You are on page 1of 21

PSIRU Jakarta seminar January 2010 www.psiru.

org

Pengalaman Global
tentang Liberalisasi Listrik

Oleh
David Hall
d.j.hall@gre.ac.uk

Public Services International Research Unit (PSIRU)


University of Greenwich, UK
www.psiru.org
Maret 2010
PSIRU Jakarta seminar January 2010 www.psiru.org

Ringkasan

Masalah pada sistem-sistem listrik

Di Negara-negara berpendapatan tinggi: UK, EU,


USA, Japan, dan sejarahnya

Di Negara Besar yang berkembang

Beberapa kesimpulan:perluasan,keandalan
penyediaan listrik,pendanaan investasi, efisiensi
PSIRU Jakarta seminar January 2010 www.psiru.org

Tujuan Undang-Undang Ketenagalistrikan yang baru

Pasal 2
Peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat;
efisiensi;
Harga yang wajar;
Kapasitas penyediaan yang cukup; dan
keberlanjutan

Membahas pengalaman global tentang liberalisasi


dengan memperhatikan tujuan-tujuan tersebut
Perhatian : persaingan bukanlah merupakan tujuan
PSIRU Jakarta seminar January 2010 www.psiru.org

Ringkasan permasalahan di negara-negara OECD


1 Konsumen besar dan kecil menentang kuat restrukturisasi.

2 Restrukturisasi tidak mengahasilkan persaingan yang nyata dan yang


sesungguhnya.
3 Restrukturisasi menghasilkan naiknya harga listrik

4 Tidak terjadi inovasi teknologi listrik

5 Konsentrasi tinggi dalam kepemilikan pembangkit, dan kepemilikan rangkap


pembangkit dan transmisi
6 Harga tunggal melalui lelang mudah dilakukan namun sulit diawasi

7 Sulit untuk menegosiasi kontrak jangka panjang

8 Ada hambatan untuk melakukan investasi, kegagalan membangun


infrastruktur yang diperlukan > kekhawatiran tentang keandalan
9 Transparansi dan kerjasama yang terbatas

10 Pengatur tidak melindungi konsumen terhadap masalah-masalah yang


timbul dari restrukturisasi
11 Pengembangan pemanfaatan energi terbarukan meninggalkan pasar bebas
Literatur: 1-10 Andersen 2009; 11 UK Climate Change Committee Report
PSIRU Jakarta seminar January 2010 www.psiru.org

UK
Swastanisasi yang dilanjutkan dengan liberalisasi di dekade 1990
Dampak terhadap harga:Adanya kenaikan harga yang
meniadakan peningkatan awal dari produktivitas
Terjadi penggabungan kembali secara vertikal dan horizontal
oleh Perusahaan swasta
Pengggabungan pembangkit+pemasok+jaringan distribusi
Pasar Curah:dampaknya kecil, menyangkut <10% dari yang
diperdagangkan, sisanya melalui kontrak jangka panjang atau di
dalam Perusahaan yang terintegrasi
Tingkat kebangkrutan : 1/3 dari pembangkit termasuk
pembangkit nuklir
Pasar retail (eceran): Konsumen enggan untuk pindah, dan sama
seringnya dalam memilih opsi buruk
PSIRU Jakarta seminar January 2010 www.psiru.org

Uni Eropa
Kebijakan unbundling (pemisahan) dan liberalisasi dalam dekade
1990
Studi besar mencakup keseluruhan EU menyimpulkan bahwa
kepemilikan publik menyebabkan penurunan harga dan
pemisahan secara vertikal menyebabkan kenaikan harga
Investasi di pembangkitan hampir seluruhnya menggunakan gas
alam
Terjadi konsentrasi kepemilikan di Europe
Perusahaan E.on (Jerman), EdF (Prancis), RWE(Jerman) , GdF-
Suez (Prancis), Enel (Itali) telah mencaplok banyak
perusahaan
Perusahaan swasta membentuk integrasi vertikal
Pemadaman listrik yang luas di tahun 2003 di Italia dan tempat
lain akibat besarnya volume yang diperdagangkan(UCTE 2003)
PSIRU Jakarta seminar January 2010 www.psiru.org

Amerika Serikat
Di Tahun 1990 Undang-Undang mendorong terjadinya pemisahan dan
liberalisasi
Terjadi goncangan berupa pemadaman di California dan Peningkatan harga
yang tajam di tahun 2000
Disebabkan oleh pemasok memanfaatkan penguasaan pasar
(Joskow/Kahn 2002)
Hanya Los Angeles yang selamat karena mempertahankan monopilis
pemerintah kota yang terintegrasi secara vertikal, sehingga tidak ada
pemadaman
Cenderung terhenti dan berbalik arah
Harga naik cepat ketika mekanisme pasar diberlakukan
Kota-kota di Texas mengeluh bahwa mekanisme pasar menyebabkan harga
listrik naik, penyalahgunaan dalam pasar curah listrik dan penurunan laba
demi bisnis lokal / non listrik
Harga yang naik terkait dengan peningkatan tingkat pengembalian modal
perusahaan listrik
Konsumen industri yang besar kemudian menentang pemisahandan derelugalsi
karena harga menjadi terlalu tinggi
struktur pasar yang diatur saat ini tidak lagi maupun berkelanjutan
(Andersen 2009)
PSIRU Jakarta seminar January 2010 www.psiru.org

USA:sebagian besar negara bagian menolak pasar bebas

Source: USA Government EIA. Sept 2009. http://www.eia.doe.gov/cneaf/electricity/chg_str/restructure.pdf


PSIRU Jakarta seminar January 2010 www.psiru.org

USA and Europe 1930an


GDP Indonesia saat ini mirip dengan GDP USA/Eropa di tahun
1930an
USA dan Eropa waktu itu melaksanakan kebijaksanaan untuk
meningkatkan peran pemerintah / publik dalam investasi, yang
mengakibatkan nasionalisasi di Eropa tahun 1940an
Investasi dianggap perlu untuk memenuhi kebutuhan dan perkembangan
ekonomi contoh Pembangkit Hydro di USA
Juga untuk mencegah penodongan harga oleh perusahaan swasta :
sektor publik dapat menyediakan harga yang rendah
Public and private electricity company prices, USA, 1942. (Source: Emmons 1997)

Consumption (KWH Publicly owned price Private-owned price


per month) (cents per kwh) (cents per kwh) % difference
Domestic 25 4.06 5.40 -24.8
500 1.61 2.07 -22.2
Industrial 15,000 1.47 2.13 -31.0
200,000 0.91 1.18 -22.9
Overall -23.4
PSIRU Jakarta seminar January 2010 www.psiru.org

Sistem Kelistrikan di 10 negara berkembang


Retail
GDP Unbundled
Pop. compe
2008 (USD and Comment
(m.) tition
$bn.) liberalised?
%
State owns transmission, distribution, most
China 3,860 1,326 Partial 0
generation
Partial,
Brazil 1,613 192 0 Unbundling frozen in 2002.
halted

India 1,217 1,140 Partial 0 States resist unbundling.

Mexico 1,086 106 No 0 Single integrated state company.


Korea, South 929 49 No 0 Integrated state company.
Indonesia 514 228 No 0 Integrated state company
Iran 385 72 No 0 Single integrated state company Tavanir. [i]

Argentina 328 40 Yes part Unbundled under IMF conditionalities in 1990s.

No
Venezuela 314 28 0 Renationalised private distributor
(reversed)
South Africa 277 49 No 0 Integrated state company, municipal utilities
Thailand 261 67 No 0 Integrated state company
PSIRU Jakarta seminar January 2010 www.psiru.org

Negara-negara lainnya
China
Terjadi Unbundling (pemisahan) tetapi 93% dimiliki oleh negara,tidak
tidak ada kompetisi di bidang retail, ada pembeli tunggal curah
2 eksperimen curah untuk pasar curah
Brazil:pembatalan liberalisasi
Memulai privatisasi dan liberalisasi di tahun 1990an
Krisis tahun 2001, kekurangan investasi untuk pembangkit
Liberalisasi dihentikan di tahun 2004
Dibentuk Perusahaan Perencanaan Energi dengan staff 250 orang
:merencanakan kebutuhan investasi, pengoperasian pembangkit
(termasuk Perusahaan Pembangkit Swasta / IPP)
Kenyataannya : hanya ada pembeli tunggal
Eletrobras tumbuh kembali sebagai perusahaan pembangkit dan
distribusi yang dominan
PSIRU Jakarta seminar January 2010 www.psiru.org

Negara-negara lainnya
India
Hanya sedikit Perusahaan Pembangkit Swasta / IPP, terjadi kegagalan
misalnya Cogentrix, Dabhol (Enron)
Undang-undang 2003 (ditekan oleh Bank Dunia) mensyaratkan pemisahan
perusahaan-perusahaan milik negara bagian
Hanya 7 dari 29 negara bagian yang telah dipisah(unbundling) pada akhir
tahun 2009
Pengalaman buruk: Unbundling Orissa gagal dengan adanya kenaikan harga,
kemudian keluar dari unbundling
Tidak ada perbaikan kinerja teknis
Investasi menurun dibandingkan era 1960-1980an
lebih baik menerima keberadaan perusahaan listrik negara bagian dan
mulai memfokuskan pada perbaikan kinerja (Bhattacharyya 2007 )
Mexico
Perusahaan negara tunggal (CFE) yang terintegrasi vertikal, sekarang
termasuk Mexico City
Liberalisasi dinyatakan melanggar konstitusi oleh Mahkamah Agung di
tahun2002
Beberapa IPP (yang mungkin juga bertentangan dengan konstitusi)
PSIRU Jakarta seminar January 2010 www.psiru.org

Negara-Negara Lainnya
Korea Selatan
Komisi Tripartit (Pemerintah,Perusahaan Listri,Serikat
Pekerja)melakukan kajian ke seluruh dunia, mengusulkan
untuk meninggalkan privatisasi yang disetujui Presiden di
tahun 2005
Iran
Perusahaan negara tunggal yang terintegrasi secara vertikal
Argentina
Dipisah dan privatisasi di tahun 1990an di bawah tekanan IMF
Krisis ekonomi 2001,pemerintah membekukan harga-harga,
Perusahaan multinationals meninggalkan Argentina dan/atau
menggugat kompensasi
Saat ini merencanakan investas menggunakan dana publik
untuk subsidi, perluasan sistem, transmisi, dan energi
terbarukan
PSIRU Jakarta seminar January 2010 www.psiru.org

Negara-negara Lainnya
Venezuela
Memulai privatisasi dan pemisahan ditahun 1990an
Menghentikan, kemudian berbalik dan melakukan nasionalisasi
kembali sejak pertengahan 2000an
Afrika Selatan
Meninggalkan rencana pemisahan tahun 2004, Eskom tetap
sebagai perusahaan negara terintegrasi dan Perusahaan
pembangkit tunggal
Sangat berhasil dalam mengembangkan jaringan menggunakan
dana publik, termasuk untuk pedesaan.
Thailand
Privatisasi dari Perusaaan Negara Terintegrasi, EGAT,
dihentikan tahun 2006 sesudah Mahkamah Agung menyatakan
bertentangan dengan hukum
50% dari pembangkit milik swasta, EGAT adalah pembeli
tunggal
PSIRU Jakarta seminar January 2010 www.psiru.org

Chile: berhasil tapi ada masalah investasi


Chile dianggap contoh
berhasil dari pemisahan,
privatisasi, dan liberalisasi
Namun krisis di tahun
1998 dan 2007
(penghentian
beroperasinya
pembangkit),
kekurangan investasi,
tidak ada pemanfaatan
energi terbarukan, dana
pemerintah diperlukan
untuk kontrak harga dan
untuk investasi, masalah
dengan keandalan
penyediaan listrik
Sekarang membentuk
kembali badan
perencanaan terpusat,
anggaran pemerintah
yang meningkat,
peningkatan kapasitas,
staf, penelitian,
pendanaan pemerintah
untuk pemanfaatan
energi terbarukan
PSIRU Jakarta seminar January 2010 www.psiru.org

IPP,Kompetisi, Komposisi Pembangkit


IPP banyak dimulai sejak tahun 1990an
Memerlukan kontrak kontrak pembelian jangka panjang
(PPA) 20 tahun
Konflik dengan Pasar Bebas
PPA menjamin besar pasokan dan harga
Uni Eropa menyatakan bahwa PPA merupakan bantuan
negara yang ilegal, tidak sesuai dengan mekanisme pasar
bebas
Investasi IPP : Jangka pendek, pembangkit thermal
terutama gas
Pembangkit hidro yang lebih murah dan lebih bersih
tidak diminati investor karena pengembalian biaya
investasinya lebih lama dan pendanaan investasinya
lebih sulit (Dagdeviren 2010)
PSIRU Jakarta seminar January 2010 www.psiru.org

Investasi, Integrasi Vertikal dan pendanaan publik


Integrasi vertikal sebagai solusi yang masuk akal bagi faktor risiko
Investasi bagi pembangkit yang berdiri sendiri terlalu berisiko
Pasokan bagi pengecer peka terhadap variasi harga
Integrasi swasta / publik menghasilkan keamanan, investasi, namun
mengurangi peran pasar

Keunggulan dari Perusahaan Publik yang terintegrasi adalah pada biaya


modal yang lebih rendah

Cost of debt finance to IPPs and PLN


Before crisis March 2009

IPPs: PLN: IPPs PLN

IDR (local currency) 7-10 yrs JIBOR* + 100- JIBOR + 100 JIBOR + 400- JIBOR + 150
200 bps bps 500 bps bps
US$ Interest rate,12 years - LIBOR + 70-80 - LIBOR + 150
bps bps
Sumber: East Asia Energy Sector Assessment: Quick Assessment of the Impact of the Credit Crisis on
Power Sector Investments EAP-EASTE March 2009
PSIRU Jakarta seminar January 2010 www.psiru.org

Perubahan Iklim dan Pemanfaatan Energi terbarukan lebih


didorong Pemerintah bukan Pasar (UK)

Beberapa negara telah menggunakan sumber-sumber karbon rendah lebih dari 70% dari
pembangkitan listrik. Ini hanya terjadi karena intervensi pemerintah yang besar, juga di negara
yang telah melakukan liberalisasi pasar
Kita jangan menerima risiko dan harga tinggi yang terkait dengan pengaturan pasar saat ini,
perubahan terhadap pengaturan tersebut diperlukan dan tidak terelakan. (UK Committee on
Climate Change, 2009 http://www.theccc.org.uk/reports/progress-reports )
PSIRU Jakarta seminar January 2010 www.psiru.org

Efisiensi
Kebanyakan studi yang mencakup seluruh dunia, tidak menemukan
perbedaan yang konsisten antara efisiensi perusahaan publik / swasta
Pola yang sama untuk berbagai sektor:listrik, air, telekomunikasi,dll
Studi PPIAF menemukan peningkatan efisiensi akibat PHK, namun
tidak mengakibatkan penurunan harga jual dan peningkatan
investasi, sehingga lebih digunakan untuk peningkatan laba
(Gassner 2009)
Studi USA baru menemukan bahwa sistem terpisah kurang efisien :
Sistem listrik di negara bagian yang melakukan deregulasi,
mengakibatkan penurunan efisiensi produksi, juga dengan waktu
mengalami penurunan efisiensi secara khusus, pemisahan vertikal
dari pembangkit sebagai pertanda usaha deregulasi industri listrik
terkait dengan dampak buruk terhadap efisiensi produksi
Goto and Makhija 2009)
Dampak negatif dari restrukturisasi sebagai alat efisensi:
Restrukturisasi radikal adalah cara yang paling tidak berhasil untuk
perbaikan kinerja, dan ditandai dengan ketidakpastian dalam
perencanaan, kekhawatirann akan pemecatan, hilangnya rasa aman
dan semangat, dan hilangnya efisiensi dan efektifitas
(Gaunt C. 2008, on South Africa)
PSIRU Jakarta seminar January 2010 www.psiru.org

Kesimpulan
Penyampaian fakta global yang berkaitan dengan tujuan UU yang baru
Harga Konsumen:Tidak terbukti turun
Banyak bukti peningkatan harga, beberapa bukti bahkan terjadi
kartel (di California)
Perluasan sistem didanai oleh negara, bukan oleh Perusahaan
Efisiensi:Tidak ada gambaran yang konsisten
Ternyata tidak ada peningkatan efisiensi yang diraih di negara kaya
maupun berkembang (USA, India)
Kapasitas
Kekurangan investasi yang konsisten di bidang pembangkitan
Kembali kepada Perencanaan Terpusat (Brazil, Chile)
Usaha untuk mewujudkan kembali integrasi vertikal
Pembangunan yang berkelanjutan
Pasar bebas menyebabkan investasi energi terbarukan lebih sulit
dilakukan
Negara-negara kembali kepada perencanaan terpusat, integrasi
vertikal, pendanaan publik untuk perluasan dan pemanfaatan energi
terbarukan.
PSIRU Jakarta seminar January 2010 www.psiru.org

About www.psiru.org

David Hall is director of the Public Services International Research Unit (PSIRU see www.psiru.org ) in
the Business School, University of Greenwich, London. He researches and teaches the politics and
economics of public services and privatisation, with special expertise in the sectors of water, energy,
waste management and healthcare.

His publications include articles in academic journals, book chapters, many reports published by PSIRU
and others, and two books. He was guest editor of a special issue of Utilities Policy in 2007. He led a 2-
year research project on corruption, funded by the Wallace Global Foundation, from 2001-2003. He
was the coordinator of the Watertime project, an EC-funded 3-year research project on decision-
making on water in 29 cities in Europe, involving a group of five universities and research institutes,
from 2002-2005. He had a leading role in the EC-funded CIRIEC report on cohesion and SGEI for DG
Regio in 2004. He has contributed to the EC-funded SWITCH project, a major 5-year study of water
governance and finance across the world, and the EC-funded PRESOM project, a 3-year project
studying privatisation and the European social model.

His work is internationally recognised in academic and policy institutions. He has been invited to
address meetings organised by the World Bank infrastructure division, the United Nations department
of economic and social affairs (UNDESA), the OECD, UNCTAD, the ILO, the European Parliament, the
EU Social and Economic Committee, the Belgian parliament, and the UK Department for International
Development (DFID), and has been an expert witness at the constitutional court of Indonesia. He has
been an invited speaker at seminars and conferences at universities and research institutes in many
countries, including the universities of Athens, Bandung, Berlin, California, Cambridge, Harvard, Lima,
London (UCL), Madrid, Milan, New York (Cornell), Oxford, Paris 8, and St Petersburg.

You might also like