SMA Negeri 7 Pekanbaru Definisi Interaksi Sosial Interaksi Sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok dalam masyarakat. Interaksi antara Individu dengan Individu Individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan, atau stimulus kepada individu lainnya. Sebaliknya, individu yang terkena pengaruh itu akan memberikan reaksi, tanggapan, atau respon. Interaksi antara Individu dengan Kelompok Bentuk interaksi semacam ini juga menunjukkan bahwa kepentingan seseorang individu berhadapan dengan kepentingan kelompok. Interaksi antara Kelompok dengan Kelompok Bentuk interaksi ini menunjukkan bahwa kepentingan individu dalam kelompok merupakan satu kesatuan, berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok lain. Ciri-Ciri Interaksi Sosial Beberapa ciri interaksi sosial yang mudah dikenali : 1. Jumlah pelakunya lebih dari 1 orang. 2. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial. 3. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas. 4. Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu. Pola sistem sosial kelak akan menciptakan suatu pola hubungan sosial yang relatif baku atau tetap apabila interaksi sosial itu terjadi berulang-ulang dalam kurun waktu yang relatif lama dan di antara para pelaku yang relatif sama. Pola sistem seperti ini dapat dijumpai dalam bentuk sistem nilai dan norma. Ciri-ciri Interaksi Sosial Secara ideal pola yang melandasi interaksi sosial memiliki beberapa syarat antara lain : 1. Tujuan yang jelas 2. Kebutuhan yang jelas dan bermanfaat 3. Adanya kesesuaian dan berhasil guna 4. Adanya kesesuaian dengan kaidah-kaidah sosial yang berlaku Apabila pola ideal tersebut benar-benar melandasi hubungan interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat, maka akan tercipta suatu keteraturan sosial. Sebaliknya, apabila pola ideal tersebut dilanggar, maka akan tercipta ketidakteraturan sosial. Faktor-Faktor Pendorong Sosial 1. Imitasi Imitasi adalah suatu tindakan seseorang untuk meniru segala sesuatu yang ada pada orang lain. Hal ini disebabkan oleh adanya minat dan perhatian terhadap suatu objek atau subjek yang akan ditiru serta adanya sikap menghargai dan mengagumi pihak lain yang dianggap cocok. Semakin kompleks keberadaan suatu masyarakat, dan semakin tinggi intensitas interaksi sosial, maka akan semakin besar pula dorongan proses imitasi yang terjadi dalam masyarakat. Contoh yang paling jelas antara lain mode berpakaian di kalangan remaja di kota- kota besar. Faktor-Faktor Pendorong Interaksi Sosial 2. Identifikasi Identifikasi merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk menjadi sama (identik) dengan orang yang ditirunya, baik dari segi gaya hidup maupun perilakunya. Proses identifikasi tidak hanya terjadi pada peniruan pola perilaku saja, tetapi juga melalui proses kejiwaan yang sangat dalam. Faktor-Faktor Pendorong Interaksi Sosial 3. Sugesti Sugesti adalah rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi sugesti tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang disugestikannya itu tanpa berpikir lagi secara kritis atau rasional. Umumnya orang yang mudah tersugesti adalah orang atau kelompok masyarakat yang berada dalam kondisi lemah, tertekan, atau frustasi. Faktor-Faktor Pendorong Interasi Sosial 4. Motivasi Motivasi adalah dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberikan motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh rasa tanggung jawab. Faktor-Faktor Pendorong Interaksi Sosial 5. Simpati Simpati merupakan sikap ketertarikan seseorang terhadap orang lain. Sikap ini timbul karena adanya kesesuaian nilai yang dianut oleh kedua belah pihak, seperti pola pikir, kebijakan, atau penampilannya. Faktor-Faktor Pendorong Interaksi Sosial 6. Empati Empati hampir mirip dengan sikap simpati. Perbedaanya, sikap empati lebih menjiwai atau lebih terlihat secara emosional. Misalnya, jika kita melihat keluarga atau kerabat kita terkena musibah, sikap empati membuat kita seolah-olah ikut merasakan penderitaan akibat masalah tersebut. Faktor-Faktor Pendorong Interaksi Sosial 7. Antipati Antipati merupakan kebalikan dari simpati. Antipati merupakan sikap ketidaktertarikan seseorang terhadap orang lain. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial Syarat terjadinya interaksi sosial yaitu : 1. Adanya tindakan sosial 2. Kontak sosial 3. Adanya komunikasi sosial Adanya Tindakan Sosial Tindakan sosial merupakan upaya manusia secara individual untuk mempertahankan dan mengembangkan hidupnya. Tidak semu tindakan manusia dinyatakan sebagai tindakan sosial. Suatu tindakan baru dinyatakan sebagai tindakan sosial apabila subjeknya dihubungkan dengan individu- individu lain. Menurut Max Weber, tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat mempengaruhi individu-individu lainnya dalam masyarakat. Berdasarkan tekanan dari cara dan tujuan tindakan itu dilakukan, maka tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4 macam : 1. Tindakan Rasional Instrumental 2. Tindakan Rasional Berorientasi Nilai 3. Tindakan Tradisional 4. Tindakan Afektif Tindakan Rasional Instrumental Tindakan rasional instrumental dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan. Dalam hal ini pelaku memperhitungkan efisiensi dan efektibitas dari sejumlah pilihan tindakan. Contohnya tindakan memilih program atau jurusan di SMA/MA. Tindakan Rasional Berorientasi Nilai Tindakan rasional berorientasi nilai berkaitan dengan nilai-nilai dasar dalam masyarakat sehingga pelau tidak lagi mempermasalahkan tujuan dan tindakan, yang menjadi persoalan dan perhitungan pelaku hanyalah tentang cara. Contoh, tindakan-tindakan yang bersifat religio- magis atau berdasarkan keyakinan agama tertentu. Tindakan Tradisional Tindakan tradisional tidak memperhitungkan pertimbangan rasional. Tindakan ini dilaksanakan berdasarkan pertimbangan kebiasaan dan adat istiadat. Contohnya, berbagai macam upacara atau tradisi yang dimaksudkan melestarikan kebudayaan leluhur. Tindakan Afektif Tindakan Afektif dilakukan oleh individu maupun kelompok berdasarkan perasaan (afeksi) atau emosi. Contohnya, tindakan mengamuk karena marah, meloncat-loncat kegirangan karena parasaan senang yang berlebihan, atau tindakan menolak karena benci. Atas dasar rasionalitas tindakan sosial, Kontak Sosial Kontak sosial adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi sosial, dan masing-masing pihak saling beraksi meski tidak harus bersentuhan secara fisik. Kontak sosial dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Kontak sosial menurut cara-cara yang dilakukan : - Kontak langsung, yaitu pihak komunikator menyampaikan pesannya secara langsung kepada pihak komunikan. - Kontak tidak langsung, yaitu pihak komunikator menyampaikan pesannya kepada pihak komunikan melalui perantara pihak ketiga, 2. Kontak sosial menurut proses terjadinya : - Kontak primer, yaitu yang terjadi pada saat awal komunikasi sosial itu berlangsung. - Kontak sekunder, yaitu apabila pesan dari komunikator disampaikan kepada pihak komunikan melalui pihak ketiga atau melalui media komunikasi Adanya Komunikasi Sosial Komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare yang berarti berhubungan. Jadi, secara harfiah komunikasi berarti berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Proses komunikasi terjadi saat kontak sosial berlangsung. Orang yang menyampaikan komunikasi disebut komunikator, sedangkan orang yang menerima komunikasi disebut komunikan. Suatu proses komunikasi dikatakan komunikatif apabila pesan yang disampaikan diproses secara berdaya guna dan berhasil guna. Syarat-Syarat Terjadinya Komunikasi Sosial Syarat-Syarat terjadinya komunikasi sosial, yaitu : 1. Adanya komunikator 2. Adanya komunikan 3. Adanya Pesan 4. Ada media 5. Mempunyai efek Bentuk Interaksi Sosial Setiap interaksi sosial (proses sosial) akan selalu menghasilkan 2 bentuk interaksi sosial, yaitu interaksi sosial asosiatif dan interaksi sosial disasosiatif. Interaksi Sosial Asosiatif Interaksi sosial asosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang menghasilkan kerja sama. Bentuk-bentuk interaksi sosial asosiatif : 1. Kerja sama (coorperation) 2. Akomodasi (accomodation) 3. Asimilasi (assimilation) 4. Akulturasi (acculturation) Kerja Sama (cooperation) Kerja sama merupakan bentuk utama dari proses interaksi sosial karena pada dasarnya interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang bertujuan untuk memenuhi kepentingan atau kebutuhan bersama. Macam-macam jenis kerja sama : 1. Kerja Sama spontan (spontaneous cooperation), yaitu kerja sama yang timbul secara spontan. 2. Kerja Sama langsung (directed cooperation), yaitu kerja sama yang terjadi karena adanya perintah atasan atau penguasa. 3. Kerja sama kontak (contractual cooperation), yaitu kerja sama yang berlangsung atas dasar ketentuan tertentu yang disetujui bersama untuk jangka waktu tertentu. 4. Kerja sama tradisional (tradiotional cooperationI), yaitu kerja sama yang terbentuk karena adanya sistem tradisi yang kondusif. Kerja sama ini merupakan unsur-unsur kerukunan dari sistem sosial. Akomodasi (Accomodation) Akomodasi merupakan suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antar individu dan antar kelompok untuk meredakan pertentangan. Upaya untuk meredakan pertentangan, yaitu : 1. Kompromi 2. Toleransi 3.Konversi (salah satu pihak bersedia mengalah). 4. Coersion (penyelesaian konflik melalui proses dipaksakan). 5. Mediasi (penyelesaian konflik dengan mengundang pihak ketiga yang bersifat netral). 6. Arbitrase (penyelesaian konflik dengan mengundang pihak ketiga yang diundang oleh kedua belah pihak). 7. Konsiliasi (usaha mempertemukan pihak-pihak yang bertikai dengan diadakannya suatu perundingan). 8. Ajudikasi 9. Segregasi (upaya saling memisahkan/menghindar antar pihak yang sedang bertikai). 10. Genjatan senjata Asimilasi (assimilation) Asimilasi merupakan proses ke arah peleburan kebudayaan sehingga masing- masing pihak merasakan adanya kebudayaan tunggal sebagai milik bersama. Akulturasi (acculturation) Akulturasi atau culture contact (kontak kebudayaan) merupakan proses sosial yang timbul akibat suatu kebudayaan menerima unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri. Interaksi Sosial Disasosiatif Interkasi sosial asosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang menghasilkan perpecahan. Bentuk interaksi disasosiatif, yaitu : 1. Persaingan (competition) 2. Kontravensi 3 Pertentangan atau konflik sosial Persaingan (competition) Persaingan adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik. Kontravensi Kontravensi adalah bentuk proses sosial yang berada di persaingan dan pertentangan atau konflik. Pertentangan atau Konflik Sosial Pertentangan atau konflik sosial adalah proses antarperorangan atau kelompok masyarakat tertentu akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar sehinggan menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah di antara mereka. Lembaga Sosial Tipe-tipe lembaga sosial yaitu : 1. Berdasarkan sudut perkembangannya, yaitu Crescive institutions dan enacted institutions. 2. Dari sudut pandang nilai-nilai yang diterima masyarakat, yaitu basic institutions dan subsidiary institution. 3. Dari sudut pandang penerimaan masyarakat, yaitu approve atau sosial sanctioned institutions dan unsanctioned institutions. 4. Berdasarkan faktor penyebarannya, yaitu general institutions dan restricted institutions. 5. Dari sudut fungsinya, yaitu operative dan regulative institutions. SELESAI
Interaksi Sosial Merupakan Suatu Fondasi Dari Hubungan Yang Berupa Tindakan Yang Berdasarkan Norma Dan Nilai Sosial Yang Berlaku Dan Diterapkan Di Dalam Masyarakat
Manajemen konflik dalam 4 langkah: Metode, strategi, teknik-teknik penting, dan pendekatan operasional untuk mengelola dan menyelesaikan situasi konflik
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu