You are on page 1of 20

Tutorial KUSTA

1.Hipopigmentasi
Hipopigmentasi adalah memudarnya warna
kulit yang disebabkan oleh kurang atau bahkan
hilangnya melanin. Hal ini terjadi karena
ketidakmampuan melanosit dalam
memproduksi melanin. Penyebab paling
umum hipopigmentasi adalah kerusakan kulit
seperti kulit terbakar, infeksi bakteri atau
jamur, goresan dan lecet
4.Makula eritema
Makula adalah efloresensi primer yang
berbatas tegas, hanya berupa perubahan
warna kulit tanpa perubahan bentuk
Eritema adalah kemerahan pada kulit yang
disebabkan pelebaran pembuluh kapiler yang
reversible
6.Reflek brankoradialis
7.CARPAL
Carpal adalah istilah medis untuk tulang
pergelangan tangan. Delapan carpal kecil
membentuk pergelangan tangan
8.Tes Gunawan
Tes keringat dengan pensil tinta; pada kulit
normal ada bekas tinta (tes Gunawan), sedang
pada lesi akan hilang
12.Clofazimine
Clofazimine atau Lamprene
Berbentuk kapsul warna coklat dengan
takaran 50 mg/kapsul dan 100 mg/kapsul, sifat
bakteriostatiknya menghambat pertumbuhan
kuman Mycobacterium Leprae dan anti reaksi
(menekan reaksi). Dosis yang digunakan ialah
50 mg/hari atau selang sehari, atau 3 x 100 mg
setiap minggu.
13.Klaritromisin
Merupakan kelompok antibiotika mikrolid dan
mempunyai aktifitas bakteriosidalnya
terhadap Mycobacterium pada tikus dan
manusia
14.Prednisone
Obat ini digunakan untuk penanganan
timbulnya reaksi.
1.Definisi KUSTA
Penyakit kusta adalah penyakit kronik yang disebabkan oleh
kuman Micobacterium leprae (M.Leprae). Yang pertama kali
menyerang susunan saraf tepi , selanjutnya menyerang kulit,
mukosa (mulut), saluran pernafasan bagian atas,system retikulo
endotelial, mata, otot, tulang dan testis ( Amirudin.M.D, 2000 ).
Penyakit Kusta adalah penyakit menular menahun dan
disebabkan oleh kuman kusta ( Mycobacterium leprae ) yang
menyerang kulit, saraf tepi, dan jaringan tubuh lain kecuali
susunan saraf pusat, untuk mendiagnosanya dengan mencari
kelainankelainan yang berhubungan dengan gangguan saraf
tepi dan kelainan-kelainan yang tampak pada kulit ( Depkes,
2005 ).
2.Etiologi KUSTA
Kuman penyebabnya adalah Mycobacterium Leprae yang ditemukan oleh
G.A.Hansen pada tahun 1874 di Norwegia, secara morfologik berbentuk
pleomorf lurus batang panjang, sisi paralel dengan kedua ujung bulat,
ukuran 0,3-0,5 x 1-8 mikron.
Basil ini berbentuk batang gram positif, tidak bergerak dan tidak berspora,
dapat tersebar atau dalam berbagai ukuran bentuk kelompok, termasuk
massa ireguler besar yang disebut sebagai globi ( Depkes , 2007).
Kuman ini hidup intraseluler dan mempunyai afinitas yang besar pada sel
saraf (Schwan Cell)dan sel dari Retikulo Endotelial, waktu pembelahan
sangat lama , yaitu 2-3 minggu , diluar tubuh manusia (dalam kondisis
tropis )kuman kusta dari sekret nasal dapat bertahan sampai 9 hari
(Desikan 1977,dalam Leprosy Medicine in the Tropics Edited by Robert C.
Hasting , 1985). Pertumbuhan optimal kuman kustaadalah pada suhu
2730 C ( Depkes, 2005)
3.Manifestasi Klinis
Untuk itu dalam menetapkan diagnosis penyakit kusta perlu mencari tanda-tanda
utama atau Cardinal Sign, yaitu :
1. Lesi (kelainan) kulit yang mati rasa .
Kelainan kulit atau lesi dapat berbentuk bercak keputih-putihan hypopigmentasi
atau kemerah-merahan (Eritemtous ) yang mati rasa (anestesi ).
2. Penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi
saraf.ganggguanfungsi saraf ini merupakan akibat dari peradangan kronis saraf
tepi (neuritis perifer).gangguan fungsi saraf ini bisa berupa :
a.Gangguan fungsi saraf sensoris : mati rasa.
b.Gangguan fungsi motoris :kelemahan(parese) atau kelumpuhan /paralise).
c.Gangguan fungsi saraf otonom: kulit kereing dan retak-retak.
3. Adanya kuman tahan asam didalam kerokan jaringan kulit (BTA+), pemeriksaan
ini hanya dilakukan pada kasus yang meragukan (Dirjen PP & PL Depkes, 2005 ).
6.Penatalaksanaan
Menurut World Healty Organisation (WHO)
pada tahun 1998 menambahkan 3 (tiga) obat
antibiotika lain untuk pengobatan alternatif
kusta yaitu : ofloksasin, minosiklin dan
klarifomisin, sedangkan obat anti kusta yang
banyak dipakai saat ini adalah DDS (Diamino
Diphenyl Suffone), clofazimine dan
rifampizine.
7.Phatway
10.Komplikasi
Cacat merupakan komplikasi yang dapat
terjadi pada pasien Morbus Hansen baik
akibat kerusakan fungsi saraf tepi maupun
karena neuritis sewaktu terjadi reaksi Morbus
Hansen.
12.Efek samping obat
DDS (Diamino Diphenyl Suffone)
sifat bakteriostatik yaitu menghalangi atau menghambat
pertumbuhan kuman Mycobacterium Leprae Dosis. Efek samping
jarang terjadi, tetapi biasa yang timbul adalah : anemia hemolitik,
anoreksia, nausea, vertigo, penglihatan kabur, sulit tidur hepatitis,
alergi terhadap obat DDS (Diamino Diphenl Suffone) sendiri dan
Psychosis.

Clofazimine
Efek samping obat ini adalah warna kulit dapat kecoklatan sampai
kehitam-hitaman tetapi dapat hilang bila pemberian obat distop,
gangguan pencernaan dapat berupa diare dan nyeri pada lambung.

You might also like