You are on page 1of 74

22 Agustus 2017

MATA TENANG
VISUS TURUN PERLAHAN

Ranty Femilya Utami


Yuni Suwinda
Mata Tenang Visus Turun Perlahan

KATARAK MAKULA
RETINOPATI
GLAUKOMA
DEGENERASI
Keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat
terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan)
KATARAK lensa, denaturasi protein lensa akibat terjadi
kedua-duanya
KATARAK

KONGENITAL DEGENERATIVA

Katarak
Timbul Konstitusional
saat lensa dibentuk ( selesai 7 bulan foetal )
PRIMER
Herediter familial
Lensa belum pernah mencapai keadaan normal
Katarak Inkonstitusional
merupakan gangguan
KOMPLIKATA
Ibu-Ibu yang menderita : rubela, diabetes mellitus,
proses embriopati
toksoplasma, hipoparatiroidism, galaktosemia,
HASIL PANDANG MATA KATARAK
KATARAK
PRIMER

MENURUT STADIUM
MENURUT UMUR
a. Stadium Insipiens
a. Katarak yuvenilis : 7 - 35 tahun
b. Stadium immatur.
b. Katarak presenilis : 35 - 50 tahun
c. Stadium matur.
c. Katarak senilis : > 50 tahun.
d. Stadium hipermatur
Stadium immature

KekeruhanStadium hipermatur
belum mengenai
Stadium
seluruh matur
lensa
Kekeruhan menyeluruh Stadium
Kekeruhan terutama di insipient
Korteks lensa mencair seperti bubur.
Lensa
bagian
Nukleus lensamenjadi
posterior
turun karena keruh
dan
daya
belkg
beratnya.

nukleus: iris Stadium paling dini
. bergetar karena COA
Irisseluruhnya
tremulans
Iris Belum
shadow testmenimbulkan
( + ) ; gangguan visus
Iris Shadow
dalam karena

iris tak
Dengan ( -koreksi
) visus masih dapat 5/5
menempel di lensa
daerah gelap akibat
dan bergetar
Tampak bila
lensa
digerakkan.
Kekeruhanseperti
daribagian
perifer - berupa bercak
bayangan iris pada
mutiara
lensa yang bercak baji
keruh.
Terutama korteks anterior.aksis relatif jernih (
spokes of wheel)
Katarak Komplikata

Penyakit
Katarak Sekunder

GEJALAPEMERIKSAAN
KLINIS KLINIS
Katarak yang terjadi akibat terbentuknya jaringan fibrosis pada sisa lensa
- Penglihatan kabur
yang tertinggal, paling cepat
- Tampak gelembung keadaan ini
gelembung terlihat
kecil dan sesudah dua hari
debris pada
operasi EKEK - Fotofobia
(Ekstraksi
kapsul posterior Katarak Ekstra Kapsuler), dan penanaman lensa di
- Pada tahap - Tajam penglihatan
segmen akan
selanjutnya posterior.
ditemukan gambaran
menurun
Mutara Elsching pada kapsul posterior
- Ditemukan cincin soemmering daerah psoterior kapsul
lensa
DIAGNOSIS
- Diagnosis ditegakkan pada pasien setelah menjalani operasi EKEK
atau adanya trauma mata yang mengakibatkan mata kabur
- Jika dilakuukan pemeriksaan oftalmoskop, kaca pembesar atau
slit lamp, akan tampak gelembung-gelembung kecil pada
belakang lensa
- Tes tajam penglihatan visus menurun
- Penurunan penglihatan (visus)
GEJALA
KLINIS
Medikamentosa: TINDAKAN OPERASI
DISCISIO LENTIS
- Preparat iodin EXTRA CAPSULER
- Protein lensa CATARACT EXTRACTION (
ECCE )
- Hormone INTRA CAPSULER
- Zat yang CATARACTEXTRACTION
( ICCE )
berkurang pada SMALL INCISION
kekeruhan lensa, CATARACT SURGERY
( SICS )
misal: vitamin, ATP, PHACOEMULCIFICATION
mineral
GLAUKOMA

Suatu neuropati optik kronik didapat yang ditandai oleh


pencekungan (cupping) diskus optikus dan pengecilan lapang
pandang, biasanya disertai peningkatan tekanan intraokular
3 Faktor yang Mempengaruhi TIO
Tingkat produksi aqueous humor oleh
korpus siliaris

Resistensi aliran aqueous humor

Tingkat tekanan vena episkleral


FISIOLOGI AQUEOUS HUMOR

Aqueous humor adalah cairan jernih yang dihasilkan oleh korpus siliaris
yang mengisi camera oculi posterio (COP) dan camera oculi anterior (COA).
Komposisinya serupa dengan plasma
Aliran aqueous humor melibatkan :
Anyaman trabekular
Kanalis schlemm
Saluran kolektor
Aliran Aqueous Humor

TRABEKULAR OUTFLOW
COA anyaman trabekular
kanalis schlemm vena
episklera vena siliaris anterior
vena ophtalmica superior
sinus kavernosus

UVEOSCLERAL OUTFLOW
COA otot siliar rongga
suprasiliar dan suprakoroidal
PATOFISIOLOGI GLAUKOMA
Pengeluaran di sudut Aliran humor aquos
Produksi Berlebihan
bilik mata terganggu terhambat pada celah pupil

Menekan syaraf optik beserta seluruh serabut syaraf dan sel penglihatan

Kematian sel Hilangnya penglihatan yang permanen.


DIAGNOSIS

Pemeriksaan
Pemeriksaan
Anamnesis TIO dengan Oftalmoskopi Perimetri
Gonioskopi
Tonometri
GEJALA DAN TANDA

Pandangan menyempit Peningkatan tio


bertahap tanpa disadari Penyempitan lapang pandang
Sering tersandung, jalan CDR meningkat, papil
menabrak. glaukomatosa
Mata sering pegal.
TONOMETRI

Pengukuran tekanan intraokular


TIO normal : 10-21 mmHg
Ketebalan kornea berpengaruh
Kornea tebal : TIO ditaksir terlalu tinggi
Kornea tipis : TIO ditaksir terlalu rendah
Tonometri Schiotz
Kelebihan :
Sederhana
Relatif tidak mahal

Cara :
Pasien tidur terlentang
Diberi anestesi topikal pada kedua mata
Pasien menatap lurus ke depan
Kelopak mata ditahan pada tepian tulang orbita
Tonometer diturunkan sampai ujung cekung laras menyentuh kornea
Gunakan kartu konversi untuk mengetahui nilai pada skala ke dalam mmHg
OFTALMOSKOPI
Cup Disk Ratio

NORMAL GLAUKOMA
Pencekungan (cupping) n. Optikus yang asimetris. Terlihat ada pelebaran general dari
cup dimata kanan (A) dibandingkan mata kiri (B) CDR asimetris > 0,2
Vertical elongatio Splinter hemorrhage
KLASIFIKASI GLAUKOMA
BERDASARKAN ETIOLOGI

C.A.Glaukoma sekunder
Glaukoma primer D. Glukoma
B. absolut
Glaukoma Kongenital
1. Glaukoma sudut terbuka 1. Glaukoma kongenital primer
1. Glaukoma pigmentasi Hasil akhir semua glaukomadengan
yang tidak
a.Glaukoma sudut terbuka primer 2. Glaukoma yang berkaitan
2. Sindrom eksfoliasi terkontrol
kelainanadalah mata yang
perkembangan keras,
mata laintidak
b.Glaukoma tekanan normal
3. Akibat kelainan lensa dapat melihat,yang
3. Glaukoma dan berkaitan
sering nyeri.
dengan
2. Glaukoma sudut tertutup
4. Akibat kelainan traktus uvea kelainan perkembangan ekstraokular
a. Akut
5. Sindrom iridokorneoendotelial (ICE)
b. Subakut
6. Trauma
c. Kronik
7. Pascaoperasi
d. Iris plateau
8. Glaukoma neovaskular
9. Peningkatan tekanan vena episklera
10.Akibat steroid
Klasifikasi Berdasarkan Mekanisme Peningkatan Tekanan Intraokular

A. Glaukoma sudut terbuka B. Galukoma sudut tertutup

1. Membran pratrabekular 1. Sumbatan pupil (iris bombe)


2. Kelainan trabekular 2. Pergeseran lensa ke anterior
3. Kelainan pasca trabekular 3. Pendesakan sudut
4. Sinekia anterior perifer
GLAUKOMA PRIMER

Glaukoma Sudut Terbuka Primer


Glaukoma Tekanan Normal

PATOGENESISINYA

Kepekaan yang abnormal terhadap TIO


karena kelainan vaskular atau mekanis di
cput nervus opticus.
Untuk diagnosis sebelumnya harus menyingkirkan hal-hal
sebagai berikut :
1. Episode peningkatan TIO sebelumnya, seperti yang disebabkan oleh uveitis
anterior, trauma, atau terapi steroid topikal.
2. Variasi diurnal yang besar pada TIO dengan peningkatan mencolok, biasanya
pada pagi hari.
3. TIO yang berubah sesuai postur, dengan peningkatan mencolok saat pasien
berbaring rata.
4. Peningkatan TIO intermiten, seperti pada penutupan sudut subakut.
5. Penaksiran TIO yang terlalu rendah akibat berkurangnya ketebalan kornea.
6. Penyebab kelainan diskus optikus dan lapangan pandang yang lain termasuk
kelainan diskus kongenital, neuropati optik herediter, dan atrofi optik didapat
akibat tumor atau penyakit vaskular.
Hipertensi Okular
Peningkatan TIO tanpa kelainan diskus optikus atau
lapangan pandang.
Resiko meningkat seiring dengan peningkatan TIO,
bertambahnya usia, riwayat glaukoma pada keluarga,
dan mungkin riwayat miopia, DM, serta penyakit
kardiovaskular dalam keluarga.
Glaukoma Sudut Tertutup Akut Primer

TEMUAN KLINIS

Terjadi bila terbentuk iris bombe yang menyebabkan oklusi COA oleh iris
perifer --> menghambat aliran keluar aqueous dan TIO meningkat dengan
cepat, menimbulkan :
nyeri hebat
kemerahan
dan penglihatan kabur
GLAUKOMA KONGENITAL
Dibagi menjadi :

Glaukoma Kongenital Kelainan perkembangan yang terbatas


Primer pada sudut COA

Sindrom Axenfeld-Reiger
Anomali Perkembangan Anomali Peters
Segmen Anterior Keduanya disertai kelainan
perkembangan iris dan kornea

Aniridia
Berbagai Kelainan Lain Sindrom Sturege-Weber
neurofibromatosis
GLAUKOMA SEKUNDER
Sindrom Eksfoliasi
(Glaukoma
Pseudoeksfoliasi)
Dijumpai endapan bahan
berserat mirip serpihan di
permukaan lensa anterior,
prosesus siliaris, zonula,
permukaan posterior iris, dan
jaringan trabekula
Katarak stadium lanjut mengalami kebocoran kapsul Fakolitik
lensa anterior protein lensa mencair masuk COA
jalinan trabekula edema dan tersumbat peningkatan
Glaukoma
TIO mendadak
Lensa yang menyerap cukup banyak air sewaktu
Lensa
mengalami perubahan katarak, sehingga ukuran Intumesensi
membesar
Terjadi akibat trauma atau spontan (sindrom Marfan)
Lensa
Dislokasi anterior sumbatan pada bukaan pupil Dislokasi
iris bombe dan penutupan sudut
Glaukoma Akibat Tekanan Lensa
Beberapa kelainan yang ditandai dengan
endotelium kornea yang abnormal yang Iridokorneoendotel
menyebabkan derajat variabel atrofi iris, Sindrom
galukoma sudut tertutup sekunder, dan
edema kornea.
Melanoma traktus uvealis dapat
menimbulkan glaukoma akibat pergeseran Tumor
korpus siliaris ke anterior penutupan sudut
sekunder
Jalinan trabekular dapat tersumbat oleh sel- Uveitis
sel radang dari COA disertai edema sekunder
Glaukoma Akibat Kelainan Traktus Uvealis
Glaukoma Akibat Trauma Glaukoma Neovaskularisasi

Cedera kontusio bola mata+ Disebabkan iskemi retina yang luas


peningkatan TIO akibat perdarahan ke (retinopati diabetik stadium lanjut
COA (hifema) darah bebas dan oklusi vena sentralis retina
menyumbat jalinan trabekular yang iskemik)
mengalami edema akibat cedera.
OBAT-OBAT GLAUKOMA
Supresi Pembentukan Aqueous Fasilitasi Aliran Keluar Aqueous Humor
Humor Analog prostaglandin
Penyekat adrenergik-beta : Obat parasimpatomimetik
Timolol maleat, betaxolol, Epinephrine
levobunolol, metipranolol,
carteolol
Penurunan Volume Vitreus
Apraclonidine
Obat-obat hiperosmotik
Brimonidine
Glycerin (glycerol)
Dorzolamide hydrochloride
Penghambat anhidrase karbonat :
Miotik, Midriatik, dan Siklopegik
Asetazolamide,
Cyclopentolate
dichlorphnenamide,
methazolamide atropine
TERAPI BEDAH dan LASER
1.Trabekulektomi 4. Non penetrating surgery
Membuat lubang yang viscocanalostomy deep sclerectomy
menghubungkan bilik depan mata & menghubungkan bilik depan mata tidak
subkonjungtiva langsung

2.Trabekuloplasti laser 5. Tube shunt


Implant Baerveldt, Ahmed, Molteno
Membuat sikatriks/jaringan parut di
menghubungkan bilik depan mata
trabekulum sehingga celah melebar
dengan subkonjungtiva

3.Gonioplasti / iridoplasti 6. Siklodestruksi


Membuat sikatriks di iris perifer Dengan krio atau laser merusak
sehingga sudut menjadi terbuka badan silier produksi HA turun
RETINOPATI
Lapisan Retina
Arteri 1. Sel pigmen epitel retina
Fungsi Retina2. : Lapisan fotoreseptor
Fotoreseptor3.(selMembran
batang dan sel kerucut)
limitan eksterna menangkap cahaya
mengubah rangsangan
4. Lapisancahaya
nukleusmenjadi
luar menjadi impuls saraf dilanjutkan
ke saraf optik ke korteks visual.
5. Lapisan pleksiform luar
6. Lapisan nukleus dalam
7. Lapisan pleksiform dalam
8. Lapisan sel ganglion
9. Lapisan serabut saraf
10. Membran limitan interna
Lapisan Retina
1. Sel pigmen epitel retina
2. Lapisan fotoreseptor
3. Membran limitan eksterna
4. Lapisan nukleus luar
5. Lapisan pleksiform luar
6. Lapisan nukleus dalam
7. Lapisan pleksiform dalam
8. Lapisan sel ganglion
9. Lapisan serabut saraf
10. Membran limitan interna
Retinopati
Kelainan pada retina yang tidak disebabkan oleh radang.

Cotton wall patches gambaran eksudat pada retina akibat penyumbatan


arteri prepapil terjadi daerah nonperfusi di dalam retina.

Retinopati : retinopati diabetikum, retinopati hipertensi, retinopati anemia,


dan lain-lain.
Retinopati Anemia

Retina anoksia infark retina bercak eksudat kapas


Retinopati Diabetikum
Retinopati
TEMUAN PADA diabetik
RETINA: penyebab utama kebutaan pada usia produktif di
negara barat (20 65 tahun)
Mikroaneurisma
Faktor resiko retinopati:
Perdarahan
Hiperglikemia kronik
Dilatasi vena
Hipertensi
Hard exudate
Hiperkolesterolemia
Soft exudate
Merokok
Neovaskularisasi
nefropati
Edema retina
Hiperlipidemia
Klasifikasi Retinopati Diabetik
Retinopati Nonproliferatif
Merupakan suatu mikroangiopati progresif

Retinopati Penebalan membran basal endotel dan berkurangnya


Nonproliferatif jumlah perisit terbentuknya kantung
mikroaneurisma.
Klasifikasi RD Non Proliferatif
RDNP Ringan
Perdarahan Retina
Retinopati Proliferatif

Pembentukan pembuluh-pembuluh darah baru kebocoran protein


serum

Kelainan awal: pembuluh darah baru pada diskus optikus (NVD) atau bagian
retina lainnya (NVE).
Tatalaksana
Pengendalian hiperglikemia, hipertensi, dan hiperkolesterolemia.

Fotokoagulasi laser pan-retina (PRP) menurunkan insidensi gangguan


penglihatan.

Vitrektomi dilakukan segera pada perdarahan vitreous luas pasien DM tipe


I, ablasio retina,
RETINOPATI HIPOTENSI

Penurunan tekanan darah dilatasi arteriol dan vena retina, iskemik saraf
optic, retina, dan koroid
RETINOPATI HIPERTENSI

Kelainan retina dan pembuluh darah retina akibat tekanan darah tinggi.

Arteri yang besarnya tidak teratur, eksudat pada retina, edema retina dan
perdarahan retina.

Dapat berupa:
- Perdarahan : Primer dan sekunder
- Eksudat : Cotton wool, eksudat pungtata, dan eksudat putih
BENTUK KELAINAN PEMBULUH DARAH

Penyempitan (spasme)
Percabangan arteriol yang tajam
Fenomena Crossing/sclerosis pembuluh darah
- Refleks copper wire
- Refleks silver wire
- Sheating
- Lumen pemb darah ireguler
- Fenomena crossing Elevasi, deviasi, dan kompresi
Klasifikasi Menurut Scheie

Stadium I
Diagnosis dan tatalaksana
Diagnosis anamnesis dan pemerisksaan fisik.

Pemeriksaan penunjang funduskopi, pemeriksaan visus, pemeriksaan


tonometri.
Pemeriksaan laboratorium menyingkirkan penyebab lain retinopati selain dari
hipertensi.
Tatalaksana mengatasi hipertensi perubahan gaya hidup dan kombinasi
dengan terapi medikamentosa.
RETINOPATI LEUKEMIA

Leukemia : neoplasma ganas sel darah putih

Dapat mengenai seluruh jaringan mata

Tanda: vena melebar, berkelok2, terdapat perdarahan yang tersebar di tengah


berbintik putih, terjadi eksudat kecil, fundus pucat, dan jingga, exudate cotton
wool, waxy hard lebih lanjut tampak perdarahan roth spot.
ARMD

Degenerasi makula pada usia lanjut atau dahulu disebut degenerasi


makula senilis sekarang lebih sering disebut sebagai Age Related Macular
Degeneration (ARMD)
ARMD merupakan salah satu penyebab utama kebutaan pada orang-
orang berusia 65 tahun ke atas
Drusen

Tanda awal degenerasi makula


Penebalan membrana Bruch karena degenerasi hialin
merusak serabut-serabut lapisan syaraf retina
Ada 3 bentuk Drusen yaitu :
1. Drusen keras terdiri dari jaringan hialin
2. Drusen lunak adalah badan koloid
3. Drusen Granular dikaitkan dengan membran
neovaskular subretina

Uyama membagi ARMD dalam 5 bentuk :


1. Pelepasan retina oleh cairan serosa
2. Bentuk disiform
3. Perdarahan subretina
4. RPE detachment
5. Tahap fibrosis sampai sikatriks
KELAINAN REFRAKSI (AMETROPIA)
Kelainan pembiasan sinar oleh kornea ( mendatar mencembung)
atau adanya perubahan panjang bola mata, sinar normal tidak
dapat terfokus pada macula

Bentuk ametropia :
1. Ametropia aksial sumbu optik bola mata
>panjang/>pendek, bayangan benda difokuskan
didepan/belakang retina
2. Ametropia refraktif kelainan sistem pembiasan sinar di
dalam mata
MIOPIA
Dibagi
Kelainan
atasrefaksi
: dimana sinar yang datang sejajar dari jarak tak
GEJALA
TERAPI
terhingga
miopiaoleh mata
aksial dandalam keadaan istirahat dibiaskan di depan
refraktif.
retina
Sesuai
Penglihatan dgn
jauh derajatnya
kabur. : ringan (1-3 dioptri), sedang tajam
(3-6
Koreksi optik dengan lensa(-) terkecil yang memberikan
Melihat bayangan
dioptri),
penglihatan hitam,
berat
terbaik mata mata/lensa
( (kaca
>6) cepat lelah, melihat
kontak)kilatan cahaya,
membaca/melihat harus jarak dekat (miopia tinggi)
Perjalanan
Sumbu
Pada keadaan penyakit:
tertentu miopia
dapat stationer,
dilakukan progresif,
tindakan bedahmaligna
refraktif
bola mata lebih panjang dari normal, M. Siliaris atrofi dan pada
miopia tinggi didapatkan :
COA dalam, bola mata menonjol
Pupil relatif lebih lebar- miopik kresen.
Kekeruhan badan kaca-melihat flashes
Atrofi koroid- trigroid fundus
Predisposisi ablatio retina
HIPERMETROPIA
keadaan mata GEJALA
dengan kekuatan refraksi yang lemah, sinar
TERAPIsejajar yang
datang akan dibiaskan di belakang retina.
Berdasarkan
Pandangan buramakomodasi :
Koreksi optik
a. Hipermetropia manifes tanpa sikloplegik, dapat dikoreksi dengan lensa
Eyestrain
positif terkuat. Apabila disertai esophoria,
Sakit kepala hipermetropia dikoreksi penuh
b. Hipermetropia
Spasme laten dapat diatasi sepenuhnya dengan akomodasi,
akomodasi (cramp Apabila disertai exophoria,
tanpa sikloplegik, merupakan perbedaan/selisih antara hipermetropia
musculus ciliaris-->penglihatan hipermetropia dikoreksi under
total dengan manifes.
buram intermiten) koreksi
c. Hipermetropia total seluruh jumlah hipermetropia laten dan manifest
yang didapatkan setelah pemeriksaan dengan sikloplegik
ASTIGMATISME
keadaan dimana sinar sejajar tidak dibiaskan secara seimbang
TERAPI
GEJALA
ETIOLOGI
pada seluruh meridian.
Karena perbedaan kurvatura dan indeks dengan
bias kornea dan lensa,
Pengelihatan
Pemberian
Kelainan korneakacamata silindris bersama sferis
kabur(permukaan luar kornea tidak teratur)
sistem optik mata memfokuskan cahaya dari suatu objek tidak
Head
Orthokeratology
tiltig
Kelainan lensa (pencocokan
(kekeruhan lensa kontak)
lensa)
pada satu titik fokus.
Mengengok
Bedah refraktif
Intoleransi untuk
lensa melihat jelas
Radial
Mempersempit
Trauma keratotomy
pada palpebra
kornea (RK)
Photorefractive
Memegang keratectomy
bahan bacaan (PRK)
lebih dekat
PRESBIOPIA
Penurunan kemampuan melihat dekat pada orang tua karena
GEJALA
gangguan akomodasi akibat dari kelemahan otot akomodasi dan
elastisitas lensa berkurang.
Pada
Melihat
pasiendekat
usia >kabur,
40 tahun
+1.0 D usiamembaca
Setalah 40 th mata lelah, berair dan terasa pedas
+1.5 D usia
Tidak mampu45 th membaca huruf pd kartu jaeger (sesuai
+2.0 D usia 50 th
derajatnya)
+2.5 D usia 55 th
+3.0 D usia 60 th
AMBLlOPIA
Tajam penglihatan tidak penuh dengan koreksi maksimal pada
TERAPI
usia optimal tapi tidak ditemukan kelainan genetik.
Penglihatan kabur
Dilakukan pd usia sedini mungkin.
koreksi tdk dpt mencapai 6/6
Tutup mata yang sehat agar mata yang ambilop mengejar
hilangnya sensitifitas kontras
ketinggalan.
mudah mengalami fiksasi eksentris
Beli lensa sferis/silindris yg terbaik.
adanya anisokoria
Lensa
Lensa tunggal
lensa kacamata yang
memiliki dua fokus dalam
tiap keping lensa.
Lensa Bifokal
Dalam satu kacamata
terdapat dua lensa,
Bagian atas untuk
penglihatan jauh, bagian
bawah untuk penglihatan
dekat.
Lensa Trifokal
Lensa yang memiliki tiga
fokus pada tiap keping
lensa.
Lensa Mutifokal/ Progresif
Lensa yang memiliki
banyak fokus pada tiap
keping lensa tanpa garis
pembatas
TERIMAKASIH

You might also like