You are on page 1of 16

Oleh :

Direktur Jenderal Planologi Kehutanan


Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Disampaikan pada acara :

Rapat Koordinasi dan Supervisi atas Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara

Bali, 03 Desember 2014


DASAR HUKUM

A. UU No 41 tahun 1999 jo UU No 19 tahun 2004 antara lain menyebutkan :

Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan diluar


kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan didalam kawasan Hutan
Produksi dan Hutan lindung

Pada kawasan Hutan Lindung dilarang melakukan penambangan


dengan pola penambangan terbuka

B. Pertambangan dengan pola penambangan terbuka di kawasan hutan


lindung hanya diperkenankan kepada 13 izin/perjanjian di bidang
pertambangan sebagaimana diatur dengan keputusan presiden nomor 41
tahun 2004 tentang perizinan/perjanjian di bidang pertambangan yang
berada dikawasan hutan

2
KAWASAN HUTAN
LUAS KUOTA
LUAS TOTAL LUAS
LUAS HUTAN LUAS HUTAN HUTAN
HUTAN KAWASAN
NOMOR PROVINSI NOMOR SK TANGGAL KONSERVASI PRODUKSI PRODUKSI
LINDUNG HUTAN
(10%)

HA HA HA HA HA

1 Banten 419/Kpts-II/1999 15/06/1999 112.991 12.359 76.437 7.644 201.787

2 Jawa Barat 195/Kpts-II/2003 04/07/2003 132.180 291.306 393.117 39.312 816.603

3 Jawa Tengah 359/Menhut-II/2004 01/10/2004 16.413 84.430 546.290 54.629 647.133

4 D.I Yogyakarta 171/Kpts-II/2000 29/06/2000 910 2.058 13.851 1.385 16.820

5 Jawa Timur 395/Menhut-II/2011 21/07/2011 230.126 344.742 782.772 78.277 1.357.640

6 NTT 3911/Menhut-VII/KUH/2014 14/05/2014 260.219 684.403 583.647 58.365 1.528.269

7 NTB 598/Menhut-II/2009 02/10/2009 168.044 430.485 437.309 43.731 1.035.838

8 Maluku 871/Menhut-II/2013 06/12/2013 429.541 631.369 2.862.651 286.265 3.923.560

9 Papua Barat 710/Menhut-II/2014 27/08/2014 1.730.392 1.603.051 5.554.647 555.465 8.888.090

3
Status Ruang Izin Pertambangan
berdasarkan Hasil Overlay dengan Peta Kawasan Hutan

Pulau Jawa (Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur) :

Kawasan Hutan : 106.030,77 Ha


Hutan Konservasi : 4.117,36 Ha ( 15 unit)
Hutan Lindung : 32.961,21 Ha ( 58 unit)
Hutan Produksi : 68.916,93 Ha ( 224 unit)

Areal Penggunaan Lain : 284.852,66 Ha

Pulau Nusa Tenggara (NTT dan NTB) :

Kawasan Hutan : 622.619,61 Ha


Hutan Konservasi : 11.181,61 Ha ( 23 unit)
Hutan Lindung : 255.273,39 Ha ( 113 unit)
Hutan Produksi : 356.164,61 Ha ( 158 unit)

Areal Penggunaan Lain : 904.375,10 Ha

4
Status Ruang Izin Pertambangan
berdasarkan Hasil Overlay dengan Peta Kawasan Hutan

Maluku :

Kawasan Hutan : 608.661,08 Ha


Hutan Konservasi : 15.712,27 Ha ( 13 unit)
Hutan Lindung : 66.717,49 Ha ( 28 unit)
Hutan Produksi : 526.231,32 Ha ( 59 unit)

Areal Penggunaan Lain : 110.525,26 Ha

Papua Barat :

Kawasan Hutan : 2.786.877,04 Ha


Hutan Konservasi : 609.613,43 Ha ( 28 unit)
Hutan Lindung : 641.706,28 Ha ( 42 unit)
Hutan Produksi : 1.535.557,33 Ha ( 107 unit)

Areal Penggunaan Lain : 212.922,27 Ha

5
REKAPITULASI
IZIN BIDANG PERTAMBANGAN
YANG TERINDIKASI BERADA PADA HUTAN KONSERVASI
OPERASI PRODUKSI SURVEY/EKSPLORASI GRAND TOTAL
NOMOR PROVINSI JENIS IZIN
Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha)

1 BANTEN IUP 1 11,2 5 830,35 6 841,55

2 JAWA BARAT IUP 1 3.010,35 3 205,35 4 3.215,69

3 JAWA TENGAH IUP 1 0,14 - - 1 0,14

4 YOGYAKARTA IUP 1 2,28 2 26,61 3 28,89

5 JAWA TIMUR IUP - - 1 31,09 1 31,09

TOTAL 4 3.023,97 11 1.093,40 15 4.117,36

6 NUSA TENGGARA TIMUR IUP 1 195,03 12 5.425,24 13 5.620,26

IUP 3 2,56 6 1.501,42 9 1.503,98


7 NUSA TENGGARA BARAT
KK 1 4.057,37 - - 1 4.057,37

TOTAL 5 4.254,96 18 6.926,66 23 11.181,61

8 MALUKU IUP 1 310,72 12 15.401,55 13 15.712,27

9 PAPUA BARAT IUP - - 28 609.613,43 28 609.613,43

6
REKAPITULASI
IZIN BIDANG PERTAMBANGAN
YANG TERINDIKASI BERADA PADA HUTAN LINDUNG

OPERASI PRODUKSI Total SURVEY/EKSPLORASI Total GRAND TOTAL


NOMOR PROVINSI JENIS IZIN
Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha)

1 BANTEN IUP 1 10,61 1 304,94 2 315,55

2 JAWA BARAT IUP 7 3.717,75 8 12.994,03 15 16.711,78

3 JAWA TENGAH IUP 2 40,96 6 2.992,28 8 3.033,24

4 YOGYAKARTA IUP - - - - - -

5 JAWA TIMUR IUP 26 2.816,54 7 10.084,10 33 12.900,64

TOTAL 36 6.585,86 22 26.375,35 58 32.961,21

6 NUSA TENGGARA TIMUR IUP 10 2.458,65 86 63.368,21 96 65.862,87

IUP 4 2.547,69 31 135.540,18 35 138.087,86


7 NUSA TENGGARA BARAT
KK 1 36.972,62 1 14.350,04 2 51.322,66

TOTAL 15 41.978,96 118 213.258,43 113 255.273,39

8 MALUKU IUP 1 1.528,41 27 65.189,08 28 66.717,49

IUP 5 51.295,85 36 584.357,92 41 635.653,77


9 PAPUA BARAT
KK - - 1 6.052,51 1 6.052,51

7
TINDAK LANJUT HASIL ANALISIS SPASIAL IZIN BIDANG PERTAMBANGAN
DENGAN KAWASAN HUTAN

Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan telah mengirim surat kepada


Gubernur, Bupati dan Walikota di seluruh Indonesia (kecuali Bali, DKI. Jakarta
dan Kalimantan Utara) menyampaikan sebagai berikut:
1. Hasil analisis melalui overlay data Izin di Bidang Pertambangan dengan
Penunjukan Kawasan Hutan per Provinsi
2. Berdasarkan pasal 38 ayat (1) UU No 41 Tahun 1999 jo. UU No 19 Tahun
2004, Penggunaan Kawasan Hutan untuk kepentingan pembangunan
diluar kehutanan hanya dapat dilakukan di dalam kawasan Hutan
Produksi dan Hutan Lindung. Selanjutnya pada kawasan hutan lindung
dilarang melakukan penambangan dengan pola penambangan
terbuka
3. Penambangan dengan pola penambangan terbuka pada kawasan Hutan
Lindung (HL) hanya dikecualikan bagi 13 Izin di Bidang Pertambangan
sesuai Keputusan Presiden No 41 Tahun 2004
4. Berdasarkan data dan ketentuan tersebut, dimohon kiranya
Gubernur/Bupati/Walikota dapat mencermati kembali dan melakukan
langkah-langkah sesuai kewenangannya untuk menghindari terjadinya
planggaran hukum 8
DAFTAR SURAT DITJEN PLANOLOGI KEHUTANAN KEPADA
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA
SEBAGAI TINDAK LANJUT HASIL ANALISIS SPASIAL WIUP DAN KAWASAN HUTAN

KEPADA GUBERNUR DAN


NOMOR NOMOR SURAT TANGGAL
BUPATI/WALIKOTA SE-

1 BANTEN S.708/VII-PKH/2014 10 Juli 2014

2 JAWA BARAT S.709/VII-PKH/2014 10 Juli 2014

3 D.I YOGYAKARTA S.712/VII-PKH/2014 10 Juli 2014

4 JAWA TENGAH S.710/VII-PKH/2014 10 Juli 2014

5 JAWA TIMUR S.711/VII-PKH/2014 10 Juli 2014

6 NUSA TENGGARA BARAT S.718/VII-PKH/2014 10 Juli 2014

7 NUSA TENGGARA TIMUR S.717/VII-PKH/2014 10 Juli 2014

8 MALUKU S.716/VII-PKH/2014 10 Juli 2014

9 PAPUA BARAT S.720/VII-PKH/2014 10 Juli 2014

9
RESPON GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA
ATAS SURAT DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN
NO PENGIRIM NOMOR SURAT TANGGAL SURAT KEPADA RINGKASAN SURAT

Menyatakan bahwa 3 IUP yang terindikasi berada


Direktorat Jenderal Planologi
1 Pemprov DIY 745/5106 21/08/2014 dalam kawasan hutan konservasi dan hutan lindung
Kehutanan
tidak berada dalam kawasan hutan Negara

Dinas ESDM Direktorat Jenderal Planologi Permohonan informasi lampiran surat dan peta lokasi
2 541/1270-PU/DESDM 29/08/2014
Kab.Bogor Kehutanan perusahaan terkait

Dinas Kehutanan 522/1268/PPH- Direktorat Jenderal Planologi 1. PT Newmont Nusa Tenggara melakukan
3 05/09/2014
Prov NTB Dishut/2014 Kehutanan pembukaan areal pada Hutan Produksi Tetap

2. Selain PT Newmont Nusa Tenggara tidak terdapat


Izin Usaha Pertambangan yang terindikasi berada
dalam kawasan hutan konservasi dan hutan lindung
di Prov NTB

1. Klarifikasi terkait WIUP Eksplorasi PT Aneka


Dinas ESDM Kab. Direktorat Jenderal Planologi
4 545/2196 08/09/2014 Tambang dan WIUP Eksplorasi PT Sinar Tambang
Banyumas Kehutanan
Arthalestari

2. WIUP Eksplorasi PT Aneka Tambang telah


dikembalikan kepada Bupati Banyumas

3. WIUP Eksplorasi PT Sinar Tambang Arthalestari


telah terbit IPPKH Eksplorasinya, terkait areal yang
berada pada kawasan hutan Lindung akan
dikeluarkan pada saat peningkatan status dari
eksplorasi menjadi OP

WIUP Sodara Sakino berada pada Badan Sungai


Pemerintah Direktorat Jenderal Planologi
5 540/5067/19 05/09/2014 Tipar dan tidak berada dalam kawasan hutan
Kabupaten Cilacap Kehutanan
konservasi

10
Lanjutan ..

TANGGAL
NO PENGIRIM NOMOR SURAT KEPADA RINGKASAN SURAT
SURAT
Memohon agar walikota dan para bupati untuk dapat
mencermati dan melakukan langkah-langkah sesuai
kewenangannya untuk menghindari terjadinya
Pemerintah Provinsi pelanggaran hukum berupa kegiatan penambangan
Walikota Kupang dan Para Bupati se- dalam Hutan Konservasi dan Hutan Lindung dengan
6 Nusa Tenggara EK.522/774/IX/2014 08/09/2014
Nusa Tenggara Timur Pola Penambangan terbuka terhadap perusahaan
Timur
yang terindikasi berada didalam kawasan hutan
tersebut

Memberikan konfirmasi IUP yang tidak berada pada


Pemerintah Provinsi Direktorat Jenderal Planologi kawasan hutan konservasi atau hutan lindung, IUP
7 540/009037 14/09/2014
Jawa Tengah Kehutanan yang tidak melanjutkan kegiatannya dan IUP yang
telah menjadi izin pinjam pakai kawasan hutan

1. Melaporkan hasil sinkronisasi dan survei lapangan


Direktorat Jenderal Planologi terhadap IUP-IUP yang bersangkutan
540/1232-
8 Bupati Lebak 10/10/2014 Kehutanan
Distamben/2014

2. Menyatakan bahwa akan segera merevisi IUP-IUP


yang terindikasi berada di Kawasan Hutan Konservasi
dan Lindung

3. Permohonan Peta Kawasan Hutan Provinsi Banten


untuk melakukan analisis terkait keberadaan IUP di
Kawasan Hutan Konservasi dan Lindung

11
REKAPITULASI DATA PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN
SAMPAI DENGAN OKTOBER 2014

IPPKH-Eksplorasi Persetujuan Prinsip IPPKH-Operasi Produksi


NOMOR PROVINSI
Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha)

1 BANTEN 1 2.206,00 1 166,92 - -

2 JAWA BARAT 4 4.235,70 20 2.544,34 27 2.054,76

3 JAWA TENGAH 5 5.970,86 5 161,68 4 176,87

4 D.I. YOGYAKARTA - - - - - -

5 JAWA TIMUR 7 19.149,22 7 139,32 10 839,92

6 NUSA TENGGARA BARAT 14 137.635,99 2 240,00 1 6.417,30

7 NUSA TENGGARA TIMUR - - 3 736,30 3 117,42

8 MALUKU 8 13.294,56 - - 1 134,63

9 PAPUA BARAT 7 43.640,00 3 6.611,80 - -

IPPKH : Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan

12
Kewajiban Pemegang Izin Pertambangan dalam Kawasan Hutan
(Permenhut P.16/Menhut-II/2014)

1. Pertambangan dalam kawasan hutan harus memiliki Izin Pinjam Pakai


Kawasan Hutan
2. Kewajiban Pemegang Izin Pertambangan dalam kawasan hutan:
a. melaksanakan reklamasi dan revegetasi pada kawasan hutan yang
sudah tidak dipergunakan tanpa menunggu selesainya jangka waktu
izin pinjam pakai kawasan hutan;
b. melakukan penanaman dalam rangka rehabilitasi DAS dengan rasio
1:1, sesuai ketentuan dan dilaksanakan sebelum jangka waktu izin
pinjam pakai kawasan hutan berakhir;
c. membayar PNBP Penggunaan Kawasan Hutan;

Catatan:
Kewajiban angka 2.b dan 2.c hanya untuk IPPKH pada provinsi dengan luas
kawasan hutan > 30%. Sedangkan pada provinsi dengan luas kawasan hutan
< 30% dibebani kewajiban untuk menyediakan lahan kompensasi yang harus
direboisasi dengan rasio 1:2.
13
REKAPITULASI PEMENUHAN KEWAJIBAN
REKLAMASI, LAHAN KOMPENSASI DAN REHABILITASI DAS

JENIS KEWAJIBAN

LAHAN
REKLAMASI REHABILITASI DAS
KOMPENSASI
NOMOR PROVINSI LUAS IPPKH
LUAS LUAS SK LUAS
LUAS BUKAAN
REKLAMASI LUAS (HA) PENETAPAN PENANAMAN
TAMBANG (HA)
(HA) (HA) (HA)

1 BANTEN* - X X
- - -

2 JAWA BARAT 2.054,76 X X


456,71 65,05 4.304,70

3 D.I YOGYAKARTA* - X X
- - -

4 JAWA TENGAH 176,87 X X


- - 586,34

5 JAWA TIMUR 839,92 X X


292,57 25,23 1.730,37
6 NUSA TENGGARA BARAT 6.417,30 X -
2.238,20 671,09 -

7 NUSA TENGGARA TIMUR 117,42 X -


- - -

8 MALUKU 134,63 X -
- - -

9 PAPUA BARAT* -
- - X - -

KETERANGAN :

* Provinsi tidak memiliki IPPKH Operasi Produksi

X Provinsi tidak dibebani kewajiban


14
REKAPITULASI PEMENUHAN KEWAJIBAN
PEMBAYARAN PNBP

PNBP

NOMOR PROVINSI
PEMBAYARAN PNBP-PKH 2008-2014 (Rp) PNBP-PKH TERUTANG S/D TAHUN 2014 (Rp)

1 BANTEN* X X

2 JAWA BARAT X X

3 D.I YOGYAKARTA* X X

4 JAWA TENGAH X X

5 JAWA TIMUR X X

6 NUSA TENGGARA BARAT - -

7 NUSA TENGGARA TIMUR 110.794.561 -

8 MALUKU 1.045.810.560 -

9 PAPUA BARAT* - -

KETERANGAN :

* Provinsi tidak memiliki IPPKH Operasi Produksi

X Provinsi tidak dibebani kewajiban

15
TERIMA KASIH

Banyak pohon, banyak rejeki

You might also like