You are on page 1of 55

DERMATOMIKOSIS

Dr. dr. Satya Wydya


Yenny, Sp.KK(K)FINSDV
SKDI 2012
Klasifikasi

Mikosis profunda

Mikosis superfisialis
MIKOSIS PROFUNDA
Mikosis yang mengenai alat dalam dan kulit
Etiologi :

Jamur dimorfik
Suhu 37C Ragi
kamar Miselium
Patogenesis
Inhalasi + luka
Reaksi radang kronis
GEJALA KLINIS
1. RADANG KRONIS
2. MUNCULAN:
Granuloma Tumor Fistel Ulkus
3. PERABAAN KERAS
1. MYCETOMA KAKI
2. CHROMOMYCOSIS LENGAN & TUNGKAI
3. SPOROTRICHOSIS LIMFE
4. ACTYNOMYCOSIS LEHER
GAMBAR

KROMOMIKOS
IS

MISETOMA
Dermatomikosis Superfisialis

Karakteristik utama jamur dermatofita yakni


hanya menyerang dan bertahan hidup
dijaringan yang mengandung keratin
MIKOSIS SUPERFISIALIS

DERMATOFITOSIS

NON DERMATOFITOSIS:
PITIRIASIS VERSIKOLOR
PIEDRA
KANDIDIASIS = KANDIDOSIS
PREDISPOSISI

1. Temperatur tinggi
2. Kelembaban tinggi
3. Pekerjaan, sering berkontak dengan tanah, air,
binatang
4. Jenis kelamin
5. Umur
6. Pakaian berlapis/ tidak menyerap keringat
7. Higiene dan gizi kurang
8. Sistim imun tubuh
9. Adanya penyakit dasar
10. Pengobatan
GEJALA KLINIS

1. Gatal
2. Bentuk bulat/melingkar , polisiklik,
polimorfik
3. Batas tegas
4. Pinggir aktif
5. Keratinofilik (sentral healing)
Patogenesis dermatofita
Melibatkan 3 proses penting :
1. Perlekatan artrokonidia pada keratinosit
berlangsung <2-3 jam setelah kontakreplikasi dan
pemanjangan hifa
Bila telah terjadi replikasi artrokonidia dermatofita, gambaran
infeksi akan muncul dilapisan luar stratum korneum

2. Penetrasi melalui dan diantara sel


Produksi ini melibatkan produksi enzim proteolitik(protease)
yang dihasilkan oleh dermatofita

3. berkembangnya respon imun pejamu

Diperantarai oleh mekanisme non imun dan mekanisme imun


Respon imun pejamu

1. Mekanisme Non imun


interaksi dermatofita dengan faktor
serum yaitu, unsaturated transferin
Produksi sebum
Peningkatan proses proliferasi epidermis
2. Mekanisme imun alamiah
Sel efektor utama yang berperan
menghancurkan dermatofita adalah
Netrofil dibantu oleh makrofag
antimikroba peptida
3. Mekanisme imun didapat (respon
imun seluler)
Mekanisme respon imun seluler yang
terjadi merupakan reaksi
hipersensitifitas tipe lambat yang
diperantarai oleh sel T
4. Mekanisme imun didapat (respon
imun humoral)
TINEA KAPITIS
Infeksi jamur pada kulit , rambut kepala, alis & bulu mata
Etio: Trichophyton sp, Microsporum sp
Gejala Klinis:
1. Grey patch ring worm
2. Radang
3. Black dot ring worm
4. favus
Lab:
. Lampu wood, KOH, kultur jamur

Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gambaran klinis, KOH, biakan jamur
dan lampu woods
Terapir2%, selenium sulfid 1% atu 2,5%,sampo zinc pyrithion 1% atau
2%, antiseptik povidon iodin 2,5%.
Pencegahan
penularan dilakukan
dengan menghindari
pemakaian alat
bersama, misalnya
topi, telepon, pakaian,
dan alat-alat rambut
Komplikasi
Alopesia menetap
Infeksi bakteri
Mikroskopik T.rubrum
Mikroskopik M.cani
GGGH
Tinea Barbe

Dermatofitosis pada
dagu dan jenggot
Woods Lamp
Tinea Facialis

Dermatofitosis
yang mengenai
daerah wajah
Biasanya
disebabkan
spesies
Trichophyton,
kadang-kadang
M.canis
Tinea facialis
TINEA KORPORIS
Infeksi jamur dermatofit
pada daerah kulit yang
tidak berambut/kulit
halus (glabrosa) kecuali
telapak tangan, telapak
kaki, dan inguinal

Etio :
Trichophyton
Microsporum
Epidermophyton
Tinea Korporis

Cara penularan:
terbanyak melalui kontak langsung baik
dengan manusia maupun dengan
binatang
Melalui serpihan-serpihan jamur pada
handuk dan benda-benda lain
Autoinokulasi bagian tubuh lainnya
Tinea korporis

Gambaran klis bervariasi


Gambaran klasik berupa lesi anular
dan biasanya serpiginosa (ringworm
like) dengan skuama pada seluruh
tepi yang eritematosa dan sering
didapatkan vesikel
Lesi meluas secara sentrifugal
Dibagian tengah lesi kadang-kadang
dijumpai skuama, tetapi biasanya
juga bersih tanpa lesi (central
TINEA KRURIS
Infeksi jamur
dermatofita pada daerah
pubis & sela paha

Etio:
E. floccosum
T. rubrum
T. mentagrophytes

Skrotum sangat jarang


menunjukkan gambaran
klinis
Tinea kruris
Sering didapatkan
bersama dengan tinea
pedis
Faktor predisposisi
berupa friksi dan
maserasi yang banyak
ditemukan didaerah
dengan iklim yang
hangat
Umumnya terasa gatal
sampai nyeri karena
iritasi akibat digaruk
Tinea kruris

Lesi berupa
makula
eritematosa
berbatas tegas
disertai papul dan
vesikel dengan
tepi yang
meninggi
Penatalaksanaan Tiena
Korporis dan tinea kruris

1. Umum
Pada lesi yang meradang dan akut atau
dengan infeksi sekunderantibiotik oral,
kompres nacl 0,9%
Mandi dengan sabun PH netral
2. Topikal
Indikasi : lesi tidak luas dan ringan
imidazol, alilamin, tolnaftat/tolsiklat,
siklopiroksolamin 1%, AAV I, Salep 2-4/3-10
3. Sistemik
lesi yang luas atau lebih
meradang, sering kambuh atau
tidak sembuh dengan obat topikal
yang sudah adekuat atau bentuk
rekalsitran
Griseofulvin, terbinafine,
itrakonazol
Pencegahan
kekambuhan
Daerah intertriginosa/sela paha
harus dikeringkan betul sesudah
mandi dan diberikan bedak anti
jamur
Pakaian dan handuk sering ganti dan
dicuci dengan air
hangat/disetrika/dry cleaning
Hindari pakaian ketat, sebaiknya
longgar dan bahan dari katun
Hewan peliharaan yang terinfeksi
TINEA PEDIS
Infeksi dermatofit pada kaki, terutama di

sela jari dan telapak kaki

Etiologi :

T.rubrum, T.mentag, E.floccosum

Patogenesis:

Jamur Host Lingkungan

Predisposisi:
Lama pakai sepatu, panas, lembab
Atlit, lantai, kolam
Alat mandi, sepatu bersama
Tinea Pedis

Gambaran Klinis :
1. Tipe interdigital athletes foot
2. Tipe kronik hiperkeratotik moccasin
3. Tipe vesikobulosa
4. tipe akut ulseratif
Komplikasi :
selulitis, limfangitis, pembesaran kelenjer
getah bening, demam, reaksi id vesikuler,
infeksi kronis tinea pedis dapat mencetuskan
atau memperburuk kelainan atopi.
Tinea Pedis
Pengobatan ;
Medikamentosa
1. Topikal : alilamin, azol, siklopiroksalamin, benzilamin,
tolnaftat, asam undekanoat
2. Sistemik : griseofulvil, terbinafin, itrakonazol
3. Kortikosteroid topikal atau sistemik pada awal terapi pada
bentuk vesikobulosa
Non medikamentosa :
4. Menjaga higiene kaki
5. Menggunakan kaos kaki katun yang menyerap keringat dan
sering diganti
6. Menghindari penggunaan sepatu tertutup
7. Menggunakan alas kaki di area publik dan menghindari
tempat mandi umum selama sakit untuk mencegah
menularkan ke orang lain
Tinea manus

Infeksi dermatofita
pada kulit telapak
tangan
Gambaran klinis :
biasanya
unilateral, lesi
dapat berupa
skuama kering
pada telapak
tangan
TINEA UNGUIUM
Kelainan kuku akibat infeksi
jamur
Etio :
T. rubrum,
T. mentagrophytes
Diagnosis:
A/
Klinis : OSD, OSP, OSPP
Lab: KOH, kultur, PA
Terapi:
Topikal amorolfin,
siklopirosolamin
Terbinafin, gol. Azol
Bedah
LABORATORIUM

KOH HIFA PANJANG+ SPORA

Kerokan kulit, potongan


kuku, rambut
+ KOH 10-20%
PITYRIASIS VERSIKOLOR

Infeksi jamur superfisial, disebabkan


oleh Malassezia furfur
(P.orbiculare/ovale)
Jamur dimorfik
Saprofit -------------Parasitik

Kelembaban kulit
Genetik
Malnutrisi
Lingkungan
GAMBARAN KLINIS

Gatal +/-

Makula dimulai di
sekitar folikel rambut
Bermacam-macam
warna
Skuama halus
LABORATORIUM
MEAT BALL AND
PEMERIKSAAN
SPAGHETTI

Pemeriksaan
dengan lampu
Wood
Kerokan kulit ,
selotip
+ KOH
Penatalaksanaan

Hindari faktor pencetus


Topikal :
Gol. Azol ( krim, sampo)

Sampo Selenium sulfida

Oral:

Gol. Azol
KANDIDIASIS KUTAN DAN
MUKOKUTAN
Infeksi jamur yang disebabkan oleh Candida,
terutama C. albicans
Jamur saprofit pada lipatan kulit, mulut,
tenggorok, sal. cerna, vagina
Jamur dimorfik : pengaruh lingkungan
Mekanisme imun humoral & seluler
Faktor Predisposisi
kandidiasis
1. Faktor mekanis
2. Nutrisi
3. Iatrogenik
4. Perubahan fisiologis
5. Penyakit sistemik
Faktor yang berperan dalam
patogenesis kandidiasis

1. Virulensi jamur
2. Enzim dan toksin
3. Kemampuan adhesi
4. Fase miselium-ragi
5. Faktor lainnya
Klasifikasi kandidiasis
A. Kandidiasis kutan
1. kandidiasis intertriginosa :kandidiasis popok, erosio
interdigitalis blastomycetica
2. Miliaria kandida
3. paronikia kandida
B. Kandidiasis oral
1. kandidiasis pseudomembran akut
2. kandidiasis atrofik akut
3. kandidiasis atrofik kronik
4. angular cheilitis
c. Kandidiasis mukosa genital
1. kandidiasis vulvovaginitis
2. balanitis dan balanopostitis kandida
D. Kandidiasis sistemik/diseminata
Kandidiasis
Intertriginosa
Mengenai lipatan
kulit
Kandidiasis
terbanyak
Gatal hebat
Makula eritem, batas
tegas, basah,
lesi satelit
Kandidiasis interdigitalis
Kandidiasis oral/ Oral
trush

FISSURA
MERAH
PSEUDOMEMBRAN
KANDIDOSIS VULVOVAGINALIS

Definisi: infeksi vagina / vulva yang disebabkan


oleh Candida
Fc. Predisposisi :
1. DM
2. Wanita hamil
3. IUD
Gejala klinis:
Gatal
Duh tubuh sedikit
Labia mayora,kulit erosi & lesi satelit
Mukosa vagina eritema
Bercak-bercak seperti susu/bubuk,lengket sukar lepas
Kandidiasis
vulvovaginalis
Sangat gatal dan
pedih
Keluar cairan putih
mirip susu/ keju
Pseudomembran
putih
Sangat eritem
Lesi satelit
Kandidiasis vaginalis
LABORATORIUM

PEMERIKSAAN
Pseudohif
a
Kerokan kulit +
larutan KOH 10 -20
%
Pewarnaan Gram
Kultur
Pemeriksaan
histopatologi BLASTOSPORA
PENATALAKSANAAN
Umum :
Mengurangi faktor predisposisi
Menjaga kelembaban kulit
Mengurangi kontak dengan air
Menggunakan pakaian yang nyaman, tidak sempit,
dan terbuat dari bahan yang menyerap keringat
Topikal:
Nistatin, gentian violet, mikonazol
Sistemik
Gol. Azol

You might also like