You are on page 1of 25

MENDETEKSI DAERAH RAWAN LONGSOR

DENGAN SEISMIK REFRAKSI


MENGGUNAKAN METODE ITM DAN PLUS
Oleh :
MINUS DI
Raka Widya
DAERAH PATHUK,
115.130.046
GUNUNGKIDUL
Rafaldi Pramana N 115. 130.102
Roy Sanro 115.130.111
Nanik Alviandari 115.140.003
Yuanita Prasetyo 115.140.012
Jeconiah Wibisono 115.140.068
Syaiful Akmal M 115.140.123
Steven Leo 115.140.127
OUTLINE

PENDAHULUAN
GEOLOGI REGIONAL & LOKAL
DASAR TEORI
METODOLOGI
HASIL & PEMBAHASAN
KESIMPULAN
PENDAHULUAN
Metode seismik adalah salah satu metode yang
memanfaatkan gelombang dan sangat berperan penting
bagi kegiatan eksplorasi selain itu juga banyak
dimanfaatkan di dalam teknik geofisika. Metode seismik
banyak digunakan karena keakurasiannya atau
ketepatanya dalam menggambarkan struktur bawah
permukaan bumi dengan kenampakan-kenampakan yang
mungkin terjadi.
Metode seismik terdapat dua jenis yaitu seismik refraksi
(bias) dan seismik refleksi (pantul). Metode seismik
refraksi merupakan metode yang sumbernya bersifat
pasif, dan metode ini memanfaatkan gelombang yang
debiaskan setiap melewati bidang perlapisan di bawah
permukaan. Data mengenai kedalaman yang diperoleh
dari hasil akuisisi seismik refraksi adalah waktu datang
gelombang pertama yang diterima geophone.
Target yang dicari dalam penelitian ini merupakan
bidang gelincir dimana target ini mencerminkan
keadaan bawah permukaan yang rawan akan runtuhan.
Sehingga dimanfaatkan metode seismik refraksi untuk
menentukan daerah yang rawan longsor atau
mempunyai potensi besar terhadap runtuhan atau
longsor. Seismik refraksi menggambarkan keadaan
bawah permukaan dari hasil pembiasan dari batas
bidang perlapisan, metode yang digunakan berupa
Intercept Time Method dan Plus Minus. ITM dan Plus
Minus ini mempunyai 2 hasil yang berbeda yang mana
nantinya akan dikorelasikan sehingga dapat mengetahui
dan mengeinterpretasikan keadaan bawah permukaan
GELOGI REGIONAL
YOGYAKARTA
GELOGI REGIONAL
YOGYAKARTA
GELOGI LOKAL
PATHUK
Kabupaten Gunungkidul dipengaruhi oleh keberadaan
dari kars dari pegunungan seribu. Kira-kira 74% dari
daerah yang berasal dari pembentukan batu gamping. Di
sebelah barat berbatasan dengan kabupatenBantul, ada
zona lipatan dan zona patahan) yang juga secara fisik
merupakan rintangan terhadap akses ke Kabupaten
Gunungkidul. Di zone yang utara (sepanjang pegunungan
Baturagung Mountain), secara geologi merupakan
rangkaian pembentukan pegunungan andesit
(Gunungwungkal, Wuni, Semilir, Nglangran dan
Mandalika).
DASAR TEORI
Seismik Refraksi merupakan salah satu metode geofisika yang bekerja dengan memanfaatkan waktu tiba

dari gelombang yang terekam oleh geophone pertama kali. Metode ini hanya memanfaatkan gelombang

langsung dangelombang P refraksi yang menjalar pada bidang batas lapisan batuan. Hal - hal yang menajdi

dasar pada pemantulan dan pembiasan gelombang adalah :

1. Asas Fermat : Gelombang menjalar dari suatu titik ke titik lain melalui jalan tersingkat waktu
penjalaran

2. Prinsip Huygens : Jika gelombang tersebut melewati suatu batas permukaan, maka pada setiap
partikel pada suatu perlapisan itu akan menjadi sumber gelombang yang baru.

3. Snellius : Gelombang akan dipantulkan atau dibiaskan pada bidang batas antara dua medium.

Asumsi Dasar yang dipakai untuk penjalaran gelombang seismik adalah :

1. Medium Bumi dianggap berlapis lapis

2. Makin bertambah kedalaman, batuan akan semakin kompak

3. Panjang gelombang seismik lebih kecil dari ketebalan lapisan bumi

4. Pada bidang batas antar lapisan, gelombang seismik merambat dengan kecepatan pada lapisan

dibawah

5. Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya kedalaman

DASAR TEORI
Metode ITM
Intercept Time Method adalah metode seismik refraksi
yang memanfaatkan intercept time. Metode
menggunakan asumsi : - Lapisan homogen (kecepatan
lapisan relatif seragam)
- Bidang batas lapisan rata (tanpa
undulasi)
DASAR TEORI
Metode ITM
DASAR TEORI
Metode Plus Minus
Metode plus minus merupakan turunan dari metode
delay time untuk kasus yang lebih kompleks seperti :
- Bidang batas lapisan yang tidak rata
- Mencari tebal lapisan - lapisan lapuk
- Untuk menghitung static correction
pada data seismik refraksi.
DASAR TEORI
Metode Plus Minus
METODOLOGI
Alat &
Perlengkapan
METODOLOGI
Diagram Alir Pengambilan
Data
Diagram Alir Pengolahan
Data
HASIL & PEMBAHASAN
METODE ITM
HASIL & PEMBAHASAN
METODE PLUS
MINUS
HASIL & PEMBAHASAN
METODE ITM
HASIL & PEMBAHASAN
METODE PLUS
MINUS
HASIL & PEMBAHASAN
METODE ITM
HASIL & PEMBAHASAN
METODE PLUS
MINUS
HASIL & PEMBAHASAN
METODE ITM
HASIL & PEMBAHASAN
METODE PLUS
MINUS
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dari kelompok 15, didapatkan hasil
berupa:
- peta kedalaman menggunakan metode ITM didapatkan nilai
kedalaman lapisan kedua pada stopsite 2 (lintasan 4 s/d 11)
berkisar antara 0,148 3,48 m. Kedalaman inilah yang
dimaksud dengan kedalaman bidang gelincir, yang patut
diwaspadai.
- peta v1 didapat material batuan dengan kisaran kecepatan
300 892,86 m/s adalah pasir lepas kering (200 1000 m/s)
yang diperkirakan termasuk dalam endapan kuarter.
- peta v2 didapat material batuan dengan kisaran kecepatan
495,3 1377,688 m/s adalah pasir dan kerikil dekat permukaan
(400 2300 m/s) yang diperkirakan masih termasuk dalam
endapan kuarter.
- peta 3D Terlihat bahwa kedalaman lapisan kedua di bawah
permukaan tidak menunjukkan bidang yang rata namun masih
pada jangkauan yang kecil yaitu antara 0,14 3,5 m dengan
arah kemiringan ke barat daya.

You might also like