Radiologi

Muskuloskeletal
Dr. Triana Dyah C,
Sp.Rad,,M.Sc

WILHELM CONRAD ROENTGEN

1845-1923

FOTO RONSEN PERTAMA

22 Desember 1895
Foto tangan Bertha Roentgen

MILESTONE IN RADIOLOGY
1895 Wilhelm Conrad Roentgen : X-ray
1898 Marie & Pierre Curie : Radium
1917 J.H. Radon : Fundamental CT scan theory
1935 Linear tomography
1945 Felix Bloch & Edward Parcell: NMR
1947 First B-mode ultrasound scanner
1961 William H. Oldendorf: produced image by using gamma-ray
1963 Allan M. Cormack: principal of CT
1971 Godfrey Hounsfield & James Ambrose: first CT scanner
1973 Paul Lauterbur : first MR image
1976 First MR image in alive animal
1980 Clinical application of MRI
1990 Clinical application of MR spectroscopy
1993 First MR scanner imaging in extremity
1994 Open MRI system and MR interventional procedure

PERALATAN X-RAY

Modalitas
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Foto polos
Fluoroskopi
Arthrografi
Angiografi
CT
USG
MRI
Kedokteran nuklir (skintigrafi)

Foto polos
Tersedia luas
Reproducible
Inexpensive
Modalitas awal dan paling sering
digunakan
Dilakukan dengan 2 view dan 2 sendi
One view is No view
Dapat dilakukan foto dengan proyeksi
tambahan

AP & lat

Additional views
standard films compromised the
anterio-posterior and lateral views.
Occasionally, oblique and special
views
elbow, wrist, ankle, and pelvis

Cervical Spine X-ray, 3/4 (Left Neural

Foramina). 1, Rib. 2, Clavicle. 3, Neural
Foramina. 4, Pedicle. 5, Trachea.

FLUOROSKOPI
Teknik pencitraan yang menggunakan
sinar X untuk mendapatkan gambaran
bergerak real time suatu obyek.
Berbagai tindakan radiologis:
Arthrografi
Tenografi
Arteriografi
Biopsi tulang atau jaringan lunak

FLUOROSKOPI DAN TILTING

C-ARM

Arthrografi
Teknik pencitraan dengan sinar X untuk
menggambarkan sendi dengan injeksi
bahan kontras.
Kontras positif: iodin
Kombinasi dengan kontras negatif: udara
Untuk sendi: shoulder, ankle, elbow, knee.

Diagnosis loose bodies, ligamen,

kartilago.
Dapat diikuti CT atau MRI
Teknologi saat ini lebih dipilih MRI

Arthrografi

Angiografi
Prosedur dengan sinar X untuk
memperlihatkan vaskular setelah injeksi
bahan kontras radioopak.
Keunggulan:
Pemetaan lesi tulang
Memperlihatkan vaskularisasi suatu lesi
Memperlihatkan suplai vaskularisasi tumor
Lokalisasi vaskular untuk kemoterapi
intraarterial pre operasi
Memperlihatkan area yang memungkinkan
untuk biopsi tulang

COMPUTED TOMOGRAPHY (CT)

Komponen:
-Pesawat sinar X
-Detektor
-Sistem prosesing data
komputer

 Trauma

CT-penggunaan

Abnormalitas
intraartikuler
Deteksi fragmen
tulang kecil

Tumor
Penilaian tumor dan
perluasannya
Menilai kalsifiksi
Biopsi

Pemeriksaan
columna spinalis

Fraktur panggul

CT
Keunggulan:
Resolusi kontras yang baik
Pengukuran atenuasi jaringan
MSCT Reformat
CT angiografi (dengan bahan kontras)
penilaian vaskular
Kelemahan:
Radiasi >>
*Bahan kontras i.v: biasanya tdk perlu utk
trauma

Fraktur

Scaphoid
fracture

Fraktur dan dislokasi

Lis Franc Fx/Dislocation

Ultrasonografi (USG)
Multifungsi
Operator dependent
Keuntungan:
Biaya
Dapat menilai sisi
lain/perbandingan
Tanpa radiasi
Non invasif

USG contoh penggunaan

Evaluasi panggul neonatus untuk
mengetahui dislokasi kongenital
Evaluasi jaringan lunak, abses dan massa
Cedera tendon achilles

Evaluasi pada persendian

USG Shoulder

MRI
Magnet
RF coils
Komputer

MRI
The musculoskeletal
system is ideally suited
for evaluation by MRI
since different tissue
displayed different signal
intensities on T1 & T2
weighted images. The
images displayed may
have a low signal
intensity, intermediate
signal intensity, or high
signal intensity

MRI

Unggul untuk jaringan lunak

Baik untuk lesi tulang
Ketersediaan alat?
Biaya mahal
Waktu cukup lama
MR angiografi penilaian vaskular

MRI - penggunaan
Traumatic & non-traumatic

Kartilago
Otot
Ligamen
Tendon
Massa jaringan lunak
Tulang
Spine
Sendi

Tumor

MRI - kontraindikasi
Absolut:
Patien dengan cardiac pacemakers
Cerebral aneurysm clips
Simulator Electronic
Benda asing logam di orbita

Relatif
Claustrophobia.
Pasien dengan prostesis katup jantung
IUD

OPEN

CLOSED

On the left a typical location for an

ABC in the posterior elements of the
spine.
Notice the well-defined osteolytic
presentation with multiple fluid-fluid
levels on MR with the patient in supine
position.
The differential diagnosis based on the
CT is: ABC, Osteoblastoma and
Tuberculosis
On the left images of an aneurysmal or
expansile well-defined osteolytic bone
lesion in the fibula.
The T2-weighted MR-image shows the
fluid content and on the T1-weighted
image there is a subtle fluid-fluid level.
Differential diagnosis:
SBC or fibrous dysplasia with cystic
changes

MRI Trauma
Femoral Neck
Fracture

MRI

Sagittal Intact
ACL
Torn ACL

Kedokteran nuklir
Skintigrafi/bone scan
Injeksi bahan kontras technetium-99m
fosfonat i.v delay sekitar 3 jam
terakumulasi pada tulang.
Sensitif untuk lesi patologis tulang
Non spesifik (untuk tes tunggal)

Skintigrafi
Deteksi osteomielitis dan proses
peradangan lain
Lesi metastastik pada tulang
Staging tumor
Kelainan fungsional tulang: paget disease.

Nuclear Scintigraphy Bone

Scan
Osteomyeliti
s

Metastasis Ca Prostat

Modalitas
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Foto polos
Fluoroskopi
Arthrografi
Angiografi
CT
USG
MRI
Kedokteran nuklir (skintigrafi)

Radiologic Anatomy of the

Musculoskeletal System
Upper limb

B
C

A
B

D
A
B
C

J
I

F
E

C
D

D
E
F

G
E

B
C

Radiologic Anatomy of the

Musculoskeletal System
Lower limb

A
E

E
B
C

10

11

C
D

12

13

D
E

B
C

14

G
H I

D E
B
A

F
C

15

B
F

CRANIO FACIAL
I.

Foto Kepala 3 Posisi

AP Lateral Towne
Utk melihat : * occipital
* os petrosus

CRANIO FACIAL
II.

Foto Kepala Basis

Fraktur pada basis cranii

CRANIO FACIAL
III. Foto SPN
AP Lateral - Waters

Utk melihat Sinus Paranasal

CRANIO FACIAL
IV. Foto Os Nasale
Lateral

CONTOH FRAKTUR
CRANIO FACIAL
1. Fraktur Linier pada Os Parietal

CONTOH FRAKTUR
CRANIO FACIAL
2. Fraktur Impressi dan Linier Os Parietal,
Frontal dan Temporal

CONTOH FRAKTUR
CRANIO FACIAL
3. Fraktur
Basis Cranii

VERTEBRA
I. CERVICAL
II. THORACAL
III. LUMBAL
Posisi : - AP
- Lateral
- Obliq

CERVICAL
AP

CERVICAL
LATERAL

CERVICAL
OBLIQ

CERVICAL
AXIS
(VC 2)

THORACAL
AP

THORACAL
LATERAL

THORACAL
OBLIQ

LUMBAL
AP

LUMBAL
LATERAL

LUMBAL
OBLIQ

CONTOH FRAKTUR
VERTEBRA
1. HANGMANS FR
Trauma Hiperekstensi
Fraktur Arcus bilateral dan
dislokasi anterior C2 terhadap C3

CONTOH FRAKTUR
VERTEBRA
2. Clay Shovelers Fr
Trauma Hiperfleksi
Fleksi tulang leher dimana
terdapat kontraksi ligamentum
posterior tulang leher,
mengakibatkan Fraktur Obliq
pada prosesus spinosus C6, C7
atau Th1

CONTOH FRAKTUR
VERTEBRA
3. Fr Kompressi Vertikal
Bursting Fracture dari atlas atau
Jeffersons Fracture

CONTOH FRAKTUR
VERTEBRA
4. Wedge Fr
Fraktur bentuk baji

EKSTREMITAS
CONTOH CONTOH DARI
FRAKTUR EKSTREMITAS :

Slide berikut ini :

Terima kasih
Selamat belajar