You are on page 1of 26

STROKE

Disusun oleh Kelompok I :

Dwi Selvianti 09040053


Marviar Dewi P.B. 09040059
Dwi Andayani 09040061
Rezky Rofiq A 09040066
Ratu Ayu A. 09040069
Siti Sarah 09040080
DEFINISI

Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang disebabkan


oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat
timbul secara mendadak dalam beberapa detik atau
secara cepat dalam beberapa jam dengan gejala atau
tanda-tanda sesuai dengan daerah yang terganggu.

WHO mendefinisikan stroke sebagai manifestasi klinis


dari gangguan fungsi otak, baik lokal maupun global
(menyeluruh), yang berlangsung cepat, berlangsung
lebih dari 24 jam atau sampai menyebabkan kematian,
tanpa penyebab lain selain gangguan vaskuler
Klasifikasi Stroke

Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya:

Stroke iskemik
a. Transient Ischemic Attack (TIA)
b. Trombosis serebri
c. Emboli serebri

Stroke hemoragik
a. Perdarahan intraserebral
b. Perdarahan subarakhnoid
Klasifikasi Stroke

Stroke Iskemik
Stroke iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan
jaringan otak yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak
sehingga mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di
jaringan otak

Adapun faktor risiko utama penyebab stroke iskemik adalah:


1. Hipertensi
2. Merokok
3. Diabetes mellitus
4. Kelainan jantung
5. Kolesterol
Klasifikasi Stroke

Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh


darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita
hipertensi.

Stroke hemoragik ada 2 jenis, yaitu:


Hemoragik Intraserebral: pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak.
Hemoragik Subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid
(ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi
otak).
Klasifikasi Stroke
Gejala Stroke

Secara umum gejala stroke antara lain adalah:


1. Kelemahan atau kelumpuhan dari anggota badan yang
dipersarafi
2. Kesulitan menelan
3. Kesulitan bicara
4. Gangguan menahan kemih
5. Kehilangan kesadaran
6. Nyeri kepala
Faktor Resiko Stroke :
FAKTOR RESIKO YANG DAPAT FAKTOR RESIKO YANG TIDAK
DIKENDALIKAN DAPAT DIKENDALIKAN

1. Jaga tekanan tetap rendah. 1. Usia.


2. Jaga kadar kolesterol tetap rendah. 2. Jenis kelamin.
3. Hentikan merokok. 3. Garis keturunan.
4. Sadarilah jika Anda mempunyai atrial
4. Menopause.
fibrillation.
5. Pil kontrasepsi.
5. Waspadai berat badan.
6. Hamil dan melahirkan
6. Kontrol kadar gula darah.
7. Hindari minuman keras berlebihan.
8. Jauhi obat-obatan terlarang
Pengobatan Stroke

1. Terapi Farmakologi

2. Terapi non-farmakologi
1. Terapi Farmakologi

OBAT-OBAT STROKE

Gol trombotik
Gol Gol
antiplatelet antikoagulan

ORAL PARENTERAL ORAL PARENTERAL PARENTERAL

aspirin Antagonist Coumarin Heparin Streptokinase


Dypridamol Abciximab Warfarin hirudin Urokinase
Ticlopidin Tirofiban melagatran Argatroban tPA
Clopidogrel eptifibate fondaparinox
Aspirin

Aspirin bekerja mengasetilasi enzim siklooksigenase dan menghambat


pembentukan enzim cyclic endoperoxides. Aspirin juga menghambat
sintesa tromboksan A-2 (TXA-2) di dalarn trombosit, sehingga akhirnya
menghambat agregasi trombosit. Aspirin menginaktivasi enzim-enzim
pada trombosit tersebut secara permanen. Penghambatan inilah yang
mempakan cara kerja aspirin dalam pencegahan stroke dan TIA
(Transient Ischemic Attack). Pada endotel pembuluh darah, aspirin juga
menghambat pembentukan prostasiklin. Hal ini membantu mengurangi
agregasi trombosit pada pembuluh darah yang rusak.
Farmakokinetik
Mula kerja : 20 menit -2 jam.
Kadar puncak dalam plasma: kadar salisilat dalarn plasma tidak
berbanding lurus dengan besamya dosis.

Waktu paruh : asam asetil salisilat 15-20 rnenit ; asarn salisilat 2-20
jam tergantung besar dosis yang diberikan.
Bioavailabilitas : tergantung pada dosis, bentuk, waktu pengosongan
lambung, pH lambung, obat antasida dan ukuran partikelnya.
Metabolisrne : sebagian dihidrolisa rnenjadi asarn salisilat selarna
absorbsi dan didistribusikan ke seluruh jaringan dan cairan tubuh
dengan kadar tertinggi pada plasma, hati, korteks ginjal , jantung dan
paru-paru.
Ekskresi : dieliminasi oleh ginjal dalam bentuk asam salisilat dan
oksidasi serta konyugasi metabolitnya.
Aspirin

Farmakodinamik
Adanya makanan dalam lambung memperlambat
absorbsinya ; pemberian bersama antasida dapat
mengurangi iritasi lambung tetapi meningkatkan kelarutan
dan absorbsinya. Sekitar 70-90 % asam salisilat bentuk
aktif
terikat pada protein plasma.
Aspirin

lndikasi :
Menurunkan resiko TIA atau stroke berulang pada penderita yang
pernah menderita iskemi otak yang diakibatkanembolus.
Menurunkan resiko menderita stroke pada penderita resiko tinggi
seperti pada penderita tibrilasi atrium non valvular yang tidak bisa
diberikan anti koagulan
Aspirin

Kontra indikasi .
hipersensitif terhadap salisilat, asma bronkial, hay fever, polip
hidung, anemi berat, riwayat gangguan pembekuan darah.
lnteraksi obat:
obat anti koagulan, heparin, insulin, natrium bikarbonat, alkohol clan,
angiotensin -converting enzymes.
Efek samping:
nyeri epigastrium, mual, muntah , perdarahan lambung.
Aspirin

Hati -hati
Tidak dianjurkan dipakai untuk pengobatan stroke pada anak di
bawah usia 12 tahun karena resiko terjadinya sindrom Reye. Pada
orang tua harus hati- hati karena lebih sering menimbulkan efek
samping kardiovaskular. Obat ini tidak dianjurkan pada trimester
terakhir kehamilan karena dapat menyebabkan gangguan pada janin
atau menimbulkan komplikasi pada saat partus. Tidak dianjurkan pula
pada wanita menyusui karena disekresi melalui air susu.
Aspirin

Dosis :
FDA merekomendasikan dosis: oral 1300 mg/hari dibagi 2
atau 4 kali pemberian. Sebagai anti trombosit dosis 325
mg/hari cukup efektif dan efek sampingnya lebih sedikit.
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf merekomendasikan
dosis 80-320 mg/hari untuk pencegahan sekunder stroke
iskemik.
Nimodipin

Sebagai calcium channel blockers kerjanya sama seperti


calcium channel blockers yang lain. Nimodipin mempunyai
efek yang lebih besar pada arteri serebral daripada arteri
lainnya, mungkin karena sifat lipofiliknya yang kuat.
Mekanisme kerjanya mengurangi defisit neurologis setelah
PSA (perdarahan sub arachnoid) belum diketahui. Penelitian
yang dilakukan menunjukkan bahwa untuk PSA nimodipin
terbukti mengurangi neurologic ischemic deficits bila
diberikan sebelum 96 jam mulai serangan dan dilanjutkan
selama 21. hari dengan dosis 60 mg/4 jam. Sedangkan untuk
stroke iskemik akut nimodipin tidak memberikan basil yang
baik.
Nimodipin

Farmakokinetik :

Kadar puncak dalam plasma: dalam 1 jam setelah pemberian.


Waktu paruh : 8-9 jam.
Bioavailabilitas: diabsorbsi dengan cepat, tetapi karena
langsung dimetabolisme di hati maka bioavailibilitas(BA) rata-
ratanya hanya 13%.
Metabolisme : di hati (first-pass metabolism).
Ekskresi : melalui urine dalam bentuk metabolit, hanya < 1 %
dalam bentuk aktif.
Nimodipin

Farmakodinamik :

Pemberian bersama makanan menurunkan kadar


plasma dan BA bila dibandingkan dengan
pemberian saat lambung kosong.
Lebih dari 95% terikat pada protein plasma.
Pada gangguan fungsi hati metabolismenya
berkurang ; pada sirosis hati, BA nya meningkat.
Nimodipin

lndikasi:
Perbaikan hasil secara neurologis dengan
mengurangi insidens dan beratnya kerusakan
pada penderita dengan PSA akibat pecahnya
aneurisma kongenital yang berada dalam kondisi
neurologis yang baik setelah serangan.

Interaksiobat : dengan calcium channel blockers


yang lain.
Nimodipin

Efek samping :

Sering : penurunan tekanan darah, gangguan fungsi


hati, edema, diare, rash, sakit kepala, keluhan
saluran cerna, mual, dispnoe, kelainan EKG,
takikardi, bradikardi, nyeri/kram otot, depresi.

Kadang-kadang : hepatitis, gatal, perdarahan


lambung, trombositopeni, anemi, palpitasi, muntah,
wheezing, dizziness, rebound vasospasm,
hipertensi, light-headedness, jaundice.
Nimodipin

Dosis :

60 mg/4 jam per oral selama 21 hari,


sebaiknya 1 jam sebelum atau 2 jam setelah
makan. Pemberian pertama harus dimulai
sebelum 96 jam terjadi serangan. Penderita
dengan sirosis hati harus diturunkan
dosisnya menjadi 30 mg/4 jam dan dimonitor
tekanan darah dan nadinya secara ketat.
Terapi non-farmakologi

Tujuan :

Agar fungsi otot dan fungsi komunikasi dapat seperti kondisi semula.

Untukmenghindari kelumpuhan permanen pada anggota tubuh yang


pernah mengalami kelumpuhan.

Bagi penderita stroke yang berat, perawatan menjadi prioritas utama


selama enam hingga delapan minggu pertama. Untuk menghindari
dekubitus, penderita harus sering berpindah secara teratur dan
berada pada posisi yang tepat. Gerakan persendian untuk
menghindari kekakuan yang permanen harus dilakukan secara
teratur.
Daftar Pustaka

repository.usu.ac.id/bitstream/.../Chapter
%20II.pdf
infostroke.wordpress.com/pengertian-
stroke/Cached - Similar

You might also like