You are on page 1of 17

ABSES PERITONSIL

Ibnuzaer Khalilullah
Rahmi Ramadhani
ABSES PERITONSIL

Abses peritonsil sering disebut


sebagai Peritonsillar Abscess (PTA) atau
Quinsy adalah suatu rongga yang berisi
nanah didalam jaringan peritonsil yang
terbentuk sebagai hasil dari tonsillitis
supuratif.
Etiologi
Akibat komplikasi tonsilitis akut atau
infeksi yang bersumber dari kelenjar
mukus Weber di kutub atas tonsil

Anaerob Aerob
Aerob Anaerob

Streptococcus pyogenes
Porphyromonas, dan
(Group A Beta-hemolitik
Peptostreptococcus sp
streptoccus),

Staphylococcus aureus,
Fusobacterium,
dan Haemophilus
Prevotella,
influenzae
Epstein-Barr,
adenovirus,
Virus influenza A dan B,
herpes simplex,
dan parainfluenza
EPIDEMIOLOGI

Sering pada umur 20-


40

Prevalensi penderita
laki-laki = perempuan

Di Amerika berkisar
antara 45.000 kasus
setiap tahun
PATOLOGI

Pada stadium permulaan (stadium infiltrat),


selain pembengkakan + permukaan yang
hiperemis

Supurasi sehingga daerah tersebut lebih lunak


dan berwarna kekuning-kuningan

Pembengkakan peritonsil akan mendorong


tonsil ke tengah, depan, bawah, dan uvula
bengkak terdorong ke sisi kontra lateral

Bila proses terus berlanjut, peradangan


jaringan di sekitarnya akan menyebabkan
iritasi pada m. pterigoid interna, sehingga
timbul trismus
Gejala Klinik

demam,
disfagia, Hot potato
trismus
dan voice
odinofagia

nyeri
banyak ludah telinga
(hipersalivasi),
(otalgia)
suara sengau
(rinolalia)
ipsilateral,

mulut
berbau
(foetor
ex orae),
Diagnosis

nyeri pada
tenggorokan
Anamnesis Riwayat adanya
faringitis akut
yang disertai
tonsilitis
Tonsil hiperemis, eksudasi, mungkin banyak detritus
dan terdorong ke arah tengah, depan, dan bawah.
Uvula bengkak dan terdorong ke sisi kontralateral
Kavum oral

Didapatkan tonsilitis akut dengan asimetri faring


Pemeriksaan

Diagnosis jarang diragukan jika pemeriksa melihat


pembengkakan peritonsilaris yang luas, mendorong
uvula melewati garis tengah, dengan edema dari
Diagnosis palatum mole dan penonjolan jaringan dari garis tengah
Tempat yang akan
material dapat
dilakukan aspirasi Aspirasi material
dikirim untuk
di anestesi dengan yang purulen
dibuat biakannya
menggunakan merupakan tanda
untuk Resistensi
lidokain atau khas
antibiotik
epinefrin

Gold Standar
(Aspirasi Jarum)
Diagnosis Banding

Abses Retrofaring

Abses Parafaring

Abses Submandibula

Angina Ludovici
Tatalaksana

Stadium antibiotika dosis tinggi, dan obat


simtomatik
Infiltrasi Ditambahkan juga obat kumur

pungsi pada daerah abses


Telah Insisi untuk mengeluarkan
Terbentuk nanah
2-3 minggu setelah drainase
Abses abses dilakukan TONSILEKTOMI
Penisilin
dewasa adalah 600 mg IV
tiap 6 jam selama 12-24
jam
anak 12.500-25.000 U/Kg

Obat
tiap 6 jam

Metronidazole

Pilihan
dewasa 15 mg/kg dan
dosis penjagaan 6 jam
setelah dosis awal dengan
infus 7,5 mg/kg selama 1
jam diberikan selama 6-8
jam dan tidak boleh lebih
dari 4 gr/hari.
Komplikasi

Abses pecah spontan, Penjalaran infeksi dan


mengakibatkan abses ke daerah
perdarahan, aspirasi parafaring, sehingga
paru, atau piemia. terjadi abses parafaring

Bila terjadi penjalaran ke


daerah intrakranial,
dapat mengakibatkan
thrombus sinus
kavernosus, meningitis,
dan abses otak.
Prognosis

Abses peritonsil merupakan


penyakit yang jarang menyebabkan
kematian kecuali jika terjadi komplikasi
berupa abses pecah spontan dan
menyebabkan aspirasi ke paru.
Hampir selalu berulang bila tidak
diikuti tonsilektomi.
TERIMA KASIH

You might also like