You are on page 1of 19

REFERAT DEMENSIA

Pembimbing :
dr. Hj. Perwitasari Bustami, Sp.S
dr. Hj Eny Waeningsih, Sp.S, Mkes

Disusun oleh :
Novita pitri
1102012201
Definisi

Menurut WHO, demensia adalah sindrom


neurodegeneratif yang timbul karena adanya kelainan
yang bersifat kronis dan progresif yang ditandai dengan
Gangguan fungsi kognitif yang biasanya disertai dengan
perburukan kontrol emosi, perilaku dan motivasi.
Kesadaran tidak terganggu.
Gangguan ini dapat terjadi karena berbagai proses
neurodegenaratif dan proses iskemik
Epidemiologi
peningkatan angka kejadian kasus demensia berbanding lurus
dengan meningkatnya harapan hidup suatu populasi.

Indonesia dengan populasi lansia yang semakin meningkat, akan


ditemukan kasus demensia yang semakin banyak.

Sekitar 5% sampai 8% dari semua orang di atas usia 65 tahun


memiliki beberapa bentuk demensia

Demensia Vaskuler diperikirakan cukup banyak, dari data


Indonesian Stroke Registry 2013 dilaporkan bahwa 60,59% pasien
stroke mengalami gangguan kognisi
Demensia Alzheimer

Alzhaimer adalah kondisi dimana sel syaraf


pada otak mati sehingga membuat signal
dari otak tidak dapat di transmisikan sebagaimana
mestinya.

Penderita Alzheimer mengalami gangguan


memori, kemampuan membuat keputusan dan juga
penurunan proses berpikir.
Etiologi
Mutasi gen
protein

> 65 tahun Usia Faktor precursor


amiloid, gen
genetik presenilin 1 dan
2, serta
apolipoprotein E
4

Faktor
riwayat cedera Penyakit
kepala berat Lingkun Metabolic
gan
Demensia Vascular

Sindrom demensia yang disebabkan disfungsi otak


akibat penyakit serebrovaskular
Etiologi
Usia lanjut
Hipertensi
Merokok
Penggunaan alcohol kronis
Aterosklerosis
Hiperkolesterolemia
Diabetes Mellitus
Penyakit kardiovaskular
Penyakit infeksi SSP kronis (meningitis, sifilis, dan HIV)
Pajanan kronis terhadap logam ( keracunan mercuri, arsenic, dan alumunium)
Penggunaan obat-batan ( obat sedative dan analgetik ) jangka panjang

Patofisiologi

Penyakit Efek Penurunan


vaskuler fokal/difus kognitif
Manifestasi klinis
Gangguan memori : lupa akan hal-hal baru saja dikenal, dikerjakan atau
dipelajari.

Gangguan orientasi : orang, waktu, tempat

Afasia : kesulitan untuk menyebut nama orang atau benda

Apraksia : kesulitan dalam menggunakan suatu barang tertentu.

Agnosia : ketidakmampuan untuk mengenali atau mengidentifikasi benda

Perubahan kepribadian
Diagnosis klinis
Anamnesis :
Riwayat medis umum : riwayat infeksi kronis (HIV atau Sifilis), gangguan endokrin
(Hipertiroid/hipotiroid), DM, neoplasma, kebiasaan merokok, penyakit jantung,
penyakit kolagen, hipertensi, hiperlipidemia, dan aterosklerosis.
Riwayat neurologis : gangguan serebrovaskular, trauma kapitis, infeksi SSP, epilepsi,
tumor cerebri, dan hidrosefalus
Gangguan kognitif
Riwayat gangguan perilaku dan kepribadian
Riwayat intoksikasi : intoksikasi almunium, air raksa, pestisida, alkoholisme dan merokok.
kronis antidepresan dan narkotika.
Riwayat keluarga : Riwayat demensia, gangguan psikiarti, depresi, penyakit parkinson
Pemeriksaan fisik
Refleks memegang Refleks mencucur
Snout reflex
(grasp refleks) (suck refleks)

Refleks glabela Refleks


palmomental
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium

Imaging infark multiple

Pemeriksaan EEG

menyingkirkan kelainan cairan


Pemeriksaan cairan otak cerebrospinal, seperti meningitis kronis,
meningoensefalitis, atau vaskulitis
serebral

Pemeriksaan genetika
Pemeriksaan neuropsikologis

Clinical Dementia
MMSE Skor Iskemik Hachinski
Rating
Nilai: 24 -30: normal

Nilai: 17-23 : probable


gangguan kognitif

Nilai: 0-16:definite
gangguan kognitif
Riwayat dan gejala Skor
Awitan mendadak 2
Deteriorasi bertahap 1
Perjalanan klinis fluktuatif 2
Kebingungan malam hari 1
Kepribadian relative terganggu 1
skor 7: demensia vascular
Depresi 1 skor 4: penyakit Alzheimer
Keluhan somatic 1
Emosi labil 1
Riwayat hipertensi 1
Riwayat penyakit serebrovaskuler 2
Arteriosklerosis penyerta 1
Keluhan neurologi fokal 2
Gejala neurologi fokal 2
Gejala klinik Demensia Vaskular Penyakit Alzheimer
Riwayat penyakit Atherosklerosis TIA, Stroke, factor resiko Atherosclerosis seperti Tidak ada
Diabetes Melitus, Hipertensi

Onset Mendadak Bertahap


Progresivitas Perlahan atau bertahap seperti tangga Penurunan perlahan dan progresif

Pemeriksaan neurologi Defisit neurologi Normal

Langkah Selalu terganggu Biasanya normal


Memori Kemunduran ringan pada fase awal Prominen pada fase awal

Fungsi eksekutif Dini dan kemunduran yang nyata Kemunduran lambat

Skor iskemik 7 4
Neuroimaging Infark atau lesi substansia alba Normal atau atrofi hipokampus
Penatalaksanaan

Prinsip terapi pada demensia akibat


gangguan mental organic yaitu penangan
pada penyakit yang mendasarinya.
Prognosis
Nilai prognostik tergantung pada 3 faktor yaitu: (1)
Derajat beratnya penyakit
Variabilitas gambaran klinis
Perbedaan individual seperti usia, keluarga
demensia dan jenis kelamin

angka harapan hidup rata-rata 4-10 tahun


sesudah diagnosis dan biasanya meninggal
dunia akibat infeksi sekunder, seperti pneumonia
Nama Obat Golongan Indikasi Dosis Efek Samping

Donepezil Penghambat DA ringan Dosis awal 5 mg/hr bila perlu, setelah 4-6 Mual, muntah, diare,
Kolinesterase sedang minggu menjadi 10mg/hr. insomnia

Galantamine Penghambat DA ringan Dosis awal 8 mg/hr; setiap bulan dosis Mual, muntah, diare,
kolinesterase sedang dinaikkan 8 mg/hr hingga dosis anoreksia
maksimal 24 mg/hr.

Rivastigmine Penghambat DA ringan Dosis awal 2x1,5mg/hr; setiap bulan Mual, muntah,
kolinesterase sedang dinaikkan 2x1,5mg/hr hingga dosis pusing, diare,
maksimal 2x6 mg/hr. anoreksia

Memantine Penghambat DA sedang Dosis awal 5mg/hr; setelah 1 minggu , Pusing, nyeri kepala,
reseptor NMDA berat dosis dinaikkan menjadi 2x5 mg/hr dan konstipasi
seterusnya hingga dosis maksimal 2x10
mg/hr

You might also like