
Kadang perlawanan dilakukan dengan sengit
dan heroik
Leader menghadapinya sebagai realitas lumrah,
dengan strategi jitu, sabar & berani

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Menghadapi
Resistensi
(Strategi 6 I)

Insentif
Informasi
Intervensi
Indoktrinasi
Ikut serta (partisipasi/perangkulan)
Isolasi

4 Tipe Penentang Perubahan


(menurut Rhenald Kasali)
1.
2.
3.
4.

Tipe Hipokrit (berwajah ganda)


Tipe Politis (Si Pintar, Si Populer,
Si Senior, Si Kuat, dsb.)
Tipe Complacence (status quo)
Tipe Fobia (Si Takut, Si Khawatir,
Si Lambat, Si Malas, dsb.)

II. TAHAP
KETIDAKPASTIAN
Ketika program perubahan mulai

diimplementasikan, hasilnya membutuhkan


waktu dan masih serba belum pasti. Apalagi
bila Visi Perubahan yang dicanangkan tinggi.
Implementasi program dapat menimbulkan
ketegangan, panik, penyesalan, sangat
terbebani, sikap menjaga jarak dengan
pimpinan, dsb.
Tahap ini sangat krusial, dibutuhkan
keteguhan dan keyakinan yang kuat akan arah
perubahan.

Mengelola Tahap
Ketidakpastian

Pemberdayaan & pemotivasian personel


di semua lini. (Memperjelas Visi, adakan
training, intensifkan komunikasi, dsb.)
Menciptakan dan mengumumkan
kemenangan-kemenangan jangka pendek
Bersikap responsif, hangat & merangkul,
namun tegas terhadap anasir
penggembosan.

III. TAHAP
TRANSFORMASI

Bila Tahap Ketidakpastian berhasil


dilewati, maka akan muncul kondisi
positif: rasa percaya diri bahwa
perubahan telah berada pada jalur yang
benar, rasa memiliki keterampilan baru,
sinergi, antusiasme yang lebih besar,
dsb.
WASPADAI: (a) Kelengahan, (b)
Kelelahan

IV. TAHAP
RUTINISASI

Segala bentuk performansi kemajuan


telah tercipta secara nyata dan berjalan
secara rutin. Semua lini telah
menyesuaikan diri dengan standar
kinerja yang baru. Kultur sekolah juga
terbentuk secara positif
WASPADAI: (a) potensi konflik
kepentingan, (b) Stagnasi

Solusi
Ciptakan ketidakpuasan kreatif
Tanamkan rasa kebersamaan
Solidkan Teamwork
Kembangkan Network
Canangkan tahap pemicuan jilid 2

You might also like