Syok hipovolemik merupakan syok yang terjadi akaibat berkurangnya
volume plasma di intravaskuler. Syok ini dapat terjadi akibat perdarahan hebat (hemoragik), trauma yang menyebabkan perpindahan cairan (ekstravasasi) ke ruang tubuh non fungsional, dan dehidrasi berat oleh berbagai sebab seperti luka bakar dan diare berat. Syok hipovolemik
Non Hemoragik Hemoragik
Muntah Luka bakar Diare Perdarahan
Tatalaksana Prinsip tatalaksana : 1) memaksimalkan pengantaran oksigen-dilengkapi dengan ventilasi yang adekuat, peningkatan saturasi oksigen darah, dan memperbaiki aliran darah 2) mengontrol kehilangan darah lebih lanjut 3) resusitasi cairan. Lakukan A-B-C (airway-breathing-circulation) dahulu. Posisi trendelenburg
Mengontrol kehilangan darah
Prisip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlahcairan yang keluar dari tubuh. Macam-macam pemberian cairan : 1. BJ plasma dengan rumus :Kebutuhan cairan = BJ plasma 1,025 x Berat badan x 4 ml0,001 2. Metode Pierce berdasarkan klinis : - Dehidrasi ringan, kebutuhan cairan = 5% x Berat badan (kg) - Dehidrasi sedang, kebutuhan cairan = 8% x Berat badan (kg) - Dehidrasi berat, kebutuhan cairan = 10% x berat badan (kg) 3. Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis : Kebutuhan cairan = skor x 10% x kgBB x 1 liter 15 Bila skor kurang dari 3 dan tidak ada syok, maka hanya diberikan cairan peroral (sebanyak mungkin, sedikit demi sedikit). Bila skor lebih atau sama dengan 3 disertai syok diberikan cairan per intravena. Cairan rehidrasi pada dehidrasi dapat diberikan melalui oral, enteral melaluiselangnasogastrik atau intravena. Pemberian cairan dehidrasi terbagi atas : a. Dua jam pertama (tahap rehidrasi inisial) : jumlah total kebutuhan cairan menurut rumusBJ plasma atau Daldiyono diberikan langsung dalam 2 jam, ini agar dapat tercapai rehidrasi optimal secepat mungkin. b. Satu jam berikutnya/jam ke-3 (tahap kedua) pemberian diberikan berdasarkan kehilangan cairan selama 2 jam pemberian cairan rehidrasi inisial sebelumnya. Bila tidak ada syok atauskor Daldiyono kurang dari 3 dapat diganti cairan per oral. c. Jam berikutnya pemberian cairan diberikan berdasarkan kehilangan cairan melalui tinjadan insensible water loss (IWL) cairan yang pertama digunakan untuk resusitasi adalah kristaloid isotonik, seperti Ringer Laktat atau koloid . 1-2 liter pada orang dewasa (20 ml/kgBB pada pasien anak), dan respon pasien dinilai. dapat diulang2-3 kali. Bila akses vena sulit pada anak balita dapat dilakukan akses intraosseous di pretibia. Pada renjatan berat pemberian cairan dapat mencapai > 60 ml/kg BB dalam 1 jam. Bila resusitasi cairan sudah mencapai 2-3 kali tapi respons belum adekuat, maka dipertimbangkan untuk intubasi dan bantuan ventilasi. Bila tetap hipotensi sebaiknya dipasang kateter tekanan vena sentral (CVP)