Professional Documents
Culture Documents
YEHIEL F. KABANGA
11.2014.240
IDENTITAS PASIEN
Thorax:
Tanda-tanda Vital: TD: 120/80 mmHg N: 82 x/menit Suhu: 37,8 C Palpasi: Fremitus kiri dan kanan sama
RR: 22x/menit Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Kepala : Normocephali Auskultasi : Suara nafas vesikuler, Ronkhi (-), Wheezing (-)
Mata : Pupil isokor, CA -/-, SI -/-
Telinga : Normotia, sekret ( - ) Jantung:
Hidung : luka ( - ), deviasi septum ( - ), nafas cuping hidung ( - ) Inspeksi : Tidak tampak pulsasi iktus cordis.
Mulut : oral hygiene baik Palpasi : Teraba iktus cordis
Leher : KGB dan tiroid tidak tampak membesar Perkusi : Bunyi redup
Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni reguler, Gallop (-), Murmur (-)
STATUS GENERALIS
Abdomen:
Inspeksi : distensi pada regio suprapubic, hiperemi (-
), jejas (-)
Auskultasi : BU (+) normoperistaltik
Alat kelamin dan Colok dubur : pada pemeriksaan colok
Palpasi : Supel, nyeri tekan pada region suprapubic
(+), teraba massa pada regio suprapubic dengan dubur didapatkan pembesaran prostat dan penonjolan
konsistensi keras. prostat ke arah rektum kira-kira 4-5, konsistensi kenyal,
Hati: tidak teraba membesar permukan datar tidak berbenjol-benjol
Limpa : tidak teraba membesar
Ginjal : tidak teraba
Perkusi : Timpani pada semua kuadran. CVA (-)
STATUS LOKALIS
Regio Abdomen
Inspeksi : perut tampak distensi pada region suprapubic
Auskultasi : bising usus (+) normoperistaltik
Perkusi : timpani pada semua kuadran
Palpasi : Nyeri tekan pada regio suprapubic (+), Teraba massa pada regio suprapubic dengan konsistensi keras
HASIL USG
Ginjal:
Kedua ginjal :
Ukuran dan ratio kortex dan medula dalam batas normal, sistem pielokalises tidak melebar, batu(-), nodul (-).
Buli-buli:
Mukosa rata, tanda-tanda batu (-), massa (-)
Prostat :
Homogen, tanda-tanda massa/kalsifikasi (-), Volume 83,7 cm3
Kesan : BPH
RESUME
OS mengeluh sulit BAK sejak 5 hari SMRS. OS sudah merasakan BAK tidak lampias sejak 8 tahun yang lalu dan OS lebih
sering ingin BAK terutama pada malam hari. Nyeri saat BAK tidak ada, hematuri (-), demam (-), kencing batu (-),
hipertensi (-), riwayatDM (-), asam urat (-), riwayat operasi hernia 2 tahun yang lalu.
Pemeriksaan fisik
Abdomen:
Inspeksi : tampak distensi pada regio suprapubik
Auskultasi : BU (+) normoperistaltik
Palpasi : Supel, nyeri tekan pada regio suprapubic dan teraba massa pada regio suprapubic dengan konsistensi keras.
Perkusi : Timpani pada semua kuadran.
Pemeriksaan Khusus: pada pemeriksaan colok dubur didapatkan pembesaran prostat dan penonjolan prostat
ke arah rektum kira-kira 4-5, konsistensi kenyal, permukan datar tidak berbenjol-benjol
PENDAHULUAN
BPH adalah tumor jinak yang umum terjadi pada pria dan angka kejadian meningkat seiring bertambahnya usia
Salah satu penyebab dari gejala saluran kemih bawah / lower urinary tract symptoms (LUTS).
Gejalanya berhubungan dengan voiding symptoms dan storage symptoms
Meskipun telah banyak penelitian yang dilakukan selama 5 dekade terakhir untuk menjelaskan etiologi dari
perkembangan prostat pada lansia (laki-laki), tetapi hubungan sebab akibat hingga sekarang belum dapat dijelaskan
dengan jelas.
ANAMNESIS
Urinalisis untuk menyingkirkan UTI dan hematuria. Jika pemeriksaan mengunakan dipstik, dapat dilakukan
pemeriksaan leukosit esterase dan nitrit dapat dilakukan untuk mendeteksi pyuria dan bacteriuria dapat
dikerjakan.
Serum kreatinin tidak rutin dilakukan. Tetapi jika ada kenaikan nilai serum kreatinin pada pasien dengan BPH
maka diperlukan pencitraan (biasanya USG) untuk mengevaluasi upper urinary tract.
Serum prostate-spesific antigen (PSA) dilakukan pada pasien yang diidentifikasi kanker setelah mendapatkan
terapi BPH.
USG
EPIDEMIOLOGI
Hipertensi
Sistem saraf simpatis memegang peranan
melalui serabut dan reseptor -adrenergic
yang memegang peran penting terhadap
Berry and associates (1984) : tidak ada pria hipertensi dan gejala dari BPH.
dibawah umur 30 tahun yang terbukti memiliki BPH
dan prevalensi kejadian naik disetiap kelompok
umur dengan insidens tertinggi 88% pada pria
dikelelompok umur 80 tahun
ETIOLOGI
Histopaologi, BPH berkarakterisktik sebagai peningkatan jumlah sel epitel dan stromal pada area periuretral
prostat dan ini mengarah kepada hyperplasia dan bukan hypertrophy, merujuk kepada istilah di literatur.
Observasi yang dilakukan pada peningkatan jumlah sel disimpulkan bahwa mungkin terjadi disebabkan oleh
proliferasi epitel dan stromal atau impaired progammed cell death yang memicu cellular accumulation.
Beberapa hipotesis yang menyebutkan bahwa BPH erat kaitannya dengan peningkatan kadar DHT dan proses aging
PATOFISIOLOGI
Nonsurgical Therapy
Medical Therapy
-adrenergic blocker
Androgen Manipulation
Combination therapy with -adrenergic blocker and 5-reductase inhibitors
Anticholinergic (Antimuscarinic) receptor blockers
Phytotherapy
Sekarang dipilih sebagai gold standart untuk surgical management untuk BPH.
Indikasi absolut: acute urinary retention, recurrent infection, recurrent hematuria, azotemia
TURP
TURP
TURP
TRANSURETHRAL INCISION OF THE PROSTATE (TUIP)
Teknik relatif simple. Menggunakan Collings knife, insisi dibuat pada arah jam 5 dan jam 7 atau hanya pada satu sisi
midline. Dimulai dari distal ke orifisium uretra dan berakhir ke proksimal verumontanum.
Komplikasi : Ejakulasi retrograde 0-37% kasus
TUIP