Professional Documents
Culture Documents
Pembimbing :
dr. Rona Yulia Sp.Rad, Sp.JP
Disusun Oleh :
Ukuran ginjal
Ukuran panjang ginjal orang dewasa normal
adalah :
Untukginjalkanan:8-14cm(rata-
rata10,74cm)
Untukginjalkiri:7-12cm(rata-rata11,10cm)
Diameter antero-posterior rata-rata 4 cm dan
diameter melintang rata-rata 5 cm. Ukuran
panjang ginjal normal secara USG lebih kecil bila
dibandingkan denganyang terlihat secara
radiografi
Gambaran kapsul ginjal
Lemak perirenal tampak sebagai lapisan yang
berdensitas eko tinggi mengelilingi sisi luar
ginjal.
Gambaran parenkim ginjal
Parenkim ginjal terdiri atas korteks dan
medulla. Eko parenkim ginjal relatif lebih
rendah dibandingkan dengan eko sinus ginjal.
Medulla dan korteks dapat jelas dibedakan.
Pada keadaan normal, eko korteks lebih tinggi
dari pada eko medulla, yang relatif lebih
sonolusen
Gambaran sinus ginjal
Eko sinus ginjal juga dikenal sebagai central
pelvicaliceal echo complex, terlihat sebagai
daerah kumpulan eko kasar bersonodensitas
tiinggi di bagian tengah ginjal
usg ginjal normal
Pedoman pemeriksaan
Untuk ginjal kanan
Penderita berbaring terlentang , dan penderita diminta
untuk menahan napas pada inspirasi dalam.
Posisi ini dimaksudkan untuk membebaskan hati dan
menampakkan ginjal lebih ke bawah.
Pada posisi ini , ginjal dapat diperiksa dalam penampang
membujur dan melintang, dengan mengatur letak
transduser miring ke bawah lengkung iga kanan, sejajar
atau tegak lurus terhadap sumbu ginjal dan menggunakan
hati sebagai jendela akustik.
Pemeriksaan dimulai dari bagian medial samapi ke lateral
secara teratur berjarak 1 atau 2 cm. Posisi ini paling baik
untuk menilai parenkim ginjal.
Penderita berbaring miring ke kiri (LLD)
Pada keadaan ekspirasi, penampang melintang ginjal
dapat diperiksa melalui sela iga sepanjang garis
midaksiler.
Pada inspirasi dalam, penampang koronal dapat
diperiksa dengan meletakkan transduser sejajar garis
mid-aksiler mulai daerah pinggang di bawah lengkung
iga kanan.
Pemeriksaan dapat dilakukan dari permukaan
posterior sampai ke anterior. Posisi ini membantu
memperlihatkan lesi yang tidak tergambar pada posisi
lain, juga Morrisons pounch.
Untuk ginjal kiri
Gambaran USG ginjal kiri paling baik terlihat bila dilakukan
pada posisi berbaring miring ke kanan (RLD).
Penampang melintang ginjal dapat diperiksa dengan
meletakkan transduser di sela iga, dalam keadaan ekspirasi.
Penampang koronal dapat diperiksa dengan meletakkan
transduser sejajar garis aksiler, melalui daerah pinggang di
bawah , lengkung iga kiri, pada inspirasi dalam.
Penderita berbaring telungkup, seperti memeriksa ginjal
kanan, tetapi transduser diletakkan di sebelah kiri lateral
garis tengah.
Sebaiknya , untuk setiap kali pemeriksaan, kedua ginjal
diperiksa dan dibandingkan hasilnya.
Posisi terlentang tidak dianjurkan untuk memeriksa ginjal
kiri, karena gambaran ginjal terganggu oleh bayangan udara
di dalam lambung dan usus, kecuali bila lambung diisi air
(minum)
Hidronefrosis derajat 1 : dilatasi pelvis renal tanpa dilatasi kaliks. Reflek
prominen dari sinus renalis tanpa tanda-tanda atrofi parenkim
Hidronefrosis grade 2 : dilatasi pelvis renal dan kaliks. Sinus reflek
melemah. Tidak ada tanda-tanda atrofi parenkim.
Hidronefrosis grade 3 : tanda-tanda atrofi organ mulai muncul (flat
papillae dan blunt fornices)
Hidronefrosis grade 4 : dilatasi masif dari pelvis renal dan kaliks. Batas
antara pelvis renal dan kaliks hilang. Tanda signifikan dari atrofi renal
CT SCAN
Pada CT yang diperkuat dengan kontras,
korteks dan medula ginjal dapat dibedakan.
Sinus ginjal mengandung cabang pembuluh
darah utama, pielum dan kaliks, dan lemak
perirenal.
Pembuluh darah utama dan ureter keluar dari
ginjal melalui hilus ginjal. Umumnya hilus
ginjal akan mengarah ke aorta secara
anteromedial, tetapi peningkatan rotasi
anterior bukan hal yang jarang
Pada pemeriksaan CT Scan penderita tidak
perlu persiapan khusus
Gambar CT Ginjal Normal
Penatalaksanaan
Tujuannya adalah untuk memperbaiki
penyebab dari hidronefrosis (obstruksi,
infeksi) dan untuk mempertahankan dan
melindungi fungsi ginjal.
Infeksi ditangani dengan agen anti mikrobial
karena sisa urin dalam kaliks akan
menyebabkan infeksi dan pielonefritis.
Pada hidronefrosis akut:
Jika fungsi ginjal telah menurun, infeksi
menetap atau nyeri yang hebat, maka air
kemih yang terkumpul diatas penyumbatan
segera dikeluarkan (biasanya melalui sebuah
jarum yang dimasukkan melalui kulit).
Jika terjadi penyumbatan total, infeksi yang
serius atau terdapat batu, maka bisa dipasang
kateter pada pelvis renalis untuk sementara
waktu
Hidronefrosis kronis :
Diatasi dengan mengobati penyebab dan
mengurangi penyumbatan air kemih.
Ureter yang menyempit atau abnormal bisa
diangkat melalui pembedahan dan ujung-
ujungnya disambungkan kembali.
Kadang perlu dilakukan pembedahan untuk
membebaskan ureter dari jaringan fibrosa.
Sambungan ureter dan kandung kemih
tersumbat, pembedahan untuk melepaskan
ureter dan menyambungkannya kembali di
sisi kandung kemih yang berbeda.
Radiologi
Secara radiologi, batu dapat radiopak atau radiolusen. Sifat
radiopak ini berbeda untuk berbagai jenis batu sehingga dari sifat
ini dapat diduga batu dari jenis apa yang ditemukan. Radiolusen
umumnya adalah jenis batu asam urat murni.
Pada yang radiopak pemeriksaan dengan foto polos sudah cukup
untuk menduga adanya batu ginjal bila diambil foto dua arah.
Pada keadaan tertentu terkadang batu terletak di depan bayangan
tulang, sehingga dapat luput dari penglihatan. Oleh karena itu foto
polos sering perlu ditambah foto pielografi intravena (PIV/IVP).
Pada batu radiolusen, foto dengan bantuan kontras defek
pengisian (filling defect) di tempat batu berada.
Yang menyulitkan adalah bila ginjal yang mengandung batu tidak
berfungsi lagi sehingga kontras ini tidak muncul Pielografi
retrograd.
Contd
Ultrasonografi (USG) dilakukan bila pasien
tidak mungkin menjalani pemeriksaan IVP,
yaitu pada keadaan-keadaan alergi terhadap
bahan kontras
Batu jenis kalsium oksalat dan kalsium fosfat
bersifat radio-opak dan paling sering dijumpai
di antara batu jenis lain.
Batu Magnesium Ammoniak Phospat (MAP)
memberikan gambaran semi-opak.
Batu asam urat, batu matriks dan indinivar
bersifat radio-lusen.
NEFROLITIASIS
Nefrolitiasis adalah adanya batu atau kalkulus
dalam pelvis renal1. Lokasi batu ginjal dijumpai
khas pada kaliks atau pelvis dan bila akan
keluar dapat terhenti di ureter atau di kandung
kemih2.
Etiologi
Faktor intrinsik itu antara lain :1
Herediter (keturunan)
Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan
dengan pasien perempuan.
Faktor ekstrinsik diantaranya :1,2
Geografi : pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran
kemih yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai
daerah stone belt (sabuk batu)
Iklim dan temperature tinggi
Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium
pada air yang dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih
Faktor diet : diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya
penyakit batu saluran kemih
Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya
hanya duduk atau kurang aktifitas.
Klasifikasi
Batu Kalsium
Batu Struvit
Batu Asam Urat
Batu Jenis Lain (batu sistin, batu xanthin, batu
triamteren dan batu silikat sangat jarang
dijumpai)
Patofisiologi
Mekanisme pembentukan batu dapat dibagi menjadi
3 tahap yang berkesinambungan, yaitu : (a)
kejenuhan urin, (b) adanya kondisi yang
memungkinkan terjadinya nukleasi, dan (c) adanya
inhibitor.
Mata : Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), pandangan kabur (-)
Telinga : discharge (-), nyeri tarik telinga (-/-), nyeri tekan tragus (-/-)
S. Pencernaan : Makan (-), minum (-), mual (-),muntah (-), BAB (-), BAK ( +)
S. Neuro dan Muskuloskletal : paresis/lemah (-), nyeri sendi (-), pusing (-),
Mulut
Bibir : tidak ada kelainan kongenital, sianosis (-),
oedem (-)
Lidah: ukuran normal, tidak kotor, tidak tremor
Gigi : perawatan gigi kurang
Mukosa : hiperemi (-)
Leher
Deviasi trakea : -
Kaku kuduk : -
Tiroid : tidak ada pembesaran
JVP : tidak ada peningkatan JVP
KGB : tidak ada pembesaran
PF Thoraks
Pulmo anterior
Inspeksi: pola nafas regular, simetris, ketertinggalan gerak (-/-), retraksi
(-/-), pergerakan otot bantu pernafasan (-/-)
Palpasi : fremitus vokal N/N, nyeri tekan (-), gerakan dada simetris, tidak
ada ketertinggalan gerak.
Perkusi : hemithorax dextra et sinistra sonor
Auskultasi : vesikuler +/+, Rhonki-/- , Wheezing -/-
Pulmo posterior
Inspeksi: pola nafas regular, simetris, ketertinggalan gerak (-/-), retraksi
(-/-), pergerakan otot bantu pernafasan (-/-)
Palpasi : fremitus vokal N/N, nyeri tekan (-), gerakan dada simetris, tidak
ada ketertinggalan gerak.
Perkusi : hemithorax dextra et sinistra sonor
Auskultasi : vesikuler +/+, Rhonki-/- , Wheezing -/-
Cor :
Inspeksi: Ictus cordis tak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Suara jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)
PF Abdomen
Inspeksi: perut datar, warna cokelat, pelebaran pembuluh darah (-),
sikatrik (-), massa (-), tanda peradangan (-).
Auskultasi : bunyi peristaltik 15x/menit, tidak ada bising usus, tidak ada
bising pembuluh darah.
Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen, kecuali pada daerah
hepar terdengar pekak. Hepar dan lien dalam batas normal, nyeri ketok
ginjal (+).
Palpasi : nyeri tekan (-) murphy sign (-). Hepar, lien, dan ginjal dalam
batas normal
Ekstremitas
Superior : Akral dingin -/-, Oedema -/-,
capillary refill <2 detik
Inferior : Akral dingin -/-, Oedema -/-, capillary
refill <2 detik
Px penunjang
Laboratorium
Hematologi (24-11-2016)
Hb : 8,2 mg/dl
Leukosit : 13.000
Eusinofil : 0
Basofil : 0
Neutrofil batang : 0
Neutrofil segmen : 85
Limfosit : 9
Monosit : 8
Eritrosit : 4.500.000
Trombosit : 520.000
Hematokrit : 29,1 %
Interpretasi
kanan kiri
Iregularitas - -
SOL
Lain lain : dinding tak menebal, batu
(+)
Diagnosis
Hydronefrosis sinistra stadium sedang
Nefrolitiasis sinistra
BAB IV (Pembahasan)
Hidronefrosis adalah pelebaran pada pielum dan kaliks renalis
yang disebabkan akibat peningkatan tekanan pielocalices
secara kronik. Keadaan ini biasanya disebabkan oleh adanya
sumbatan dalam saluran kemih, salah satunya akibat batu
saluran kemih. Penegakan diagnosis hidronefrosis yaitu
menggunakan pemeriksaan radiologi. Beberapa modalitas
yang dapat digunakan antar lain X-foto, USG, IVP dan CT-Scan.
Dalam kasus ini telah dilakukan pemeriksaan radiologi USG
Budjang N. Radiologi Diagnostik Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI , 2008, Bab 11; Traktus Urinaria.
Dejong, Sjamsuhidrajat, 2004, Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Ilmu Kesehatan Anak, 2002, Edisi 15. Volume 2. Editor Bahasa Indonesia A. Jamik Wahab. Jakarta: EGC.
Long, Barbara C, 1996, Perawatan Medikal Bedah, (Volume 2), Penerjemah: Karnaen, Adam, Olva, dkk,
Bandung: Yayasan Alumni Pendidikan Keperawatan
ONeill WC, 2006, B-mode sonography in acute renal failure. Nephron Clin Pract 103:19-23.
Palmer,Cockhsott, Hedegus, Samuel, 2000. Petunjuk Membaca Foto Untuk Dokter Umum. Penerbit
Kedokteran EGC. Jakarta.
Patel, Pradip R. Lecture notes: Radiologi. Penerbit Erlangga. Jakarta: 2005
Purnomo BB. Dasar-Dasar Urologi. Edisi ke-2. Jakarta: Perpustakan Nasional republik Indonesia. 2011.
62-65
Rahman, M.D. Radiologi Diagnostik Edisi ke-2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2008, Bab 4; Segi-Segi
Fisika Radiologi dan Radiografi.
Rasad, S., Radiologi Diagnostik. Edisi Kedua. Edisi ke-8. Jakarta: FKUI. 2013.
Robbins, 2003, Buku Ajar Patologi, Edisi 7, EGC, Jakarta
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G, 2002, Buk Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth (Ed.8, Vol.1,2), Alih bahasa oleh Agung Waluyo (dkk), EGC, Jakarta.
Soeparman, Waspadji Sarwono, Buku Ilmu Penyakit Dalam edisi 3, Balai Penerbit FKUI Jakarta, 2001:
127.
Ultrasound Teaching Manual, 2000, USA: Thieme Publishing Group, Edisi 2, Bab 5: 75-80.
Alhamdulillah...
Matur Suwun