You are on page 1of 63

REHABILITASI MEDIK

Indra Kumala

1
Falsafah Rehabilitasi Medik :
Meningkatkan kemampuan fungsional
pasien
berdasarkan kemampuan yang masih
dimiliki

Tujuan Rehabilitasi Medik :


1. Mencegah kecacatan bila memungkinkan
2. Mengurangi kecacatan semaksimal mungkin
3. Mengoreksi kecacatan yang ada dengan
memberikan
alat-alat bantu dan mengusahakan agar orang
yang
cacat bisa kembali berintegrasi ke masyarakat

2
3
4
5
6
Pelayanan Rehabilitasi Medik dilaksanakan secara multi
disiplin dalam satu "Team Work" Rehabilitasi Medik tdr :
- Dokter spesialis Rehabilitasi Medik
- Dokter konsultan
- Fisioterapis : melatih & memanfaatkan sumber alam/fisik
sbg
modalitas terapi
- Terapis Okupasi : melatih & menangani kemampuan
individu u
dpt melaks keg. sehari-hari
- Terapis Wicara : melatih & menangani masalah kelainan
bicara &
komunikasi
- Ortotis dan Prostetis : yg membuat alat penguat/bantu
atau alat
pengganti anggota gerak
- Psikolog : menangani masalah kejiwaan
- Perawat Rehabilitasi Medik : mendapat pelatihan khusus
utk
rehabilitasi
- Petugas Sosial Medis : menangani masalah sosial
penderita 7
Program Rehabilitasi Medik dapat berupa :
tindakan pengobatan dengan terapi kausal
maupun terapi simptomatis (secara medika
mentosa) ;
modalitas fisik, terapi latihan, terapi kerja, psikoterapi,
pemberian alat bantu / alat pengganti serta
penunjang
diagnostik Elektro Myografi (EMG).

8
Fisioterapi :
= Terapi fisik, yang meliputi :
a. Terapi panas (Heat therapy)
- Superfisial : Infra Red (IR)
Fluidotherapy
Paraffin bath
- Deep : Mikro Wave Diathermi
(MWD)
Short Wave Diathermi
(SWD)
Ultra Sound Diathermi
(USD)

9
10
Pengobatan dengan panas :
A. Dengan menggunakan lampu infa merah
B. Dengan menggunakan lilin (wax)

11
C. Dengan menggunakan diatermi gelombang pendek

12
Fisioterapi :
= Terapi fisik, yang meliputi :
b. Terapi dingin (Cold Therapy)
- Kompres es
- Massage es
- Colling Spray
- Cryotherapy

13
c. Massage : memberikan relaksasi &
memperbaiki
sirkulasi shg dpt menghilangkan rasa nyeri/lelaher

d. Traksi : - leher
- pinggang
Traksi dpt dilakukan terus menerus, intermiten dgn
arah vertikal atau horizontal. Bermanfaat utk
kelainan
spondilosis servikal atau pd prolaps diskus
intervertebralis

14
Fungsi traksi:
Melakukan peregangan dari daerah posterior
tulang
belakang
Melebarkan ruang diskus
Memisahkan sendi-sendi apofisial
Memperbesar ruang dalam foramen
intervertebralis
Melakukan peregangan otot dan ligamen
Menghilangkan ketidaknyamanan di daerah
spinal

15
16
e. Elektroterapi :
1. Afterhating current : - Faradik
- Sinusidal
2. Direct current : - Galvanik interupsi, anada,
katoda

Dapat dipakai utk merangsang otot & saraf


tu bila
ada kelainan / gangguan neuromuskular

17
Elekroterapi dengan isostationB.200

18
f. Hidroterapi : - kolam air
- Whirl pool
- Hubbar tank
Benda di dlm air lbh ringan krn gaya berat
dihilangkan shg otot yg lemah dpt berfungsi
lbh kuat di dlm air

19
g. Terapi latihan (Exercise) dengan tujuan :
- meningkatkan & mempertahankan ROM
sendi
dan kekuatan serta daya tahan otot
- memperbaiki sistim kardio vaskuler &
respirasi
- memperbaiki posture

20
Macam-macam Latihan :
Latihan ROM aktif dan pasif (manual / CPM)
Latihan penguatan otot (Strengthening
Exercise)
- Isometrik
- Isotonik - aktif asistif
- free aktif
- aktif resistif
- Isokinetik
Latihan penguluran (Stretching Exercise)
Latihan relaksasi
Latihan koordinasi & keseimbangan

21
Latihan kuadrisep
22
Latihan berjalan
23
Latihan pada bahu 24
25
26
27
TERAPI OKUPASI
Untuk mengembalikan penderita ke tempat pekerjaannya
semula sehingga fungsi tangan harus dipulihkan secara cepat
terutama utk fungsi aktivitas sehari-hari.
Terapi okupasi meliputi:
Bimbingan terapi okupasi khusus
Berfungsi utk mengembalikan kekuatan otot dan pergerakan
sendi serta
memberikan latihan mempergunakan sendi shg tidak terjadi
deformitas
Bimbingan terapi okupasi umum
Berfungsi utk memberikan aktivitas yg disukai agar moral
penderita
tetap dipertahankan
Latihan utk aktifitas sehari, mis. penggunaan tangan utk
aktivitas
sehari-hari. Spt makan, minum, mencuci, ke kamar mandi,
berpakaian
Penyediaan alat bantu yg sesuai, mis. alat bantu politen yang
biasa
dipergunakan pada terapi okupasi
Kunjungan rumah utk menilai latihan yg dilakukan di rumah 28
sakit,
Ortotik Prostetik :

Ortotik (alat bantu) : - Dynamic


- Static
- Functional

1. Spinal Ortotik
indikasi : - trunk support
(penyangga
tulang belakang)
- mengontrol gerakan
tulang
belakang
- realignment

29
Macam-macam spinal ortotik
a. Cervical brace
b. Thoraco lumbo sacral orthotic (TLSO)
- Taylor brace
- Jewet brace
c. Lumbo Sacral Corset
d. Brace untuk Scoliosis
- Milwaukee brace (CTLSO)
- Boston brace (TLS alignment
orthotic)

30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
2. Upperlimb Orthotic : untuk anggota gerak
atas
a. Dynamic Splint
b. Static splint

3. Lower limb orthotic : untuk anggota gerak


bawah
a. Long leg brace
b. Short leg brace
c. Shoe correction
d. Dennis Brown Splint

40
Long leg brace

41
4. Alat bantu Jalan :
a. Tongkat : - Crutches (tongkat ketiak)
- Stick
- Canadian Crutch
- Platform Crutch
b. Tripod
c. Quadripod
d. Walker
e. Kursi roda

42
43
44
45
46
Kursi roda

47
Prosthetic (alat pengganti)
a. Above Elbow Prosthetic
b. Below Elbow Prosthetic
c. Above Knee Prosthetic
d. Below Knee Prosthetic
e. Syme prosthetic (protese pergelangan kaki)
f. Chopart prosthetic (protese telapak kaki)
g. Protese level persendian :
- Shoulder disartienlation prosthetic
- Elbow disartienlation prosthetic
- Wrist disartienlation prosthetic
- Knee disartienlation prosthetic
- Hemi pelvectomi prosthetic

48
B. Protesis bawah lutut
C. Protesis atas lutut
49
Kasus-kasus Bedah yg memerlukan prog. Rehabilitasi
Medik :
1. Cedera Kepala
2. Fraktur - saat immobilisasi
- saat mobilisasi
- Fr. Extr atas
- Fr. Extr bawah
- Fr. Vertebrae tanpa lesi saraf
- dengan lesi saraf
tetraplegia

paraplegia
- Fr. Pelvis
3. Amputasi
4. Kelainan bawaan :
- Club foot ( CTEV) , Pes Valgus, Pes Varus flat
foot
- Palato / labio schizis
- Scoliosis
- CP
5. Penyakit degeneratif
6. Kanker 50
Contoh :
Rehabiiitasi Medik pada patah tulang
(Fraktur).

Fraktur : Diskontinuitas dari tulang


Rehabilitasi :
I. Fase Immobilisasi
F T : - General Exercise
- Breathing Exercise
- ROM Exercise di sendi yang bebas pada
sisi yang sakit
- Static kontraksi/isometric exercise pada
otot-otot sekitar tulang yang patah

Psk : - Observasi gejala-gejala psikologi


- Psikoterapi/konseling
51
II. Fase Mobilisasi
F T : - General & Breathing exercise diteruskan
- ROM exercise di sendi di daerah fraktur
yang
baru bebas di tindakan immobilisasi
- Strengthening exercise latihan tiap hari
- Petunjuk latihan pada keluarga penderita
- Latihan duduk / berdiri, latihan ja!an
dengan
tongkat (NWB, PWB, FWB).

52
53
54
OP : - Tergantung dari patah tulang yang terjadi
- Cock Up Splint pada lesi n. Radialis
- Tongkat/Crutchec pada fraktur
Femur/Cruris
- Tripod
- Walker fraktur Femur/Pelvis dimana ada
kelemahan otot & sukar jalan dengan tongkat
pada orang tua
- Short Leg Brace pada Drop Foot
- Cervical Collar pada fraktur Cervical
- Taylor Brace pada fraktur Thoracal

55
O T : - ADL
- Latihan fungsi
- Latihan rekreatif

PSM : - Interview
- Pengumpulan & analisa data
- Cara-cara pemecahan masalah
- Motivasi.

56
ROM Exercise :
- Pasif
- Actif Asistif
- Free Actif
- Actif Resistif

Dosis :
- Ideal : 15 menit / sendi
- Optimal : 10 x ROM / sendi
- Minimal : 3 x ROM / sendi
- Dilakukan 2 x sehari

Kontra Indikasi :
- Radang akut
- Fraktur yang belum sembuh
57
Rehabilitasi pada Spinal Cord Injuri
( Cedera sumsum tulang belakang )
Dalam pemberian program Rehabilitasi Medik
pada Spinal Cord Injuri berdasarkan :
- Level Lesi
- Derajat fungsionil

Penyebab :
- Kecelakaan :
- Lalu lintas
- Kerja industri
- Jatuh dari ketinggian
- Senjata

58
Stadium :
Stadium akut : 0-6 mg
tahap pre
stabilisasi
Stadium sub akut : 6-12 mg

Stadium kronis : > 12 mg tahap post


stabilisasi

59
Rehabilitasi :
I. - Bed Rest
- Dower catheter (1x24 jam) lanjut dengan
Catheter Intermitten
- Perubahan posisi Log Rolling tiap 2 jam

F T : - General exercise
- Breathing exercise
- Pasif ROM exercise di ext. bawah

OT : - Aktififas pekerjaan tangan pada


Paraplegia
PSM : - Kumpulkan data-data pasien
Psk: - Observasi gejala-gejala psikologi

60
II. Stadium sub akut : 6-12 minggu
FT : - Latihan stadium I dilanjutkan
- Latihan duduk setelah memakai alat
penyangga
(Brace Cervical / Thoracal Lumbal)
OT: - Peran mulai meningkat
- ADL
- Belajar menggunakan alat bantu bagi
pasien
OP: - Membuatkan alat bantu yang diperlukan
- Brace
- Tongkat

61
III. Stadium Kronik : > 12 minggu
FT : - Mengajarkan latihan-latihan
dirumah
OT : - Evaluasi kemampuan ADL pekerjaan
- Melatih pra vokational / melatih
mengalihkan pekerjaan lain.
OP : - Kursi roda / alat bantu lainnya

62
Kesimpulan

1. Program Rehabilitasi Medik pada Musculoskeletal


bertujuan untuk mencegah, mengurangi
kecacatan
serta mangoptimalkan fungsi dari sisa-sisa
kecacatan

2. Program Rehabilitasi Medik pada cedera


Musculoskeletal
sebaiknya dilakukan sedini mungkin untuk
mendapatkan
hasil yang lebih optimal

3. Penanganan cedera pada Musculoskeletal


dilaksanakan
secara komperhensif dan multi disipliner
63

You might also like